Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Anggito Abimanyu dalam sambutanya di Aula IAIN Walisongo Semarang mengatakan bahwa kebijakan pemerintah dalam pengelolaan haji belum banyak dipahami oleh para calon Jemaah haji sehingga menimbulkan banyak pertanyaan. Pembimbing haji dituntut untuk menjembatani calon Jemaah haji dengan mengkomunikasikan kebijakan pemerintah. Masalah kebijakan perhajian tidak banyak dikuasai oleh pembimbing haji, padahal calon Jemaah haji memerlukan informasi agar dalam menjalankan ibadah merasa tenang dan tidak dilingkupi prasangka negatitif terhadap pemerintah dalam penyelenggaraan ibadah haji. 2 Suroso yang dikutip dalam Jurnal Haji mengemukakan juga tentang pendapatnya mengenai sertifikasi pembimbing manasik , Para pembimbing manasik haji harus memiliki kompetensi yang memadai, baik kompetensi subtansi, bahasa, maupun kompetensi social budaya. Semua kompetensi itu harus dimiliki oleh setiap pembimbing ibadah haji untuk memberikan layanan ibadah haji yang memadai sesuai standar. Sertifikasi ini bukan sekedar tuntutan profesionalitas, tapi untuk memeberikan jaminan mutu bagi para jamaah dalam memperoleh layanan yang memadai sesuai standar. Sehingga pembimbing dapat mengarahkan calon jamaah haji memperoleh pengetahuan manasik haji secara komperhensif sehingga dapat mengantarkan haji yang mabrur. 3 Muhammad Zen anggota komisi E DPRD Jawa Tengah berpendapat bahwa Jika pembimbing memiliki kompetensi sertifikasi, maka pelayanan haji dapat ditingkatkan sesuai standar. Dengan sertifikasi itu, kompetensi pembimbing dapat memadai untuk pelayanan yang baik bagi para jamaah haji. Profesionalisme para petugas, termasuk pembimbing haji, merupakan syarat mutlak kesuksesan penyelenggaraan ibadah haji. Namun, sertifikiasi pembimbing haji jangan diartikan sebagai tuntutan profesionalisme semata. Pemberian jaminan mutu, merupakam tujuan sertifikasi tersebut. 4 Landasan hukum penyelenggaraan sertifikasi pembimbing manasik haji ini berdasarkan atas UU Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, Peraturan Menteri Agama PMA Nomor 14 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan 2 Anggito Abimanyu, dalam sambutanya yang disampaikan pada saat pembukaan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji yang bertempat di IAIN Walisongo Semarang, diakses langsung dari situs resmi Kemenag RI, www.kemenagRI.go.id diakses pada tanggal 26 Desember 2014. 3 Suroso, Jurnal Haji “Sertifikasi Pembimbing Ibadah Haji Menuju Petugas Haji yang Profesional ” diakses langsung di www.jurnalhaji.com pada tanggal 15 September 2014 4 Muhammad Zen, Anggota Komisi E DPRD Jateng mengenai harusnya petugas haji tersertifikasi salah satunya adalah pembimbing manasik haji, diakses langsung di www.jurnalhaji.com pada tanggal 26 Desember 2014. Ibadah Haji Reguler, dan SK Dirjen PHU Nomor D1342014 tentang Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji. 5 Sertifikasi adalah usaha yang terencana dari pihak Dirjen PHU untuk mencetak tenaga pembimbing manasik yang berkualitas dan tentunya profesional, pelatihan ini dilaksanakan oleh Kanwil Kemenag tingkat Provinsi, salah satunya diselenggarakan oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta. program ini digalakan untuk memenuhi tuntutan perkembangan yang terus berkembang khususnya dalam kebijakan dalam penyelenggaraan ibadah haji itu sendiri. Pelatihan ini berorientasi pada peningkatan kemampuan pembimbing manasik haji dan pengetahuan tentang kebijakan-kebijakan baru yang berlaku di Tanah Air maupun di Tanah Suci Peserta pelatihan sertifikasi pembimbing manasik terdiri dari pegawai Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Kantor Urusan Agama, Guru, Penyuluh dan para pembimbing di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji. Tujuan dari sertifikasi ini diantaranya adalah untuk mewujudkan tenaga pembimbing manasik yang amanah, profesional, serta supaya antara kelompok pembimbing di KBIH dan pemerintah punya kemampuan yang sama, yakni kompetensi dalam hal ilmu manasik, dan kompetensi pedagogi. 6 Untuk merealisasikan program sertifikasi pembimbing manasik haji di atas, maka harus ada upaya peningkatan SDM Pembimbing manasik haji dengan dilaksanakannya pendidikan dan pelatihan-pelatihan, dimana pelatihan adalah upaya 5 www.kemenag.go.id , diakses pada tanggal 3 Juli 2015 pukul 08.15 6 http:kemenag.go.idindex.php?a=beritaid=218255 , diakses pada tanggal 20 April 2015 pukul 20.52 wib untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan wawasan dari seorang pelatih kepada para pesertanya dalam kurun waktu yang telah ditetapkan. Mengelola proses sertifikasi yang baik, maka dibutuhkan manajemen yang baik, karena menghimpun dan menyamaratakan keahlian manajerial pembimbing bukan hal mudah, banyak proses dan tahapan yang harus dilalui, harus ada proses manajemen untuk menjalankan proses sertifikasi pembimbing manasik haji, mulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Dengan latar belakang permasalahan diatas, maka penulis menuangkan sebuah karya ilmiah “Skripsi” dengan judul “Manajemen Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji pada Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dalam penulisan skripsi ini penulis membatasinya pada Manajemen Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Tahun 2014 pada Kanwil Kemenag DKI Jakarta mengenai Perencanaan Penetapan Tujuan, Programing, Penjadwalan, Penganggaran, Pengorganisasian, Penggerakan Pembimbingan, dan Penjalin Hubungan, dan yang terakhir adalah Pengawasan. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah diatas, maka perumusan masalah dalam skripsi ini dirumusakan dalam rangka menjawab permasalahan tentang Manajemen Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji pada Kanwil Kemenag DKI Jakarta tahun 2014, sebagai berikut : a. Bagaimana Perencanaan Penetapan Tujuan, Programing, Penjadwalan, Penganggaran Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji? b. Bagaimana Pengorganisasian Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji? c. Bagaimana Penggerakan Pembimbingan dan Penjalin Hubungan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji? d. Bagaimana Pengawasan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian Tujuan yang di inginkan penulis dalam penelitian skripsi ini secara garis besarnya adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji yang dilakukan oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta, sedangkan secara lebih rincinya adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pelatihan yang dilakukan oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta. b. Untuk mengetahui bagaimana pengorganisasian pelatihan yang dilakukan oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta. c. Untuk mengetahui bagaimana penggerakan pelatihan yang dilakukan oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta. d. Untuk mengetahui bagaimana pengawasan pelatihan yang dilakukan oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Praktis 1 Bagi Penulis Untuk meningkatkan pemahaman penulis dalam upaya peningkatan kualitas pembimbing manasik haji khususnya melalui pelatihan dan sertifikasi pembimbing manasik haji. 2 Kanwil Kemenag DKI Jakarta Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Kementerian Agama secara umum, menangani masalah ini secara khusus, agar mampu mempertahankan kinerja yang sudah baik dan memaksimalkan kinerja yang belum tercapai secara optimal. b. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis di lakukanya penelitian ini adalah untuk menerapkan pemahaman teori yang diperoleh penulis selama dibangku kuliah dengan praktik yang ada di lapangan.