Metode Penelitian Sistematika Penulisan

13

BAB II KRIMINALISASI DALAM PERSPEKTIF PEMIDANAAN

A. Pengertian Kriminalisasi

1. Kriminalisasi dalam Perespektif Hukum Positif

Sebelum memberikan penjelasan perihal kriminalisasi kita perlu pelajari ilmu kriminologi sebagai komponen dalam memahami kriminalisasi, karena kriminalisasi merupakan salah satu bagian dari ilmu kriminologi. Dimana kata kriminologi berasal dari kata crimen yang berarti kejahatan, dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi kriminologi adalah pengetahuan tentang kejahatan yang secara umum berarti ilmu untuk mempelajari kajahatan dari berbagai aspek sehingga diharapkan dapat memperoleh pemahaman mengenai fenomena kejahatan dengan baik. Adapun hal yang dipelajari dari fenomena-fenomena kejahatan tersebut dalam masyarakat dinamakan sebagai “kriminalitas atau kajahatan” dengan syarat-syarat dan kriterianya yaitu 8 : a. Merupakan perbuatan atau perilaku manusia; b. Melanggar norma hukum pidana, terutama yang telah di undangkan dan sebagai materi studinya yang belum dituangkan sebagai kejahatan namun terasa “itu perbuatan jahat”; c. Perilaku manusia yang “jahat” ini ditandai dengan: 8 Prof. Dr. Soedjono Dirjosisworo, Anatomi Kejahatan di Indonesia, gelagat dan proyeksi antisipasinya pada awal abad ke 21, Bandung: Granesia, 1996, h. 3 1 Mengakibatkan kerugian-kerugian material maupun non-material 2 Membawa korban baik individual, kelompok maupun aparatur pemerintahan. d. Oleh karena itu harus dicegah dan diberantas atau ditanggulangi. Untuk itu di undangkanlah hukum pidana, hal ini dimaksudkan untuk melakukan pencegahan agar orang tidak berbuat. Hal ini berarti bahwasannya hukum pidana berfungsi sebagai sarana “prevensi umum”, dan yang termasuk prevensi khususnya adalah mencegah mereka yang terpidana agar tidak kambuh menjadi “jahat” lagi. Dalam prevensi khusus ini lebih diperlukan metode pembinaan yang mengarahkan pada “pemasyarakatan”. Untuk ini perlu pula adanya pembinaan terhadap masyarakat yang akan menerima mereka yang telah menjalani pemasyarakatan. Adapun objek dari studi kriminologi tersebut adalah mencakup perihal kejahatan, pelaku kejahatan, dan reaksi masyarakat terhadap kejahatan. Kajian pokok dari kriminologi adalah kejahatan yang termuat dalam hukum pidana, dan keberadaannya sangat berkaitan dengan hukum pidana, dimana kedua disiplin ilmu ini saling berkaitan dan saling bergantung antara satu dengan yang lainnya, bahkan sebelumnya kriminologi dianggap sebagai bagian dari hukum pidana. Dalam perkembangannya kriminologi dijadikan sebagai ilmu yang membantu hukum pidana ilmu pembantu, dalam perkembangannya sekarang kriminologi sudah menjadi disiplin ilmu yang berdiri sendiri 9 . Dalam kamus hukum internasional dan indonesia, kriminalisasi adalah suatu proses memperhatikan perilaku yang semula tidak dianggap sebagai peristiwa pidana tetapi kemudian digolongkan sebagai peristiwa pidana oleh masyarakat, 10 sedangkan dalam kamus hukum lain mendefinisikan bahwa kriminalisasi adalah proses semakin banyaknya sikap yang dianggap sebagai kejahatan oleh hukum pidana atau perundang-undangan. 11 Sedangkan Abdussalam dalam bukunya “kriminologi” menjelaskan bahwa pengertian kriminalisasi adalah pandangan serta tanggapan masyarakat terhadap perbuatan atau gejala yang timbul di masyarakat yang dipandang sebagai suatu peristiwa yang bisa merugikan atau membahayakan masyarakat luas tetapi undang- undang belum mengaturnya. 12 Adapun kebijakan dalam penyusunan kriminalisasi mengambil dari tiga sumber bahan yang sudah ada yaitu terdiri dari: 1. KUHP Wvs yang masih berlaku; 2. Konsep BAS tahun 1977; 3. Undang-Undang diluar KUHP. 13 9 Teguh Prasetyo, Kriminalisasi dalam Hukum Pidana, Bandung: Nusa Media, 2010, h. 17 10 Soesilo Prajogo, Kamus Hukum Internasional dan Indonesia, Jakarta: Wacana Intelektual, 2007, h. 266 11 Kamus Hukum, Bandung : Citra Umbara 2008, h. 231 12 Abdussalam , Kriminologi, Jakarta: Restu Agung, 2007, h. 18