Analisis Budidaya Analisis Pendapatan

lain. Data sekunder merupakan data penunjang data primer yang berfungsi untuk memberikan gambaran umum mengenai lokasi penelitian.

4.4. Metode Pengumpulan

Data Pengumpulan data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Bogor, Pemerintah Kecamatan Cigombong. Data sekunder mengenai pengetahuan umum tentang pertanian diperoleh dari berbagai literatur yang terdapat di perpustakaan dan browsing melalui intenet. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara terstruktur, yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada petani berdasarkan kuisioner yang telah disiapkan.

4.5. Metode Analisis

4.5.1. Analisis Budidaya

Untuk analisis budidaya ini maka data akan disajikan secara deskriptif, mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan usahatani padi sehat yang membedakannya dengan usahatani secara anorganikkonvensional oleh petani setempat.

4.5.2. Analisis Pendapatan

Analisis mengenai pendapatan usahatani dapat dimulai dengan melakukan perhitungan terhadap pendapatan kotorpenerimaan total usahatani. Penerimaan total adalah nilai produksi komoditas pertanian secara keseluruhan sebelum dikurangi biaya produksi. Perhitungannya dapat dilakukan dengan melakukan perkalian antara jumlah produksi yang diperoleh dengan harga jual dari produk. Jumlah produksi yang dimaksud berupa seluruh hasil produksi yang diperoleh, termasuk yang dijual, disimpan, dibagikan pekerja, untuk bibit, dan sebagainya. Pernyataan ini berdasarkan Soekartawi 1995 dapat dirumuskan sebagai berikut: Keterangan: TR = penerimaan total Total Revenue Y = produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani Py = harga Y TR = Y.Py Hasil perhitungan dari penerimaan total dapat digunakan untuk menganalisis pendapatan usahatani. Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap, merupakan biaya yang dikeluarkan dalam usahatani yang besar kecilnya tidak tergantung dari besar kecilnya output yang diperoleh, misalnya pajak, sewa lahan, alat-alat pertanian, dan mesin pertanian, sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan untuk usahatani yang besar kecilnya dipengaruhi oleh perolehan output, misalnya tenaga kerja, pupuk, dan lain-lain. Rumus dari pendapatan usahatani berdasarkan Soekartawi 1995 adalah sebagai berikut: Keterangan: Pd = pendapatan usahatani TR = penerimaan total total revenue TC = biaya total total cost FC = biaya tetap fixed cost VC = biaya variabel variabel cost Biaya penyusutan pada dasarnya bertitik tolak pada harga perolehan cost sampai dengan modal tersebut dapat memberikan manfaat Suratiyah, 2009 atau biaya penyusutan alat dapat diperoleh dengan membagi selisih antara nilai pembelian dengan nilai sisa yang ditafsirkan dibagi umur ekonomi dari alat tersebut. Berdasarkan Suratiyah 2009 perhitungan penyusutan berdasarkan metode garis lurus straight line method adalah sebagai berikut: Biaya penyusutan = cost – nilai sisa umur ekonomis tahun Keterangan: Cost = nilai pembelian 4.5.3. Analisis Efisiensi Pendapatan Usahatani Pendapatan yang dihasilkan pada kegiatan usahatani belum mencerminkan tingkat efisiensi. Dengan demikian sangat diperlukan untuk mengetahui Pd = TR – TC TC = FC + VC perhitungan efisiensi usahatani berdasarkan pendapatannya. Adapun beberapa perhitungannya dapat ditulis sebagai berikut Hernanto, 1991: a. Penghasilan Kerja Usahatani per Setara Pria Return to family labour = E – F – G Σ Tenaga kerja keluarga HOK Dimana: E = Penerimaan usahatani Rp F = Pengeluaran total Rp G = Pengeluaran yang diperhitungkan biaya tenaga kerja keluarga b. Pendapatan per Unit Areal Usahatani Return to land = E – F – G Luas areal hektar Dimana: E = Penerimaan usahatani Rp F = Pengeluaran total Rp G = Pengeluaran yang diperhitungkan biaya sewa lahan c. Rasio Imbangan Penerimaan dan Biaya RC Rasio Analisis selanjutnya adalah melakukan perbandingan antara penerimaan total dengan biaya total. Analisis ini dikenal dengan analisis Return Cost RC rasio. Pernyataan tersebut berdasarkan Soekartawi 1995 dapat dirumuskan sebagai berikut: TC TR C R  Keterangan: RC = imbangan penerimaan terhadap biaya TR = penerimaan total total revenue TC = biaya total total cost Kriteria keputusan; RC 1, usahatani untung RC 1, usahatani rugi RC = 1, usahatani impas tidak untung maupun rugi Pendapatan usahatani dan nilai RC rasio dapat diperoleh dengan menentukan terlebih dahulu nilai penerimaan revenue dan biaya cost. Untuk memudahkan dalam menentukan nilai tersebut maka dapat dilihat pada perhitungan yang tertera pada Tabel 2. Tabel 2. Perhitungan Usahatani dan Nilai RC Rasio Sumber : 7 Perhitungan pada tabel diatas juga dapat digunakan untuk menentukan nilai penerimaan dan biaya serta tingkat pendapatan pada usahatani padi konvensional yang pada penelitian ini dijadikan pembanding. Namun, dalam perhitungannya terdapat beberapa komponen yang dihilangkan atau ditambahkan seperti pada biaya tunai, pupuk organik dirubah menjadi pupuk kimia dan ditambahkan oleh komponen pestisida. Perhitungan pendapatan pada Tabel 2 dibedakan menjadi pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya tunai diperoleh dari total penerimaan yang dikurangi dengan biaya yang diperhitungkan, untuk pendapatan atas biaya total dihasilkan dari pengurangan antara biaya tunai dengan total biaya. Total biaya yang dimaksud ialah penjumlahan dari biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Perhitungan total biaya diperlukan guna menggambarkan keadaan petani yang sebenarnya karena tidak hanya menilai biaya secara tunai. Sedangkan perhitungan atas pendapatan tunai ialah penerimaan total setelah dikurangi oleh biaya tunai. 7 Departemen Agribisnis. 2007. Handoust Usahatani. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. A. Pendapatan tunai Harga x Hasil panen yang dijual Kg B. Pendapatan yang diperhitungkan Harga x Hasil panen yang dikonsumsi Kg C. Total penerimaan A + B D. Biaya tunai Benih, Pupuk organik, Tenaga Kerja Luar Keluarga TKLK, Sewa lahan E. Biaya diperhitungkan Tenaga Kerja Dalam Keluarga TKDK, Penyusutan alat F. Total Biaya D + E G. Pendapatan atas biaya tunai C – D H. Pendapatan atas biaya total C – F I. Pendapatan Tunai A – D J. RC atas biaya Tunai C G K. RC atas biaya Total C H

4.5.4. Analisis Risiko Penggunaan Tenaga Kerja

Dokumen yang terkait

Analisis Sistem Usahatani Padi Organik (Suatu Studi Perbandingan, Kasus Desa Segaran, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah)

0 10 113

Kelembagan Berkelanjutan dalam Pertanian Organik (Studi Kasus Komunitas Petani Padi Sawah, Kampung Ciburuy,Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat)

6 103 177

Evaluasi kemitraan petani padi dengan lembaga pertanian sehat dompet dhuafa republika desa Ciburuy, kecamatan Cigombong kabupaten Bogor

0 4 216

Penataan kelembagaan pertanian dalam penerapan sistem pertanian padi sehat (studi di kampung Ciburuy, desa Ciburuy, kecamatan Cigombong, kabupaten Bogor)

1 22 173

Analisis efisiensi teknis, pendapatan dan peranan kelembagaan petani pada usahatani padi sehat (Kasus Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

1 15 282

Penerapan Teknologi Pertanian Padi Organik Di Kampung Ciburuy, Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor

0 6 107

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sehat di Desa Ciburuy Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor

3 9 218

Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Usahatani Padi Semiorganik di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong,Kabupaten Bogor

3 28 148

Penerapan LEISA pada Usahatani Padi Sehat dan Pengaruhnya terhadap Pendapatan Usahatani di Gapoktan Harapan Maju dan Gapokan Silih Asih, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 10 98

Analisis Perbandingan Usahatani Dan Pemasaran Antara Padi Organik Dan Padi Anorganik (Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 3 190