Penentuan nilai LC Identifikasi alil isotiosianat dengan metode KLT

Tabel I. Komposisi Bahan Untuk Pembuatan Air Laut Buatan ALB Mudjiman, 1989 No. Nama Bahan Jumlah gram 1. Natrium klorida NaCl 5 2. Magnesium sulfat MgSO B 4 B 1,3 3. Magnesium klorida MgCl B 2 B 1,0 4. Kalsium klorida CaCl B 2 B 0,3 5. Kalium klorida KCl 0,2 6. Natrium hidrokarbonat NaHCO B 3 B 2,0 7. Aquadest sampai 1 liter

4. Penetasan siste artemia

Siste artemia ditetaskan dengan media air laut buatan berkadar garam 5 permil. Artemia ditetaskan dalam bak penetasan artemia yang terdiri dari dua ruangan tidak sama besar yang disekat menjadi dua bagian, bagian terang dan bagian gelap, dengan lubang pada sekat 1 cm. Bagian gelap merupakan tempat siste artemia ditaburkan dan berukuran lebih kecil dari pada bagian terang. Bagian terang diberi penerangan lampu listrik. Siste menetas setelah kira-kira 24 - 36 jam, kemudian menjadi larva. Larva yang aktif akan bergerak menuju tempat yang terang melalui lubang pada sekat. Larva yang telah berumur 48 jam dan aktif inilah yang akan digunakan untuk uji BST.

5. Penentuan nilai LC

B 50 B dengan metode BST a. Pembuatan larutan stok Penyiapan larutan stok untuk uji BST adalah sebagai berikut : ekstrak kental fraksi air ditimbang sebanyak 100 mg dan dilarutkan dalam 10 ml metanol PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sebagai larutan A. Sedangkan larutan B dibuat dengan mengambil 1 ml dari larutan A dan dilarutkan dalam 10 ml metanol. Untuk membuat seri kadar, diambil 50 µl dari larutan B, 500 µl dari larutan B, dan 500 µl dari larutan A, sehingga didapatkan kadar 10, 100, dan 1000 µgml. Kontrol fraksi air yang digunakan yaitu metanol Meyer et al., 1982. Seri konsentrasi larutan stok dan kontrol yang telah diperoleh diuapkan diatas waterbath hingga kering, kemudian ditambah dengan air laut buatan yang telah diaerasi sebanyak 3 ml. Larva artemia yang telah berumur 48 jam cirinya sudah berwarna kecoklatan diambil secara random dan dimasukkan ke dalam flakon. Tambahkan air laut buatan hingga volume tepat 5 ml. Sebagai makanan larva artemia, ke dalam tiap-tiap flakon diberi satu tetes suspensi ragi 3 mg ragi dalam 5 ml air laut buatan. Flakon dijaga agar selalu mendapat penerangan. Setelah 24 jam, jumlah larva artemia yang mati dihitung untuk mengetahui besarnya nilai persen kematian. Pengulangan dilakukan sebanyak tiga kali. b. Pembuatan larutan sampel Dari data persen kematian larutan stok, maka dapat diketahui small dose dan large dose dari fraksi air yang kemudian digunakan untuk memperkirakan lima seri konsentrasi larutan sampel. Konsentrasi larutan sampel yang dapat ditentukan yaitu 320; 580; 1000; 1900; dan 3400 µgml Lampiran 6. Larutan sampel dari fraksi air diberi perlakuan yang sama seperti pada larutan stok dan dilakukan pengulangan sebanyak lima kali. Dari hasil persen kematian yang diperoleh, selanjutnya digunakan untuk menentukan nilai probit dan dianalisis untuk mengetahui harga LC B 50 B . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Identifikasi alil isotiosianat dengan metode KLT

Ekstrak kental fraksi air ditimbang sebanyak 50 mg dilarutkan dengan metanol p.a. hingga 10 ml, sehingga konsentrasi fraksi air 5 µgµl. Dengan menggunakan pipet kapiler 5 µl, larutan tersebut ditotolkan pada plat KLT sebanyak 6 kali. Sebagai pembanding digunakan ekstrak bawang putih Alii sativi Bulbus dalam pelarut metanol. Cara membuat larutan pembanding yaitu dengan menimbang bawang putih sebanyak 1 gram kemudian direbus dalam 50 ml metanol selama 5 menit dan diamkan selama 1 jam dengan sekali-kali digojog. Bagian yang bening diambil, selanjutnya diuapkan hingga 5 ml. Plat KLT dimasukkan dalam bejana yang berisi fase gerak lalu dikembangkan sampai jarak rambat 10 cm, kemudian diangkat dan dikeringkan. Setelah itu dilakukan deteksi untuk memastikan letak dan warna bercak sampel serta pembandingnya. Deteksi dilakukan dengan menggunakan pereaksi ninhidrin yang disemprotkan pada plat KLT, kemudian dipanaskan pada suhu 110ºC selama 5 menit. Setelah itu diamati bercak yang timbul secara visible secara langsung. Fase diam : silika gel GF B 254 B MERCK Fase gerak : n-butanol : n-propanol : asam asetat glasial : air 30:10:10:10, P v P B v B Pembanding : ekstrak bawang putih dalam pelarut metanol Deteksi : pereaksi ninhidrin Jarak rambat :10 cm PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. Analisis Hasil