b. Anak menurut KUHP adalah setiap manusia yang belum berusia 15 lima belas tahun dan belum waktunya untuk menikah.
Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud dengan tindak pidana pencabulan terhadap anak yakni perbuatan yang melanggar kesusilaan dalam
hal ini cium-ciuman, meraba-raba anggota kemaluan, meraba-raba buah dada, dan sebagainya dan ketentuan peraturan serta norma yang berlaku yang
dilakukan terhadap setiap manusia yang usianya belum mencapai 18 delapan belas tahun dan belum menikah.
2. Faktor-faktor Penyebab Tindak Pidana Pencabulan
Faktor-faktor yang melatarbelakangi timbulnya tindak pidana pencabulan antara lain:
a. Faktor Intern, yakni faktor yang berasal dari dalam diri pelaku itu sendiri, meliputi:
1 Menyangkut keimanan dalam beragama pada dirinya Salah satu faktor keimanan dalam beragama ini sangat
mempengaruhi seorang pelaku pembuat kejahatan. Biasanya seorang manusia yang tidak beriman akan mudah sekali terjerumus ke dalam
limbah kemaksiatan. Berbeda jika seseorang mempunyai keimanan pada dirinya, ini sesuai yang dinyatakan oleh Prof. Dr. Zakiah
Daradjat, bahwa seseorang yang keimanannya telah menguasainya, walau apapun
yang terjadi tidak akan mengganggu atau
mempengaruhinya. Ia yakin bahwa keimanan itu akan membawanya kepada ketentraman dan ketenangan batin.
113
Dengan demikian seseorang yang tidak mempunyai keyakinan keimanan pada dirinya akan dapat membahayakan dirinya. Sebagai-
mana yang dikatakan Prof. Dr. Zakiah Daradjat di dalam bukunya bahwa dengan longgarnya pegangan seseorang terhadap ajaran agama,
maka hilanglah kekuatan, pengontrolan yang ada dalam dirinya.
114
Dengan keimanan seseorang dapat menjaga dirinya, sesuai dengan firman Allah SWT :
;5 `
-01c •
N L8 T
X Xk
3€+ ˆFae N
‘ri9-h T?0
o c K
s -I
KZ-’ e F Š v
G d .
4 s
s 1 a
d ,Tˆ
P B
Q Artinya:
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan meme-
lihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa
yang mereka perbuat. Q.S.: an-Nur24: 30
2 Menyangkut kepribadiannya Kepribadian seorang akan mempengaruhi segala tindak
tanduknya, di mana pribadinya ini biasanya menyangkut pada kejiwaan seseorang, jika terdapat kekacauan pada kejiwaan seseorang
maka tidak heran apabila timbul keinginan orang tersebut untuk
113
Zakiyah Daradjat, Islam dan Kesehatan Mental, Jakarta: Gunung Agung, 1996, h. 14.
114
Zakiyah Daradjat, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, Jakarta: Gunung Agung, 1995, h. 65.
melakukan kejahatan-kejahatan karena diakibatkan oleh apa saja yang menimpa dirinya itu.
115
b. Faktor Ekstern, yakni faktor yang berasal dari luar diri pelaku. Faktor ekstern ini meliputi:
1 Faktor sosial Dr. Anwar Haryono mengemukakan beberapa kondisi sosial yang
menyebabkan timbulnya kasus kejahatan seksual, yaitu: a Dalam masyarakat telah tumbuh kebudayaan yang bertentangan
dengan norma kesucian tentang hubungan seks. b Kontrol sosial terhadap penyelewengan seks tidak ada.
116
Dalam hal ini pengaruh Westernisasi juga sangat berpengaruh dimana apabila kita lihat nilai budaya Indonesia mengalami
pergeseran, yakni cendrung kebarat-baratan. Seks sudah dianggap menjadi suatu hal yang tidak tabu untuk dibicarakan, atau bahkan
dijadikan ajang sebagai tunjuk kehebatan atau kedewasaan.
117
Dalam
115
Zakiah Daradjat, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang, 1997, h. 49.
116
Anwar Haryono, Samen Leven Nasehat Perkawinan dan Keluarga, Oktober, 1997, h. 6.
117
Ingin menunjukkan bahwa dirinya telah dewasa merupakan salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya perilaku menyimpang. Al-Fitrah, Kejahatan dan Penyimpangan Primer dan
Sekunder Pada Masyarakat Kelas Bawah, dalam materi perkuliahan Kriminologi, 15 Des 2008,
Semester VII Prodi Pidana Islam.
hal ini kebudayaan Indonesia mengalami dinamika budaya bukan suatu kemajuan melainkan suatu kemunduran budaya.
118
2 Faktor ilmu pengetahuan dan teknologi a Media Masa
Melalui media masa seks disebarluaskan secara bebas, seperti majalah porno, DVD digital audiovideo player dan situs
porno yang dapat diakses kapan saja. Chairil A. Adjis dan Dudi Akasyah di dalam bukunya mengatakan bahwa tak syak lagi
pornografi adalah provokator seks seseorang yang gemar melihat pornografi maka libiditas seksnya akan naik.
119
b Simbol-simbol seks Penggunaan simbol seks yang dijadikan alat perangsang
seperti papan reklame yang menonjolkan tubuh wanita, foto model, gambar-gambar di kalender, yang menonjolkan tubuh
wanita sehingga dapat merangsang nafsu laki-laki. 3 Faktor yuridis
Di Indonesia, tindak pidana pencabulan sepertinya masih dianggap perbuatan kejahatan ringan. Dan dalam hal tindak pidana pencabulan
118
Perubahan dinamika yang terjadi di dalam masyarakat tidaklah semata-mata berarti suatu kemajuan progress, namun dapat pula berarti suatu kemunduran dari masyarakat yang bersangkutan.
Lihat Soerjono Soekanto, Pokok-pokok Sosiologi Hukum, Jakarta: CV Rajawali, 1980, h.97.
119
Chairil A Adjis dan Dudi Akasyah, Kriminologi Syaria’ah, Jakarta: RM. Books, 2007,
h.89-92.
ini juga mengalami kesulitan dalam hal pembuktian. Sehingga sering kali pelaku tindak pidana ini dihukum dengan hukuman yang ringan,
yang tidak sesuai dengan dampak yang dialami dan diderita oleh korban.
3. Sanksi Tindak Pidana Pencabulan Terhadap Anak