Pengertian Tindak Pidana Pencabulan terhadap Anak

Apapun bentuk kekerasan seksual yang dialami oleh anak merupakan salah satu bentuk kejahatan kemanusiaan yang kejam dan penghacuran generasi bangsa lost generation. Anak merupakan generasi penerus cita-cita bangsa, sehingga setiap kelangsungan hidup, tumbuh, dan kembangnya berhak mendapatkan perlindungan dari tindakan yang bersifat amoral kekerasan, diskriminasi, pelecehan seksual, pencabulan, atau perbuatan tidak senonoh.

D. Tindak Pidana Pencabulan terhadap Anak

1. Pengertian

Tindak pidana pencabulan terhadap anak ini diatur di dalam Pasal 82 UU Perlindungan Anak dan Pasal 290 angka 2 KUHP. Di dalam Pasal 82 UU Perlindungan Anak, tindak pidana ini diartikan sebagai perbuatan yang dengan sengaja yang dilakukan dengan menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, serangakaiaan kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul. Tetapi Pasal tersebut tidak menyebutkan pengertian cabul secara jelas. Sementara di dalam Pasal 290 angka 2 KUHP tindak pidana ini diartikan perbuatan cabul yang dilakukan dengan seorang, padahal diketahui- nya atau sepatutnya diduganya, bahwa umurnya belum lima belas tahun atau kalau umurnya tidak jelas, yang bersangkutan belum waktunya untuk kawin. Kedua peraturan tersebut tidak memberikan definisi yang jelas. Untuk pengertian perbuatan cabul itu sendiri yang ada hanya berupa penafsiran dari beberapa pakar hukum saja, seperti R. Soesilo didalam bukunya mengartikan perbuatan cabul sebagai segala perbuatan yang melanggar kesusilaan atau perbuatan keji, semuanya itu dalam lingkungan nafsu birahi kelamin, seperti: cium-ciuman, meraba-raba anggota kemaluan, buah dada, dan sebagainya. 110 Pencabulan berasal dari kata cabul, selanjutnya mendapat penambahan pe-an. Kata cabul itu sendiri memiliki arti keji dan kotor seperti melanggar kesopanan, dan sebagainya; perbuatan yang buruk melanggar kesusilaan. Sedangkan arti pencabulan itu sendiri menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia yakni perkara cabul pelanggaran kesopanan, sebagainya. 111 Dalam Van Dale, Groot wordenbook, der Nederlandsse taal, cabul ditafsirkan dengan definisi yang tidak jelas. Cabul ditafsirkan sebagai “dukana suka sahwat, hal yang bertentangan dengan kesusilaan, sifat jangak tidak senonoh tingkah lakunya; cabul”. 112 Mengenai definisi anak sendiri juga terdapat variasi, yakni: a. Anak Menurut UU No. 232002 tentang Perlindungan Anak yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk anak masih dalam kandungan. 110 Soesilo, Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP serta Komentar-komentarnya Lengkap Pasal demi Pasal, Bogor: Politeia, 1996, h. 212. 111 W.J.S.Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia, h. 58. 112 J. M. van Bemmelen, Hukum Pidana 3 Bagian Khusus Delik-delik Khusus, Bandung: Bina Cipta, 1986h.181. b. Anak menurut KUHP adalah setiap manusia yang belum berusia 15 lima belas tahun dan belum waktunya untuk menikah. Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud dengan tindak pidana pencabulan terhadap anak yakni perbuatan yang melanggar kesusilaan dalam hal ini cium-ciuman, meraba-raba anggota kemaluan, meraba-raba buah dada, dan sebagainya dan ketentuan peraturan serta norma yang berlaku yang dilakukan terhadap setiap manusia yang usianya belum mencapai 18 delapan belas tahun dan belum menikah.

2. Faktor-faktor Penyebab Tindak Pidana Pencabulan