4.1.4 Hasil Analisis Aspek Psikomotorik
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 4.14 Hasil analisis aspek psikomotorik
Kelas Kategori
Jumlah Siswa
Sangat Baik Baik
Cukup Kurang
Eksperimen 18
20 38
Kontrol 18
22 40
Tabel analisis aspek psikomotorik dari kelas eksperimen dan kelas kontrol pada Tabel 4.14 menunjukkan bahwa hasil belajar psikomotorik kelas
eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Pada kelas eksperimen ada 18 dari 38 siswa yang memenuhi kriteria sangat baik, dan 20 siswa memenuhi kriteria baik.
Sedangkan pada kelas kontrol ada 18 dari 40 siswa yang memenuhi kriteria sangat baik, 22 siswa memenuhi kriteria baik. Persentase aspek psikomotorik
kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Gambar 4.2 dan hasil analisis hasil belajar psikomotorik tiap aspek disajikan pada Tabel 4.15.
Gambar 4.2 Persentase Aspek Psikomotorik Tabel 4.15 Hasil Analisis hasil belajar Psikomotorik tiap aspek
Aspek psikomotorik Eksperimen Keterangan Kontrol
Keterangan
Menyiapkan alat yang digunakan
143 Sangat Baik 155
Sangat Baik Menyiapkan larutan
kerja 144
Sangat baik 152 Sangat Baik
Keterampilan merangkai alat
praktikum 113
Baik 121
Baik
Keterampilan menuang larutan ke dalam buret
141 Sangat Baik 132
Sangat Baik Keterampilan
menggunakan alat untuk mengidentifikasi
kesadahan air 110
Baik 121
Baik
Keterampilan melakukan pengamatan
114 Baik
100 Cukup
Membuat laporan sementara hasil
praktikum 109
Baik 100
Cukup
Menuang sisa larutan kerja ke dalam
tempatnya 113
Baik 120
Baik
Membersihkan alat 126
Sangat Baik 153 Sangat Baik
Mengembalikan alat ketempat semula
139 Sangat Baik 152
Sangat Baik
4.1.5 Hasil Analisis Kuesioner Siswa
Kuesioner siswa pada penelitian ini adalah untuk mengukur kemampuan metakognisis siswa menggunakan pernyataan Sangat Setuju, Setuju, Tidak
Setuju, dan Sangat Tidak Setuju.
Tabel 4.16 Hasil Analisis Kuesioner Siswa
Pernyataan Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol SS
S TS STS SS
S TS STS
Saya dapat mengikuti pelajaran dengan
baik 2
36 12
25 3
Saya dapat memahami tujuan
pembelajaran yang selama ini saya ikuti
1 36
1 4
28 7
1
Saya dapat menjelaskan konsep-
konsep kimia yang selama ini saya
pelajari 3
31 2
1 3
26 18
3
Saya menyadari bahwa saya harus
banyak membaca 16
22 32
7 1
Saya menyadari sejauh mana saya
bisa megerjakan tugas
6 32
12 25
3
Saya dapat memilih langkah-langkah
yang dipakai untuk memecahkan soal
5 32
1 2
25 12
1
Saya mencari informasi dari
berbagai sumber untuk memecahkan
masalah dan soal- soal kimia yang ada
di LKS 7
30 1
8 21
10 1
Berdasarkan tabel 4.16 hasil menujukkan bahwa kelas eksperimen mempunyai kemampuan metakognisi lebih baik dari pada kelas kontrol.
4.2 Pembahasan
Penelitian dilakukan di SMA N 1 Donorojo selama bulan April 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan metakognisi siswa kelas
XI IPA mengunakan Strategi pembelajaran inkuiri materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang dianalisis menggunakan data hasil tes dan kuesioner siswa
serta hasil observasi aspek afektif dan psikomotorik.
4.2.1 Kondisi Awal Sampel Penelitian
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling yang terlebih dahulu diuji normalitas dan homogenitas
populasinya. Berdasarkan perhitungan uji homogenitas, diperoleh harga
2 hitung
= 1,939 dan
2 tabel
= 3,84. Harga
2 hitung
2 tabel
sehingga dapat disimpulkan bahwa masing-masing kelas memiliki homogenitas yang sama. Berdasarkan teknik
cluster random sampling terpilih kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol.
4.2.2 Proses Pembelajaran 4.2.2.1 Kelas Eksperimen
Selama proses pembelajaran kelas eksperimen menggunakan strstegi pembelajaran inkuiri. Gulo 2008:84-85 menyatakan bahwa strategi
pembelajaran inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
secara sistematis, kritis, logis, dan analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Selain itu menurut Hamruni
2011:88 strategi pembelajran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis