Analilis Instrumen Tes Instrumen Penelitian

diberikan kepada siswa kelas XI IPA, tes ini terlebih dahulu diuji cobakan untuk diketahui validitas dan reliabilitasnya. Sedangkan penilaian kemampuan metakognisi dilakukan dengan menggunakan rubrik yang divalidasi oleh ahli.

3.4.2.1 Analilis Instrumen Tes

Sebelum instrumen digunakan, instrumen terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa kelas XII. Data hasil uji coba yang dianalisis yaitu validitas butir soal, realibilitas instrumen, tingkat kesukaran butir soal, dan daya pembeda butir soal. 3.4.2.1.1 Validitas Instrumen Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan kesahihan atau ketepatan suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang hendak diukur dan mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dalam penentuan tingkat validitas butir soal digunakan korelasi product moment pearson dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh siswa pada suatu butir soal dengan skor total yang didapat. Rumus yang digunakan: Ruseffendi dalam Jihad dan Haris, 2012:179-180 Keterangan: r xy : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N : banyaknya peserta tes X : skor total butir soal Y : skor total yang diperoleh siswa Tabel 3.2. Interpretasi Kriteria Validitas Instrumen Interval koefisien Kriteria 0.80 r xy ≤1.00 Sangat tinggi 0.60 r xy ≤0.80 Tinggi 0.40 r xy ≤0.60 Sedang 0.20 r xy ≤0.40 Rendah r xy ≤0.20 Sangat rendah Hasil analisis soal berdasarkan rumus r xy , diperoleh harga koefisien korelasi yang diinterpretasikan dengan kriteria validitas instrumen pada Tabel 3.2. Hasil tersebut disajikan dalam Tabel 3.3. Tabel 3.3. Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba Nomor butir soal Validitas Keterangan 1 0.51 Sedang 2 0.47 Sedang 3 0.77 Tinggi 4 -0.45 Sangat Rendah 5 0.74 Tinggi 6 0.80 Tinggi 7 0.74 Tinggi 8 0.73 Tinggi 9 0.56 Sedang 10 0.22 Rendah 11 0.67 Tinggi 12 - - 13 0.23 Rendah 14 0.27 Rendah 15 -0.08 Sangat Rendah Berdasarkan harga validitas, soal yang dipakai adalah soal dengan kategori sedang dan tinggi. Tetapi soal-soal tersebut harus memenuhi kriteria reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. 3.4.2.1.2 Reliabilitas Perhitungan reliabilitas ini dilakukan untuk menunjukkan apakah instrumen tes yang diujikan reliabel atau tidak, suatu tes dapat dikatakan reliabel jika tes tersebut menunjukkan hasil yang mantab. Suatu instrument tes dikatakan mantab apabila instrument tes tersebut digunakan berulangkali. Dengan syarat saat pengukuran tidak berubah, instrument tes tersebut memberikan hasil yang sama. Reliabilitas instrument tes pada penelitian ini menggunakan rumus Alpha karena tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis berbentuk uraian. Kriteria reliabilitas instrumen ditentukan sesuai Tabel 3.4. Adapun rumus untuk mencari reliabilitas instrumen tes adalah Suharsimi, 2012:122 Keterangan r ii = reliabilitas tes secara keseluruhan k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = jumlah varians butir = varians total Tabel 3.4. Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen Interval koefisien Kriteria 0.81-1.00 Sangat tinggi 0.61-0.80 Tinggi 0.41-0.60 Sedang 0.21-0.40 Rendah 0.20 Sangat rendah Berdasarkn hasil analisis butir soal diperoleh hasil r ii sebesar 0,663. Hal ini menunjukkan bahwa soal mempunyai kriteria reliabilitas tinggi. Harga r ii tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga r pada tabel r product moment dengan taraf signifikansi 5 dan n = 10 yaitu 0,632. Kriteria soal reliabel bila harga r 11 lebih besar dari r tabel. Jadi dapat disimpulkan bahwa soal reliabel yang ditunjukkan dengan nilai r 11 lebih besar dari harga r product moment. 3.4.2.1.3 Tingkat kesukaran tes Tes yang baik adalah tes yang mempunyai taraf kesukaran tertentu, sesuai dengan karakteristik peserta tes. Taraf kerusakan suatu tes dapat dicari dengan menggunakan rumus dan diinterpretasikan sesuai kriteria pada Tabel 3.5. dengan Keterangan IK : indeks kesukaran Tabel 3.5. Kriteria Indeks Kesukaran Interval koefisien Kriteria 0,00 ≤ P 0,30 Soal sukar 0,30 ≤ P 0,70 Soal sedang 0,70 ≤ P ≤ 1,00 Soal mudah Rudyatmi Rusilowati, 2012: 95 Hasil analisis tingkat kesukaran soal disajikan dalam Tabel 3.6. Tabel 3.6. Hasil analisis tingkat kesukaran soal uji coba Nomor butir soal Tingkat Kesukaran Keterangan 1 0.343 Sedang 2 0.412 Sedang 3 0.592 Sedang 4 0.175 Sukar 5 0.210 Sukar 6 0.418 Sedang 7 0.218 Sukar 8 0.218 Sukar 9 0.175 Sukar 10 0.056 Sukar 11 0.052 Sukar 12 - 13 0.212 Sukar 14 0.046 Sukar 15 0.094 Sukar 3.4.2.1.4 Daya pembeda soal Tes yang baik adalah tes yang bisa memisahkan dua kelompok peserta tes atau siswa. Kedua kelompok itu adalah siswa yang betul-betul mempelajari materi pelajaran dan siswa yang tidak mempelajari materi pelajaran. Kriteria daya pembeda disajikan dalam Tabel 3.7 dan untuk menentukan daya beda ditentukan rumus: Keterangan DB : daya beda Mean kel. Atas : rata-rata nilai kelompok atas Mean kel. Bawah : rata-rata nilai kelompok bawah Tabel 3.7. Kriteria Daya Pembeda Instrumen Interval koefisien Kriteria D: 0,00-0,20 Jelek D: 0,21-0,40 cukup D: 0,41-0,70 Baik D: 0,71-1,00 Baik sekali Rudyatmi Rusilowati, 2012:95 Berdasarkan kriteria daya pembeda instrumen pada Tabel 3.7 hasil analisis daya pembeda soal menunjukkan ada 3 soal yang memenuhi kategori baik yaitu soal nomor 6, 7, dan 8; 3 soal yang memenuhi kategori cukup yaitu soal nomor 3, 5, dan 11; 8 soal memenuhi kategori jelek yaitu soal nomor 1, 2, 4, 9, 10, 13, 14, dan 15; serta ada satu soal yang tidak memenuhi kriteria jelek, cukup, baik, maupun baik sekali yaitu soal nomor 12. Berdasarkan keempat analisis soal uji coba peneliti memilih 10 soal yang sesuai dengan indikator kompetensi dan indikator metakognisi untuk digunakan sebagai instrumen penelitian yaitu soal nomor 1, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, dan 13 dengan perbaikan kalimat dalam soal maupun kunci jawaban.

3.4.2.2 Instrumen Penilaian Non Tes

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN LKS MODEL INKUIRI TERPIMPIN MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN PADA SISWA KELAS XI IPA

3 7 66

Analisis Keterampilan Memprediksi dan Mengkomunikasikan Pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

0 7 52

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP

0 5 45

PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS PRAKTIKUN TERHADAP HASIL BELAJAR SIWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 0 17

PEMBELAJARAN PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 12 47

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERINKUIRI SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 0 36

REDUKSI MISKONSEPSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN REMEDIAL MENGGUNAKAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

3 12 15

ANALISIS PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA TOPIK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 0 30

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI LABORATORIUM TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN GENERIK SISWA SMA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 0 41

Pengembangan Modul Multimedia Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Kelas XI SMA/MA.

0 0 17