Faktor Internal 1 Interpretasi dan Penamaan Faktor

tersebut bisa dinamakan faktor internal. Hal ini berarti ada sekelompok wanita yang hamil di usia dini disebabkan karena adanya dorongan dari dalam diri wanita itu sendiri. b. Faktor 2 : terdiri atas variabel tradisi pernikahan dini, pelecehan seksual, dan peran wanita di masyarakat. Jika diberi nama faktor tersebut bisa dinamakan faktor eksternal. Hal ini berarti ada sekelompok wanita yang hamil ini di usia dini disebabkan karena adanya dorongan dari luar diri wanita itu sendiri.

5.3.1 Faktor Internal 1

Pengaruh Faktor Kurangnya Pendidikan dan Informasi tentang Kespro Berdasarkan hasil analisis, faktor kurangnya pendidikan dan informasi tentang kespro berpengaruh terhadap kehamilan usia dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2013 yaitu dengan nilai KMO diatas 0.5 yaitu 0.663 dengan signifikan 0.001. Hal ini menjelaskan bahwa masyarakat tempat remaja tumbuh memberikan gambaran sempit tentang kesehatan reproduksi sebagai hubungan seksual dan dianggap tabu dibicarakan dengan anak remaja. Sehingga saluran informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi menjadi sangat kurang Manuaba, IBG.dkk.2009 dan Aryani, R.2010. Menurut asumsi peneliti orang tua menganggap masa anak atau remaja belum saatnya untuk mengetahui dan mengerti tentang pengetahuan kesehatan reproduksi karena takut anak akan mencoba serta adanya anggapan pada masa dewasa akan tahu dengan sendirinya. Selain itu juga pendidikan mempengaruhi sikap dan tingkah laku manusia. Universitas Sumatera Utara Menurut Bachtiar 2004, bahwa pendidikan merupakan jalur yang sangat ampuh dalam membentuk karakter seseorang. 2 Pengaruh Faktor Kurangnya Akses pada Alat Kontrasepsi Tingkat kurangnya akses alat kontrasepsi berpengaruh terhadap kehamilan usia dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2012 dengan nilai KMO di atas 0.5 yaitu 0.680 dengan signifikan 0.001. Kehamilan yang terjadi pada remaja di usia dini banyak terjadi karena kehamilan yang tidak diinginkan baik nikah maupun pranikah. Menurut Manuaba 2002, yang mencatat data WHO mengatakan bahwa dari 200-300 juta kehamilan yang tidak diinginkan , sekitar 120 – 150 juta tidak mempergunakan KB apapun, termasuk di Indonesia sekitar 50 kehamilan tanpa perlindungan KB efektif. Selanjutnya kurangnya akses pada alat kontrasepsi ini menyebabkan salah dalam memilih alat kontrasepsi yang tepat, sehingga dapat menyebabkan kehamilan. 3 Pengaruh Faktor Harga Diri Rendah Berdasarkan hasil analisis faktor, harga diri berpengaruh terhadap kehamilan usia usia dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2013 dengan nilai KMO diatas 0.5 yaitu 0.568 dengan signifikan 0.001. Hapsari 2010 mengutip pendapat Brown 1998, mengatakan harga diri adalah penilaian kemampuan diri, yaitu antara kemampuan yang secara riil dimiliki seseorang dengan kemampuan ideal yang diharapkan ada pada dirinya yang akan ditunjukkan melalui sikap terhadap dirinya sendiri, apakah ia menerima atau menolaknya. Keyakinan seseorang turut mempengaruhi kemampuan untuk melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan. Orang yang memiliki keyakinan diri yang tinggi memiliki kekuatiran sosial yang rendah sehingga mampu Universitas Sumatera Utara mengungkapkan pendapat dan perasaan tanpa merugikan orang lain dan diri sendiri. Santrock 2007 yang mengutip Robin dkk 2002, menyatakan harga diri cenderung menurun di masa remaja, terutama pada remaja perempuan berumur 12-17 tahun. 4 Pengaruh Konsep Cinta Berdasarkan hasil analisis faktor, harga diri berpengaruh terhadap kehamilan usia usia dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2013 dengan nilai KMO diatas 0.5 yaitu 0.669 dengan signifikan 0.001. Menurut Rosa 2012 yang mengutip pendapat Lesnapurnawan 2009, remaja menyalahartikan atau cenderung kebingungan dalam mengartikan konsep cinta, keintiman, dan tingkah laku seksual sehingga remaja awal cenderung berfikir bahwa seks adalah cara untuk mendapatkan pasangan, sedangkan pada remaja akhir cenderung melakukan tingkah laku seksual jika telah ada ikatan dan saling pengertian dengan pasangan. Seks sering dijadikan sarana untuk berkomunikasi dengan pasangannya. Menurut Dianawati 2009, adanya tekanan dari pacarnya dan karena kebutuhan untuk mencintai dan dicintai, seseorang rela melakukan apa saja terhadap pasangannya tanpa memikirkan risiko yang nanti dihadapinya. Dalam hal ini yang berperan bukan hanya saja napsu seksual mereka, melainkan juga karena sikap memberontak terhadap orangtuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu bantuk hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga diri sebagai layaknya manusia dewasa. Dari beberapa faktor internal tersebut di atas, yang paling mempengaruhi terhadap kejadian kehamilan usia dini adalah variabel kurangnya akses pada alat kontarsepsi dengan nilai anti image matrics 0.698, hal ini menunjukkan bahwa kurangnya akses pada alat kontrasepsi, menyebabkan tingginya kejadian kehamilan usia dini, karena kurangnya akses pada alat kontrasepsi menyebabkan penggunaan kontrasepsi yang tidak tepat pada usia-usia pernikahan yang seharusnya masih bertujuan menunda kehamilan. Selanjutnya berdasarkan bobot diketahui faktor internal memiliki bobot 52 yang masih dalam kategori kurang yang berarti bahwa faktor-faktor internal tersebut masih belum mampu menjelaskan sepenuhnya faktor-faktor yang memengaruhi kehamilan usia dini, karena diperkirakan masih ada faktor-faktor internal lain yang tidak diteliti, tetapi memiliki pengaruh lebih besar terhadap kejadian kehamilan usia muda di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang. Universitas Sumatera Utara

5.3.2 Faktor Eksternal 1 Tradisi Pernikahan Dini