32
2.2 Masuknya Masyarakat Minangkabau di Kota Medan
Medan merupakan salah satu kota di Indonesia yang menjadi tujuan perantau beberapa suku di Indonesia. Pada tahun 1909, Medan menjadi kota yang penting di
luar Jawa. Terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terdapat dua
gelombang migrasi besar ke kota Medan. Gelombang pertama kedatangan dari orang Tionghoa dan Jawa sebagai kuli kontrak perkebunan. Gelombang kedua ialah
kedatangan orang Minangkabau, Mandailing, dan Aceh. Kedatangan merea ke Kota Medan dan sekitarnya bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi
umumnya untuk berdagang, menjadi guru dan alim ulama https:id.wikipedia.
orgwikiKota Medan
Keinginan masyarakat Minangkabau untuk merantau sangatlah tinggi, hal ini dilihat dari hasil studi yang pernah dilakukan tahun 1973 lalu. Pada tahun 1961
terdapat sekitar 32 orang Minang yang berdomisili di luar Sumatera Barat, tetapi pada tahun 1971, jumlahnya semakin meningkat menjadi 44 yang berdomisili di
luar Sumatera Barat. Dalam hal ini berarti lebih dari separuh orang Minang berada di luar Sumatera Barat. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa keinginan
merantau orang Minangkabau begitu besarnya. Dibanding dengan suku lainnya yang ada di Indonesia, keinginan merantau orang Minangkabau cukup besar. Sebab
menurut sensus pada tahun 1930, suku perantau tertinggi di Indonesia adalah suku Bawean 35,9, kemudian suku Batak 14,3, selanjutnya suku Banjar 14,2,
setelah itu suku Minang sebesar 10,5 Ahmad Yunus, 1985:4. .
Ada beberapa faktor yang menjadi alasan masyarakat Minangkabau merantau, baik itu faktor budaya maupun ekonomi. Salah satu penyebab terhadap fenomena
budaya ialah sistem kekerabatan matrilineal mereka. Dengan sistem tersebut,
Universitas Sumatera Utara
33
penguasaan harta pusaka dipegang oleh kaum wanita, sedangkan kaum lelaki cukup kecil. Selain itu, setelah masa akil balik laki-laki tidak lagi dapat tidur di rumah
orang tuanya, karena rumah hanya diperun tukkan untuk kaum wanita beserta suaminya, dan anak-anaknya. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan banyaknya
kaum laki-laki semangat untuk mengubah nasib dengan merantau untuk mencari kekayaan dengan berdagang dan meniti karir, serta melanjutkan pendidikan. Begitu
juga pada penjelasan pada faktor ekonomi dimana pertumbuhan penduduk yang tidak diiringi dengan bertambahnya sumber daya alam yang dapat diolah mereka, yang
menyebabkan tidak cukup memenuhi keperluan bersama. Faktor-faktor inilah yang mendorong orang Minang pergi merantau.
Masyarakat Minangkabau mendorong para pemuda dan anak-anak mereka untuk merantau dan membawa sesuatu sebagai tanda bahwa mereka telah mengadu
nasib di negeri orang. Semua itu akan digunakan untuk membangun dan memperbaiki masing-masing rumah mereka di kampung halaman mereka, membeli
tanah, ataupun memberikan pemikiran-pemikiran mereka demi kemajuan daerah mereka.
Kota Medan sendiri memiliki penduduk yang heterogen, baik itu dari segi budaya, agama, profesi, dan lain-lain. Masuknya berbagai suku masyarakat
membawa budaya tradisi asal mereka masing-masing. Begitu juga masyarakat Minangkabau yang merupakan salah satu suku yang merantau ke kota Medan ini
memberikan keberagaman seni dan budaya yang ada di Kota Medan dari budaya tradisi yang dibawa oleh mereka sendiri.
Di kota Medan sendiri, kelompok masyarakat Minangkabau ini hampir menempati seluruh kawasan kota Medan. Tercatat masyarakat Minangkabau paling
Universitas Sumatera Utara
34
banyak bermukim di Medan Denai dan Sukaramai. Dimana lokasi-lokasi ini juga merupakan daerah strategis dalam melakukan kepentingan perdagangan.
Menurut data statistik kota Medan tahun 2000, suku Minangkabau di Sumatera Utara berjumlah 306.550 jiwa, seperti yang dilihat pada Tabel 1. Meskipun jumlah
suku Minangkabau berada pada urutan ke-9, akan tetapi suku Minangkabau dan kebudayaannya cukup dikenal umum, karena kemampuan mereka memperkenalkan
diri dari segi perdagangan, seperti banyaknya usaha rumah makan Minang, pedagang sate Padang, dan lain-lainnya.
Tabel 2.1: Jumlah Penduduk Kota Medan Berdasarkan Suku
Hasil Sensus Penduduk Tahun 2000
Suku Persentase
Jumlah Penduduk
Melayu 5,89
674.112 jiwa Karo
5,09 585.173 jiwa
Simalungun 2,04
234.515 jiwa Toba
25,62 2.948.264 jiwa
Mandailing 11,27
1.296.518 jiwa Pakpak
0,73 83.866 jiwa
Nias 6,36
731.620 jiwa Jawa
33,40 3.843.602 jiwa
Minang 2,66
306.550 jiwa Cina
2,71 311.779 jiwa
Aceh 0,97
111.686 jiwa Lainnya
3,29 379.113 jiwa
Sumber: Badan Pendataan Statistik Propinsi Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
35
2.3 Sistem Agama dan Kepercayaan