Macam-macam Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Kooperatif

h. Three-Minute Review Reviu Tiga Langkah Model pembelajaran kooperatif tipe three-step review efektif untuk digunakan saat guru berhenti pada saat-saat tertentu selama sebuah diskusi atau presentasi berlangsung, dan mengajak siswa mereviu apa yang telah mereka ungkapkan saat diskusi di dalam kelompok mereka. 32 Siswa-siswa dalam kelompok-kelompok itu dapat bertanya untuk mengklarifikasi kepada anggota lainnya atau menjawab pertanyaan-pertanyaan dari anggota lain. Misalnya setelah diskusi tentang proses-proses kompleks yang terjadi di dalam tubuh manusia misalnya pencernaan makanan, siswa dapat membentuk kelompok-kelompok dan mereviu proses diskusi dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mengklarifikasi. i. GI Group Investigasi Model Group investigation seringkali disebut sebagai metode pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. Hal ini disebabkan oleh metode ini memadukan beberapa landasan pemikiran, yaitu berdasarkan pandangan konstruktivistik, democratic teaching dan kelompok belajar kooperatif. 33 Berdasarkan pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran dengan model group investigation memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan sampai cara mempelajari suatu topik melalui investigasi. Democratic teaching adalah proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi, yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan memperhatikan keberagaman peserta didik. j. Reciprocal Teaching Pengajaran Timbal Balik Model pembelajaran kooperatif tipe reciprocal teaching pengajaran timbal balik dikembangkan oleh Brown Paliscar 1982. Pengajaran timbal balik atau reciprocal teaching ini juga merupakan sebuah model 32 Ibid. 33 Ibid. pembelajaran kooperatif yang meminta siswa untuk membentuk pasangan- pasangan saat berpartisipasi dalam sebuah dialog percakapan atau diskusi mengenai sebuah teks bahan bacaan. 34 Setiap anggota pasangan akan bergantian membaca teks dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, menerima dan memperoleh umpan balik feedback. Model pembelajaran tipe reciprocal teaching ini memungkinkan siswa untuk melatih dan menggunakan teknik-teknik metakognitif seperti mengklarifikasi, bertanya, memprediksi, dan menyimpulkan. Model pembelajaran kooperatif tipe reciprocal teaching ini dikembangkan atas dasar bahwa siswa dapat belajar secara efektif dari siswa lainnya. k. Snowball Throwing Snowball throwing yaitu metode pembelajaran yang didalamnya terdapat unsur-unsur pembelajaran kooperatif sebagai upaya dalam rangka mengarahkan perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Hal yang pertama kali dilakukan adalah dengan meminta siswa untuk menuliskan pertanyaan dalam kertas kemudian diremas sehingga membentuk bola seperti bola salju. Langkah selanjutnya adalah menyerahkan setiap pertanyaan yang ditulis siswa kepada guru, kemudian guru akan melemparkannya kepada anggota kelas secara acak. l. CIRC Cooperative Integrated Reading Composition Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC cooperative integrated reading composition adalah sebuah model pembelajaran yang sengaja dirancang untuk mengembangkan kemampuan membaca, menulis, dan keterampilan-keterampilan berbahasa lainnya baik pada jenjang pendidikan tinggi maupun jenjang dasar. 35 Pada tipe model pembelajaran kooperatif yang satu ini siswa tidak hanya mendapat kesempatan belajar melalui presentasi langsung oleh guru tentang keterampilan membaca dan 34 Bungs Education, Metode Pembelajaran, http:wbungs.blogspot.com201207normal-0-false-false-false-en-us-x-none_16.html , Jawa Timur, 2009, h. 1. 35 Muhammad Faiq, op.cit. h. 3. menulis, tetapi juga teknik menulis sebuah komposisi naskah. CIRC dikembangkan untuk menyokong pendekatan pembelajaran tradisional pada mata pelajaran bahasa yang disebut “kelompok membaca berbasis keterampilan”. Pada model pembelajaran CIRC ini siswa berpasang- pasangan di dalam kelompoknya. Ketika guru sedang membantu sebuah kelompok-membaca reading group, pasangan-pasangan saling mengajari satu sama lain bagaimana “membaca-bermakna” dan keterampilan menulis melalui teknik reciprocal timbal balik. Mereka diminta untuk saling bantu untuk menunjukkan aktivitas pengembangan keterampilan dasar berbahasa misalnya membaca bersuara oral reading, menebak konteks bacaan, mengemukakan pertanyaan terkait bacaan, menyimpulkan, meringkas, menulis sebuah komposisi berdasarkan sebuah cerita, hingga merevisi sebuah komposisi. Setelah itu, buku kumpulan komposisi hasil kelompok dipublikasikan pada akhir proses pembelajaran. Semua kelompok tim kemudian diberikan penghargaan atas upaya mereka dalam belajar dan menyelesaikan tugas membaca dan menulis. m. The Williams Tipe model pembelajaran kooperatif The Williams mengajak siswa melakukan kolaborasi untuk menjawab sebuah pertanyaan besar yang merupakan sebuah tujuan pembelajaran. 36 Pada model pembelajaran ini siswa dikelompok-kelompoknya secara heterogen seperti pada tipe STAD. Kemudian setiap kelompok diberikan pertanyaan yang berbeda-beda dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif yang memungkinkan siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut. n. TPS Think Pairs Share Model pembelajaran kooperatif tipe TPS think pairs share mulanya dikembangkan oleh Frank T. Lyman. Tipe model pembelajaran kooperatif ini memungkinkan setiap anggota pasangan siswa untuk berkontemplasi terhadap sebuah pertanyaan yang diajukan. Setelah diberikan waktu yang cukup mereka selanjutnya diminta untuk mendiskusikan apa yang telah 36 Ibid, h. 4. mereka pikirkan tadi hasil kontemplasi dengan pasangannya masing- masing. Setelah diskusi dengan pasangan selesai, guru kemudian mengumpulkan tanggapan atau jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan tersebut dari seluruh kelas. o. TPC Think Pairs Check Model pembelajaran kooperatif tipe think pairs-check adalah modifikasi dari tipe think pairs share, di mana penekanan pembelajaran ada pada saat mereka diminta untuk saling cek jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan guru saat berada dalam pasangan. p. TPW Think Pairs Write Tipe model pembelajaran kooperatif TPW Think Pairs Write juga merupakan variasi dari model pembelajaran kooperatif tipe TPS Think Pairs Share. Penekanan model pembelajaran kooperatif tipe ini adalah setelah mereka berpasangan, mereka diminta untuk menuliskan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Model pembelajaran kooperatif tipe TPW ini sangat cocok untuk pelajaran menulis. q. Tea Party Pesta Minum Teh Pada model pembelajaran kooperatif tipe tea party, siswa membentuk dua lingkaran konsentris atau dua barisan di mana siswa saling berhadapan satu sama lain. Guru mengajukan sebuah pertanyaan pada bidang mata pelajaran apa saja dan kemudian siswa mendiskusikan jawabannya dengan siswa yang berhadapan dengannya. Setelah satu menit, baris terluar atau lingkaran terluar bergerak searah jarum jam sehingga akan berhadapan dengan pasangan yang baru. Guru kemudian mengajukan pertanyaan kedua untuk mereka diskusikan. Langkah-langkah seperti ini terus dilanjutkan hingga guru selesai mengajukan 5 atau lebih pertanyaan untuk didiskusikan. Untuk sedikit variasi dapat pula siswa diminta menuliskan pertanyaan-pertanyaan pada kartu-kartu untuk catatan nanti bila diadakan tes. r. Write Around Menulis Berputar Model pembelajaran kooperatif tipe write around ini cocok digunakan untuk menulis kreatif atau untuk menulis kesimpulan. Pertama-tama guru memberikan sebuah kalimat pembuka contohnya: Bila kamu akan berulang tahun, maka kamu akan meminta hadiah berupa.... Mintalah semua siswa dalam setiap kelompok untuk menyelesaikan kalimat tersebut. Selanjutnya mereka ia menyerahkan kertas berisi tulisannya tersebut ke sebelah kanan, dan membaca kertas lain yang mereka terima setelah diserahkan oleh kelompok lain, kemudian menambahkan satu kalimat lagi. Setelah beberapa kali putaran, maka akan diperoleh 4 buah cerita atau tulisan bila di kelas dibentuk 4 kelompok. Selanjutnya beri waktu bagi mereka untuk membuat sebuah kesimpulan dan atau mengedit bagian-bagian tertentu, kemudian membagi cerita atau kesimpulan itu dengan seluruh kelas. Write around adalah modifikasi dari model pembelajaran kooperatif go around. s. Round Robin Brainstorming atau Rally Robin Contoh pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Round Robin Brainstorming misalnya : berikan sebuah kategori misalnya “nama-nama sungai di Indonesia untuk didiskusikan. Mintalah siswa bergantian untuk menyebutkan item-item yang termasuk ke dalam kategori tersebut. t. LT Learnig Together Orang yang pertama kali mengembangkan jenis model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together Belajar Bersama ini adalah David Johnson dan Roger Johnson di Universitas Minnesota pada tahun 1999. Pada model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together, siswa dibentuk oleh 4-5 orang siswa yang heterogen untuk mengerjakan sebuah lembar tugas. Setiap kelompok hanya diberikan satu lembar kerja. Mereka kemudian diberikan pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja kelompok. Pada model pembelajaran Kooperatif dengan variasi seperti Learning Together ini, setiap kelompok diarahkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan untuk membangun kekompakan kelompok terlebih dahulu dan diskusi tentang bagaimana sebaiknya mereka bekerjasama dalam kelompok. u. Student Team Learning STL-Kelompok Belajar Siswa Model pembelajaran kooperatif tipe student team learning ini dikembangkan di John Hopkins University-Amerika Serikat. Lebih dari separuh penelitian tentang pembelajaran kooperatif di sana menggunakan student team learning. Pada dasarnya model pembelajaran kooperatif yang satu ini sama saja dengan model pembelajaran kooperatif yang lain yaitu adanya ide dasar bahwa siswa harus bekerjasama dan turut bertanggungjawab terhadap pembelajaran siswa lainnya yang merupakan anggota kelompoknya. Pada tipe STL ini penekanannya adalah bahwa setiap kelompok harus belajar sebagai sebuah tim. Ada 3 konsep sentral pada model pembelajaran kooperatif tipe STL ini, yaitu: 1 penghargaan terhadap kelompok; 2 akuntabilitas individual; 3 kesempatan yang sama untuk memperoleh kesuksesan. Pada sebuah kelas yang menerapkan model pembelajaran ini, setiap kelompok dapat memperoleh penghargaan apabila mereka berhasil melampaui ktiteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Akuntabilitas individual bermakna bahwa kesuksesan sebuah kelompok bergantung pada pembelajaran yang dilakukan oleh setiap individu anggotanya. Pada model pembelajaran tipe STL, setiap siswa baik dari kelompok atas, menengah, atau bawah dapat memberikan kontribusi yang sama bagi kesuksesan kelompoknya, karena skor mereka dihitung berdasarkan skor peningkatan dari pembelajaran mereka sebelumnya. v. Two Stay Two Stray Model pembelajaran kooperatif two stay two stray ini sebenarnya dapat dibuat variasinya, yaitu berkaitan dengan jumlah siswa yang tinggal di kelompoknya dan yang berpencar ke kelompok lain. Misalnya: 1 one stay three stray satu tinggal tiga berpencar; dan 2 three stay one stray tiga tinggal satu berpencar. Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dikembangkan pertama kali oleh Spencer Kagan 1990. Dengan struktur kelompok kooperatif seperti tipe two stay two stray ini dapat memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk saling berbagi informasi dengan kelompok-kelompok lain. 37

3. Fungsi Metode Pembelajaran Kooperatif

Pada dasarnya pembelajaran kooperatif dikembangkan setidak-tidaknya memiliki fungsi dalam pembelajaran, yaitu: “hasil belajar akademik, penerimaan terhadap individu, penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuan, serta pengembangan keterampilan sosial.” 38 a. Hasil belajar akademik Beberapa ahli berpendapat bahwa metode ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-kosep yang sulit. Model struktur penghargaan kooperatif dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. b. Penerimaan terhadap perbedaan individu Penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuan. Dari hal ini siswa akan belajar untuk saling menghargai. c. Pengembangan keterampilan individu Fungsi penting dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerjasama dan kolaborasi.

4. Pengertian Metode Think-Pair-Share

Think-pair-share adalah suatu metode pembelajaran kooperatif yang memberi siswa waktu untuk berfikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode ini memperkenalkan ide “waktu berfikir atau waktu tunggu” yang menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam merespon pertanyaan. Pembelajaran Kooperatif model Think-pair-share ini relatif lebih sederhana karena tidak menyita waktu yang lama untuk mangatur tempat duduk 37 Ibid. 38 Ujang Nurdin, Tekinik dan Tujuan Pembelajaran Kooperatif, http:style- lecture.blogspot.com201209teknik-dan-tujuan-pembelajaran.html , Juni 2013. ataupun mengelompokkan siswa. Pembelajaran ini melatih siswa untuk berani berpendapat dan menghargai pendapat teman. 39 Think-pair-share TPS adalah strategi diskusi kooperatif yang dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawannya dari Universitas Maryland pada tahun 1981. TPS mampu mengubah asumsi bahwa metode resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelompok kelas secara keseluruhan. Think-pair-share memberikan kepada siswa waktu untuk berpikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain. Think-pair-share memiliki prosedur yang secara eksplisit untuk member siswa waktu untuk berpikir, menjawab, saling membantu satu sama lain. Dengan demikian diharapkan siswa mampu bekerja sama, saling membutuhkan, dan saling bergantung pada kelompok kecil secara kooperatif.

5. Langkah-langkah Metode Think-Pair-Share

Setiap metode pembelajaran kooperatif tentunya memiliki langkah- langkah tertentu sesuai dengan model tersendiri. Begitu pula dengan metode TPS ini memiliki langkah-langkah penerapannya, yaitu sesuai dengan yang diungkapkan oleh Susilo, bahwa TPS memiliki tahapan demi tahapan yang dilakukan pada pelaksanaan Think-pair-share, antara lain:

a. Tahap satu, think berpikir.

Pada tahap ini guru memberikan pertanyaan yang terkait dengan materi pelajaran. Proses TPS dimulai pada saat ini, yaitu guru mengemukakan pertanyaan yang menggalakkan berpikir ke seluruh kelas. Pertanyaan ini hendaknya berupa pertanyaan terbuka yang memungkinkan dijawab dengan berbagai macam jawaban.

b. Tahap dua, pair berpasangan.

Pada tahap ini siswa berpikir secara individu. Guru meminta kepada siswa untuk berpasangan dan mulai memikirkan pertanyaan atau masalah yang diberikan guru tadi dalam waktu tertentu. Lamanya waktu ditetapkan oleh guru berdasarkan pemahaman guru terhadap siswanya, sifat 39 Sa’dijah, Cholis. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share TPS Malang: Lembaga Penelitian UM 2006 hal: 12 pertanyaanya, dan skedul pembelajaran. Siswa disarankan untuk menulis jawaban atau pemecahan masalah hasil pemikirannya.

c. Tahap 3, share berbagi.

Pada tahap ini siswa secara individu mewakili kelompok atau berdua maju bersama untuk melaporkan hasil diskusinya ke seluruh kelas. Pada tahap terakhir ini siswa seluruh kelas akan memperoleh keuntungan dalam bentuk mendengarkan berbagai ungkapan mengenai konsep yang sama dinyatakan dengan cara yang berbeda oleh individu yang berbeda. Tabel pembelajaran Think-pair-share adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Pembelajaran Think-Pair-Share Tahapan Guru Siswa 1. Thinking Guru memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir tentang pertanyaan atau masalah yang diberikan Siswa berpikir sendiri untuk menemukan jawaban atas pertanyaan atau masalah yang diajukan 2. Pairing Guru memberikan tanda kepada siswa untuk mulai berpasangan dengan siswa lain Siswa mulai mencari pasangan untuk mendiskusikan dan mencapai kesepakatan atas jawaban pertanyaan yang diajukan guru 3. Sharing Guru meminta pasanganpasangan tersebut untuk berbagi jawaban atas pertanyaan atau permasalahan yang diajukan guru Siswa berbagi jawaban atas pertanyaan atau permasalahan yang diajukan guru

6. Kelebihan dan Kelemahan Metode Think-Pair-Share

a. Kelebihan Think -Pair-Share

Kelebihan think-pair-share sebagai berikut: 40 40 Anonim. Think pair share. http:www.eazhull.org.uknlcthink,_pair,_share.htm . diakses pada 12 Desember 2013 Pukul: 14.45WIB. 1 Memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. 2 Lebih banyak kesempatan untuk konstribusi masing-masing anggota kelompok. 3 Setiap siswa dapat saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas. 4 Dapat memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kelas. 5 Siswa dapat mengembangkan keterampilan berfikir dan menjawab dalam komunikasi antara satu dengan yang lain, serta bekerja saling membantu dalam kelompok kecil. 6 Siswa secara langsung dapat memecahkan masalah, memahami suatu materi secara berkelompok dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya, membuat kesimpulan diskusi serta mempresentasikan di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. 7 Memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang diajarkan karena secara tidak langsung memperoleh contoh pertanyaan yang diajukan oleh guru, serta memperoleh kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan. 8 Siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan masalah. 9 Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari dua orang. 10 Siswa memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar. 11 Memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa dalam proses pembelajaran. 12 Memperbaiki kehadiran. 13 Sikap apatis berkurang. 14 Penerimaan terhadap individu lebih besar. 15 Hasil belajar lebih mendalam. 16 Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.

b. Kekurangan Think-Pair-Share

Kekurangan think-pair-share sebagai berikut: 1 Membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktivitas. 2 Membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruangan kelas. 3 Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor. 4 Lebih sedikit ide yang muncul. 5 Jika ada perselisihan, tidak ada penengah. 6 Menggantungkan pada pasangan. 7 Ketidaksesuaian antara waktu yang direncanakan dengan pelaksanaannya. 8 Metode pembelajaran think-pair-share belum banyak diterapkan di sekolah. 9 Sangat memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru, waktu pembelajaran berlangsung guru melakukan intervensi secara maksimal. 10 Menyusun bahan ajar setiap pertemuan dengan tingkat kesulitan yang sesuai dengan taraf berfikir anak. 11 Mengubah kebiasaan siswa belajar dari yang dengan cara mendengarkan ceramah diganti dengan belajar berfikir memecahkan masalah secara kelompok, hal ini merupakan kesulitan sendiri bagi siswa. 12 Sangat sulit diterapkan di sekolah yang rata-rata kemampuan siswanya rendah dan waktu yang terbatas. 13 Jumlah kelompok yang terbentuk banyak. 14 Sejumlah siswa bingung, sebagian kehilangan rasa percaya diri, saling mengganggu antar siswa karena siswa baru tahu metode TPS.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah : kuasi eksperimen di smp pgri 2 ciputat

0 11 202

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Perbedaan hasil belajar biologi siswa menggunakan model Rotating Trio Exchange (RTE) dengan Think Pair Share (TPS) pada konsep virus

1 7 181

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERKALIAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE Peningkatan Hasil Belajar Perkalian Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Pada Pelajaran Matematika Siswa Kelas 3 SDN Gemampir Kecamatan Karan

0 1 14

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

0 0 5

THINK PAIR SHARE: ALTERNATIF PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA

0 1 7

Peningkatan Hasil Belajar PAI Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair And Share

0 0 12