Tahap perkembangan larva artemia

DNA yang efektif, p53 akan memerintahkan sel untuk menjalani program bunuh diri atau apoptosis Best, 2006.

B. Artemia 1.

Keterangan zoologi Artemia termasuk spesies Artemia salina LEACH yang merupakan anggota dari famili Artemiidae. Artemia biasa disebut juga dengan udang renik air asin dan memiliki nama asing brine shrimp. Artemia hidup dalam air laut yang berkadar garam tinggi Mudjiman, 1989.

2. Tahap perkembangan larva artemia

a. Telur Istilah untuk telur artemia adalah siste, yaitu telur yang telah berkembang lebih lanjut menjadi embrio dan kemudian diselubungi oleh cangkang yang tebal dan kuat. Cangkang ini berguna untuk melindungi embrio terhadap pengaruh kekeringan, benturan keras, sinar ultra violet, dan mempermudah pengapungan Mudjiman, 1989. b. Burayak Siste artemia yang kering, jika direndam dalam air laut yang bersuhu 25ºC, akan menetas dalam waktu 24 - 36 jam. Dari dalam cangkangnya keluarlah burayak larva yang juga dikenal dengan istilah nauplius. Dalam perkembangan selanjutnya, burayak akan mengalami 15 kali perubahan bentuk metamorfosis. Setiap kali burayak mengalami perubahan bentuk merupakan satu tingkatan. Burayak tingkat I dinamakan instar I, tingkat II instar II, demikian seterusnya sampai instar XV dan menjadi artemia dewasa Mudjiman, 1989. Burayak yang baru saja menetas masih dalam tingkatan instar I. Bentuknya bulat lonjong dengan panjang sekitar 400 µm dan beratnya 15 µg. Warnanya kemerah-merahan karena masih banyak mengandung makanan cadangan. Oleh karena itu, mereka belum memerlukan makanan Mudjiman, 1989. Sekitar 24 jam setelah menetas, burayak akan berubah menjadi instar II. Lebih lama lagi akan berubah menjadi instar III. Pada tingkatan instar II, burayak sudah mempunyai mulut, saluran pencernaan, dan dubur. Oleh karena itu, mereka mulai mencari makanan. Bersamaan dengan itu, cadangan makanannya sudah mulai habis. Pengumpulan makanannya mereka lakukan dengan menggerak- gerakkan antena II-nya. Antena II tersebut juga berguna untuk bergerak. Tubuh instar II dan instar III sudah lebih panjang dari instar I Mudjiman, 1989. Gambar 3. Perubahan bentuk burayak Mudjiman, 1989 c. Artemia dewasa Artemia dewasa bentuknya telah sempurna, dengan ukuran panjang sekitar 1 cm dan beratnya 10 mg. Torakopodanya yang sudah lengkap sebanyak 11 pasang Mudjiman, 1989. Gambar 4. Bagian-bagian tubuh Artemia dewasa Mudjiman, 1989 3. Perkembangbiakan dan siklus hidup artemia Menurut Mudjiman 1989, artemia dapat berkembang biak secara ovovivipar maupun ovipar. Pada cara ovovivipar yang keluar dari induknya sudah berupa burayak jadi sudah langsung hidup sebagai artemia muda. Sedangkan pada cara ovipar, yang keluar dari induknya berupa telur yang bercangkang, dan untuk menjadi burayak harus mengalami proses penetasan terlebih dahulu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 5. Siklus hidup Artemia biseksual Mudjiman, 1989 4. Cara makan artemia Artemia memiliki cara makan yang sederhana yaitu dengan jalan menyaring makanan filter feeder. Sebagai penyaring makanan artemia menelan apa saja yang ukurannya kecil ± 50 mikron, baik benda hidup, benda mati, benda keras maupun benda lunak. Artemia tidak dapat membedakan mana makanan dan yang bukan makanan. Sehingga apa yang terdapat dalam perut artemia belum tentu merupakan makanan Mudjiman, 1989. Pada artemia dewasa pengambilan makanannya dibantu oleh kaki-kakinya torakopoda, sedangkan burayak dibantu oleh antena II-nya. Kaki-kaki artemia akan bergerak terus-menerus, karena selain berfungsi sebagai alat gerak juga berfungsi sebagai alat pernafasan. Dengan demikian, selama makanannya tersedia, ia akan makan terus-menerus pula Mudjiman, 1989. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Lingkungan hidup artemia