60
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen Ghozali, 2005: 169. 3.9.2.2 Uji F Uji Simultan
Uji F dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel
dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 5 dengan derajat kebebasan df = n-k-1, dimana
n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel.
3.9.2.3 Uji t Uji Parsial
Uji t biasanya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan
variabel terikat. Adapun pengukuran hipotesis a.
Ho : βi = 0 maka tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat Y.
b. Ho : βi ≠ 0 maka ada pengaruh secara parsial antara
variabel bebas terhadap variabel terikat Y. c.
Level of significant α sebesar 5
3.9.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk menguji hipotesis pengaruh Inflasi, SBIS, IHSG dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Nilai Aktiva Bersih NAB Reksadana
Syariah digunakan model analisis regresi linier berganda. Menurut Lufti, Muslich, dkk 2014 : 166 regresi linier berganda “ditunjukkan
untuk menentukan hubungan linier antar beberapa variabel bebas
Universitas Sumatera Utara
61
dengan variabel terikat”. Persamaan regresi linier berganda pada penelitian ini adalah :
Y= ��+����+ ����+ ����+ ����+ e
Dimana : Y = Nilai Aktiva Bersih NAB Reksadana Syariah
�� = Konstanta β1…β4 = Koefisien regresi masing – masing variabel dependen
X
1
= Inflasi X
2
= SBIS X
3
= IHSG X
4
= Nilai Tukar Rupiah e = Tingkat Kesalahan
Tingkat keyakinan yang digunakan dalam pengujian ini adalah 0,95 atau α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
probabilitas t lebih kecil dari 0,05 maka dinyatakan signifikan pada taraf kesalahan 5. Ini berarti bahwa variabel bebas berpengaruh
terhadap variabel terikat sebesar nilai koefisisen regresi masing- masing variabel bebas, Supranto 2000.
Universitas Sumatera Utara
62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal UUPM, Reksadana mulai dikenal di Indonesia sejak
diterbitkannya Reksadana berbentuk Perseroan, yaitu PT BDNI Reksadana pada tahun 1995. Pada awal tahun 1996, Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan BAPEPAM-LK RI mengeluarkan peraturan pelaksanaan tentang reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif KIK.
Peraturan-peraturan tersebut membuka peluang lahirnya reksa dan berbentuk KIK untuk tumbuh dan berkembang. Salah satunya adalah munculnya
reksadana syariah pertama di Indonesia pada tahun 1997 yang dikelola oleh PT Danareksa Investment Management DIM.
Munculnya reksadana syariah pertama di Indonesia pada tahun 1997 kelolaan PT. Danareksa Investment Management DIM inilah yang menjadi
awal perkembangan instrument syariah di pasar modal. Selanjutnya, pada tanggal 3 Juli 2000 PT Bursa Efek Jakarta BEJ bersama dengan PT
Danareksa Investment Management DIM meluncurkan Jakarta Islamic Index JII yang mencakup 30 jenis saham dari emiten yang kegiatan
usahanya memenuhi ketentuan tentang hokum syariah. Penentuan kriteria dari komponen JII tersebut disusun berdasarkan persetujuan dari Dewan
Pengawas Syariah DPS DIM. Dengan adanya indeks ini diharapkan dapat
Universitas Sumatera Utara