63, dan pada siklus II terjdi peningkatan sebesar 19 sehingga keaktifan belajar siswa menjadi 82. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan dengan
penerapan metode think-pair-share keaktifan belajar siswa meningkat.
42
Penelitian lain yang dilakukan oleh Richard Hamonangan Saragih, yang berjudul
“Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Di Kelas X SMA Negeri 1 Raya
Kahean Tahun Pelajaran 20112012. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan:
1. Model pembelajaran Think Pair Share merupakan model pembelajaran yang
bersifat diskusi kelompok, dimana siswa diberi waktu untuk berfikir sehingga strategi ini punya potensi kuat untuk memberdayakan kemampuan berpikir
siswa. Guru juga memberikan kesempatan siswa untuk menjawab dengan asumsi pemikirannya sendiri, kemudian berpasangan untuk mendiskusikan
hasil jawabannya kepada teman sekelas untuk dapat di diskusikan dan dicari pemecahannya bersama-sama sehingga terbentuk satu konsep.
2. Penerapan model pembelajaran think pair share dapat meningkatkan minat
belajar pada mata pelajaran PKn kelas X-I di SMA Negeri 1 RayaKahean Kabupaten Simalungun Tahun Pelajaraan 20112012, hal ini dapat dilihat
pada siklus I hasil belajar yang diperoleh tuntas sebesar 22 siswa atau 62,29 lampiran 7, sedangkan pada siklus terdapat peningkatan yang cukup
signifikan yaitu hasil belajar siswa yang diperoleh sebesar 30 siswa atau 83,33 lampiran 9. Jadi peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah sebesar
23,28 3.
Disamping dapat meningkatkan minat belajar siswa, penerapan model pembelajaran Think Pair Share ini juga dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa. Hal ini terlihat dari tingkat kerjasama siswa dan kreatifitas siswa dalam
42
Meylany Pemugari, Penerapan Metode Think-Pair-Share Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Teori PKK Di SMP Negeri 3 Margasari
– Tegal, Skripsi S1 Universitas Yogyakarta. Yogyakarta: 2012, h. 65, tidak dipublikasikan.
menyampaikan pendapat dan bertanya berdiskusi dalam kelas mencapai 30 siswa atau 83 kriteria sangat baik dan baik.
43
E. Kerangka Berfikir
Belajar merupakan
sebuah proses
pengembangan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang terjadi manakala seseorang melakukan interaksi secara intensif dengan sumber-sumber belajar. Sumber belajar tersebut bisa dari
buku ataupun sumber lainnya. Proses belajar yang baik senantiasa menghasilkan hasil belajar yang baik pula. Hasil belajar yang didapat oleh siswa berupa
kemampuan-kemampuan tertentu yang diperoleh dari proses belajar. Penelitian ini lebih fokus menyoroti hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn. Mata
pelajaran PKn merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Jadi hasil belajar mata pelajaran PKn yaitu
hasil belajar PKn merupakan hasil yang dicapai siswa berupa kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar PKn.
Hasil belajar tersebut tak luput dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut bisa bersifat dari diri siswa itu sendiri atau dari luar seperti halnya
lingkungan, sekolah, kelengkapan sarana, bahan ajar, kualitas pengajaran, dan lain-lain.
Untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal maka kualitas pengajaran harus dilakukan secara matang. Mengacu pada tujuan KTSP bahwa pengajaran
yang berbasis KTSP harus lebih mengutamakan peran aktif siswa. Peran aktif siswa tersebut bisa digali dengan menggunakan model-model pengajaran yang
bervariatif. Sering kali guru melakukan pengajaran secara konvensional. Hal itu akan membuat siswa merasa jenuh, selain itu siswa tidak bisa berperan aktif
karena yang lebih berperan aktif di sini yaitu guru teacher oriented.
43
Richard Hamonangan Saragih, Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Di Kelas X SMA Negeri 1
Raya Kahean Tahun Pelajaran 20112012, Skripsi S1 Universitas Negeri Medan. Medan: 2012, h. 57-58, tidak dipublikasikan.
Sekarang ini, banyak sekali berkembang model-model pembelajaran. Salah satunya yang banyak digunakan dan dianggap dapat menumbuhkan
keaktifan siswa yaitu model pembelajaran coopeerative learning. Cooperative learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa
sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling
bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam cooperative learning, belajar dikatakan belum selesai jika salah
satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Pembelajaran kooperatif ini banyak sekali tekniknya. Salah satu diantaranya yaitu teknik Think
Pair Share TPS. TPS atau lebih dikenal dengan berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa. Teknik TPS ini memiliki tiga fase utama yaitu think berpikir, pada fase ini siswa diberi kesempatan oleh guru untuk
memikirkan permasalahan yang diberikan secara sendiri-sendiri. Fase kedua yaitu pair berpasangan, siswa dikondisikan untuk berdiskusi dengan teman
sebangkunya dan saling mengemukakan serta melengkapi jawaban dari permasalahan yang tadi diberikan. Fase terakhir yaitu share berbagi, fase ini
siswa diminta berkelompok menjadi 4 orang kemudian saling mengemukakan serta melengkapi jawaban dari permasalahan yang tadi diberikan setelah itu
mengemukakannya dalam diskusi kelas dengan bimbingan dari guru. Pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran cooperative
learning teknik TPS diharapkan bisa meningkatkan hasil belajar siswa. Karena teknik TPS siswa dapat mengkontruksi pembelajaran sendiri tanpa dibatasi materi
dari guru saja. Sehingga pengetahuan siswa akan semakin banyak. Serta dalam pembelajaran cooperative learning teknik TPS, siswa dapat melatih sikap saling
menghormati sesama teman. Karena dalam tahapannya melibatkan interaksi satu siswa dengan siswa lainnya. Selain itu siswa juga diasah untuk memiliki rasa
tanggungjawab untuk menyelesaikan tugasnya.