Kerangka Berfikir Peningkatan hasil belajar PKn melalui pendekatan Think-Pair-Share

Tindakan, dan 3 Kelas. Dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. 1 Ciri-ciri penelitian tindakan kelas PTK adalah adanya tindakan yang nyata, tindakan dilakukan pada situasi yang alami bukan dalam laboratorium, ditujukan untuk memecahkan permasalahan praktis. Tindakan tersebut merupakan suatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu dan dilaksanakan dalam rangkaian siklus kegiatan. 2 Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu 1 Perencanaan, 2 Pelaksanaan, 3 Pengamatan, dan 4 Refleksi. Di bawah ini adalah gambar putaran spiral tersebut: 3 Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas PTK 1 Arikunto, Suhardjono, Supardi. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara,2008 Hal.2 2 Ibid, hal.62 3 Arikunto Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, cet ke-9, h. 105. Perencanaan Observasi Pelaksanaan Refleksi Perencanaan Observasi Pelaksanaan Refleksi Menurut Taggart dalam Wiriaatmadja, prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas PTK mencakup: 1. Penetapan fokus masalah identifikasi masalah, terdiri dari: a. Merasakan adanya masalah b. Analisis masalah c. Perumusan masalah 2. Perencanaan plan, terdiri dari: a. Membuat rencana pembelajaran. b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas. Jika digunakan instrumen pengamatan tetentu, perlu dikemukakan bagaimana pembuatannya, siapa yang akan menggunakan dan kapan akan digunakan. c. Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan. d. Melaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan. 3. Pelaksanaan Tindakan act Pelaksanaan tindakan meliputi siapa yang melakukan, kapan, di mana dan bagaimana melakukannya. Rencana pembelajaran yang telah dibuat, dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Pada saat yang bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti dengan refleksi. 4. Pengamatan observe Pada bagian pengamatan, dilakukan perekaman data yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan dilakukannya pengamatan adalah untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan djadikan landasan dalam melakukan refleksi. 5. Refleksi reflect Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. 4 Kegiatan penelitian dimulai dari studi pendahuluan terhadap latar penelitian yang meliputi latar sekolah, guru, siswa, dan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Selanjutnya dilakukan analisis hasil studi pendahuluan. Dari analisis tersebut diperoleh temuan bahwa metode yang dipakai dalam pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV di MI Cibeureum Legok Kabupaten Sukabumi adalah metode ceramah. Metode ini membuat siswa merasa mengantuk, bosan, dan malas dalam belajar yang mengakibatkan penurunan hasil belajar. Berdasarkan temuan tersebut disusunlah rencana umum tindakan. Rencana umum tindakan tersebut dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Setelah RPP tersebut selesai dibuat, selanjutnya diterapkan tindakan pembelajaran kooperatif dengan metode TPS Think-Pair-Share pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Hasil dari pelaksanaan pembelajaran tersebut direfleksi untuk megetahui hal-hal apa yang perlu diperbaiki dan ditata ulang. Setelah kekurangan-kekurangan tindakan pada siklus I telah diketahui, peneliti dan guru mitra membuat perencanaan, melakukan tindakan dan merefleksi ulang untuk tindakan pada siklus selanjutnya. Kegiatan pembelajaran pada penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang maksimal, dengan harapan kekurangan-kekurangan pada sebelumnya bisa teratasi.

C. Subjek Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas IV MI Cibeureum Legok kabupaten Sukabumi yang berjumlah 36 orang. Dipilihnya kelas IV sebagai subyek penelitian dikarenakan bahwa siswa kelas IV merupakan kelas yang siswanya rata-rata berusia 9-10 tahun. Dimana pada usia 4 Wiriaatmadja, Rochiati. Metode Penelitan Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2008, hal. 66.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah : kuasi eksperimen di smp pgri 2 ciputat

0 11 202

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Perbedaan hasil belajar biologi siswa menggunakan model Rotating Trio Exchange (RTE) dengan Think Pair Share (TPS) pada konsep virus

1 7 181

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERKALIAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE Peningkatan Hasil Belajar Perkalian Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Pada Pelajaran Matematika Siswa Kelas 3 SDN Gemampir Kecamatan Karan

0 1 14

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

0 0 5

THINK PAIR SHARE: ALTERNATIF PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA

0 1 7

Peningkatan Hasil Belajar PAI Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair And Share

0 0 12