Analisis Faktor yang Memengaruhi Kehamilan Usia Dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013

(1)

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI HAMIL

USIA DINI DI KECAMATAN KARANG BARU

KABUPATEN ACEH TAMIANG

TAHUN 2013

TESIS

Oleh

IRIANI GULTOM

117032222/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

THE ANALYSIS OF THE FACTORS WHICH INFLUENCE PREGNANCY

IN YOUNG AGE IN KARANG BARU SUBDISTRICT,

ACEH TAMIANG DISTRICT,

IN 2013

THESIS

By

IRIANI GULTOM

117032222/IKM

MAGISTER OF PUBLIC HEALTH SCIENCE STUDY PROGRAM

FACULTY OF PUBLIC HEALTH

UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA

M E D A N


(3)

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI HAMIL

USIA DINI DI KECAMATAN KARANG BARU

KABUPATEN ACEH TAMIANG

TAHUN 2013

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)

dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Kesehatan Reproduksi

pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Oleh

IRIANI GULTOM

117032222/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(4)

Judul Tesis

: ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI

HAMIL USIA DINI DI KECAMATAN KARANG

BARU KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN

2013

Nama Mahasiswa

: Iriani Gultom

Nomor Induk Mahasiswa : 117032222

Program Studi

: S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi

: Kesehatan Reproduksi

Menyetujui

Komisi Pembimbing

(Drs. Heru Santosa, M.S, Ph.D)

(Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes

Ketua

Anggota

)

Dekan

(Dr. Drs. Surya Utama, M.S

)


(5)

Telah Diuji

pada Tanggal : 6 September 2013

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua

:

Drs. Heru Santosa, M.S, Ph.D

Anggota

:

1. Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes

2. dr. Yusniwarti Yusad, M.Si


(6)

PERNYATAAN

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI HAMIL USIA

DINI DI KECAMATAN KARANG BARU

KABUPATEN ACEH TAMIANG

TAHUN 2013

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Oktober 2013

Iriani Gultom

117032222/IKM


(7)

ABSTRAK

Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan

dengan sistem reproduksi, merupakan suatu bagian penting dalam kehidupan remaja

sehingga diperlukan perhatian khusus, karena bila timbul dorongan-dorongan seksual

yang tidak sehat akan menimbulkan perilaku seksual yang tidak bertanggungjawab.

Kehamilan yang terjadi di usia muda merupakan salah satu resiko seks pranikah atau

seks bebas.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode

survey analitik

melalui

explanatory research

dengan desain

cross sectional

yang

bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi hamil usia dini di

Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2013. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh wanita yang hamil berusia <20 tahun di Kecamatan

Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2012 sebanyak 120 orang. Berdasarkan

perhitungan sampel diperoleh jumlah sampel sebanyak 68 orang, dengan

pengambilan sampel secara

simple random sampling.

Pengumpulan data diperoleh

melalui penyebaran angket menggunakan alat bantu kuesioner, kemudian dilakukan

analisis faktor.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kurangnya pendidikan dan

informasi mengenai kesehatan seksual reproduksi, kurangnya akses ke alat-alat yang

mencegah kehamilan sehingga dapat menyebabkan penggunaan kontrasepsi yang

tidak tepat, harga diri rendah dan konsep cinta sebagai faktor internal serta tradisi

pernikahan dini, pelecehan seksual, dan peran wanita di masyarakat yang

memengaruhi hamil usia dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang

tahun 2013.

Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang memberikan perhatian dengan

menggalakkan program penyuluhan kepada masyarakat khususnya remaja dan orang

tua akan bahaya hamil di usia dini. Pada peneliti selanjutnya agar meneliti faktor lain

yang memengaruhi kehamilan di usia dini.


(8)

ABSTRACT

The incident of sexual maturity or reproduction instruments related to

reproduction system is an important part in human life so that it needs special

attention because if there are unhealthy sexual drives it will cause irresponsible

sexual behavior. Early pregnancy in young age is one of the risks of pre-married sex

or free sex.

The research used qualitative study and explanatory analytic survey with

cross sectional design which was aimed to analyze some factors which influenced

pregnancy in young age in Karang Baru Subdistrict, Aceh Tamiang District, in 2013.

The population was 120 pregnant women < 20 years old in Karang Baru Subdistrict,

Aceh Tamiang District, and 68 of them were used as the samples, using simple

random sampling technique. The data were gathered by distributing questionnaires,

followed by factor analysis.

The result of the research showed that the variables of lack of education and

of information about kespro (reproduction health), peers’ pressure, self esteem, and

desire to do experiment were internal factors, while the lack of access to

contraception devices were external factors which influenced pregnancy in young age

in Karang Baru Subdistrict, Aceh Tamiang District, in 2013.

It is recommended that the Health Office of Aceh Tamiang District encourage

counseling program to the people, particularly teenagers and their parents about the

danger of pregnancy in young age, and the future researchers study other factors

which influence pregnancy in young age.


(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas ridho dan

rahmadnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “Analisis

Faktor yang Memengaruhi Kehamilan Usia Dini di Kecamatan Karang Baru

Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013”.

Dalam penulisan tesis ini, penulis mendapat bantuan, dorongan dan

bimbingan dari berbagai berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada :

1.

Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H, Sp.A (K) selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mengikuti pendidikan pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat

Studi Kesehatan Reproduksi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

2.

Dr. Drs. Surya Utama, M.S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan izin untuk mengikuti

Pendidikan di Program Studi Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

3.

Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan Dr.

Ir. Evawany Y. Aritonang, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera


(10)

Utara serta seluruh jajarannya yang telah memberikan bimbingan dan dorongan

selama penulis mengikuti pendidikan.

4.

Drs. Heru Santosa, MS,PhD dan Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes, selaku

dosen pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, pemikiran dan

bimbingan kepada penulis.

5.

Asfriyati, SKM, M.Kes dan Dr. Yusniwarti Yusad selaku dosen penguji yang

telah banyak memberikan masukan berupa saran dan kritikan demi peningkatan

kualitas dan esensi penelitian ini.

6.

Dr. Catur Haryati, MARS, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabuapaten Aceh

Tamiang dan Drg. Elvy Syahni Nasution selaku Kepala Puskemas Kecamatan

Karang Baru, yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian di sekolah tersebut, serta para guru yang telah membantu dalam

kegiatan penelitian ini.

7.

Semua responden yang sudah bersedia diwawancarai, terima kasih atas informasi

dan kerjasama yang baik selama penelitian.

8.

Secara khusus untuk suami tercinta T. Syahrizal dan kelima putra dan putri saya

Cut Febriyani Irsa, T.M Effendi Irsa, T. Nico Faris, T. Irfansyah dan Cut Yulia

Mandasari yang penulis sangat sayangi, terima kasih atas do’a, perhatian,

semangat, waktu, dukungan material dan moril, yang telah kalian berikan dengan

ikhlas untuk terselesainya penelitian ini, semoga Allah SWT membalas

semuanya dengan kebahagiaan.


(11)

9.

Seluruh Rekan-rekan satu stambuk di peminatan Kesehatan Reproduksi 2011,

terima kasih atas semangat kebersamaan selama menjalani perkuliahan dan

bimbingan semoga kita masih menjalin silaturahim di masa mendatang.

Kiranya penelitian ini mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya

pada berbagai pihak yang berkepentingan. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih

terdapat banyak kekurangan dan kelemahan. Penulis juga sangat terbuka pada saran

dan kritikan yang bersifat membangun dari semua pihak demi kepentingan kualitas

penelitian ini.

Medan, Oktober 2013

Penulis,

Iriani Gultom

117032222/IKM


(12)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Iriani Gultom yang dilahirkan pada tanggal 2 Maret 1965 di

Aceh Timur, anak ke lima dari Sepuluh bersaudara dari pasangan ayahanda

Muhammad Manaf Gultom dan Ibunda Rosnah Marbun. Pendidikan formal penulis

dimulai di SDN 4 Kuala Simpang pada tahun 1980, Sekolah SMPN 1 Kuala Simpang

tahun 1983, SPK Depkes Langsa tahun 1986, pada tahun 1990 mulai masuk D1

Bidan Muhammadiyah Banda Aceh, melanjutkan ke pendidikan perguruan tinggi di

Akademi Kebidanan Depkes Republik Indonesia Banda Aceh tahun 2002, pada tahun

2006 melanjutkan pendidikan di Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara. Kemudian pada tahun 2011 penulis melanjutkan

pendidikan di Pascasarjana Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Minat Studi Kesehatan Reproduksi. Riwayat bekerja

penulis dimulai sejak tahun 1986 – 1997 bekerja di RSU Langsa, kemudian tahun

1998 sampai sekarang bekerja di RSU Aceh Tamiang.


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT...

ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ...

x

DAFTAR LAMPIRAN ...

xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB 1. PENDAHULUAN ...

1

1.1 Latar Belakang ...

1

1.2 Permasalahan ...

7

1.3 Tujuan Penelitian ...

7

1.4 Hipotesis ...

7

1.5 Manfaat Penelitian ...

7

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ...

8

2.1 Hamil Usia Dini ...

8

2.1.1 Dampak yang Memengaruhi Kehamilan Usia Dini ...

9

2.1.2 Masalah yang terjadi Pada Kehamilan Usia Dini ...

13

2.1.3 Faktor PenyebabKehamilan Usia Dini ...

17

2.2 Konsep Remaja ...

19

2.2.1 Pengertian Remaja ...

19

2.2.2 Batasan Usia Remaja ...

20

2.2.3 Tahapan Perkembangan Perilaku Seksual Remaja...

20

2.2.4 Kesehatan Reproduksi pada Masa Remaja ...

22

2.3 Kerangka Teori ...

24

2.4 Kerangka Konsep ...

26

BAB 3. METODE PENELITIAN ...

27

3.1

Jenis Penelitian ...

27

3.2

Lokasi dan Waktu Penelitian ...

27

3.2.1 Lokasi Penelitian ...

27

3.2.2 Waktu Penelitian ...

27

3.3

Populasi dan Sampel ...

28

3.3.1

Populasi ...

28

3.3.2

Sampel ...

28

3.4

Metode Pengumpulan Data ...

28


(14)

3.4.2

Data Sekunder ...

28

3.4.3

Data Tertier ...

29

3.4.4

Uji Validitas dan Reliabilitas ...

29

3.5

Variabel dan Definisi Operasional Variabel ...

30

3.6

Metode Pengukuran ...

31

3.6.1

Variabel Dependen...

31

3.6.2

Variabel Independen ...

32

3.6.3

Aspek Pengukuran ...

32

3.7

Metode Analisis Data ...

34

BAB 4. HASIL PENELITIAN ...

36

4.1

Gambaran Umum Kecamatan Karang Baru……… 36

4.1.1 Letak Geografis Kecamatan Karang Baru………... 36

4.1.2 Gambaran Jumlah Penduduk Kecamatan Karang Baru……... 36

4.2

Distribusi Karakteristik Responden………..

37

4.3 Uji Kelayakan Faktor………

38

4.3.1 Uji Kelayakan I………

39

4.3.2 Uji Kelayakan II………..

40

4.3.3 Uji Kelayakan III……….

41

4.3.4 Uji Kelayakan IV……….

42

4.4

Analisis Faktor ...

43

4.4.1

Communalities

... 44

4.4.2

Total Variance Explained

... 44

4.4.3

Scree Plot

…. ... 45

4.4.4

Component Matrix

... 46

4.4.5

Rotated Component Matrix

... 46

4.4.6

Component Transformation Matrix

... 47

4.4.7

Penamaan Faktor yang Terbentuk ... 47

BAB 5. PEMBAHASAN ...

49

5.1. Analisis Uji Kelayakan ...

49

5.2. Analisis Faktor

(Faktoring, Ekstraksi dan Rotasi) ...

49

5.3. Interpretasi dan Penamaan Faktor ...

50

5.3.1. Faktor Internal ...

51

5.3.2. Faktor Eksternal ...

55

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ...

58

6.1. Kesimpulan ...

58

6.2. Saran ...

59

DAFTAR PUSTAKA ...

73

LAMPIRAN


(15)

DAFTAR TABEL

Nomor

Judul Halaman

3.1

...

Uji

Validitas dan Reliabilitas Kuisioner Penelitian ... 30

3.2. Rincian Pertanyaan dari Variabel yang Diteliti ... 33

4.1. Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

di Kecamatan Karang Baru Tahun 2012 ... 36

4.2. Karakteristik Wanita yang Hamil Usia Dini di Kecamatan Karang Baru

Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2011 ... 37

4.3. Distribusi Korelasi Faktor Kelayakan Pertama pada Variabel yang

Memengaruhi Kehamilan Usia Dini di Kecamatan Karang Baru

Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013 ... 39

4.4. Distribusi Korelasi Faktor Kelayakan Kedua pada Variabel yang

Memengaruhi Kehamilan Usia Dini di Kecamatan Karang Baru

Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013 ... 41

4.5. Distribusi Korelasi Faktor Kelayakan Ketiga pada Variabel yang

Memengaruhi Kehamilan Usia Dini di Kecamatan Karang Baru

Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013 ... 42

4.6. Distribusi Korelasi Faktor Kelayakan Keempat pada Variabel yang

Memengaruhi Kehamilan Usia Dini di Kecamatan Karang Baru

Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013 ... 43

4.7. Distribusi Besarnya

Hubungan

Variabel

yang

Memengaruhi

Kehamilan Usia Dini berdasarkan Jumlah Varians dari Faktor yang

Terbentuk di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun

2012 ... 44

4.8. Hasil Analisis Terbentuknya Faktor yang Memengaruhi Kehamilan Usia

Dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2012 ... 45

4.9. Distribusi Proses Penentuan Variabel yang Memengaruhi Kehamilan


(16)

4.10. Distribusi Penentuan Variabel yang Lebih Jelas dan Nyata

Memengaruhi Kehamilan Usia Dini di Kecamatan Karang Baru

Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013 ... 47

4.11. Distribusi Validasi Faktor yang Terbentuk ... 47

4.12. Distribusi Faktor Internal yang Memengaruhi Kehamilan Usia Dini di

Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013 ... 48

4.13. Distribusi Faktor Eksternal yang Memengaruhi Kehamilan Usia di


(17)

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Judul

Halaman

2.1

Kerangka Konsep Penelitian ...

26

4.1. Grafik Scree Plot terhadap Jumlah Faktor yang Terbentuk ...

45


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian ...

64

2. Data Validitas dan Reliabilitas ...

68

3. Master Data ...

70

4. Analisa Faktor ...

71


(19)

ABSTRAK

Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan

dengan sistem reproduksi, merupakan suatu bagian penting dalam kehidupan remaja

sehingga diperlukan perhatian khusus, karena bila timbul dorongan-dorongan seksual

yang tidak sehat akan menimbulkan perilaku seksual yang tidak bertanggungjawab.

Kehamilan yang terjadi di usia muda merupakan salah satu resiko seks pranikah atau

seks bebas.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode

survey analitik

melalui

explanatory research

dengan desain

cross sectional

yang

bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi hamil usia dini di

Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2013. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh wanita yang hamil berusia <20 tahun di Kecamatan

Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2012 sebanyak 120 orang. Berdasarkan

perhitungan sampel diperoleh jumlah sampel sebanyak 68 orang, dengan

pengambilan sampel secara

simple random sampling.

Pengumpulan data diperoleh

melalui penyebaran angket menggunakan alat bantu kuesioner, kemudian dilakukan

analisis faktor.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kurangnya pendidikan dan

informasi mengenai kesehatan seksual reproduksi, kurangnya akses ke alat-alat yang

mencegah kehamilan sehingga dapat menyebabkan penggunaan kontrasepsi yang

tidak tepat, harga diri rendah dan konsep cinta sebagai faktor internal serta tradisi

pernikahan dini, pelecehan seksual, dan peran wanita di masyarakat yang

memengaruhi hamil usia dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang

tahun 2013.

Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang memberikan perhatian dengan

menggalakkan program penyuluhan kepada masyarakat khususnya remaja dan orang

tua akan bahaya hamil di usia dini. Pada peneliti selanjutnya agar meneliti faktor lain

yang memengaruhi kehamilan di usia dini.


(20)

ABSTRACT

The incident of sexual maturity or reproduction instruments related to

reproduction system is an important part in human life so that it needs special

attention because if there are unhealthy sexual drives it will cause irresponsible

sexual behavior. Early pregnancy in young age is one of the risks of pre-married sex

or free sex.

The research used qualitative study and explanatory analytic survey with

cross sectional design which was aimed to analyze some factors which influenced

pregnancy in young age in Karang Baru Subdistrict, Aceh Tamiang District, in 2013.

The population was 120 pregnant women < 20 years old in Karang Baru Subdistrict,

Aceh Tamiang District, and 68 of them were used as the samples, using simple

random sampling technique. The data were gathered by distributing questionnaires,

followed by factor analysis.

The result of the research showed that the variables of lack of education and

of information about kespro (reproduction health), peers’ pressure, self esteem, and

desire to do experiment were internal factors, while the lack of access to

contraception devices were external factors which influenced pregnancy in young age

in Karang Baru Subdistrict, Aceh Tamiang District, in 2013.

It is recommended that the Health Office of Aceh Tamiang District encourage

counseling program to the people, particularly teenagers and their parents about the

danger of pregnancy in young age, and the future researchers study other factors

which influence pregnancy in young age.


(21)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia. Pada masa remaja tersebut terjadi suatu perubahan organ-organ fisik (organobiologik) secara cepat, dan perubahan tersebut tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental emosional). Terjadinya perubahan besar ini umumnya membingungkan remaja yang mengalaminya. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem reproduksi, merupakan suatu bagian penting dalam kehidupan remaja sehingga diperlukan perhatian khusus, karena bila timbul dorongan-dorongan seksual yang tidak sehat akan menimbulkan perilaku seksual yang tidak bertanggungjawab (Widyastuti, 2009).

Menurut Notoatmodjo (2007), adanya perubahan sosial yang dialami remaja

akan membawa remaja menjadi lebih dekat dengan teman sebayanya daripada orang

tuanya sendiri. Kurangnya pengetahuan yang didapat dari orang tua dan sekolah

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

lingkungan bermainnya yang bisa saja pengetahuan tersebut salah, Sehingga

muncullah mitos – mitos di seputar seksualitas, sebuah informasi yang belum pasti

kebenarannya, namun sudah terlanjur dipercaya oleh remaja, salah satunya adalah


(22)

mitos hubungan seks sekali tidak membuat hamil, sehingga dari mitos inilah angka

kehamilan yang tidak dikehendaki (KTD) terjadi.

KTD merupakan salah satu akibat dari perilaku seksual remaja. KTD membawa remaja pada dua pilihan, melanjutkan kehamilan atau menggugurkannya. Banyak remaja putri yang mengalami KTD terus melanjutkan kehamilannya, sehingga remaja tersebut harus menjalani kehamilannya pada usia yang masih terlalu muda dan belum matang secara fisik dan psikologis. Konsekuensi dari keputusan yang diambil oleh remaja itu adalah melahirkan anak yang dikandung dalam usia relatif muda.

Menurut World Health Organization (WHO) (2012), kehamilan usia muda atau kehamilan remaja adalah kehamilan pada wanita berusia 10 – 19 tahun, namun beberapa statistik yang membandingkan kejadian antar negara sering memberikan patokan pada kehamilan remaja yaitu remaja yang berusia 15-19 tahun. Berdasarkan laporan WHO (2012), pada tahun 2008, ada 16 juta kelahiran dari ibu yang berusia 15-19 tahun, yang mewakili 11% dari seluruh kelahiran yang ada di dunia. Sekitar 95% dari kelahiran terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. The World Bank (2010), juga mencatat laporan dari Millennium Development Goals (MDGs) (2010), dimana tingkat kelahiran remaja usia 15 – 19 tahun adalah 53 per 1000 kelahiran.

Di Indonesia, berdasarkan data The World Bank (2010) yang mencatat laporan dari MDGs (2010), dimana tingkat kelahiran remaja usia 15 – 19 tahun adalah 43 per 1000 kelahiran. Menurut SDKI (Survei Demografi Kesehatan Indonesia) (2007), menunjukkan 9 persen 1000 kelahiran adalah di usia remaja,dan berdasarkan laporan RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) (2010), juga menunjukkan bahwa perempuan yang pernah hamil pada


(23)

umur 10 – 14 sebanyak 0,5 per 1000 perempuan, dan pada umur 15 – 19 sebanyak 77,1 per 1000 perempuan.

Menurut laporan Organisasi Badan Dunia Bidang Kependudukan (United Nation Population Fund, UNPFA, 2000) 1 dari 6 penduduk dunia adalah remaja yang 85% hidup di negara berkembang yang rata-rata sudah aktif seksual, sebagiannya sudah menikah sehingga menimbulkan tantangan resiko masalah kesehatan reproduksi seperti kehamilan, aborsi yang tidak aman, penyakit menular seksual (PMS) dan HIV/AIDS. Setiap tahun ± 15 juta remaja (15-19 tahun) melahirkan, 4 juta aborsi, hampir 100 juta menderita PMS yang dapat disembuhkan, ± 7.000 remaja terinfeksi HIV/hari, hal ini dipengaruhi oleh tuntutan kawin muda dan hubungan seksual, akses pendidikan dan pekerjaan terbatas, ketidaksetaraan gender, kekerasan seksual, pengaruh media massa dan gaya hidup popular. Angka konsepsi pada masa remaja di bawah usia 20 tahun di seluruh Negara Eropa lebih rendah dibandingkan dengan Negara Inggris Raya yaitu empat kali besar dari pada Negara Perancis dan tujuh kali lipat lebih besar dari Belanda (Andrews G, 2009).

Data Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) 2011 menunjukkan bahwa sebanyak 7% populasi remaja di Indonesia mengaku pernah berhubungan seks. Dari 7% remaja yang pernah berhubungan seks tersebut, 85% diantaranya mengaku tidak menggunakan kondom pada hubungan seks terakhir (Kemenkes RI, 2011a). Menurut data Riset Kesehatan Daerah (RISKESDA) tahun 2010 ditemukan sejumlah 63.048 remaja (laki-laki dan perempuan) dengan status belum menikah 86,7%. Dari status yang belum menikah (86,7%) menjawab laki-laki pernah melakukan hubungan seksual 3,0% sedangkan perempuan 1,1%. Usia menikah: umur 10-14 tahun 4,8% dan usia 15-19 tahun 41,9%. Hal ini


(24)

berarti prilaku seksual sebelum menikah sudah mulai terjadi pada usia yang sangat muda (Kemenkes RI, 2011b).

Kehamilan remaja membawa dan meningkatkan risiko yang merugikan sehingga memberi dampak pada kesehatan ibu dan bayinya. Secara global, remaja berkontribusi 23 persen dari beban penyakit yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan. Kematian remaja berusia 10 – 14 tahun akibat hamil dan melahirkan lebih besar 5 kali dari kematian wanita dewasa yang hamil dan melahirkan dan kondisi ibu adalah penyebab utama dari kematian wanita usia 15 – 19 tahun. Risiko angka kematian dan angka kesakitan bayi yang lahir dari kehamilan remaja, 50 – 100 persen dalam bulan pertama kelahiran, lebih tinggi dibandingkan bayi yang lahir dari ibu dewasa (Kennedy et al, 2011).

Menurut data BPS, BKKBN, DEPKES RI, dan Macro Internasional, 2008, yang mencatat SDKI tahun 2007, anak yang lahir dari ibu yang berusia muda meningkatkan risiko kesakitan dan kematian. SDKI mencatat jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) 228/100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi (AKB) 34/1000 KH dan Angka Kematian Neonatus (AKN) 19/1000 kelahiran hidup, hal ini masih jauh dari target MDGs tahun 2015 dimana AKI dan AKB di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya.

Menurut profil kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2011 ditemukan AKI 226/100.000 KH dan proporsi kematian bayi mencapai 43% dari seluruh kematian balita, artinya kematian pada usia 1 bulan sampai 12 bulan (bayi) memberi kontribusi 43% terhadap total kematian balita. Angka ini jauh di bawah angka nasional dan provinsi sehingga angka ini belum dapat dijadikan standar, karena kemungkinan masih banyak kematian yang tidak terlaporkan. Salah satu penyebab terjadinya kematian pada bayi dan balita adalah faktor ibu


(25)

yang hamil pada usia di bawah 20 tahun, kekurangmampuan ibu dalam melakukan perawatan bayi dengan baik dan benar, serta banyak yang mengalami masalah psikologis seperti depresi.

Kecamatan Karang Baru merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Tamiang dengan jumlah kasus kehamilan remaja paling tinggi dibanding kecamatan lainnya. Berdasarkan data Puskesmas Karang Baru bahwa selama tahun 2012 jumlah ibu hamil yang berusia <20 tahun berjumlah 120 orang (34%) dari 354 orang ibu hamil yang ada di wilayah tersebut. Sebanyak 38 orang (32%) ibu hamil usia <20 tahun diantaranya adalah hamil di luar nikah.

Studi pendahuluan yang penulis lakukan dengan mewawancarai 10 orang ibu hamil usia <20 tahun baik yang hamil di luar nikah maupun hamil setelah menikah menyatakan bahwa mereka mempunyai beban psikologis selama masa kehamilan seperti belum siap menerima kehamilan, belum siap menjadi seorang ibu, khawatir melahirkan tidak normal, takut mengalami komplikasi kehamilan, khawatir terjadi perubahan fisiologis, emosi masih labil, khawatir anak lahir prematur atau cacat, khawatir dalam melakukan berhubungan seksual, ketidaktahuan melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan (antenatal care/ANC), cemas terhadap pandangan masyarakat terhadap kehamilannya, dan kurangnya dukungan keluarga.

Menurut Unicef (2008), faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kehamilan remaja meliputi tradisi yang mengarah pada pernikahan dini (negara berkembang), perilaku seksual remaja yang juga dapat dipengaruhi oleh alkohol dan obat-obatan, kurangnya pendidikan dan informasi mengenai kesehatan seksual reproduksi. terutama dari orang tua, tekanan teman sebaya untuk terlibat dalam aktivitas seksual, kurangnya akses ke alat-alat yang mencegah


(26)

kehamilan sehingga dapat menyebabkan penggunaan kontrasepsi yang tidak tepat, pelecehan seksual yang mengarah untuk pada pemerkosaan, kemiskinan, kekerasan dan pelecehan yang terjadi dalam rumah tangga, harga diri rendah, rendahnya kemampuan untuk mewujudkan tidak punya ambisi dan tujuan dalam hal pendidikan.

Tingginya angka perkawinan di usia muda < 20 tahun dan banyak hal yang dapat mendorong remaja untuk melakukan hubungan seksual pranikah yang berdampak terhadap terjadinya kehamilan di usia muda, hal tersebut merupakan salah satu penyebab tidak langsung kematian ibu pada masa kehamilan. Selain itu, kehamilan usia muda adalah kehamilan yang pada hakekatnya kurang mempunyai persiapan atau kematangan baik secara biologis, psikologis maupun sosial ekonomi. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik meneliti dengan judul penelitian “Analisis Faktor yang Memengaruhi Hamil Usia Dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013”.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang di atas yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang memengaruhi hamil usia dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2013.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis faktor yang memengaruhi hamil usia dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2013.


(27)

Ada pengaruh faktor yang sudah dianalisis terhadap hamil usia dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2013.

1.5. Manfaat Penelitian

Dengan diketahuinya faktor yang memengaruhi kehamilan usia dini maka dapat dijadikan sebagai kebijakan dalam mengatasi masalah kesehatan reproduksi remaja yang ada di daerah Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang.


(28)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hamil Usia Dini

Kehamilan usia dini (usia muda/remaja) adalah kehamilan yang terjadi pada remaja putri berusia <20 tahun. Kehamilan tersebut dapat disebabkan oleh karena hubungan seksual (hubungan intim) dengan pacar, dengan suami, pemerkosaan, maupun faktor-faktor lain yang menyebabkan sperma membuahi telurnya dalam rahim perempuan tersebut (Masland, 2004).

Masa kehamilan dimulai dari pembuahan sampai lahirnya janin, lamanya 280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan 7 hari, dihitung dari hari pertama haid terakhir (Manuaba, 2010). Dalam masa reproduksi, usia di bawah 20 tahun adalah usia yang dianjurkan untuk menunda perkawinan dan kehamilan. Proses pertumbuhan berakhir pada usia 20 tahun, dengan alasan ini maka dianjurkan perempuan menikah pada usia minimal 20 tahun (BKKBN, 2010).

Reproduksi sehat untuk hamil dan melahirkan adalah usia 20-30 tahun, jika terjadi kehamilan di bawah atau di atas usia tersebut maka akan dikatakan beresiko akan menyebabkan terjadinya kematian 2-4 x lebih tinggi dari reproduksi sehat (Manuaba, 2010).

Kehamilan yang terjadi di usia muda merupakan salah satu resiko seks pranikah atau seks bebas adalah kehamilan yang tidak diharapkan (KTD). Menurut Kartono (1999) kehamilan pranikah adalah kehamilan yang pada umumnya tidak direncanakan dan menimbulkan perasaan bersalah, berdosa dan malu pada remaja yang mengalaminya, ditambah lagi dengan adanya sanksi sosial dari masyarakat terhadap kehamilan dan kelahiran anak tanpa ikatan pernikahan (Lesnapurnawan. 2009).

Menurut Susanti (2008), kehamilan pada remaja dapat menimbulkan masalah karena pertumbuhan tubuhnya belum sempurna, kurang siap dalam sosial ekonomi,


(29)

kesulitan dalam persalinan, atau belum siap melaksanakan peran sebagai ibu. Alasan kehamilan pada remaja adalah:

1. Kecelakaan (hamil di luar nikah)

2. Untuk mendapatkan tunjangan kesejahteraan., 3. Ingin anak

4. Ingin berperan 5. Faktor hubungan

6. Keinginan untuk meniru saudara yang sedang hamil pada usia remaja

2.1.1 Dampak yang Memengaruhi Hamil Usia Dini

Banyak dampak yang dapat mempengaruhi remaja hamil usia muda, yang selanjutnya melahirkan di usia muda antara lain :

1. Kesiapan Menerima Kehamilan

Langkah pertama untuk beradaptasi dengan peran sebagai ibu adalah menerima kehamilan. Tingkat penerimaan ini digambarkan dalam kesiapan wanita untuk hamil dan dalam respon emosinya. Banyak wanita merasa kaget mendapatkan dirinya hamil. Penerimaan terhadap kondisi hamil sejalan dengan penerimaan tumbuhnya janin secara nyata. Kehamilan yang tidak diterima, berbeda dengan menolak anak. Seorang wanita dapat saja tidak suka hamil, tetapi mencintai anak yang akan dilahirkan (Susanti, 2008). 2. Kesiapan sebagai Seorang Ibu

Periode kehamilan adalah suatu kondisi yang dipersiapkan secara fisik dan psikologis untuk kelahiran dan menjadi orang tua. Kehamilan adalah suatu krisis yang mematangkan dan dapat menimbulkan stres tetapi konsekuensinya adalah wanita tersebut harus siap memasuki suatu fase baru untuk bertanggungjawab dan memberi perawatan. Konsep dirinya berubah, siap menjadi orang tua dan menyiapkan peran barunya. Secara bertahap ia berubah dari memperhatikan dirinya sendiri, punya kebebasan menjadi suatu komitmen untuk bertanggungjawab kepada makhluk lain (Salmah, 2006)


(30)

Kehamilan merupakan tantangan, titik balik dari kehidupan keluarga, dan biasanya diikuti oleh stres dan gelisah, baik itu kehamilan yang diharapkan atau tidak terutama pada kehamilan usia dini. Untuk keluarga pemula, kehamilan adalah periode transisi dari masa anak-anak menjadi orang tua dengan karakteristik yang menetap dan mempunyai tanggungjawab yang menuntut kesiapan menjadi seorang ibu. Wanita akan menjadi ibu dan suaminya akan menjadi ayah (Susanti, 2008).

3. Cemas Melahirkan Tidak Normal

Cemas adalah suatu emosi yang sejak dulu dihubungkan dengan kehamilan. Cemas merupakan emosi positif sebagai perlindungan menghadapi stressor, yang dapat menjadi masalah apabila berlebihan. Menurut David (1961) dan Crandon (1979) tingginya kecemasan pada ibu hamil usia dini berhubungan dengan kejadian abnormal yang dialaminya, sehingga ibu cemas akan melahirkan tidak normal (Susanti, 2008). 4. Takut Mengalami Komplikasi Kehamilan

Efek psikologis pada kehamilan remaja putri adalah ibu takut mengalami terjadinya komplikasi kehamilan seperti perdarahan, infeksi pada masa kehamilan, kurang darah, dan lain-lain (Susanti, 2008).

5. Perubahan Fisiologis

Respons emosi dan psikologis ibu hamil selama hamil termasuk menolak, menerima, perubahan perasaan, dan perubahan citra tubuh seperti ibu merasa tidak cantik lagi, ibu merasa suami tidak sayang lagi pada dirinya, takut suaminya selingkuh (Salmah dkk., 2006).

6. Emosi Masih Labil

Kondisi hamil mengganggu citra tubuh dan juga ia perlu mengkaji kembali perubahan peran dan hubungan sosialnya. Stres ibu hamil dipengaruhi oleh emosinya yang masih labil, lingkungan sosial, latar belakang budaya, dan penerimaan atau penolakan terhadap kehamilannya (Salmah dkk., 2006).


(31)

Stres pada ibu hamil tidak saja berakibat pada ibu tetapi juga berakibat pada janin yang dikandungnya. Karena posisi janin yang berada di dalam rahim dalam merespons apa yang sedang dialami oleh ibu. Berdasarkan penelitian, ibu hamil yang mengalami stres akan meningkatkan resiko melahirkan bayi prematur, melahirkan bayi yang lebih kecil. Bahkan bahaya stres pada ibu hamil dapat mengakibatkan janin keguguran (Susanti, 2008)

8. Khawatir Berhubungan Seksual

Kurangnya pengetahuan remaja putri tentang kehamilan menyebabkan mereka takut untuk melakukan hubungan seksual terutama pada trimester III. Ketakutan tersebut karena mereka beranggapan dengan melakukan hubungan seksual akan mencederai bayi (Salmah, 2006).

9. Peran Dukungan Keluarga

Wanita yang hamil tanpa suami, ia mengalami perubahan peran dan matang secara psikologis. Ia juga menghadapi kenyataan dan merencanakan sebagai orang tua tunggal. Bahkan jika ia ingin melepas anaknya, ia harus tetap meneruskan kehamilannya dengan pemikiran masih ada yang bergantung kepadanya. Wanita tersebut memerlukan dukungan dari keluarga.

Keluarga dengan ibu hamil, perlu memelihara keterbukaan dan keseimbangan, menjaga tugas perkembangan, serta mencari bantuan dan dukungan agar tidak terjadi konflik. Selama hamil, pasangan merencanakan bersama kelahiran anak pertama mereka, dan mengumpulkan informasi tentang cara menjadi orang tua. Ketersediaan dukungan sosial untuk kesejahteraan psikososial ibu hamil merupakan faktor penting. Anggota keluarga yang lain, terutama ayah dan ibu, kakek/nenek dan saudara yang lain juga harus menyesuaikan diri dengan remaja yang hamil. Untuk beberapa pasangan, kehamilan dapat berkembang menjadi krisis yang merupakan gangguan atau konflik yang dapat mengganggu keseimbangan antara anggota keluarga (Susanti, 2008).


(32)

Kemiskinan mendorong terbukanya kesempatan bagi remaja khususnya wanita untuk melakukan hubungan seksual pranikah. Karena kemiskinan ini, remaja putri terpaksa bekerja. Namun sering kali mereka tereksploitasi, bekerja lebih dari 12 jam sehari, bekerja di perumahan tanpa dibayar hanya diberi makan dan pakaian, bahkan beberapa mengalami kekerasan seksual (Aryani, 2009).

2.1.2. Masalah yang Terjadi pada Kehamilan Usia Dini

Kehamilan pada masa remaja dan menjadi orang tua pada usia remaja berhubungan secara bermakna dengan resiko medis dan psikososial, baik terhadap ibu maupun bayinya. Faktor kondisi fisiologis dan psikososial intrinsik remaja, bila diperberat lagi dengan faktor-faktor sosiodemografi seperti kemiskinan, pendidikan yang rendah, belum menikah, asuhan pranatal yang tidak adekuat akan mengakibatkan meningkatnya risiko kehamilan dan kehidupan keluarga yang kurang baik (Soetjiningsih, 2004).

Perkawinan dan kehamilan yang dilangsungkan pada usia muda (remaja) umumnya akan menimbulkan masalah-masalah sebagai berikut: (Lesnapurnawan, 2009, Romauli, 2011).

a. Masalah Kesehatan Reproduksi

Remaja yang akan menikah kelak akan menjadi orang tua sebaiknya mempunyai kesehatan reproduksi yang sehat sehingga dapat menurunkan generasi penerus yang sehat. Untuk itu memerlukan perhatian karena belum siapnya alat reproduksi untuk menerima kehamilan yang akhirnya akan menimbulkan berbagai bentuk komplikasi. Selain itu kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun.

b. Masalah Psikologis

Umumnya para pasangan muda keadaan psikologisnya masih belum matang, sehingga masih lebih dalam menghadapi masalah yang timbul dalam perkawinan.


(33)

Dampak yang dapat terjadi seperti perceraian, karena kawin cerai biasanya terjadi pada pasangan yang umurnya pada waktu kawin relatif masih muda. Tetapi untuk remaja yang hamil di luar nikah menghadapi masalah psikologi seperti rasa takut, kecewa, menyesal, rendah diri dan lain-lain, terlebih lagi masyarakat belum dapat menerima anak yang orang tuanya belum jelas.

c. Masalah Sosial Ekonomi

Makin bertambahnya umur seseorang, kemungkinan untuk kematangan dalam bidang sosial ekonomi juga akan makin nyata. Pada umumnya dengan bertambahnya umur akan makin kuatlah dorongan mencari nafkah sebagai penopang. Ketergantungan sosial ekonomi pada keluarga menimbulkan stres (tekanan batin).

Menurut Manuaba (2010), penyulit pada kehamilan remaja lebih tinggi dibandingkan dengan kurun reproduksi sehat yaitu umur 20-30 tahun. Keadaan ini disebabkan belum matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin. Keadaan tersebut akan makin menyulitkan bila ditambah dengan tekanan (stress psikologis, sosial, ekonomi), sehingga memudahkan terjadinya :

1. Keguguran

Keguguran sebagian dilakukan dengan sengaja untuk menghilangkan kehamilan remaja yang tidak dikehendaki. Keguguran sengaja yang dilakukan oleh tenaga non profesional dapat menimbulkan akibat samping yang serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kemandulan.

2. Persalinan prematur, BBLR dan kelainan bawaan

Kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dapat mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan cacat bawaan.


(34)

Keadaan gizi yang buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stres memudahkan terjadi infeksi saat hamil, terlebih pada kala nifas.

4. Anemia kehamilan

Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi. Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia.

5. Keracunan kehamilan

Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin meningkatkan terjadinya keracunan kehamilan, dalam bentuk preeklampsia atau eklampsia. Preeklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian yang serius karena dapat menyebabkan kematian.

6. Kematian ibu yang tinggi

Remaja putri yang stres akibat kehamilannya sering mengambil jalan pintas untuk melakukan gugur kandung oleh tenaga dukun. Angka kematian karena gugur kandung yang dilakukan dukun cukup tinggi, tetapi angka pasti tidak diketahui. Kematian ibu terutama karena perdarahan dan infeksi.

Menurut Manuaba (2010), dampak sosial dan ekonomi yang disebabkan kehamilan pada perkawinan usia muda adalah sebagai berikut:

1. Penghasilan yang terbatas sehingga kelangsungan kehamilan dapat menimbulkan berbagai masalah kebidanan.

2. Putus sekolah, sehingga pendidikan menjadi terlantar

3. Putus kerja karena berbagai alasan, sehingga menambah sulitnya masalah sosial ekonomi.


(35)

5. Nilai gizi yang relatif rendah dapat menimbulkan berbagai masalah kebidanan. 6. Bila remaja memilih untuk mengasuh anaknya sendiri, masyarakat belum siap

menerima kelahiran tanpa pernikahan. Berbeda halnya dengan negara maju seperti Amerika Serikat, masyarakatnya sudah dapat menerima kelahiran sebagai hasil hidup bersama walaupun dilakukan sebelum pernikahan.

2.1.3 Faktor – faktor Penyebab Kehamilan Usia Dini

Menurut Unicef (2008), faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kehamilan remaja meliputi :

a. Tradisi yang mengarah pada pernikahan dini (negara berkembang)

b. Perilaku seksual remaja yang juga dapat dipengaruhi oleh alkohol dan obat-obatan c. Kurangnya pendidikan dan informasi mengenai kesehatan seksual reproduksi.

terutama dari orang tua

d. Tekanan teman sebaya untuk terlibat dalam aktivitas seksual

e. Kurangnya akses ke alat-alat yang mencegah kehamilan sehingga dapat menyebabkan penggunaan kontrasepsi yang tidak tepat

f. Pelecehan seksual yang mengarah untuk pada pemerkosaan g. Kemiskinan

h. Kekerasan dan pelecehan yang terjadi dalam rumah tangga. i. Harga diri rendah

j. Rendahnya kemampuan untuk mewujudkan tidak punya ambisi dan tujuan dalam hal pendidikan

Irma (2010) yang mengutip pendapat Soetjiningsih (2007) menyatakan faktor – faktor yang diduga menjadi sebab terjadinya kehamilan remaja adalah :

a. Faktor sosio demografik 1) Kemiskinan


(36)

3) Peran wanita dimasyarakat 4) Seksualitas aktif, dan 5) Media massa.

6) Hubungan antar keluarga yang tidak harmonis. b. Status perkembangan

1) Kurang pemikiran tentang masa depan 2) Ingin mencoba-coba

3) Kebutuhan terhadap perhatian serta ; c. Penggunaan dan penyalahgunaan obat-obatan

Berdasarkan analisis faktor yang dilakukan Rosa (2012), tentang kehamilan usia muda terdapat dua faktor yang diketahui dapat menyebabkan terjadinya kehamilan usia muda, yaitu faktor pandangan mengenai konsep cinta disebut sebagai faktor internal yang berarti bahwa remaja yang hamil di usia muda disebabkan oleh dorongan dalam diri mereka sendiri, sementara faktor pendidikan, ekonomi, dan adat istiadat atau opini publik disebut sebagai faktor external yang berarti bahwa ada sekelompok wanita yang hamil di usia muda disebabkan oleh dorongan dari luar mereka.

2.2. Konsep Remaja

2.2.1. Pengertian Remaja

Istilah asing yang sering digunakan untuk menunjukkan masa remaja menurut Gunarsa dan Gunarsa (1991) antara lain: (A) puberteit, puberty dan (b) adolescence. Istilah puberty (bahasa Inggris) berasal dari istilah Latin, pubertas yang berarti kelaki-lakian, kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan tanda-tanda kelaki-lakian. Pubescence dari kata pubis (pubic hair) yang berarti rambut (bulu) pada daerah kemaluan (genital), maka pubescence berarti perubahan yang dibarengi dengan tumbuhnya rambut pada daerah kemaluan. Lebih lanjut Santrock (1998) mendefenisikan pubertas sebagai masa


(37)

pertumbuhan tulang-tulang dan kematangan seksual yang terjadi pada masa awal remaja (Dariyo, 2004).

Hurlock (2003) menyatakan bahwa secara tradisional masa muda dianggap sebagai “badai dan tekanan” yaitu suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar.

Tugas pokok remaja adalah mempersiapkan diri memasuki masa dewasa. Sebetulnya, masa depan dari seluruh budaya tergantung pada seberapa efektifnya pengasuhan itu (Larson dkk, 2002 dalam Santrock, 2007). Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai. Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis misalnya tinggi badan masih terus bertambah. Adapun bagian dari masa dewasa antara lain proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak (Jahja, 2011).

2.2.2. Batasan Usia Remaja

The Health Resources and Service Administrations Guidelines Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21 tahun dan terbagi menjadi tiga tahap yaitu remaja awal (11-14 tahun) remaja menengah (15-17 tahun), dan remaja akhir (18-21 tahun) (Kusmiran, 2011).

Menurut Monks (2006) batasan usia dengan global berlangsung antara umur 12 dan 21 tahun dengan pembagian 12-15 tahun masa muda awal, 15-18 tahun masa muda pertengahan, 18-21 tahun masa muda akhir. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Menurut Depkes RI adalah 10 sampai 19 tahun dan belum kawin, menurut BKKBN adalah 10 sampai 19 tahun (Widyastuti, 2009). Sedangkan Pinem (2009) membagi perkembangan masa remaja menjadi tiga tahap dalam rentang usia 10-19 tahun yaitu: masa remaja awal (10-12 tahun); masa remaja tengah (13-15 tahun); masa remaja akhir (16-19 tahun).


(38)

2.2.3. Tahapan Perkembangan Perilaku Seksual Remaja

Menurut Soetjiningsih (2004), perkembangan fisik termasuk organ seksual serta peningkatan kadar hormon reproduksi atau hormon seks baik pada anak laki-laki maupun pada anak perempuan akan menyebabkan perubahan perilaku seksual remaja secara keseluruhan. Perkembangan seksual tersebut sesuai dengan beberapa fase mulai praremaja, remaja awal, remaja menengah, sampai pada remaja akhir.

1. Pra Remaja

Masa praremaja adalah suatu tahap untuk memasuki tahap remaja yang sesungguhnya. Pada masa praremaja ada beberapa indikator yang telah ditentukan untuk menentukan identitas jender laki-laki atau perempuan. Beberapa indikator tersebut ialah indikator biologis yang berdasarkan jenis kromosom, bentuk gonad dan kadar hormon. Ciri-ciri perkembangan seksual pada masa ini antara lain perkembangan fisik yang masih tidak banyak berbeda dengan sebelumnya. Pada masa praremaja ini mereka sudah mulai senang mencari tahu informasi tentang seks dan mitos seks baik dari teman sekolah, keluarga atau dari sumber lainnya. Penampilan fisik dan mental secara seksual tidak banyak memberikan kesan yang berarti.

2. Remaja Awal (10 – 12 Tahun)

Merupakan tahap awal (permulaan), remaja sudah mulai tampak ada perubahan fisik yaitu fisik sudah mulai matang dan berkembang. Pada masa ini mereka sudah mulai mencoba melakukan onani (masturbasi) karena telah seringkali terangsang secara seksual akibat pematangan yang dialami. Rangsangan ini diakibatkan oleh faktor internal yaitu meningkatnya kadar testosterone pada laki-laki dan estrogen pada remaja perempuan. Sebagian dari mereka amat menikmati apa yang mereka rasakan, tetapi ternyata sebagian dari mereka justru selama atau sesudah merasakan kenikmatan tersebut kemudian merasa kecewa dan merasa berdosa.


(39)

3. Remaja Menengah (13-15 Tahun)

Pada masa remaja menengah, para remaja sudah mengalami pematangan fisik secara penuh yaitu anak laki-laki sudah mengalami mimpi basah sedangkan anak perempuan sudah mengalami haid. Pada masa ini gairah seksual remaja sudah mencapai puncak sehingga mereka mempunyai kecenderungan mempergunakan kesempatan untuk melakukan sentuhan fisik. Namun demikian, perilaku seksual mereka masih secara alamiah. Mereka tidak jarang melakukan pertemuan untuk bercumbu bahkan kadang-kadang mereka mencari kesempatan untuk melakukan hubungan seksual. Sebagian besar dari mereka mempunyai sikap yang tidak mau bertanggungjawab terhadap perilaku seksual yang mereka lakukan.

4. Remaja Akhir (16-19 Tahun)

Pada masa remaja akhir, remaja sudah mengalami perkembangan fisik secara penuh, sudah seperti orang dewasa. Mereka telah mempunyai perilaku seksual yang sudah jelas dan mereka sudah mulai mengembangkannya dalam bentuk pacaran.

2.2.4. Kesehatan Reproduksi pada Masa Remaja

Pada masa remaja terjadi perubahan fisik pada alat reproduksi ditandai dengan masa pubertas yang diawali dengan berfungsinya ovarium. Pubertas berakhir pada saat ovarium sudah berfungsi dengan mantap dan teratur. Secara klinis, pubertas mulai dengan timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir kalau sudah ada kemampuan reproduksi. Pubertas pada wanita mulai kira-kira pada umur 8-14 tahun dan berlangsung kurang lebih selama 4 tahun, dipengaruhi oleh bangsa, iklim, gizi dan kebudayaan (Widyastuti, 2009).

Kejadian yang penting pada pubertas pada remaja putri adalah pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, menarche (haid pertama kali) dan perubahan psikis. Ovarium mulai berfungsi di bawah pengaruh hormon gonadotropin dan hipofisis, dan hormon ini dikeluarkan atas pengaruh relasing factor dari hipotalamus.


(40)

Dalam ovarium folikel mulai tumbuh, walaupun folikel-folikel tidak sampai matang, karena sebelumnya mengalami atresia, namun folikel-folikel tersebut sudah mampu mengeluarkan estrogen. Pada saat yang kira-kira bersamaan, korteks kelenjar suprarenal mulai membentuk androgen, dan hormon ini memegang peranan dalam pertumbuhan badan (Kusmarini, 2011).

Pengaruh peningkatan hormon yang pertama-tama nampak ialah pertumbuhan badan anak yang lebih cepat, terutama ekstremitasnya dan badan lambat laun mendapatkan bentuk sesuai jenis kelamin. Walaupun ada pengaruh hormon somatotropin, diduga bahwa pada wanita kecepatan pertumbuhan terutama disebabkan oleh estrogen. Estrogen ini pula yang pada suatu waktu menyebabkan penutupan garis epifisis tulang-tulang, sehingga pertumbuhan badan terhenti. Pengaruh estrogen yang lain ialah pertumbuhan genetalia interna, genetalia eksterna dan ciri-ciri kelamin sekunder. Dalam masa pubertas genetalia interna dan genetalia eksterna lambat laun tumbuh untuk mencapai bentuk dan sifat seperti pada masa dewasa (Widyastuti, 2009).

Kesehatan reproduksi merupakan masalah penting untuk mendapatkan perhatian terutama di kalangan remaja. Remaja yang kelak akan menikah dan menjadi orang tua sebaiknya mempunyai kesehatan reproduksi yang prima, sehingga dapat menurunkan generasi sehat. Di kalangan remaja telah terjadi semacam revolusi hubungan seksual yang menjurus ke arah liberalisasi yang dapat berakibat timbulnya berbagai penyakit hubungan seksual yang merugikan alat reproduksi. Bila pada saatnya diperlukan untuk hamil normal, besar kemungkinan kesehatan reproduksi sudah tidak optimal dan dapat menimbulkan berbagai akibat samping kehamilan. Dengan demikian dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya sehingga dapat mempersiapkan diri untuk hamil dalam keadaan optimal (Manuaba, 2010).


(41)

Kerangka teori ini menggunakan gabungan dari teori penyebab kehamilan remaja menurut Unicef (2008), Irma (2010) yang mengutip pendapat Soetjiningsih (2007) dan Rosa (2012), yaitu :

Menurut Unicef (2008), faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kehamilan remaja meliputi :

a. Tradisi yang mengarah pada pernikahan dini (negara berkembang)

b. Perilaku seksual remaja yang juga dapat dipengaruhi oleh alkohol dan obat-obatan c. Kurangnya pendidikan dan informasi mengenai kesehatan seksual reproduksi.

terutama dari orang tua

d. Tekanan teman sebaya untuk terlibat dalam aktivitas seksual

e. Kurangnya akses ke alat-alat yang mencegah kehamilan sehingga dapat menyebabkan penggunaan kontrasepsi yang tidak tepat

f. Pelecehan seksual yang mengarah untuk pada pemerkosaan g. Kemiskinan

h. Kekerasan dan pelecehan yang terjadi dalam rumah tangga. i. Harga diri rendah

j. Rendahnya kemampuan untuk mewujudkan tidak punya ambisi dan tujuan dalam hal pendidikan

Irma (2010) yang mengutip pendapat Soetjiningsih (2007) menyatakan faktor – faktor yang diduga menjadi sebab terjadinya kehamilan remaja adalah :

a. Faktor sosio demografik 1) Kemiskinan

2) Kebiasaan

3) Peran wanita dimasyarakat 4) Seksualitas aktif, dan 5) Media massa.


(42)

b. Status perkembangan

1) Kurang pemikiran tentang masa depan 2) Ingin mencoba-coba

3) Kebutuhan terhadap perhatian serta ;

c. Penggunaan dan penyalahgunaan obat-obatan

Selanjutnya berdasarkan analisis faktor yang dilakukan Rosa (2012), tentang kehamilan usia muda terdapat faktor pandangan mengenai konsep cinta, faktor pendidikan, ekonomi, dan adat istiadat atau pandangan masyarakat.

2.4. Kerangka Konsep

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan arah dari alur penelitian ini adalah seperti tergambar dalam kerangka konsep di bawah ini :

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian BAB 3

Faktor Penyebab Kehamilan Usia Dini :

1. Tradisi yang mengarah pada pernikahan dini

2. Kurangnya pendidikan dan informasi mengenai kesehatan seksual reproduksi.

3. Kurangnya akses ke alat-alat yang mencegah kehamilan sehingga dapat menyebabkan penggunaan

kontrasepsi yang tidak tepat 4. Pelecehan seksual yang mengarah

untuk pada pemerkosaan 5. Kemiskinan

6. Harga diri rendah

7. Rendahnya kemampuan/ambisi dan tujuan dalam hal pendidikan 8. Kebutuhan terhadap perhatian 9. Peran wanita dimasyarakat 10. Pandangan mengenai konsep cinta 11. Opini Publik


(43)

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survey analitik melalui explanatory research dengan desain cross sectional yang bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi hamil usia dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2013. Survey explanatory research adalah penjelasan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara variabel bebas dan terikat dengan model pendekatan point time atau satu kali pengumpulan data secara observasi.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang dengan alasan meningkatnya jumlah ibu hamil berusia <20 tahun di daerah tersebut.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari proses pengajuan judul, pencarian literatur, konsultasi dengan pembimbing, proposal, penelitian, pengolahan data, penyajian data, pembahasan, kesimpulan dan saran. Keseluruhan proses penelitian tersebut direncanakan pada bulan November 2012 sampai dengan Juni 2013.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita yang hamil berusia <20 tahun yang sudah menikah di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2012 sebanyak 82 orang.


(44)

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik total sampling, yaitu mengambil semua yang ada di populasi sebagai sampel yaitu sebanyak 82 orang.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Pengumpulan data diperoleh secara langsung dari responden melalui kuesioner yang akan dilakukan dengan wawancara langsung kepada responden.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data atau dokumen yang diperoleh dari data demografi Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang, dan Puskesmas Karang Baru, Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tamiang, Data Operasional Pelaksanaan BP-4 Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang.

3.4.3 Data Tertier

Data tertier diperoleh dari jurnal penelitian, makalah publikasi, hasil penelitian terdahulu, thesis baik dari internet maupun perpustakaan yang dapat dipergunakan untuk mendukung pembahasan.

3.4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di Kecamatan Kejuruan Muda Kabupaten Aceh Tamiang dengan karakteristik yang sama dengan responden. Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau skor menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel yang ditunjukkan dengan skor item correct correlation pada


(45)

analisis reliability statistics. Jika skor r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid dan jika skor r hitung < r tabel, maka dinyatakan tidak valid.

Uji reliabilitas dilakukan setelah semua data dinyatakan valid. Dalam penelitian ini tekhnik untuk menghitung indeks reliabilitas yaitu menggunakan metode Cronbanch’s Alpha yaitu untuk mengetahui reliabilitas dengan membandingkan nilai Alpha > 0,60. Dari hasil uji reliabilitas diketahui nilai Cronbach Alpha > 0,6 sehingga dikatakan instrumen reliabel untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.

Tabel 3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian

Variabel Corrected

Item- Total Correlation

(I)

Corrected Item- Total Correlation

(II)

Cronbach’s Alpha

Keterangan

Tradisi

0,735 0,552 Valid

Pendidikan

dan informasi

0,596 0,578 Valid

Tekanan teman

sebaya

0,597 0,387 Valid

Akses alkon

0,236 0,361 Valid

Kemiskinan

0,265 0,499 Valid

Harga diri

0,547 0,613 Valid

Kemampuan

Rendah

0,496 0,570 Valid

Media Massa

0,432 0,429 Valid

Ingin

Coba-coba

0,249 0,460 Valid

Reliabilitas

0,821 Reliabel

3.5 Variabel dan Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dari variabel yang diteliti adalah :


(46)

2. Tradisi yang mengarah pada pernikahan dini : kebiasaan menikahkan anak di usia dini dalam lingkungan responden

3. Kurangnya pendidikan dan informasi mengenai kesehatan seksual reproduksi : sedikitnya pendidikan dan informasi mengenai kesehatan seksual reproduksi yang didapat responden

4. Kurangnya akses ke alat-alat kontrasepsi : kurangnya informasi tentang alat – alat kontrasepsi yang mencegah kehamilan sehingga dapat menyebabkan penggunaan kontrasepsi yang tidak tepat

5. Pelecehan seksual yang mengarah pada pemerkosaan : banyaknya kasus pelecehan dan pemerkosaan yang membuat orang tua segera menikahkan anaknya

6. Kemiskinan : ketidakmampuan responden dalam memenuhi kebutuhan hidup sehingga menikah di usia dini

7. Harga diri rendah : ketidakmampuan responden dalam mengambil keputusan untuk tidak hamil di usia dini

8. Rendahnya kemampuan/ambisi dan tujuan dalam hal pendidikan : ketidakinginan responden melanjutkan pendidikan sehingga putus sekolah

9. Kebutuhan terhadap perhatian : adanya keinginan lebih diperhatikan oleh pasangan atau keluarga jika cepat hamil

10. Peran wanita dimasyarakat : pandangan yang ada di masyarakat tentang kewajiban seorang wanita untuk bisa hamil

11. Pandangan mengenai konsep cinta : adanya keputusan untuk cepat menikah karena ketakutan ditinggal oleh pasangan.

3.6 Metode Pengukuran

3.6.1 Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen yaitu kehamilan usia muda.


(47)

3.6.2 Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen. Variabel independen dari penelitian ini adalah tradisi yang mengarah pada pernikahan dini, kurangnya pendidikan dan informasi mengenai kesehatan seksual reproduksi, tekanan teman sebaya untuk terlibat dalam aktivitas seksual, kurangnya akses ke alat-alat yang mencegah kehamilan sehingga dapat menyebabkan penggunaan kontrasepsi yang tidak tepat, kemiskinan, harga diri rendah, rendahnya kemampuan/ambisi dan tujuan dalam hal pendidikan,media massa, ingin mencoba-coba, dan kebutuhan terhadap perhatian

3.6.3 Aspek Pengukuran

Menurut Hidayat (2009) skala penilaian yang digunakan untuk mengukur trait (sifat) kepribadian adalah skala penilaian Rating Scale. Skala seperti ini akan memberikan kerangka acuan untuk mencatat kesan pengamat. Penilai biasanya terdiri dari beberapa orang, dan penilai hendaklah orang-orang yang mengetahui bidang yang dinilai. Penilaian yang dilakukan oleh satu orang umumnya dianggap kurang reliabilitas (Nazir, 2009). Pada suatu pengukuran dengan menggunakan instrument observasi checklist dan Rating Scale, peneliti menggunakan pendekatan berdasarkan kategori sistem yang telah dibuat oleh peneliti untuk mengobservasi suatu peristiwa dan prilaku dari subjek (Nursalam, 2009).

Maka skala penilaian yang digunakan untuk pengukuran variabel dependen (terikat) dan variabel bebas (independen) pada penelitian ini adalah menggunakan skala penilaian Rating Scale. Dalam model Rating Scale responden menjawab salah satu dari jawaban data kuantitatif yang sudah tersedia (Riduwan, 2005). Disini subyek diminta untuk mengecek angka tertentu dari suatu kontinum pada suatu garis tertentu dimana individu atau objek akan ditempatkan (Nazir, 2009). Pada pengukuran Rating Scale terdapat skala 1 sampai dengan 10, dimana 1 (sangat tidak setuju sekali) dan 10 (sangat


(48)

setuju sekali). Di sini responden diminta menilai seberapa besar tingkat persetujuan responden dalam suatu kejadian yang menyebabkan kehamilan usia muda (20 tahun).

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju sekali Sangat setuju sekali

Tabel 3.2. Rincian Pertanyaan dari Variabel yang Diteliti

No Variabel Jumlah

Pertanyaan

Skala Pengukuran

1. Tradisi yang mengarah pada pernikahan dini 1 Interval 2. Kurangnya pendidikan dan informasi mengenai

kesehatan seksual reproduksi 1 Interval

3. Kurangnya akses ke alat-alat kontrasepsi 1 Interval 4. Pelecehan seksual yang mengarah pada

pemerkosaan

5. Kemiskinan 1 Interval

6. Harga diri rendah 1 Interval

7. Rendahnya kemampuan/ambisi dan tujuan

dalam hal pendidikan 1 Interval

8. Kebutuhan terhadap perhatian 1 Interval

9. Peran wanita dimasyarakat 1 Interval

10. Pandangan konsep cinta 1 Interval

3.7 Metode Analisis Data

Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah dengan menggunakan komputer dengan program SPSS. Pengolahan dan analisa dan dilakukan dengan menggunakan analisis faktor. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis faktor yang diteliti adalah : a. Memilih variabel yang layak dimasukkan dalam analisis faktor. Analisis faktor

berupaya mengelompokkan sejumlah variabel, maka ada korelasi yang cukup diantara variabel, sehingga akan terjadi pengelompokan. Jika sebuah variabel atau lebih berkorelasi lemah dengan variabel lainnya, maka variabel tersebut akan dikeluarkan dari analisis faktor.

b. Menguji variabel yang ditentukan, menggunakan metode Barlett Test of Sphericity Sera pengukuran MSA (Measure Sampling Adequacy).


(49)

c. Setelah sejumlah variabel terpilih, maka dilakukan “ekstraksi” variabel tersebut hingga menjadi satu atau beberapa faktor. Metode pencarian faktor yang digunakan adalah principal components analysis dengan menentukan banyaknya faktor harus minimum dengan memperhitungkan varian maksimum dalam data untuk dipergunakan di dalam analisis multivariat.

d. Faktor yang terbentuk, dapat menggambarkan perbedaan diantara faktor-faktor yang ada.

e. Melakukan interpretasi terhadap faktor-faktor yang terbentuk dan memberi nama atas faktor yang terbentuk tersebut.

f. Melakukan validasi terhadap faktor yang terbentuk dengan cara : membagikan sampel awal menjadi dua bagian, kemudian membandingkan hasil faktor sampel satu dengan sampel dua. Jika hasil tidak banyak perbedaan, dikatakan faktor yang terbentuk telah valid.

Rata-rata hitung adalah jumlah nilai data atau jumlah hasil seluruh observasi dibagi dengan jumlah nilai data yang diobservasi tersebut (Machfoedz, 2011).

Rumus :

n

x

X

=

Dimana :

X

: Rata-rata jumlah : Jumlah

x : Nilai tiap data yang diobservasi n : Jumlah data yang diobservasi

Menurut Riduwan, (2005) untuk melihat mana yang paling berpengaruh dari faktor yang terbentuk terhadap kejadian kehamilan usia muda maka digunakan kategori penilaian yaitu (jumlah skor tertinggi tiap item) x (jumlah item pertanyaan) x ( jumlah responden). Dengan kategori sebagai berikut :

a. Baik ≥ 80% b. Sedang 60% - 79% c. Kurang ≤ 59%


(50)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Kecamatan Karang Baru

4.1.1 Letak Geografis Kecamatan Karang Baru

Kecamatan Karang Baru merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten

Aceh Tamiang dengan yang beribukota Medang Ara. Terletak pada 04°15'31,00"

- 04°23'39,00" LU dan 97°46'32,00" - 98°06'19,00" BT, memiliki luas wilaya

139,45 Km

2.

Kecamatan Karang Baru juga dibatasi oleh wilayah-wilayah seperti

tersebut dibawah ini yaitu :

1.

Sebelah Utara

: Kecamatan Manyak Payed dan

Kecamatan Bendahara

2.

Sebelah Timur

: Kecamatan Rantau, Kecamatan Kota Kuala

Simpang dan Kecamatan Banda Mulia

3.

Sebelah Selatan

: Kecamatan Kejuruan Muda

4.

Sebelah Barat

: Kecamatan Sekerak

4.1.2

Gambaran Jumlah Penduduk Kecamatan Karang Baru

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Kelompok Umur dan Jenis

Kelamin di Kecamatan Karang Baru Tahun 2012

No

Golongan Umur

Laki – Laki

Perempuan

Jumlah


(51)

2

5 – 9

1962

1821

3783

3

10 – 14

1947

1903

3850

4

15 – 19

1713

1693

3406

5

20 – 24

1622

1638

3260

6

25 – 29

1696

1630

3326

7

30 – 34

1519

1534

3053

Tabel 4.1 (Lanjutan)

No

Golongan Umur

Laki – Laki

Perempuan

Jumlah

8

35 – 39

1521

1468

2989

9

40 – 44

1302

1199

2501

10

45 – 49

1048

1088

2136

11

50 – 54

966

835

1801

12

55 – 59

567

512

1079

13

60 – 64

329

331

660

14

65 +

592

772

1364

Jumlah

18784

18394

37178

Sumber : Statistik Daerah Kecamatan Karang Baru 2012

Dari tabel 4.1 diketahui bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak

dari jumlah penduduk perempuan, dimana paling banyak pada golongan umur 00

– 04 tahun yaitu 1.970 orang perempuan dan laki-laki 2.000 orang, jumlah

penduduk paling sedikit pada golongan umur 60 – 64 tahun yaitu 331 orang pada

perempuan dan 329 pada penduduk laki – laki.

4.2. Distribusi Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh karakteristik dari responden

penelitian, yaitu di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun

2013, dapat kita lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.2. Karakteristik Wanita yang Hamil Usia Dini di Kecamatan Karang

Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2011

No. Karakteristik Responden Jumlah (n) Persentase (%)

1

Umur

16 tahun

12

14,6

17 tahun

16

19,5

18 tahun

23

28,1


(52)

Tabel 4.2 (Lanjutan)

No. Karakteristik Responden Jumlah (n) Persentase (%)

2

Pendidikan

SD

22

26,8

SMP

30

36,6

SMA

29

35,4

Akademi/PT

1

1,2

3

Usia Kehamilan

1-3 bulan

16

19,5

4-6 bulan

39

47,6

7-9 bulan

27

32,9

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, dapat kita ketahui bahwa persentase yang

paling banyak adalah rata-rata ada usia 19 tahun yaitu 31 orang (37,8%), tingkat

pendidikan SMA 29 orang (35.4%), dan usia kehamilan 4 – 6 bulan 39 orang

(47,6%).

4.3. Uji Kelayakan Faktor

Dalam penelitian ini, faktor Kehamilan Usia Dini di Kecamatan Karang

Baru Kabupaten Aceh Tamiang dipengaruhi oleh 10 (Sepuluh) faktor, yaitu tradisi

pernikahan dini, kurangnya pendidikan dan informasi mengenai kesehatan seksual

reproduksi, kurangnya akses ke alat-alat yang mencegah kehamilan sehingga

dapat menyebabkan penggunaan kontrasepsi yang tidak tepat, pelecehan seksual,

kemiskinan, harga diri rendah, rendahnya kemampuan/ambisi dan tujuan dalam

hal pendidikan, kebutuhan terhadap perhatian, peran wanita dan konsep cinta.

Untuk itu perlu dilakukan uji kelayakan dengan melihat nilai KMO

(Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy)

dan Barlett’s test. KMO

digunakan untuk mengukur kecukupan sampling dan membandingkan besarnya

koefisien korelasi antar pasangan variabel. Sedangkan Barlett’s Test digunakan

untuk menguji hipotesis bahwa variabel tak berkorelasi di dalam populasi. Dengan


(53)

melihat nilai KMO dan Barlett’s test di bawah 0,5, maka dapat diperoleh variabel

mana yang dapat dianalisis lebih lanjut atau tidak.

4.3.1. Uji Kelayakan I

Pada uji kelayakan I angka KMO and Barlett”s Test adalah 0.501 dengan

signifikan 0.001, maka variabel dan sampel yang ada dapat dianalisis lebih lanjut

karena memiliki nilai KMO di atas 0.5 dan nilai signifikan < 0.05.

Tabel 4.3. Distribusi Korelasi Faktor Kelayakan Pertama pada Variabel

yang Memengaruhi Kehamilan Usia Dini di Kecamatan Karang Baru

Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013

Variabel Tradisi

pernikaha n dini Kurangnya Pendidikan dan Informasi tentang Kespro Kurangnya akses Alat Kontrasepsi Peleceh an Seksual Kemi skina n Harga Diri Renda h Kemam puan Rendah Kebutuh an akan Perhatia n Peran Wanit a Kons ep Cinta Tradisi pernikahan dini 0.565a Kurangnya Pendidikan dan Informasi tentang Kespro 0.638a Kurangnya akses Alat Kontrasepsi 0.541a Pelecehan Seksual 0.498 a

Kemiskinan 0.419a

Harga Diri Rendah 0.390 a Kemampuan Rendah 0.353 a Kebutuhan akan perhatian 0.545a Peran di Masyarakat 0.571 a Konsep Cinta 0.512 a

Pada tabel 4.3 terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal (dari kiri

atas ke kanan bawah) khususnya pada angka korelasi yang bertanda “

a

(Nilai Anti

Image Matrices)

yang menandakan besaran KMO sebuah variabel. Ada 4 (empat)

variabel yang mempunyai KMO di bawah 0.5, maka variabel yang memiliki nilai

KMO terkecil akan dikeluarkan dari pemilihan variabel.

Variabel yang mempunyai nilai KMO terkecil adalah kemampuan rendah

(0.353). Maka variabel ini dikeluarkan sehingga variabel berkurang menjadi 9


(1)

Cinta .605 .155 -.107 -.118 Extraction Method: Principal Component Analysis.

a. 4 components extracted.

Uji Kelayakan III

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .617

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 41.570

df 28

Sig. .048

Anti-image Matrices

tradisi informasi aksesalkon Pelecehan hargadiri Perhatian Peran Cinta Anti-image Covariance tradisi .829 .027 .187 -.026 .089 .100 -.065 .170

informasi .027 .902 -.084 .178 -.062 -.136 .017 -.052 aksesalkon .187 -.084 .815 .006 -.166 .158 .052 -.138 Pelecehan -.026 .178 .006 .913 -.098 -.025 -.157 .025 hargadiri .089 -.062 -.166 -.098 .921 -.026 .044 .064 Perhatian .100 -.136 .158 -.025 -.026 .923 -.028 -.115

Peran -.065 .017 .052 -.157 .044 -.028 .918 .110

Cinta .170 -.052 -.138 .025 .064 -.115 .110 .854

Anti-image Correlation tradisi .676a .031 .227 -.030 .102 .114 -.074 .203 informasi .031 .631a -.098 .196 -.068 -.149 .019 -.059 aksesalkon .227 -.098 .605a .006 -.191 .183 .060 -.165 Pelecehan -.030 .196 .006 .557a -.107 -.027 -.172 .028 hargadiri .102 -.068 -.191 -.107 .567a -.029 .048 .073 Perhatian .114 -.149 .183 -.027 -.029 .434a -.031 -.130

Peran -.074 .019 .060 -.172 .048 -.031 .686a .124

Cinta .203 -.059 -.165 .028 .073 -.130 .124 .660a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Correlation Matrix

tradisi informasi aksesalkon Pelecehan hargadiri Perhatian Peran Cinta

Sig. (1-tailed) tradisi .129 .003 .257 .077 .146 .085 .004


(2)

aksesalkon .003 .105 .316 .021 .173 .101 .019

Pelecehan .257 .030 .316 .261 .475 .041 .205

hargadiri .077 .219 .021 .261 .433 .282 .450

Perhatian .146 .087 .173 .475 .433 .480 .107

Peran .085 .210 .101 .041 .282 .480 .052

Cinta .004 .110 .019 .205 .450 .107 .052

Communalities

Initial Extraction

tradisi 1.000 .500

informasi 1.000 .364

aksesalkon 1.000 .613

Pelecehan 1.000 .649

hargadiri 1.000 .470

Perhatian 1.000 .792

Peran 1.000 .427

Cinta 1.000 .401

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Total Variance Explained

Component

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %

1 1.896 23.704 23.704 1.896 23.704 23.704

2 1.213 15.157 38.861 1.213 15.157 38.861

3 1.106 13.825 52.686 1.106 13.825 52.686

4 .968 12.099 64.785

5 .849 10.610 75.395

6

.721 9.007 84.401

7 .652 8.154 92.556

8 .596 7.444 100.000


(3)

Component Matrixa

Component

1 2 3

tradisi -.661 -.170 -.183

informasi .474 -.354 .115

aksesalkon .609 .456 -.185

Pelecehan -.341 .563 .465

hargadiri .337 .567 .186

Perhatian .196 -.421 .759

Peran -.476 .148 .422

Cinta .607 -.113 .140

Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 3 components extracted.

Uji Kelayakan IV

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .654

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 35.532

df 21

Sig. .025

Anti-image Matrices

tradisi informasi aksesalkon Pelecehan hargadiri Peran Cinta

Anti-image Covariance tradisi .840 .043 .178 -.024 .093 -.062 .189

informasi .043 .923 -.065 .179 -.068 .013 -.072

aksesalkon .178 -.065 .843 .010 -.167 .058 -.124

Pelecehan -.024 .179 .010 .914 -.099 -.158 .022

hargadiri .093 -.068 -.167 -.099 .922 .043 .062

Peran -.062 .013 .058 -.158 .043 .918 .108

Cinta .189 -.072 -.124 .022 .062 .108 .868

Anti-image Correlation tradisi .683a .049 .211 -.027 .106 -.071 .221

informasi .049 .663a -.073 .195 -.073 .014 -.080

aksesalkon .211 -.073 .680a .012 -.189 .066 -.145

Pelecehan -.027 .195 .012 .560a -.108 -.173 .024

hargadiri .106 -.073 -.189 -.108 .568a .047 .069

Peran -.071 .014 .066 -.173 .047 .691a .121


(4)

Anti-image Matrices

tradisi informasi aksesalkon Pelecehan hargadiri Peran Cinta

Anti-image Covariance tradisi .840 .043 .178 -.024 .093 -.062 .189

informasi .043 .923 -.065 .179 -.068 .013 -.072

aksesalkon .178 -.065 .843 .010 -.167 .058 -.124

Pelecehan -.024 .179 .010 .914 -.099 -.158 .022

hargadiri .093 -.068 -.167 -.099 .922 .043 .062

Peran -.062 .013 .058 -.158 .043 .918 .108

Cinta .189 -.072 -.124 .022 .062 .108 .868

Anti-image Correlation tradisi .683a .049 .211 -.027 .106 -.071 .221

informasi .049 .663a -.073 .195 -.073 .014 -.080

aksesalkon .211 -.073 .680a .012 -.189 .066 -.145

Pelecehan -.027 .195 .012 .560a -.108 -.173 .024

hargadiri .106 -.073 -.189 -.108 .568a .047 .069

Peran -.071 .014 .066 -.173 .047 .691a .121

Cinta .221 -.080 -.145 .024 .069 .121 .669a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Correlation Matrix

tradisi informasi aksesalkon Pelecehan hargadiri Peran Cinta

Sig. (1-tailed) tradisi .129 .003 .257 .077 .085 .004

informasi .129 .105 .030 .219 .210 .110

aksesalkon .003 .105 .316 .021 .101 .019

Pelecehan .257 .030 .316 .261 .041 .205

hargadiri .077 .219 .021 .261 .282 .450

Peran .085 .210 .101 .041 .282 .052

Cinta .004 .110 .019 .205 .450 .052

Communalities

Initial Extraction

Tradisi 1.000 .477

Informasi 1.000 .296

Aksesalkon 1.000 .521

Pelecehan 1.000 .615

Hargadiri 1.000 .476

Peran 1.000 .325

Cinta 1.000 .358


(5)

Total Variance Explained

Component

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %

1 1.879 26.838 26.838 1.879 26.838 26.838

2 1.191 17.012 43.850 1.191 17.012 43.850

3 .968 13.828 57.678

4 .888 12.680 70.358

5 .737 10.535 80.893

6 .686 9.799 90.692

7 .652 9.308 100.000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Component Matrixa

Component

1 2

tradisi -.656 -.216

informasi .455 -.298

aksesalkon .641 .332

Pelecehan -.344 .705

hargadiri .346 .597

Peran -.488 .295

Cinta .595 -.065

Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 2 components extracted.


(6)

Rotated Component Matrixa

Component

1 2

Tradisi -.631 .280

Informasi .137 -.527

aksesalkon .698 -.184

Pelecehan .219 .753

Hargadiri .657 .210

Peran -.164 .546

Cinta .397 -.448

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser

Normalization.

a. Rotation converged in 3 iterations.

Component Transformation Matrix

Compone

nt 1 2

1 .741 -.671

2 .671 .741

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.