30 Data artinya informasi yang didapat melalui pengukuran-pengukuran
tertentu, untuk digunakan sebagai landasan dalam menyusun argumentasi logis menjadi fakta. Sedangkan fakta itu adalah kenyataan yang telah diuji
kebenarannya secara empiris, antara lain melalui analisis data Abdurrahmat, 2005:104
Analisis data dalam penelitian ini akan diupayakan untuk memperdalam atau menginterpretasikan secara spesifik dalam rangka menjawab keseluruhan
pertanyaan penelitian.
Adapun proses yang dilakukan adalah: 1. Mewawancarai beberapa tokoh masyarakat Tionghoa, untuk memudahkan
penulis untuk mengerjakan tulisan ini, serta mendapatkan informasi tentang makna tradisi persembahan makanan, membakar harta, membakar
transportasi, dan membagikan sembako, serta tata cara pelaksanaannya. 2. Mengumpulkan buku-buku atau jurnal-jurnal yang diharapkan dapat
mendukung penelitian ini kemudian memilih data yang dianggap paling penting dan penyusunannya secara sistematis.
3. Pemaknaan antara lambang menjadi arti. 4. Berdasarkan data-data yang diambil, lalu penulis dapat membuat
kesimpulan dari hasil yang diteliti dalam proses jalannya penelitian ini.
3.4.1 Lokasi Penelitian`
Lokasi penelitian berada di beberapa tempat di Kota Pematangsiantar khususnya di Jl. Pane vihara Avalokitesvara. Vihara Avalokitesvara merupakan
31 salah satu bangunan tempat ibadah terpopuler di Pematangsiantar. Bangunan
vihara ini sangat megah dan memiliki eksotika yang luar biasa indahnya. Vihara Avalokitesvara ini terletak di pusat kota Pematangsiantar dan sangat mudah sekali
dijangkau karena letaknya yang sangat strategis. Vihara Avalokitesvara ini mempunyai beberapa hal yang sangat menarik.
Salah satunya adalah patung Dewi Kwan Im terbesar di Asia Tenggara yang tampak begitu megah yang menghiasi halaman vihara. Selain patung Dewi Kwan
Im, di sekitar halaman vihara Avalokitesvara ini juga berdiri beberapa patung lainnya, seperti patung dari beberapa shio yang letaknya berurutan sesuai urutan
shio. Patung-patung tersebut di wujudkan dalam bentuk hewan-hewan. seperti
ayam, tikus, kerbau, ular, kuda, macan, kelinci, naga, monyet, babi, anjing dan kambing.
Beberapa vihara lain yang menjadi lokasi penelitian adalah Jl. Thamrin no.7 vihara Bhagya Fo Lian Tang , Jl. Thamrin no.636465 perpustakaan
vihara Bhagya, , Jl. Pematang vihara Ci Fa Gong Pematangsiantar dan
perumahan masyarakat Tionghoa yang berada di Kecamatan Dwikora. Pemilihan lokasi penelitian ini, karena disini terdapat banyak masyarakat Tionghoa,
sehingga penulis lebih mudah untuk mewawancarai masyarakat Tionghoa.
32 Gambar 2:
Vihara Avalokitesvara Pematangsiantar Dokumentasi: Diah Soviana, 2014
Gambar 3: 12 Shio di Vihara Avalokitesvara
33
BAB IV GAMBARAN UMUM
AJARAN TAOISME DAN BUDDHISME
4.1 Ajaran Taoisme
Ajaran Tao tercipta atas dasar reaksi alamiah manusia dalam menjalani kehidupan yang penuh tantangan dan misteri. Setelah perjalanan panjangnya
selama 5.000 tahun, kini terwarisi berbagai metode Tao. Metode untuk menjalani hidup yang berlandaskan alamiah, selaras dan mengikuti kodrat alam. Metode
yang merupakan reaksi alamiah manusia untuk bertahan hidup, meningkatkan kualitas hidup, mengungkap misteri hidup serta memberi arti hidup.
Haryono 1994:33 menyimpulkan bahwa pada dasarnya filsafat Taoisme dibangun dengan tiga kata, yaitu:
1. Tao Te, “tao” adalah kebenaran, hukum alam, sedangkan “te” adalah kebajikan. Jadi Tao Te berarti hukum alam yang merupakan irama dan
kaidah yang mengatur bagaimana seharusnya manusia menata hidupnya. 2. Tzu-Yan artinya wajar. Manusia seharusnya hidup secara wajar, selaras
dengan cara bekerja sama dengan alam. 3. Wu-Wei berarti tidak campur tangan dengan alam. Manusia tidak boleh
mengubah apa yang sudah diatur oleh alam. Pada zaman pertengahan Dinasti Han muncul seseorang yang bernama
Zhang Dao Ling, yang juga menulis kitab Tao. Zhang Dao Ling juga menyembuhkan orang sakit, membuat jimat sehingga banyak orang m enjadi