Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974

dispensasi bagi orang yang hendak melakukan perkawinan yang pelakunya masih di bawah umur.

2. Undang-Undang Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002

Berangkat dari kasus perkawinan di bawah umur antara puji Pujiono Cahyo Widianto dengan seorang anak yang bernama Lutfiana Ulfa yang masih berumur 12 dua belas tahun, dengan adanya pernikahan tersebut Puji dipidana oleh pengadilan negeri semarang dengan vonis 4 empat tahun penjara dan denda Rp 60 juta enam puluh juta rupiah, karena telah dinilai terbukti terdapat unsur penipuan, melakukan serangkaian kebohongan, atau bujuk rayu untuk melakukan persetubuhan sebagaimana tercantum dalam pasal 81 Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak. Dari kasus itu jelas bahwasanya undang-undang ini berisikan esensi dari pertanggungjawaban pidana bagi pelaku perkawinan di bawah umur. Namun pertanggungjawaban pidana yang telah diterima oleh puji pada prinsipnya disebabkan bukan karena perbuatannya melakukan perkawinan dengan seorang anak yang masih di bawah umur tapi hal yang menjadi sebuah entri poin kenapa dia kemudian bisa di hukum dengan tindakannya tersebut, adalah disebabkan karena dia telah dinilai terbukti pada sebuah tindakan eksploitasi seksual terhadap anak yang terbukti masih di bawah umur, dan tidak menutup kemungkinan dari adanya pernikahan di bawah umur sang pelaku memang mempunyai kelainan seks yaitu pedophilia. Dan hukum yang berlaku di indonesia yang terkait dengan hal itu adalah Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 pasal 81 yang menyebutkan 54 : 1 setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan anak melakukan persetubuhan denganya atau dengan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 lima belas tahun dan paling singkat 3 tiga tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000, 00 dan paling sedikit Rp 60.000.000,00. 2 Ketentuan pidana sebagaimana pada ayat 1 berlaku pula bagi setiap orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain. Dengan diberlakukannya undang-undang no.23 Tahun 2002 pasal 81 tentang perlindungan anak adalah salah satu langkah yang tepat untuk memberikan perlindungan terhadap hak-hak anak indonesia, khususnya yang berkaitan dengan masalah pedophilia 55 , dan perkawinan di bawah umur sebab undang-undang tersebut secara umum menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapatkan perlindungan dari adanya diskriminasi dan kekerasan. 54 Kementrian Pemberdayaan Perempuan RI dan Departemen Sosial RI Undang-Undang Perlindungan Anak, Jakarta: Kementrian Pemberdayaan Perempuan RI dan Departemen Sosial RI 2003, h. 43-44 55 Yudhasmara Foundation, pedophilia. Artikel diakses pada 9 september 2011 dari http: judarwantogmail.com , http:pedophiliasexabuse.wordpress.com Selain itu dalam pasal 81 dalam undang-undang ini pada bagian ke empat pasal 26 ayat 1 poin C ini ditegaskan bahwa orang tua berkewajiban mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak 56 . Namun jika hal itu terjadi maka orang tua juga bisa dikenai hukuman, tetapi hal itu sama sekali tidak berkaitan dengan perkawinan di bawah umur, karena dalam urusan perkawinan adalah lebih ke masuk dalam wilayah hukum perdata. Jika dilihat dari persepektif hukum islam perkawinan yang terjadi antara puji dengan lutfiana ulfa sudah bisa dikatakan sah secara agama dengan adanya keterangan surat resmi dari MUI Jateng pada kejaksaan negeri ambarawa yang isinya menyatakan pernikahan puji dengan ulfa sudah sah menurut ajaran islam 57 , jika MUI sudah menyatakan sah dipastikan perkawinan itu sudah memenuhi rukun dan syarat nikah diantaranya dengan adanya: 1 shighah ijab dan qobul, 2 calon istri, 3 calon suami dan, 4 wali, hal ini sesuai dengan pendapat jumhur ulama yang berbeda dengan pendapat hanafiah, yang mengatakan bahwa rukun nikah itu ada dua yaitu ijab dan qobul. Namun jika dilihat dalam persepektif hukum di indonesia dengan adanya undang-undang spesialis anak yaitu Undang-Undang No.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, pelaku perkawinan dengan anak di bawah umur, dengan adanya dalih inilah puji divonis 4 empat tahun penjara dengan denda Rp 60 juta enam puluh juta rupiah. 56 Ibid., h. 22 57 Basfin Siregar, syeikh puji divonis 4 tahun, Artikel diakses pada tanggal 23 maret 2011 dari httpnew.gatra.comindex.php?option=com_contentview=articleid=339:syeikh puji divonis 4 tahun.