Analisis Korelasi Spearman GAMBARAN UMUM

yang lebih baik cukup baik. Analisis ini dibuktikan dengan jawaban sebagian besar responden yang memilih arternatif jawaban setuju.

E. Analisis Korelasi Spearman

Tabel 4.7 Nonparametric Correlations Correlations kinerja Upah pelatihan bonus Spearmans rho kinerja Correlation Coefficient 1.000 .398 .329 .311 Sig. 1-tailed . .001 .004 .007 N 63 63 63 63 upah Correlation Coefficient .398 1.000 .179 .183 Sig. 1-tailed .001 . .080 .076 N 63 63 63 63 pelatihan Correlation Coefficient .329 .179 1.000 .785 Sig. 1-tailed .004 .080 . .000 N 63 63 63 63 bonus Correlation Coefficient .311 .183 .785 1.000 Sig. 1-tailed .007 .076 .000 . N 63 63 63 63 . Correlation is significant at the 0.01 level 1-tailed. Sumber: Data Primer yang diolah Analisis korelasi dari hasil output SPSS adalah sebagai berikut: a. Koefisien korelasi upah dengan kinerja adalah 0,398. Angka tersebut menunjukkan kurang kuatnya korelasi antara upah dengan kinerja karena di bawah 0,5, sedangkan tanda ‘+’ menunjukkan bahwa semakin tinggi upah seorang pekerja, akan semakin tinggi kinerja seseorang. Demikian semakin rendah upah seseorang, maka makin rendah pula kinerja seseorang. b. Koefisien korelasi pelatihan dengan kinerja adalah 0,329. Angka tersebut menunjukkan kurang kuatnya korelasi antara pelatihan dengan kinerja karena di bawah 0,5, sedangkan tanda ‘+’ menunjukkan bahwa semakin tinggi pelatihan seorang pekerja, akan semakin tinggi kinerja seseorang. Demikian semakin rendah pelatihan seseorang, maka makin rendah pula kinerja seseorang.

c. Koefisien korelasi bonus dengan kinerja adalah 0,311. Angka tersebut

menunjukkan kurang kuatnya korelasi antara bonus dengan kinerja karena di bawah 0,5, sedangkan tanda ‘+’ menunjukkan bahwa semakin tinggi pelatihan seorang pekerja, akan semakin tinggi kinerja seseorang. Demikian semakin rendah pelatihan seseorang, maka makin rendah pula kinerja seseorang. 1. Uji Signifikansi Angka Korelasi Ho : Tidak ada hubungan korelasi antara dua variabel atau angka korelasi 0 H  : Ada hubungan korelasi antara dua variabel atau angka korelasi tidak 0 Pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas:  Jika probabilitas 0,05, maka Ho diterima  Jika probabilitas 0,05, maka Ho ditolak Maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: a. Pada kolom Sig. 1-tailed, untuk korelasi variabel upah dengan kinerja didapat angka probabilitas 0,001. karena angka tersebut di bawah 0,05, maka Ho ditolak, ada hubungan yang signifikan antara upah dengan kinerja agen asuransi PT. Asuransi Allianz Life Indonesia Cabang Bekasi. b. Pada kolom Sig. 1-tailed, untuk korelasi variabel pelatihan dengan kinerja didapat angka probabilitas 0,004. karena angka tersebut di bawah 0,05, maka Ho ditolak, ada hubungan yang signifikan antara pelatihan dengan kinerja agen asuransi PT. Asuransi Allianz Life Indonesia Cabang Bekasi. c. Pada kolom Sig. 1-tailed, untuk korelasi variabel upah dengan kinerja didapat angka probabilitas 0,007. karena angka tersebut di bawah 0,05, maka Ho ditolak, ada hubungan yang signifikan antara bonus dengan kinerja agen asuransi PT. Asuransi Allianz Life Indonesia Cabang Bekasi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh reward terhadap tingkat kinerja agen asuransi. Atas dasar yang telah dikumpulkan dan dianalisis dengan teknik spearman rank, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai faktor yang mempengaruhi reward terhadap tingkat kinerja agen asuransi, sebagai berikut: d. Koefisien korelasi upah dengan kinerja adalah 0,398. Angka tersebut menunjukkan kurang kuatnya korelasi antara upah dengan kinerja karena di bawah 0,5, sedangkan tanda ‘+’ menunjukkan bahwa semakin tinggi upah seorang pekerja, akan semakin tinggi kinerja seseorang. Demikian semakin rendah upah seseorang, maka makin rendah pula kinerja seseorang. Sedangkan koefisien korelasi pelatihan dengan kinerja adalah 0,329. Angka tersebut menunjukkan kurang kuatnya korelasi antara pelatihan dengan kinerja karena di bawah 0,5, sedangkan tanda ‘+’ menunjukkan bahwa semakin tinggi pelatihan seorang pekerja, akan semakin tinggi kinerja seseorang. Demikian semakin rendah pelatihan seseorang, maka makin rendah pula kinerja seseorang. Dan koefisien korelasi bonus dengan kinerja adalah 0,311. Angka tersebut menunjukkan kurang kuatnya korelasi antara bonus dengan kinerja karena di bawah 0,5, sedangkan tanda ‘+’