BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman dilakukan untuk memastikan bahwa tanaman yang digunakan untuk penelitian adalah benar brokoli. Proses determinasi dilakukan
dengan cara membandingkan habitus tanaman yang terdiri dari akar, daun, curd, dan bunga dengan kunci determinasi menurut Mills 2001.
Berdasarkan hasil determinasi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tanaman brokoli yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nama botani
Brassica oleracea var. italica.
B. Pengumpulan Bahan
Brokoli dipanen pada saat massa bunga sudah mencapai ukuran maksimal dan telah padat, tetapi kuncup bunganya belum mekar. Brokoli yang masih muda
memiliki kandungan kimia dalam konsentrasi tinggi dibandingkan dengan brokoli yang sudah tumbuh besar. Umur tanaman pada saat dipanen yaitu berkisar antara
60 - 90 hari setelah tanam. Pengumpulan bahan dilakukan dalam satu kali pengambilan pada tempat tumbuh yang sama untuk menjaga agar senyawa yang
terkandung dalam brokoli tetap sama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Pembuatan Fraksi Air Brokoli
Brokoli dicuci dengan air mengalir untuk membersihkannya dari kotoran yang menempel, dan dirajang kecil-kecil untuk mempermudah pembuatan jus.
Aquadest yang ditambahkan pada saat pembuatan jus dimaksudkan untuk mengambil senyawa yang larut dalam air, terutama adalah alil isotiosianat. Alil
isotiosianat memiliki kelarutan yang cukup baik dalam air sehingga dibuat fraksi air yang diharapkan dapat menarik semua senyawa alil isotiosianat yang terdapat
dalam brokoli. Pelarut kloroform ditambahkan untuk memisahkan senyawa- senyawa yang tidak dapat larut dalam pelarut air.
D. Pembuatan Air Laut Buatan
Siste artemia dapat menetas dengan baik pada lingkungan yang berkadar garam berkisar antara 5 - 7 permil, yang artinya dalam 1 ml aquadest mengandung
5 – 7 mg natrium klorida, sehingga air laut buatan yang dibuat juga harus memenuhi batas tersebut.
Air laut buatan dibuat dari campuran natrium klorida, magnesium sulfat, magnesium klorida, kalsium klorida, kalium klorida, dan natrium hidrokarbonat.
Semua itu dilarutkan dalam 1 liter aquadest. Namun khusus untuk magnesium sulfat, sebelum dicampur dengan bahan-bahan lainnya, perlu dilarutkan tersendiri
lebih dahulu dengan air panas untuk mempercepat proses pelarutan. Sedangkan natrium hidrokarbonat dilarutkan dalam air bebas karbondioksida untuk mencegah
terbentuknya endapan. Kadar garam dari air laut buatan yang telah dibuat adalah sebesar 5 permil.
Selain kadar garam 5 permil, agar proses penetasan siste artemia baik maka perlu juga diperhatikan pH dari air laut buatan yang sebaiknya berkisar
antara 8 - 9. Hal ini dikarenakan terjadinya pemecahan cangkang siste yang keras itu dibantu oleh kegiatan enzim. Kegiatan enzim tersebut memerlukan pH lebih
dari 8 antara 8 – 9, sehingga sebelum air laut buatan digunakan harus
diperhatikan pH-nya menggunakan pH meter.
E. Penetasan Siste Artemia