Tata Rias Kostum dan Tata Rias

84

4.1.3.2 Tata Rias

Sesuai dengan pendapat Soetedjo 1983:4 dalam Laporan Penelitian ASKI oleh Risnawati tadi bahwa tata rias yang tepat juga berguna memperjelas sesuai tema tari yang disajikan dan akan dinikmati penonton. Persiapan tata rias yang digunakan juga sangat diperlukan oleh penari dan pemusik untuk mendukung pertunjukan yang mereka sajikan di lapangan. Begitu pula pada pertunjukan tari Galombang ini, dalam persiapannya penari harus memperhatikan tata rias mereka. Biasanya yang menjadi tata rias mereka lebih dipercayakan mereka pada diri mereka masing-masing. Mereka tidak perlu ke salon, karena menurut ibu Riza yang namanya penari harus bisa merias diri sendiri. Akan tetapi warna make up dan segala perlengkapannya disesuaikan dengan kesepakatan bersama agar seragam. Tata rias ini terbagi 2, yaitu sebagai berikut. a Tata rias wajah atau make-up, biasanya dalam keseragamannya, tiap-tiap pasangan dalam kesemaan pakaiannya warna make-upnya disesuaikan dengan kecocokan warna pakaian yang dikenakannya. Dalam tata rias wajah yang digunakan ada foundation alas bedak, bedak, eye shadow, shading, blush on, celak, bulu mata palsu, lipstick. Foundation yang digunakan penari adalah foundation yang bisa tahan lama. Bergerak banyak dan terkena sinar matahari akan menghasilkan keringat yang berlebihan, agar polesan make-up tidak luntur makanya menggunakan foundation yang tahan lama. Bedak yang dipilih penari untuk digunakan biasanya warna bedak yang masuk dengan warna kulit. Eye shadow yang digunakan biasanya ada 3 tingkatan warna, pada tingkat pertama warna yang dipilih adalah warna yang serupa dengan warna pakaian yang dikenakan. Misalnya, jika pakaian yang digunakan adalah warna Universitas Sumatera Utara 85 merah, maka warna eye shadow tingkat pertamanya digunakan warna merah. Jika warna pakaian yang digunakan warna kuning, maka eye shadow tingkat pertamanya digunakan warna kuning pula, begitu seterusnya. Pada eye shadow tingkat kedua biasanya menggunakan warna gelap, seperti hitam dan coklat, posisi ini dibuat di bagian sudut mata agar nampak pertegasan pada mata. Tingkat ke-3 atau paling atas di buat warna putih. Setelah 3 tingkatan tersebut ditempelkan bulu mata palsu agar terlihat lebih indah. Shading yang digunakan untuk penegasan pada hidung, dan blush on digunakan untik penegasan pada bagian pipi. Sedangkan celak digunakan untuk penegasan pada alis mata. Begitu juga pada bibir, dalam penegasannya digunakan lipstick yang berwarna merah. Tatanan make up pada penari laki-laki lebih sederhana daripada penari perempuan. Pada penari laki-laki hanya menggunakan foundation, bedak, dan celak pada alis dan lingkar mata bawah sebagai penajaman mata. b Tata rias rambut, pada penataan rambut, masing-masing penari mengikat rambutnya menjadi satu. Setelah diikat dipasangkan sanggul, dan diberi pernak- pernik hiasan seperti bunga dan sunting agar terlihat indah. Kemudian tiap pasangan penari mengenakan tengkuluk ataupun magek. Aspek gerak, ragam tarian, pola gerak, pola lantai, pakaian dan asesori untuk para penari tarian Galombnag ini menjadi bahagian yang integral dalam konteks penyajiannya di dalam upacara perkawinan adat Minangkabau, termasuk di Kota Medan. Unsur-unsur tarian ini harus disadari dan difahami oleh setiap penari tarian ini. apalagi jika ia seorang penari profesional. Namun demikian, selain aspek tarian, yang juga penting adalah aspek musik pengiring, seperti uraoan berikut. Universitas Sumatera Utara 86 4.2 Struktur Musik Iringan 4.2.1 Analisis Musik Menurut Nettl, 1964:98 ada dua pendekatan berkenaan dengan pendeskripsian musik yaitu: 1 kita dapat mendeskripsikan dan menganalisis apa yang kita dengar; 2 kita dapat menuliskan berbagai cara keatas kertas dan mendeskripsikan apa yang kita lihat. Dari dua hal di atas untuk memvisualisasikan musik iringan tari Galombang, penulis melakukan transkripsi agar lebih muda menganalisisnya terutama tangga nada, motif, kadensa, dan lain-lain. Sehingga dengan demikian diharapkan dapat membantu kita untuk mengkomunikasikan kepada pihak lain tentang apa yang kita pikirkan dari apa yang kita dengar. Dalam pentranskripsian, penulis menggunakan notasi Barat untuk memperlihatkan bunyi musikal yang terdengar. Sebagaimana dikatakan oleh Nettl, 1964:94 yang mengutip pendapat Seegers tentang penulisan notasi musik bahwa notasi musik terdiri dari dua bagian yaitu notasi deskriptif dan notasi preskriptif. Lebih lanjut dikatakan bahwa notasi deskriptif ialah notasi yang menggambarkan secara terperinci aspek-aspek musikal yang terdapat pada musik. Sedangkan notasi preskriptif hanya menuliskan bagian-bagian yang dianggap menonjol dalam suatu musik tanpa harus menuliskan secara lengkap hal-hal yang ada dalam musik. Oleh karena itu, dalam skripsi ini penulis menggunakan pendekatan yang pertama yaitu notasi deskriptif. Salah satu dari notasi deskriptif adalah penggunaan notasi balok. Hal ini didukung oleh keberadaannya yang dianggap secara efektif dalam pentranskripsian. Demikian pula tinggi rendahnya nada, simbol-simbol nada pada garis paranada, durasi, ritmis, dan lain-lain. Alasan dalam Universitas Sumatera Utara 87 hal ini dikarenakan notasi Barat dapat mewakili nada-nada yang terdapat dalam musik iringan tarian ini, dan juga sering digunakan dalam penulisan suatu musik. Musik dalam pertunjukan tari Galombang pada perkawinan masyarakat Minangkabau di Kota Medan hanya sebagai musik pengiring. Keberadaan musik iringan dalam tari Galombang merupakan hal yang berkaitan, dimana tari ini mengikuti musik. Iringan musik menjadi pembentuk suasana, dan untuk memperjelas tekanan-tekanan gerakan begitu juga pergantian ragam dan pola-pola gerakan yang ada. Dalam mengiringi tari Galombang, lagu yang dimainkan bernama lagu Tigo Duo. Ada 3 struktur musik iringan yang baku digunakan. Pertama musik pembuka, yaitu menggunakan 2 alat musik, yakni tasa dan gandang tambua. Kedua alat musik ini saling bersahut-sahutan. Kedua adalah musik Galombang, menggunakan 4 alat musik, yakni tasa sebagai peningkah atau bisa dikatakan sebagai pengisi, gandang tambua sebagai pembawa ritem dasar untuk tarian, talempong pacik sebagai pembawa melodi dan ritem interloking, dan puput serunai sebagai pembawa melodi yang dikembangkan improvisasi. Yang ketiga musik penutup, yang juga menggunakan ke-4 alat musik tadi yaitu tasa, gandang tambua, talempong pacik, dan serunai. Pada ke-4 alat musik ini yang menjadi pembawa tempo yang paling penting dalam pembuka dan penutup musik adalah tasa. Dalam menganalisa struktur musik pengiring tari Galombang ini, penulis hanya menganalisa pada alat musik talempong dan puput serunai, hal ini dikarenakan kedua alat musik ini berfungsi sebagai pembawa melodi. Penganalisisan musik yang penulis lakukan pada ensambel talempong pacik berupa nada dasar yang digunakan, dan ritem. Sedangkan untuk puput serunai, penulis menggunakan teori William P. Malm yang dikenal dengan teori weighted scale dan hal-hal yang harus diperhatikan Universitas Sumatera Utara 88 dalam mendeskripsikan melodi, yaitu 1 tangga nada scale, 2 nada dasar pitch center, 3 wilayah nada range, 4 jumlah nada frequency of note, 5 jumlah interval, 6 pola kedensa cadence patterns, 7 formula melodik melody formula, dan 8 kontur contour Malm dalam terjemahan Takari 1993:13.

4.2.2 Model Notasi

Dalam transkripsi kedua mantra menggunakan notasi Barat, hal ini dilakukan agar dapat dipahami secara universal. Ada beberapa simbol yang digunakan, yaitu: Garis paranada yang memiliki lima buah garis paranada dan empat buah spasi dengan tanda kunci G. Merupakan not ½ yang bernilai dua ketuk. Merupakan not ¼ yang bernilai satu ketuk. Merupakan not 18 yang bernilai setengah ketuk. Merupakan dua buah not 18 yang digabung menjadi satu ketuk. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Deskripsi Pertunjukan Tari Merak dalam Upacara Perkawinan Masyarakat Adat Sunda di Kota Medan

8 185 116

Tradisi Kelisanan Baralek Gadang Pada Upacara Perkawinan Adat Sumando Masyarakat Pesisir Sibolga: Pendekatan Semiotik Sosial

12 220 273

Tari Inai dalam konteks Upacara Adat Perkawinan Melayu di Batang Kuis: Deskripsi Gerak, Musik Iringan, dan Fungsi

3 143 72

Pertunjukan Galombang Dalam Konteks Upacara Baralek Pada Masyarakat Minangkabau Di Kota Medan : Analisis Hubungan Struktur Tari dengan Musik Iringan

0 0 17

Pertunjukan Galombang Dalam Konteks Upacara Baralek Pada Masyarakat Minangkabau Di Kota Medan : Analisis Hubungan Struktur Tari dengan Musik Iringan

0 0 2

Pertunjukan Galombang Dalam Konteks Upacara Baralek Pada Masyarakat Minangkabau Di Kota Medan : Analisis Hubungan Struktur Tari dengan Musik Iringan

0 1 42

Pertunjukan Galombang Dalam Konteks Upacara Baralek Pada Masyarakat Minangkabau Di Kota Medan : Analisis Hubungan Struktur Tari dengan Musik Iringan

0 2 24

Pertunjukan Galombang Dalam Konteks Upacara Baralek Pada Masyarakat Minangkabau Di Kota Medan : Analisis Hubungan Struktur Tari dengan Musik Iringan

0 1 3

Pertunjukan Galombang Dalam Konteks Upacara Baralek Pada Masyarakat Minangkabau Di Kota Medan : Analisis Hubungan Struktur Tari dengan Musik Iringan

0 0 4

BAB II TINJAUAN UMUM MASYARAKAT MINANGKABAU DAN SANGGAR TIGO SAPILIN DI KOTA MEDAN 2.1 Asal-Usul Masyarakat Minangkabau - Hubungan Struktur Tari, Musik Iringan, dan Fungsi Sosial Tari Galombang yang Dipertunjukan Sanggar Tigo Sapilin pada Upacara Adat Per

0 1 13