untuk menentukan perkiraan harga jual atau keuntungan relatif yang diperoleh dari penjualan komoditi hasil usahatani. Dalam analisis ini digunakan dua unsur
yang menjadi perhitungan utama, yaitu produksi kotor dan biaya total. Produksi kotor merupakan total produksi yang dihasilkan cabang usahatani, sedangkan
biaya atau pengeluaran total adalah pengeluaran yang diperlukan untuk menghasilkan produksi tersebut.
Selisih antara pendapatan kotor usahatani dengan total pengeluaran usahatani disebut pendapatan bersih usahatani. Pendapatan bersih usahatani ini
mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani akibat dari penggunaan faktor– faktor produksi atau pendapatan bersih usahatani ini merupakan ukuran
keuntungan usahatani yang dapat digunakan untuk menilai dan membandingkan beberapa usahatani lainnya, maka ukuran yang digunakan untuk menilai usahatani
ialah dengan penghasilan bersih usahatani yang merupakan pengurangan antara pendapatan bersih usahatani dengan bunga pinjaman, biaya yang diperhitungkan
dan penyusutan.
3.1.5. Efisiensi Pendapatan Usahatani
Menurut Hernanto 1991, besarnya pendapatan usahatani yang diperoleh petani belum cukup menggambarkan tingkat efisiensi. Dengan demikian
diperlukan ukuran-ukuran untuk mengetahui tingkat efisiensi penghasilan usahatani. Adapun ukuran efisiensi pendapatan usahatani diantaranya sebagai
berikut: a.
Penghasilan Kerja Usahatani per Setara Pria Penghasilan kerja usahatani per setara pria farm labour earning per man
equivalent dapat dikatakan sebagai imbalan kepada tenaga kerja return to
labour . Pengukuran tersebut juga dapat diaplikasikan untuk mengukur imbalan
kepada tenaga keluarga return to family labour. Menurut Soekartawi 1986, return to family labour
dapat dihitung dari penghasilan bersih usahatani dengan mengurangkan bunga modal petani yang diperhitungkan. Ukuran imbalan ini
dapat dibagi dengan jumlah anggota keluarga yang bekerja dalam usahatani untuk memperoleh taksiran imbalan kepada tiap orang return per man. Angka ini
dapat dibandingkan dengan imbalan atau upah kerja di luar usahatani.
b. Pendapatan per Unit Areal Usahatani
Tingkat efisiensi pendapatan usahatani dapat dilihat dari pendapatan per unit areal usahatani net farm output per unit of farm area. Pendapatan per areal
usahatani merupakan ukuran produktivitas tanah usahatani yang merupakan hasil perhitungan dari pendapatan usahatani dibagi dengan luas areal usahatani return
to land Hernanto, 1991.
c. Analisis Imbangan Penerimaan terhadap Biaya RC Rasio
Salah satu ukuran efisiensi pendapatan adalah penerimaan untuk setiap rupiah yang dikeluarkan Revenue Cost Ratio atau RC rasio. Rasio penerimaan
atas biaya menunjukkan berapa besarnya penerimaan yang akan diperoleh dari setiap produk dari setiap rupiah yang dikeluarkan dalam produksi usahatani.
Dengan analisis ini dapat diketahui apakah suatu usahatani menguntungkan atau tidak. Jika nilai imbangan penerimaan terhadap biaya lebih besar atau sama
dengan satu, maka usahatani tersebut menguntungkan. Sebaliknya jika nilai imbangan penerimaan terhadap biaya kurang dari satu berarti belum
menguntungkan. Secara teoritis dengan imbangan penerimaan terhadap biaya sama dengan satu artinya tidak untung dan tidak rugi.
3.2. Kerangka Pemikiran