Pengaruh Asuh Diri Terhadap Status Gizi Bayi

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Asuh Diri Terhadap Status Gizi Bayi

Hasil penelitian menunjukkan responden yang melakukan asuh diri kategori tidak baik mempunyai bayi dengan status gizi kurang lebih banyak pada keluarga miskin dibandingkan pada keluarga tidak miskin. Asuh diri yang dilakukan terhadap bayi meliputi : orang yang paling sering memandikan anak, frekuensi bayi mandiri sehari, orang yang mengurusi apabila bayi BABkencing, tindakan ibu apabila bayi BABBAK, tindakan ibu bila melihat anak bermain di tanah, penggunaan sabun mandi saat memandikan bayi, frekuensi pembersihan ruangan rumah, frekuensi ganti pakaian bayi dalam satu hari, apakah pakaianselimut anak setelah dicuci pernah diseterika, serta alat yang digunakan dalam membersihkan setiap peralatan makan dan minum. Jumlah dan persentase jawaban responden tentang seluruh kegiatan yang dilakukan dalam asuh diri dominan pada kategori baik, namun persentasenya lebih tinggi pada keluarga tidak miskin dibandingkan keluarga miskin. Secara statistik dengan uji chi-square, terdapat hubungan pola asuh diri dengan status gizi bayi p0,05. Setelah dilakukan uji multivariat regresi logistik menunjukkan faktor asuh diri berpengaruh p0,005 terhadap status gizi bayi pada keluarga miskin dan tidak miskin. Berdasarkan pengamatan di lapangan pada saat penelitian, menunjukkan perilaku keluarga miskin dalam melakukan asuh diri terhadap bayi cenderung kurang baik, khususnya dalam menjaga personal higiene, yaitu frekuensi mandi, frekuensi Yusnidaryani : Pengaruh Pola Asuh Terhadap Status Gizi Bayi Pada Keluarga Miskin Dan Tidak Miskin Di Kabupaten Aceh Utara, 2009 USU Repository © 2008 ganti pakaian bayi dan frekuensi seterika pakaian bayi. Hal ini diakibatkan kesibukan ibu dalam melakukan pekerjaan, dimana ibu yang status pekerjaanya sebagai ibu rumah tangga biasanya ikut serta membantu suami yang bekerja sebagai petani, sehingga tidak mempunyai waktu yang cukup dalam mengurus bayi. Kondisi kemiskinan juga menjadi hambatan dalam melakukan pengasuhan diri terhadap bayi pada keluarga miskin, dimana keluarga miskin umumnya tidak memiliki sarana air bersih dan peralatan mandi atau cuci yang cukup untuk dapat melakukan asuh diri pada bayi. Pola asuh diri dan kesehatan pada keluarga miskin mengalami hambatan khususnya dari kondisi tempat tinggal higiene rumah serta lingkungan sekitarnya yang tidak mendukung untuk dapat memberikan asuh diri dan kesehatan secara optimal Mendukung penelitian Widodo 2005, bahwa akibat rendahnya sanitasi dan higiene pada pemberian makanan bayi memungkinkan terjadinya kontaminasi oleh mikroba, sehingga meningkatkan risiko atau infeksi yang lain pada bayi. Sumber infeksi lain adalah alat permainan dan lingkungan bermain yang kotor. Demikian juga dengan pendapat Anwar 2000, bahwa pemberian nutrisi tanpa memperhatikan kebersihan akan meningkatkan risiko bayi mengalami infeksi, seperti diare, oleh karena itu perlu diperhatikan perilaku ibu untuk memelihara kebersihan rumah, higiene makanan, kebersihan perseorangan dalam melakukan pengasuhan bayi dalam keluarga. Mengacu kepada konsep pengasuhan anak yang diungkapkan Anwar 2000, bahwa pengasuhan merupakan perilaku yang dipraktikan oleh pengasuh ibu, bapak, nenek atau orang lain dalam memberikan makanan, pemeliharaan kesehatan, Yusnidaryani : Pengaruh Pola Asuh Terhadap Status Gizi Bayi Pada Keluarga Miskin Dan Tidak Miskin Di Kabupaten Aceh Utara, 2009 USU Repository © 2008 memberikan stimulasi serta dukungan emosional yang dibutuhkan anak untuk tumbuh-kembang, termasuk kasih sayang dan tanggung jawab orang tua.

5.2. Pengaruh Asuh Makan Terhadap Status Gizi Bayi