BAB 5 PEMBAHASAN
Setelah dilakukan penelitian tentang Analisis Faktor Kehamilan Usia Dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013 ditemukan 82
responden. Hal ini hampir sama The World Bank 2010, juga mencatat laporan dari Millennium Development Goals MDGs 2010, dimana tingkat kelahiran
remaja usia 15 – 19 tahun adalah 53 per 1000 kelahiran. Di Indonesia, berdasarkan data The World Bank 2010 yang mencatat laporan dari MDGs
2010, dimana tingkat kelahiran remaja usia 15 – 19 tahun adalah 43 per 1000 kelahiran.
5.1. Analisis Uji Kelayakan
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan analisis faktor ditemukan bahwa nilai KMO Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy MSA diatas 0.5 terdapat pada uji kelayakan ke-4 keempat. Pada uji kelayakan I sampai IV angka KMO Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy MSA masih terdapat nilai KMO dibawah 0,5.
5.2. Analisis Faktor Faktoring, Ekstraksi dan Rotasi
Ada 7 tujuh variabel yang dimasukkan dalam analisis faktor, yaitu faktor tradisi pernikahan dini, kurangnya pendidikan dan informasi mengenai kesehatan
seksual reproduksi, kurangnya akses ke alat-alat yang mencegah kehamilan sehingga dapat menyebabkan penggunaan kontrasepsi yang tidak tepat, pelecehan
seksual, harga diri rendah, peran wanita di masyarakat dan konsep cinta. Tujuh faktor ini menggambarkan data dengan tujuan adalah untuk mengurangi jumlah
faktor yang diperlukan untuk menjelaskan variasi dalam data. Memeriksa hasil jendela sesi baris dari varians atau eigenvalues plot. Proporsi variabilitas
dijelaskan oleh lima faktor akhir adalah 0,958, 0,888, 0,737, 0,686, dan 0,652,
Universitas Sumatera Utara
masing-masing mereka dapat dihilangkan. Dua faktor yang pertama bersama- sama mewakili 43.850.
Dengan demikian, ketujuh variabel tersebut dapat direduksi menjadi 2 faktor yaitu faktor 1 satu yang terdiri atas variabel kurangnya pendidikan dan
informasi mengenai kesehatan seksual reproduksi, kurangnya akses ke alat-alat yang mencegah kehamilan sehingga dapat menyebabkan penggunaan kontrasepsi
yang tidak tepat, harga diri rendah dan konsep cinta, dan untuk faktor 2 dua yang terdiri atas variabel tradisi pernikahan dini, pelecehan seksual, dan peran
wanita di masyarakat. Berdasarkan component transformation matrix dapat
dibuktikan bahwa kedua faktor component yang terbentuk sudah tepat, karena mempunyai korelasi yang tinggi.
5.3. Interpretasi dan Penamaan Faktor
Interpretasi didasarkan pada skala angka yang sebelumnya diberikan ke responden, yakni dari skala 1 sampai 7 karena angka bergerak dari negatif angka
1 untuk sangat tidak setuju sekali ke positif angka 7 untuk sangat setuju sekali, maka secara logika semakin angka output mendekati 7, semakin responden
berpersepsi positif terhadap variabel tertentu. Sebaliknya semakin kecil angka output, semakin responden berpersepsi negatif.
Dari 7 tujuh variabel yang diteliti, dengan proses faktoring bisa direduksi menjadi hanya 2 dua faktor. Faktor yang terbentuk adalah :
a. Faktor 1 : terdiri atas variabel kurangnya pendidikan dan informasi
mengenai kesehatan seksual reproduksi, kurangnya akses ke alat-alat yang mencegah kehamilan sehingga dapat menyebabkan penggunaan kontrasepsi
yang tidak tepat, harga diri rendah dan konsep cinta. Jika diberi nama faktor
Universitas Sumatera Utara
tersebut bisa dinamakan faktor internal. Hal ini berarti ada sekelompok wanita yang hamil di usia dini disebabkan karena adanya dorongan dari
dalam diri wanita itu sendiri. b.
Faktor 2 : terdiri atas variabel tradisi pernikahan dini, pelecehan seksual, dan peran wanita di masyarakat. Jika diberi nama faktor tersebut bisa
dinamakan faktor eksternal. Hal ini berarti ada sekelompok wanita yang hamil ini di usia dini disebabkan karena adanya dorongan dari luar diri
wanita itu sendiri.
5.3.1 Faktor Internal 1
Pengaruh Faktor Kurangnya Pendidikan dan Informasi tentang Kespro
Berdasarkan hasil analisis, faktor kurangnya pendidikan dan informasi tentang kespro berpengaruh terhadap kehamilan usia dini di Kecamatan Karang
Baru Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2013 yaitu dengan nilai KMO diatas 0.5 yaitu 0.663 dengan signifikan 0.001.
Hal ini menjelaskan bahwa masyarakat tempat remaja tumbuh memberikan gambaran sempit tentang kesehatan reproduksi sebagai hubungan
seksual dan dianggap tabu dibicarakan dengan anak remaja. Sehingga saluran informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi menjadi sangat kurang
Manuaba, IBG.dkk.2009 dan Aryani, R.2010. Menurut asumsi peneliti orang tua menganggap masa anak atau remaja belum saatnya untuk mengetahui dan
mengerti tentang pengetahuan kesehatan reproduksi karena takut anak akan mencoba serta adanya anggapan pada masa dewasa akan tahu dengan sendirinya.
Selain itu juga pendidikan mempengaruhi sikap dan tingkah laku manusia.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Bachtiar 2004, bahwa pendidikan merupakan jalur yang sangat ampuh dalam membentuk karakter seseorang.
2 Pengaruh Faktor Kurangnya Akses pada Alat Kontrasepsi
Tingkat kurangnya akses alat kontrasepsi berpengaruh terhadap kehamilan usia dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2012
dengan nilai KMO di atas 0.5 yaitu 0.680 dengan signifikan 0.001. Kehamilan yang terjadi pada remaja di usia dini banyak terjadi karena kehamilan yang tidak
diinginkan baik nikah maupun pranikah. Menurut Manuaba 2002, yang mencatat data WHO mengatakan bahwa dari 200-300 juta kehamilan yang tidak diinginkan
, sekitar 120 – 150 juta tidak mempergunakan KB apapun, termasuk di Indonesia sekitar 50 kehamilan tanpa perlindungan KB efektif. Selanjutnya kurangnya
akses pada alat kontrasepsi ini menyebabkan salah dalam memilih alat kontrasepsi yang tepat, sehingga dapat menyebabkan kehamilan.
3 Pengaruh Faktor Harga Diri Rendah
Berdasarkan hasil analisis faktor, harga diri berpengaruh terhadap kehamilan usia usia dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang
tahun 2013 dengan nilai KMO diatas 0.5 yaitu 0.568 dengan signifikan 0.001. Hapsari 2010 mengutip pendapat Brown 1998, mengatakan harga diri
adalah penilaian kemampuan diri, yaitu antara kemampuan yang secara riil dimiliki seseorang dengan kemampuan ideal yang diharapkan ada pada dirinya
yang akan ditunjukkan melalui sikap terhadap dirinya sendiri, apakah ia menerima atau menolaknya. Keyakinan seseorang turut mempengaruhi kemampuan untuk
melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan. Orang yang memiliki keyakinan diri yang tinggi memiliki kekuatiran sosial yang rendah sehingga mampu
Universitas Sumatera Utara
mengungkapkan pendapat dan perasaan tanpa merugikan orang lain dan diri sendiri. Santrock 2007 yang mengutip Robin dkk 2002, menyatakan harga diri
cenderung menurun di masa remaja, terutama pada remaja perempuan berumur 12-17 tahun.
4 Pengaruh Konsep Cinta
Berdasarkan hasil analisis faktor, harga diri berpengaruh terhadap kehamilan usia usia dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang
tahun 2013 dengan nilai KMO diatas 0.5 yaitu 0.669 dengan signifikan 0.001.
Menurut Rosa 2012 yang mengutip pendapat Lesnapurnawan 2009, remaja menyalahartikan atau cenderung kebingungan dalam mengartikan konsep
cinta, keintiman, dan tingkah laku seksual sehingga remaja awal cenderung berfikir bahwa seks adalah cara untuk mendapatkan pasangan, sedangkan pada
remaja akhir cenderung melakukan tingkah laku seksual jika telah ada ikatan dan saling pengertian dengan pasangan. Seks sering dijadikan sarana untuk
berkomunikasi dengan pasangannya.
Menurut Dianawati 2009, adanya tekanan dari pacarnya dan karena kebutuhan untuk mencintai dan dicintai, seseorang rela melakukan apa saja
terhadap pasangannya tanpa memikirkan risiko yang nanti dihadapinya. Dalam hal ini yang berperan bukan hanya saja napsu seksual mereka, melainkan juga
karena sikap memberontak terhadap orangtuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu bantuk hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga diri sebagai layaknya
manusia dewasa.
Dari beberapa faktor internal tersebut di atas, yang paling mempengaruhi terhadap kejadian kehamilan usia dini adalah variabel kurangnya akses pada alat
kontarsepsi dengan nilai anti image matrics 0.698, hal ini menunjukkan bahwa kurangnya akses pada alat kontrasepsi, menyebabkan tingginya kejadian
kehamilan usia dini, karena kurangnya akses pada alat kontrasepsi menyebabkan penggunaan kontrasepsi yang tidak tepat pada usia-usia pernikahan yang
seharusnya masih bertujuan menunda kehamilan.
Selanjutnya berdasarkan bobot diketahui faktor internal memiliki bobot 52 yang masih dalam kategori kurang yang berarti bahwa faktor-faktor internal
tersebut masih belum mampu menjelaskan sepenuhnya faktor-faktor yang memengaruhi kehamilan usia dini, karena diperkirakan masih ada faktor-faktor
internal lain yang tidak diteliti, tetapi memiliki pengaruh lebih besar terhadap kejadian kehamilan usia muda di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh
Tamiang.
Universitas Sumatera Utara
5.3.2 Faktor Eksternal 1 Tradisi Pernikahan Dini
Berdasarkan hasil analisis faktor, tradisi pernikahan dini berpengaruh terhadap kehamilan usia usia dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh
Tamiang tahun 2013 dengan nilai KMO diatas 0.5 yaitu 0.683 dengan signifikan 0.001.
Di Indonesia masih sering terjadi praktek pernikahan anak dibawah umur. Undang – undang pernikahan tidak tegas melarang praktek itu. Menurut UU
Perkawinan, seorang anak perempuan baru boleh menikah di atas 16 tahun dan anak laki – laki usia 18 tahun, namun masih masih ada dispensasi dari Kantor
Urusan Agama yang menikahkan anak di bawah umur 16 tahun. Hal ini menyebabkan banyaknya kehamilan usia dini yang terjadi, karena selayaknya
seorang wanita boleh hamil di atas usia 20 tahun.
2 Pelecehan Seksual
Berdasarkan hasil analisis faktor, pelecehan seksual berpengaruh terhadap kehamilan usia usia dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang
tahun 2013 dengan nilai KMO diatas 0.5 yaitu 0.560 dengan signifikan 0.001. Komisi Perlindungan anak Indonesia 2012 mencatat kasus pemerkosaan
dan pelecehan seksual terhadap anak perempuan mencapai 30 persen. Banyaknya kasus pelecehan seksual menyebabkan orang tua ingin cepat menikahkan anak
perempuannya, karena pernikahan anak menjadi salah satu isu dalam perlindungan anak. BKKBN 2012, saat ini Indonesia menempati peringkat
Universitas Sumatera Utara
kedua tertinggi dalam pernikahan anak di ASEAN setelah Kamboja. Disamping itu juga orang tua khawatir anak melakukan hubungan seksual diluar nikah
dengan pacarnya. 3 Peran Wanita dalam Masyarakat
Berdasarkan hasil analisis faktor, peran wanita dalam masyarakat berpengaruh terhadap kehamilan usia usia dini di Kecamatan Karang Baru
Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2013 dengan nilai KMO diatas 0.5 yaitu 0.691 dengan signifikan 0.001.
Adanya pengaruh tradisi pernikahan dini juga mendukung pada kuatnya pengaruh peran wanita dalam masyarakat, karena maraknya kasus pernikahan dini
juga disebabkan karena adanya mitos tentang seorang anak perempuan. Seorang anak perempuan bila sudah ada yang ngelamar harus diterima, karena kalau tidak
diterima dikhawatirkan nantinya tidak ada lagi yang mau melamar. Fenomena pernikahan di usia dini menjadi kultur sebagian masyarakat Indonesia yang
memposisikan anak perempuan sebagai warga kelas 2. Para orang tua ingin mempercepat perkawinan dengan alas an ekonomi sosial, ada anggapan bahwa
tidak penting pendidikan bagi seorang anak perempuan dan stigma negative bagi perawan tua. Kemudian setelah anak menikah, masalah lain muncul yaitu anak
perempuan diharuskan segera bisa memilik anak, karena takut dianggap mandul
oleh pihak suami maupun keluarganya.
Pada faktor eksternal yang berpengaruh adalah variabel pelecehan seksual dengan nilai anti image matrics 0.753. Hal ini berarti faktor pelecehan seksual
memberikan pengaruh terbesar pada kejadiaan kehamilan usia dini. Banyaknya pelecehan seksual yang sering terjadi baik yang dilakukan oleh pacar maupun
Universitas Sumatera Utara
ornang lain, membuat orang tua khawatir, sehingga ketika anak baru menginjak remaja sudah langsung dinikahkan baik dengan pasanganpacar maupun dengan
orang lain yang menjadi pilihan orang tua. Selanjutnya berdasarkan bobot diketahui faktor eksternal memiliki bobot
34 yang masih dalam kategori kurang, sama halnya dengan faktor internal, faktor-faktor eksternal juga belum mampu menjelaskan sepenuhnya faktor-faktor
yang memengaruhi kehamilan usia dini, karena diperkirakan masih ada faktor- faktor eksternal lain yang tidak diteliti, tetapi memiliki pengaruh lebih besar
terhadap kejadian kehamilan usia muda di Kecamatan Karang Baru Kabupaten
Aceh Tamiang.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis faktor terhadap faktor yang mempengaruhi kehamilan usia muda di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013
maka dapat diambil kesimpulan bahwa : a. Dari 10 sepuluh faktor yang ada hanya tujuh faktor yang memengaruhi
kehamilan usia dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013, dan terbentuk dua faktor yaitu faktor internal yang terdiri dari
1 kurangnya pendidikan dan informasi mengenai kesehatan seksual reproduksi, 2 kurangnya akses ke alat-alat yang mencegah kehamilan
sehingga dapat menyebabkan penggunaan kontrasepsi yang tidak tepat, 3 harga diri rendah dan 4 konsep cinta dan faktor eksternal terdiri atas 1
tradisi pernikahan dini, 2 pelecehan seksual, dan 3 peran wanita di masyarakat.
b. Pada faktor internal, variabel yang paling memengaruhi adalah kurangnya akses pada alat kontrasepsi, hal ini mengindikasikan bahwa kurangnya
akses pada alat kontrasepsi dapat menyebabkan penggunaan kontrasepsi yang tidak tepat pada usia-usia pernikahan yang seharusnya masih
bertujuan menunda kehamilan. c. Pada faktor eksternal yang berpengaruh adalah variabel pelecehan seksual.
Hal ini mengindikasikan bahwa banyaknya pelecehan seksual yang sering terjadi baik yang dilakukan oleh pacar maupun orang lain, membuat orang
tua khawatir, sehingga ketika anak baru menginjak remaja sudah langsung
58
Universitas Sumatera Utara
dinikahkan baik dengan pasanganpacar maupun dengan orang lain yang menjadi pilihan orang tua.
6.2. Saran