2 5 – 9
1962 1821
3783
3 10 – 14
1947 1903
3850
4 15 – 19
1713 1693
3406
5 20 – 24
1622 1638
3260
6 25 – 29
1696 1630
3326
7 30 – 34
1519 1534
3053
Tabel 4.1 Lanjutan
No Golongan Umur
Laki – Laki Perempuan
Jumlah 8
35 – 39 1521
1468 2989
9 40 – 44
1302 1199
2501
10 45 – 49
1048 1088
2136
11 50 – 54
966 835
1801
12 55 – 59
567 512
1079
13 60 – 64
329 331
660
14 65 +
592 772
1364
Jumlah 18784
18394 37178
Sumber : Statistik Daerah Kecamatan Karang Baru 2012
Dari tabel 4.1 diketahui bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari jumlah penduduk perempuan, dimana paling banyak pada golongan umur 00
– 04 tahun yaitu 1.970 orang perempuan dan laki-laki 2.000 orang, jumlah penduduk paling sedikit pada golongan umur 60 – 64 tahun yaitu 331 orang pada
perempuan dan 329 pada penduduk laki – laki.
4.2. Distribusi Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh karakteristik dari responden penelitian, yaitu di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun
2013, dapat kita lihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.2. Karakteristik Wanita yang Hamil Usia Dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2011
No. Karakteristik Responden
Jumlah n Persentase
1 Umur
16 tahun 12
14,6 17 tahun
16 19,5
18 tahun 23
28,1 19 tahun
31 37,8
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Lanjutan
No. Karakteristik Responden
Jumlah n Persentase
2 Pendidikan
SD 22
26,8 SMP
30 36,6
SMA 29
35,4 AkademiPT
1 1,2
3 Usia Kehamilan
1-3 bulan 16
19,5 4-6 bulan
39 47,6
7-9 bulan 27
32,9 Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, dapat kita ketahui bahwa persentase yang
paling banyak adalah rata-rata ada usia 19 tahun yaitu 31 orang 37,8, tingkat pendidikan SMA 29 orang 35.4, dan usia kehamilan 4 – 6 bulan 39 orang
47,6.
4.3. Uji Kelayakan Faktor
Dalam penelitian ini, faktor Kehamilan Usia Dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang dipengaruhi oleh 10 Sepuluh faktor, yaitu tradisi
pernikahan dini, kurangnya pendidikan dan informasi mengenai kesehatan seksual reproduksi, kurangnya akses ke alat-alat yang mencegah kehamilan sehingga
dapat menyebabkan penggunaan kontrasepsi yang tidak tepat, pelecehan seksual, kemiskinan, harga diri rendah, rendahnya kemampuanambisi dan tujuan dalam
hal pendidikan, kebutuhan terhadap perhatian, peran wanita dan konsep cinta. Untuk itu perlu dilakukan uji kelayakan dengan melihat nilai KMO
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy dan Barlett’s test. KMO digunakan untuk mengukur kecukupan sampling dan membandingkan besarnya
koefisien korelasi antar pasangan variabel. Sedangkan Barlett’s Test digunakan untuk menguji hipotesis bahwa variabel tak berkorelasi di dalam populasi. Dengan
Universitas Sumatera Utara
melihat nilai KMO dan Barlett’s test di bawah 0,5, maka dapat diperoleh variabel mana yang dapat dianalisis lebih lanjut atau tidak.
4.3.1. Uji Kelayakan I
Pada uji kelayakan I angka KMO and Barlett”s Test adalah 0.501 dengan signifikan 0.001, maka variabel dan sampel yang ada dapat dianalisis lebih lanjut
karena memiliki nilai KMO di atas 0.5 dan nilai signifikan 0.05.
Tabel 4.3. Distribusi Korelasi Faktor Kelayakan Pertama pada Variabel yang Memengaruhi Kehamilan Usia Dini di Kecamatan Karang Baru
Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013
Variabel Tradisi
pernikaha n dini
Kurangnya Pendidikan dan
Informasi tentang Kespro
Kurangnya akses
Alat Kontrasepsi
Peleceh an
Seksual Kemi
skina
n Harga
Diri Renda
h Kemam
puan Rendah
Kebutuh an akan
Perhatia n
Peran Wanit
a Kons
ep Cinta
Tradisi pernikahan
dini
0.565
a
Kurangnya Pendidikan
dan Informasi
tentang Kespro
0.638
a
Kurangnya
akses
Alat
Kontrasepsi
0.541
a
Pelecehan
Seksual
0.498
a
Kemiskinan 0.419
a
Harga Diri
Rendah
0.390
a
Kemampuan Rendah
0.353
a
Kebutuhan akan
perhatian
0.545
a
Peran di
Masyarakat
0.571
a
Konsep Cinta
0.512
a
Pada tabel 4.3 terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal dari kiri atas ke kanan bawah khususnya pada angka korelasi yang bertanda “
a
” Nilai Anti Image Matrices yang menandakan besaran KMO sebuah variabel. Ada 4 empat
variabel yang mempunyai KMO di bawah 0.5, maka variabel yang memiliki nilai KMO terkecil akan dikeluarkan dari pemilihan variabel.
Variabel yang mempunyai nilai KMO terkecil adalah kemampuan rendah 0.353. Maka variabel ini dikeluarkan sehingga variabel berkurang menjadi 9
Universitas Sumatera Utara
sembilan variabel dan dilakukan proses pengujian ulang. Dimana variabel yang tinggal dan diproses adalah tradisi pernikahan dini, kurangnya pendidikan dan
informasi mengenai kesehatan seksual reproduksi, kurangnya akses ke alat-alat yang mencegah kehamilan sehingga dapat menyebabkan penggunaan kontrasepsi
yang tidak tepat, pelecehan seksual, kemiskinan, harga diri rendah, kebutuhan terhadap perhatian, peran wanita dan konsep cinta.
4.3.2. Uji Kelayakan II
Pada uji kelayakan II angka KMO and Barlett”s Test adalah 0.565 dengan signifikan 0.001, maka variabel dan sampel yang ada dapat dianalisis lebih lanjut
karena memiliki nilai KMO di atas 0.5 dan nilai signifikan 0.05.
Tabel 4.4. Distribusi Korelasi Faktor Kelayakan Kedua pada Variabel yang Memengaruhi Kehamilan Usia Dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten
Aceh Tamiang Tahun 2013
Variabel Tradisi
pernikaha n dini
Kurangny a
Pendidika n dan
Informasi tentang
Kespro
Kurangnya akses
Alat Kontrasepsi
Pelece han
Seksu al
Kemisk inan
Harga Diri
Rendah Kebutuh
an akan Perhatian
Peran Wanita
Konsep Cinta
Tradisi pernikahan
dini
0.578
a
Kurangnya Pendidikan
dan Informasi
tentang Kespro
0.649
a
Kurangnya
akses
Alat
Kontrasepsi
0.560
a
Pelecehan
Seksual
0.516
a
Kemiskinan 0.413
a
Harga Diri
Rendah
0.572
a
Kebutuhan akan
perhatian
0.500
a
Peran di 0.634
a
Universitas Sumatera Utara
Masyarakat Konsep
Cinta
0.664
a
Pada tabel 4.4 terlihat ada 1 satu variabel yang mempunyai KMO di bawah 0.5, maka variabel tersebut akan dikeluarkan dari pemilihan variabel.
Variabel yang mempunyai nilai KMO di bawah 0,5 adalah kemiskinan 0.413. Maka variabel kemiskinan dikeluarkan sehingga variabel berkurang menjadi 8
delapan variabel dan dilakukan proses pengujian ulang.
4.3.3. Uji Kelayakan III
Pada uji kelayakan III angka KMO and Barlett”s Test adalah 0.617 dengan signifikan 0.001, maka variabel dan sampel yang ada dapat dianalisis lebih lanjut
karena memiliki nilai KMO di atas 0.5 dan nilai signifikan 0.05.
Tabel 4.5. Distribusi Korelasi Faktor Kelayakan Ketiga pada Variabel yang Memengaruhi Kehamilan Usia Dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten
Aceh Tamiang Tahun 2013
Variabel Tradisi
pernikahan dini
Kurangnya Pendidikan
dan Informasi
tentang Kespro
Kurangnya akses
Alat Kontrasepsi
Pelecehan Seksual
Harga Diri Rendah
Kebutuhan akan
Perhatian Peran
Wanita Konsep
Cinta
Tradisi pernikahan
dini
0.676
a
Kurangnya Pendidikan
dan Informasi tentang
Kespro
0.631
a
Kurangnya
akses
Alat
Kontrasepsi
0.605
a
Pelecehan
Seksual
0.557
a
Harga Diri Rendah
0.567
a
Kebutuhan akan
perhatian
0.434
a
Peran di
Masyarakat
0.686
a
Konsep Cinta
0.660
a
Pada tabel 4.5 terlihat ada 1 satu variabel yang mempunyai KMO di bawah 0.5, maka variabel yang memiliki nilai KMO terkecil akan dikeluarkan dari
Universitas Sumatera Utara
pemilihan variabel. Variabel yang mempunyai nilai KMO terkecil adalah kebutuhan akan perhatian 0.434. Maka variabel tersebut dikeluarkan sehingga
variabel berkurang menjadi 7 tujuh variabel dan dilakukan proses pengujian ulang.
4.3.4. Uji Kelayakan IV
Pada uji kelayakan IV angka KMO and Barlett”s Test adalah 0.654 dengan signifikan 0.001, maka variabel dan sampel yang ada dapat dianalisis lebih lanjut
karena memiliki nilai KMO di atas 0.5 dan nilai signifikan 0.05.
Tabel 4.6. Distribusi Korelasi Faktor Kelayakan Keempat pada Variabel yang Memengaruhi Kehamilan Usia Dini di Kecamatan Karang Baru
Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013
Variabel Tradisi
pernikahan dini
Kurangnya Pendidikan
dan Informasi
tentang Kespro
Kurangnya akses
Alat Kontrasepsi
Pelecehan Seksual
Harga Diri Rendah
Peran Wanita
Konsep Cinta
Tradisi
pernikahan dini
0.683
a
Kurangnya Pendidikan dan
Informasi
tentang Kespro
0.663
a
Kurangnya
akses
Alat
Kontrasepsi
0.680
a
Pelecehan
Seksual
0.560
a
Harga Diri Rendah
0.568
a
Peran di
Masyarakat
0.691
a
Konsep Cinta
0.669
a
Pada tabel 4.6 terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal dari kiri
atas ke kanan bawah. Pada uji kelayakan yang ke 4 empat ini, tidak ada lagi variabel yang mempunyai nilai KMO di bawah 0.5, sehingga semua variabel 7
variabel dapat dilakukan analisis faktor selanjutnya, yaitu faktor tradisi pernikahan dini, kurangnya pendidikan dan informasi mengenai kesehatan seksual
Universitas Sumatera Utara
reproduksi, kurangnya akses ke alat-alat yang mencegah kehamilan sehingga dapat menyebabkan penggunaan kontrasepsi yang tidak tepat, pelecehan seksual,
harga diri rendah, peran wanita di masyarakat dan konsep cinta.
4.4. Analisis Faktor Faktoring, Ekstraksi dan Rotasi
Sebelumnya telah dilakukan tahapan awal analisis faktor, yaitu penyaringan terhadap sejumlah variabel, sehingga variabel-variabel memenuhi syarat untuk
dianalisis. Selanjutnya dilakukan proses analisis faktor yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada, sehingga terbentuk satu atau lebih faktor.
4.4.1. Communalities
Communilities pada dasarnya adalah jumlah varians bisa juga dari persentase dari suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor yang ada.
Metode yang digunakan dalam ekstraksi pada penelitian ini adalah metode principal component analysis dengan ketentuan bahwa semakin besar communilities sebuah
variabel, berarti semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk dan sebaliknya.
Tabel 4.7. Distribusi Besarnya Hubungan Variabel yang Memengaruhi Kehamilan Usia Dini berdasarkan Jumlah Varians dari Faktor yang
Terbentuk di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2012
Variabel Ekstraksi
Tradisi pernikahan dini 0,477
Kurangnya pendidikan dan informasi tentang Kespro
0,296
Kurangnya Akses Alat Kontrasepsi
0,521
Pelecehan Seksual 0,615
Harga diri rendah 0,476
Peran Wanita di Masyarakat 0,325
Konsep Cinta 0,358
4.4.2.
Total Variance Explained
Universitas Sumatera Utara
Total variance explained menunjukkan bahwa dari 7 tujuh variabel yang dimasukkan dalam analisis faktor, maka ada 2 dua faktor yang terbentuk yang dapat
dilihat karena berdasarkan kumulatif di faktor ke dua sudah cukup besar, yaitu
43.850
dari ketujuh faktor yang mempengaruhi kehamilan usia dini. Jumlah angka eigenvalues adalah sama dengan jumlah varians keenam variabel, dengan masing-
masing variabel mempunyai varians 1, maka total varians adalah 7 x 1 = 7. Nilai eigenvalues di bawah 1 satu tidak terhitung untuk faktor yang terbentuk.
Tabel 4.8 Hasil Analisis Terbentuknya Faktor yang Memengaruhi Kehamilan Usia Dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2012
Komponen Angka Eigenvalues
Total Varians
Kumulatif 1
1.879 26.838
26.838
2 1.191
17.012 43.850
3 0.968
13.828 57.678
4 0.888
12.680 70.358
5 0.737
10.535 80.893
6 0.686
9.799 90.692
7 0.652
9.308 100.000
4.4.3. Scree Plot
Jika Tabel 4.10 menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat dengan hitungan angka, maka Scree Plot menunjukkan dengan grafik bahwa pada sumbu
x component number dua faktor sudah cukup sekitar 43.85 yang menjadi faktor. Hal ini menunjukkan bahwa dua faktor adalah paling bagus meringkas
ketujuh variabel. Dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1. Grafik Scree Plot terhadap Jumlah Faktor yang Terbentuk
4.4.4. Component Matrix
Tabel 4.9 menunjukkan distribusi kelima variabel pada 2 dua faktor yang terbentuk. Sedangkan angka-angka yang ada pada tabel tersebut adalah factor
loadings, yang menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor 1 dan faktor 2. Proses penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang
mana dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris. Teorinya terletak pada bentuk matriks korelasi.
Tabel 4.9. Distribusi Proses Penentuan Variabel yang Memengaruhi Kehamilan Usia Dini terhadap Faktor yang Terbentuk
No Variabel
Component 1
2 1.
Tradisi pernikahan dini -0.656
-0.216
2. Kurangnya pendidikan dan informasi tentang
Kespro -0.455
-0.298
3. Kurangnya Akses
Alat Kontrasepsi 0.641
0.332
4. Pelecehan Seksual
-0.344 0.705
5. Harga diri rendah
0.346 0.597
6 Peran Wanita di Masyarakat
-0.488 0.295
7 Konsep Cinta
0.595 -0.065
4.4.5. Rotated Component Matrix
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan rotated component matrix yang memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata dari komponen. Terlihat bahwa nilai faktor
faktor loading semakin tinggi sebelum dirotasi dan semakin rendah setelah dirotasi.
Tabel 4.10. Distribusi Penentuan Variabel yang Lebih Jelas dan Nyata Memengaruhi Kehamilan Usia Dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten
Aceh Tamiang Tahun 2013 No
Variabel Komponen
1 2
1. Tradisi pernikahan dini
-0.631 0.280
2. Kurangnya pendidikan dan informasi tentang Kespro
0.137 -0.527
3. Kurangnya Akses
Alat Kontrasepsi 0.698
-0.184
4. Pelecehan Seksual
0.219 0.753
5. Harga diri rendah
0.657 0.210
6 Peran Wanita di Masyarakat
-0.164 0.546
7 Konsep Cinta
0.397 -0.448
4.4.6.
Component Transformation Matrix
Berdasarkan component transformation matrix, perhatikan angka-angka yang ada pada diagonal, antara component 1 dengan 1, component 2 dengan 2.
Terlihat kedua angka jauh diatas 0,5 0,830. Hal ini membuktikan kedua faktor component yang terbentuk sudah tepat, karena mempunyai korelasi yang tinggi.
Tabel 4.11. Distribusi Validasi Faktor yang Terbentuk No Component
1 2
1. Faktor 1
0.741 -0.671
2. Faktor 2
0.671 0.741
4.4.7. Penamaan Faktor yang Terbentuk
Kedua faktor yang terbentuk diberi nama faktor internal dan eksternal. Untuk mengetahui faktor mana yang paling mempengaruhi dari kedua faktor
Universitas Sumatera Utara
dengan melihat skor dari kedua tabel tersebut. Menurut Riduwan, 2005 untuk melihat mana yang paling berpengaruh dari faktor yang terbentuk terhadap
kejadian kehamilan usia muda maka digunakan kategori penilaian yaitu jumlah skor tertinggi tiap item x jumlah item pertanyaan x jumlah responden.
Dengan kategori sebagai berikut : d. Baik
≥ 80 e. Sedang 60 - 79
f. Kurang
≤ 59
Tabel 4.12. Distribusi Faktor Internal yang Memengaruhi Kehamilan Usia Dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013
No Item Pernyataan
Kehamilan Usia Dini Jawaban Bobot Skor
Skor 1
2 3
4 5
6 7
1. Kurangnya pendidikan
dan informasi tentang Kespro
25 28
19 1
6 2
1
191 2.
Kurangnya Akses Alat Kontrasepsi
3 2
5 10
53 9
381 3.
Harga Diri Rendah 2
5 18
7 23
27 371
4. Konsep Cinta
11 23
26 13
9 232
J u m l a h skor yang jawaban yang sesuai 1175
Skor jawaban yang ideal : skor tertinggi x banyak pertanyaan x banyak
sampel = 7 x 4 x 82
2296 Maka faktor internal yang memengaruhi kehamilan usia muda di Kecamatan
Karang Baru KabupatenAceh Tamiang, adalah : Kurang
52
Tabel 4.13. Distribusi Faktor Eksternal yang Memengaruhi Kehamilan Usia di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013
No Item Pernyataan
Kehamilan Usia Dini Jawaban Bobot Skor
Skor 1
2 3
4 5
6 7
1. Tradisi Pernikahan Dini
34 17
23 3
5 -
- 154
2. Pelecehan Seksual
28 20
24 8
1 1
183
3. Peran Wanita di Masyarakat
8 3
19 16
27 9
324
J u m l a h skor yang jawaban yang sesuai 661
Skor jawaban yang ideal : skor tertinggi x banyak pertanyaan x banyak sampel
= 7 x 3 x 82
1722 Maka faktor eksternal yang memengaruhi kehamilan usia muda di Kecamatan
Karang Baru KabupatenAceh Tamiang, adalah : Kurang
38,4
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
Setelah dilakukan penelitian tentang Analisis Faktor Kehamilan Usia Dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013 ditemukan 82
responden. Hal ini hampir sama The World Bank 2010, juga mencatat laporan dari Millennium Development Goals MDGs 2010, dimana tingkat kelahiran
remaja usia 15 – 19 tahun adalah 53 per 1000 kelahiran. Di Indonesia, berdasarkan data The World Bank 2010 yang mencatat laporan dari MDGs
2010, dimana tingkat kelahiran remaja usia 15 – 19 tahun adalah 43 per 1000 kelahiran.
5.1. Analisis Uji Kelayakan
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan analisis faktor ditemukan bahwa nilai KMO Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy MSA diatas 0.5 terdapat pada uji kelayakan ke-4 keempat. Pada uji kelayakan I sampai IV angka KMO Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy MSA masih terdapat nilai KMO dibawah 0,5.
5.2. Analisis Faktor Faktoring, Ekstraksi dan Rotasi
Ada 7 tujuh variabel yang dimasukkan dalam analisis faktor, yaitu faktor tradisi pernikahan dini, kurangnya pendidikan dan informasi mengenai kesehatan
seksual reproduksi, kurangnya akses ke alat-alat yang mencegah kehamilan sehingga dapat menyebabkan penggunaan kontrasepsi yang tidak tepat, pelecehan
seksual, harga diri rendah, peran wanita di masyarakat dan konsep cinta. Tujuh faktor ini menggambarkan data dengan tujuan adalah untuk mengurangi jumlah
faktor yang diperlukan untuk menjelaskan variasi dalam data. Memeriksa hasil jendela sesi baris dari varians atau eigenvalues plot. Proporsi variabilitas
dijelaskan oleh lima faktor akhir adalah 0,958, 0,888, 0,737, 0,686, dan 0,652,
Universitas Sumatera Utara
masing-masing mereka dapat dihilangkan. Dua faktor yang pertama bersama- sama mewakili 43.850.
Dengan demikian, ketujuh variabel tersebut dapat direduksi menjadi 2 faktor yaitu faktor 1 satu yang terdiri atas variabel kurangnya pendidikan dan
informasi mengenai kesehatan seksual reproduksi, kurangnya akses ke alat-alat yang mencegah kehamilan sehingga dapat menyebabkan penggunaan kontrasepsi
yang tidak tepat, harga diri rendah dan konsep cinta, dan untuk faktor 2 dua yang terdiri atas variabel tradisi pernikahan dini, pelecehan seksual, dan peran
wanita di masyarakat. Berdasarkan component transformation matrix dapat
dibuktikan bahwa kedua faktor component yang terbentuk sudah tepat, karena mempunyai korelasi yang tinggi.
5.3. Interpretasi dan Penamaan Faktor