akan mempengaruhi kecukupan gizi masyarakat, karena waktu kerja yang panjang, ibu yang bekerja di ladang tidak mempunyai cukup waktu untuk beristirahat
menyebabkan ibu tidak mempunyai waktu untuk mengikuti kegiatan di luar rumah.
2.1.2. Asuh Diri
Asuh diri meliputi perilaku ibu memelihara kebersihan rumah, higiene makanan, kebersihan perseorangan Anwar, 2000. Pemberian nutrisi tanpa
memperhatikan kebersihan akan meningkatkan risiko bayi mengalami infeksi, seperti diare. Hasil penelitian Widodo 2005 mengungkapkan akibat rendahnya sanitasi dan
higiene pada pemberian MP-ASI memungkinkan terjadinya kontaminasi oleh mikroba, sehingga meningkatkan risiko atau infeksi yang lain pada bayi. Sumber
infeksi lain adalah alat permainan dan lingkungan bermain yang kotor.
2.1.3. Asuh Kesehatan
Bayi adalah kelompok usia yang rentan terserang penyakit, terkait dengan interaksi dengan sarana dan prasarana di rumah tangga dan sekelilingnya. Jenis sakit
yang dialami, frekuensi sakit, lama sakit, penanganan bayi sakit dan status imunisasi adalah faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan bayi dan status gizi bayi Budi,
2006. Menurut Budi 2006, perilaku ibu dalam menghadapi bayi yang sakit dan
pemantauan kesehatan terprogram adalah pola pengasuhan kesehatan yang sangat mempengaruhi tumbuh kembang bayi. Bayi yang mendapatkan imunisasi akan lebih
rendah mengalami risiko penyakit. Bayi yang dipantau pertumbuhan di Posyandu melalui kegiatan penimbangan akan lebih dini mendapatkan informasi akan adanya
Yusnidaryani : Pengaruh Pola Asuh Terhadap Status Gizi Bayi Pada Keluarga Miskin Dan Tidak Miskin Di Kabupaten Aceh Utara, 2009
USU Repository © 2008
gangguan pertumbuhan. Sakit yang lama, berulang akan mengurangi nafsu makan yang berakibat pada rendahnya asupan gizi .
2.2. Status Gizi
Status gizi adalah gambaran keseimbangan antara asupan dan kebutuhan gizi seseorang. Apabila asupan tersebut sesuai maka disebut status gizi baik, jika asupan
kurang disebut status gizi kurang dan selanjutnya asupan gizi lebih Indonesian Nutrition Network Forum, 2005.
Status gizi ditentukan oleh ketersediaan semua zat gizi dalam jumlah dan kombinasi yang cukup serta waktu yang tepat. Dua hal yang penting adalah terpenuhi
semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh dan faktor-faktor yang menentukan kebutuhan, penyerapan dan penggunaan zat gizi tersebut. Keseimbangan asupan dengan
kebutuhan dapat terlihat dari variabel-variabel pertumbuhan berat badan, tinggi panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan dan panjang tungkai Supariasa, 2002.
2.2.1.Angka kecukupan gizi rata-rata yang di anjurkan par orang per hari.
Angka kecukupan energi dan protein rata-rata yang dianjurkan perorang perhari.
Tabel 2.1. Angka Kecukupan Energi dan Protein rata-rata yang dianjurkan Perorang Perhari
Golongan Umur
Berat Badan Kg
Tinggi Badan cm
Energi KKAL
Protein gr
0 -6 Bulan 5,5
60 560
12 7-12 Bulan
8,5 71
800 15
Golongan umur 0-6 bulan berat badan 5,5 kg dan tinggi badan 60 cm
kebutuhan energi 560 KKAL per hari sedangkan kebutuhan protein 12 g per hari
Yusnidaryani : Pengaruh Pola Asuh Terhadap Status Gizi Bayi Pada Keluarga Miskin Dan Tidak Miskin Di Kabupaten Aceh Utara, 2009
USU Repository © 2008
.pada golongan umur 7- 12 bulan berat badan 8,5 kg dan tinggi badan 71 cm kebutuhan Energi 800KKAL per hari sedangkan kebutuhan proteinnya 15 g per hari
LIPI, 1998.
2.2.2. Penilaian Status Gizi