Morfologi dan habitat tanaman brokoli Kandungan kimia

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Brokoli 1.

Keterangan botani Berdasarkan klasifikasinya Mills, 2001, brokoli termasuk ke dalam varietas Brassica oleracea var. italica, serta anggota dari famili Cruciferaceae. Brokoli memiliki nama asing broccoli Inggris, dengan nama simplisia Brassicae oleraceae brokoli.

2. Morfologi dan habitat tanaman brokoli

Brokoli memiliki tangkai daun agak panjang dan helai daun berlekuk- lekuk memanjang. Massa bunga brokoli curd tersusun secara kompak membentuk bulatan bewarna hijau tua atau hijau kebiru-biruan, dengan diameter antara 15 - 20 cm atau lebih. Pada kondisi lingkungan yang sesuai, massa bunga brokoli dapat tumbuh memanjang menjadi tangkai bunga yang penuh dengan kuntum bunga. Tiap bunga terdiri atas empat helai daun kelopak calyx, empat helai daun mahkota bunga corolla, enam benang sari yang komposisinya empat memanjang dan dua pendek. Bakal buah terbagi dua ruang, dan setiap ruang berisi bakal biji Rukmana, 1995. Menurut Rukmana 1995, brokoli cocok ditanam pada suhu rendah yaitu berkisar antara 15,5 - 18ºC dan maksimum 24ºC. Sedangkan tempat yang cocok untuk menanam tanaman brokoli pada umumnya yaitu pada daerah dataran tinggi, dengan ketinggian diatas 700 m dari permukaan laut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pemanenan brokoli dapat dilakukan setelah umurnya mencapai 60 - 90 hari sejak ditanam, sebelum bunganya mekar, dan sewaktu massa bunganya masih berwarna hijau. Jika bunganya telah mekar, tangkai bunganya akan memanjang dan keluarlah kuntum-kuntum bunga berwarna kuning. Brokoli tidak tahan dengan pemasakan yang terlalu lama, selain itu pemanasan terlalu lama akan mengurangi khasiat brokoli Dalimartha, 2000.

3. Kandungan kimia

Tanaman yang termasuk dalam genus Brassica memiliki kandungan lemak yang sedikit sehingga rendah energi, selain itu tanaman ini merupakan sumber vitamin, mineral, dan serat yang berguna dalam mencegah penyakit kanker. Tanaman ini juga mengandung sejumlah besar senyawa aktif, dimana beberapa diantaranya dapat digunakan untuk melawan kanker. Senyawa aktif ini meliputi glukosinolat, isotiosianat, karotenoid, kumarin, ditioltion, flavonoid, indol, fenol, dan terpen Nestle, 1997. Tanaman brokoli Brassica oleracea var. italica mengandung glukosinolat dalam konsentrasi tinggi Misiewicz, Skupinska, and Guttman, 2003. Ketika jaringan tanaman dihancurkan, glukosinolat yang terdapat dalam vakuola sel akan dilepaskan dan dihidrolisis oleh enzim mirosinase yang terdapat dalam sitoplasma Krul et al., 2002. Enzim mirosinase yang terdapat dalam sitoplasma akan melepaskan glukosa dan aglikon dari glukosinolat yaitu isotiosianat, nitril dan beberapa produk lainnya. Pemanasan brokoli dapat merusak enzim mirosinase, namun glukosinolat masih dapat mencapai usus besar untuk didegradasi oleh mikroflora usus. Glukosinolat dihidrolisis oleh Bacteroides thetaiotaomicron yang terdapat di dalam tubuh manusia membentuk alil isotiosianat T Krul T et al., 2002. Ilmuwan dari Johns Hopkins University School of Medicine menyatakan bahwa glukosinolat tidak memiliki sifat sebagai antikanker sedangkan isotiosianat bersifat antikanker Surjadi, 2005. Selain itu, metabolisme isotiosianat memiliki bioavailabilitas enam kali lebih tinggi dari pada glukosinolat Shapiro, Fahey, Wade, Stephenson, Talalay, 2001. Gambar 1. Hidrolisis Glukosinolat oleh Enzim Mirosinase membentuk Aglikon Alil Isotiosianat T Krul T et al., 2002. Salah satu isotiosianat dalam brokoli yang memiliki aktivitas antikanker adalah alil isotiosianat gambar 2. Alil isotiosianat memiliki kelarutan dalam air Anonim, 2001, oleh karena itu fraksi air dari brokoli mengandung senyawa alil isotiosianat. N C S CH CH 2 CH 2 Gambar 2. Struktur Kimia Alil Isotiosianat Anonim, 2001

4. Khasiat dan kegunaan