HASIL PENELITIAN PENUTUP Sistematika Penulisan

Secara umum, resiliensi menunjuk pada faktor-faktor dan proses-proses pada perilaku negatif yang dihubungkan dengan stress sehingga dapat beradaptasisecara positif meskipun dalan keadaan yang sengsara. Banyak tokoh yang mendefinisikan resiliensi, sehingga definisi resiliensi berbeda-beda dan sangat bervariasi. Kaplan dalam McCubbin 2001 menyebutkan bahwa terdapat empat perspektif pada konsep resiliensi yang menghasilkan variabilitas dalam definisi resiliensi. Dalam “Challenges to the Definition of Resilience ” McCubbin 2001 menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi bervariasinya definisi resiliensi, yaitu: 1 Pertama: Hubungan antara resiliensi dan faktor-faktor akibat outcome faktors contohnya: mendefinisikan resiliensi menjadi sebagai variabel penengah moderator variabel ketika menguji hubungan antara kesengsaraan dan akibat yang dihasilkan. 2 Kedua: Variasi dalam konseptualisasi resiliensi sebagai seperangkat akibat yang utama. Hasil ini didefinisikan dalam banyak perbedaan, seperti penambahan keterampilan sosial, perkembangan emosi, dan atau pencapaian akademik. Atau outcome yang negatif seperti menggunakan narkoba, kenakalan remaja dan meningkatnya aktivitas seksual. Outcome ini juga dekat dengan perspektif faktor positif seperti kesejahteraan psikologi, self-efficacy atau Self-esteem. 3 Ketiga: Mendefinisikan dan mengatur unsur resiliensi yang dapat mempengaruhi akibat yang akan dimunculkan. Contohnya: variabel yang mempengaruhi keterampilan koping, sikap-sikap dalam menghadapi rintangan, atau faktor-faktor lingkungan seperti dukungan keluarga dan keterlibatan komunitas. 4 Resiliensi dipandang sebagai sekelompok faktor-faktor resiko risk faktors, yang memberikan makna pada respon manusia yang bertahan dan kembali pulih dari kesengsaraan, seperti: a. Mengukur signifikansi dalam satu periode waktu kehidupan seseorang. Kejadian ini bisa merupakan kejadian yang positif seperti kelahiran anak, pernikahan, dan bisa merupakan kejadian negatif, seperti kematian keluarga dan sakit tidak sehat. b. Mengukur stressor yang spesifik seperti bencana alam atau kejadian yang khusus seperti perceraian atau kehilangan orang tua. c. Menguji faktor resiko untuk memperhatikan stressor yang kronis atau stress yang beruntun atau konstelasi. Berdasarkan pemaparan dari beberapa definisi resiliensi diatas, serta uraian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi bervariasinya definisi resiliensi, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa resiliensi adalah suatu kemampuan untuk dapat mempelajari, bertahan, dan mengatasi segala keadaan yang sulit untuk dihadapi dan tidak dapat dihindari.