Secara umum kekerasan menunjuk pada semua tingkah laku yang bertentangan dengan Undang-undang, baik berupa ancaman saja maupun
sudah merupakan suatu tindakan nyata yang mengakibatkan kerusakan terhadap harta benda, fisik atau mengakibatkan kematian pada seseorang.
100
Asumsi yang muncul dan berlaku general, bahwa setiap modus kekerasaan itu merupakan wujud pelanggaran hak asasi manusia, artinya
berbagai bentuk kekerasan yang terjadi di tengah masyarakat niscaya berakibat bagi kerugian orang lain. Kerugian yang menimpa sesama secara
fisik maupun non-fisik psikis dan seksual inilah yang dikategorikan sebagai pelanggaran hak-hak asasi manusia.
101
Dari uraian di atas, yang dimaksud dengan kekerasan terhadap anak yakni perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, luka berat, ketakutan, rasa tak
berdaya, atau penderitaan psikis terhadap seseorang yang usianya belum 18 delapan belas tahun dan termasuk di dalamnya anak dalam kandungan.
2. Bentuk Kekerasan terhadap Anak
Berbagai bentuk kekerasan dengan beragam variannya diterima anak- anak Indonesia, seperti pembunuhan, pemerkosaan, pencabulan, penganiyaan,
trafficking, aborsi, pedhofilia, dan berbagai eksploitasi anak di bidang
100
Al Fitrah, Kejahatan Kekerasan dalam Perspektif Kriminologis, dalam materi perkuliahan Kriminologi, 1 Des 2008, Semester VII Prodi Pidana Islam.
101
Yayah Khisbiyah, dkk , Melawan Kekerasan Tanpa Kekerasan, Yogyakarta: Pusat Ikatan Remaja Muhammadiyah, 2000, h.13.
pekerjaan, penelantaran, penculikan, pelarian anak, penyanderaan dan sebagainya.
102
Bentuk-bentuk kekerasan terhadap anak meliputi: 1 Kekerasan fisik, kekerasan ini meliputi pemukulan dengan benda keras,
menjewer, menampar, menendang, menyundut dengan api rokok, menempelkan sterika pada tubuh bahkan membenturkan kepala pada
tembok, lantai dan tempat tidur; 2 Kekerasan dalam bentuk penelantaran. Bentuk ini pada umumnya
dilakukan dengan cara membiarkan anak dalam situasi kurang gizi, tidak mendapat perawatan kesehatan yang memadai, memaksa anak menjadi
pengemis, mendorong dan memaksa anak menjadi anak jalanan, buruh pabrik, pembantu rumah tangga, pemulung dan jenis-jenis pekerjaan lain
yang dapat membahayakan tumbuh kembang anak; 3 Kekerasan emosional atau yang kita sering kenal dengan sebutan
kekerasan verbal. Kekerasan ini umumnya dilakukan dalam bentuk membentak, memarahi dan memaki anak dengan cara berlebihan dan
merendakan martabat anak; dan 4 Kekerasan seksual yang meliputi eksploitasi seksual komersial termasuk
penjualan anak sale children untuk tujuan prostitusi child prostitution dan pornografy child phornografy. Selain dapat juga terjadi dalam
102
Supeno, “Sekolah Bukan Tempat Aman bagi Anak”, h. 7.
bentuk perkosaan, pemaksaan seksual, sodomi, oral seks, onani, pelecehan seksual , dicium bahkan perbuatan incest.
103
Menurut Pusat Data dan Informasi Komnas Perlindungan Anak bahwa selama tahun 2005 dilaporkan telah terjadi sebanyak 736 kasus pada anak.
Dari kasus tersebut 327 kasus kekerasan seksual, 233 kasus kekerasan fisik, 176 secara psikis. Sedangkan kasus penelantaran anak sebanyak 130 kasus.
104
Bahkan menurut Hotline Service Pengaduan dan Advokasi Pusat Data dan Informasi, kekerasan terhadap anak yang terjadi ditahun 2004 belum
dapat ditekan dan bahkan semakin meningkat di tahun 2005. dari 140 kasus kekerasan fisik terhadap anak di tahun 2004 meningkat ditahun 2005 yakni
sebesar 233 kasus atau meningkat 60.09. Untuk kekerasan seksualpun mengalami peningkatan, tercatat 221 kasus kekerasan seksual terhadap anak
pada tahun 2004 meningkat menjadi 327 kasus atau meningkat 67.58 di tahun 2005. Begitu juga pada kasus kekerasan psikis, meningkat menjadi 176
kasus di tahun 2005 dibanding 80 kasus yang sama ditahun 2004 atau meningkat 45.45.
105
Lihat Grafik 2.2 di bawah ini. Grafik 2.2 Perbandingan Jumlah Kekerasan pada Anak Tahun 2004-2005
103
Hotline Service Pengaduan dan Advokasi Pusat Data dan Informasi, Refleksi Akhir Tahun 2005 Hentikan kekerasan terhadap anak Sekarang dan selamanya… Catatan Permasalahan Anak
di Indonesia Sepanjang Tahun 2005, www.komnaspa.or.id, diakses pada 13 Desember 200
104
www.rakyatmerdeka.co.id , diakses pada 13 Desember 2008.
105
Hotline Service Pengaduan dan Advokasi Pusat Data dan Informasi, Refleksi Akhir Tahun 2005, www.komnaspa.or.id, diakses pada 13 Desember 2008.
50 100
150 200
250 300
350
Tahun 2004 Tahun 2005
Kekerasan Fisik Kekerasan Psikis
Kekerasan Seksual
Sumber : Data Hotline Service Pengaduan dan Advokasi Pusat Data dan Informasi tahun 2005
Grafik di atas menunjukan bahwa perhatian terhadap perlindungan anak di Indonesia sangat minim dan memprihatinkan, karenanya dibutuhkan
perhatian yang tepat dan bersifat holistik di dalam mengimplementasikan kebijakan-kebijakan tentang perlindungan anak di Indonesia.
3. Dampak Kekerasan terhadap Anak