Analisis Multivariat Regresi Logistik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 31 responden pada keluarga miskin yang memberikan asuh kesehatan kategori tidak baik, ada 30 orang 96,8 diantaranya status gizi bayi tidak baik dan 1 orang 3,2 yang status gizi bayinya kategori baik. Sedangkan dari 69 responden yang memberikan asuh makan kategori baik, terdapat 36 orang 52,2 diantaranya status gizi bayinya pada kategori tidak baik, sedangkan yang status gizi baik sebanyak 33 orang 47,8. Pada keluarga tidak miskin dari 22 responden yang memberikan asuh kesehatan kategori tidak baik, ada 16 orang 72.7 diantaranya status gizi bayi tidak baik dan 6 orang 27,3 yang status gizi bayinya kategori baik. Sedangkan dari 78 responden yang memberikan asuh kesehatan kategori baik, terdapat 7 orang 9,0 diantaranya status gizi bayinya pada kategori tidak baik, sedangkan yang status gizinya baik sebanyak 71 orang 91,0. Secara statistik menunjukkan ada hubungan antara asuh kesehatan dengan sttaus gizi pada keluarga miskin dengan nilai p=0,000, demikian juga pada keluarga tidak miskin dengan nilai p=0,000.

4.6. Analisis Multivariat Regresi Logistik

Analisis dengan menggunakan uji regresi logistik logistic regression untuk mencari faktor dominan yang mempengaruhi status gizi bayi pada keluarga miskin dan tidak miskin di Kabupaten Aceh Utara dengan melalui beberapa langkah yaitu: 1. Melakukan analisa pada model deskriptif pada setiap variabel dengan tujuan untuk mengestimasi peranan masing-masing variabel. Yusnidaryani : Pengaruh Pola Asuh Terhadap Status Gizi Bayi Pada Keluarga Miskin Dan Tidak Miskin Di Kabupaten Aceh Utara, 2009 USU Repository © 2008 2. Melakukan pemilihan variabel yang potensial dimasukkan dalam model. Variabel yang dipilih atau yang dianggap signifikan yaitu variabel yang mempunyai nilai p kurang dari 0,25. 3. Setelah diidentifikasi variabel yang signifikan, selanjutnya dilakukan pengujian secara bersamaan dengan metode enter untuk mengidentifikasi faktor paling dominan yang berpengaruh terhadap status gizi bayi pada keluarga miskin dan tidak miskin di Kabupaten Aceh Utara dan dimasukkan dalam metode persamaan regersi logistik. Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel yang diduga berpengaruh terhadap status gizi bayi pada keluarga miskin dan tidak miskin di Kabupaten Aceh Utara, yaitu pola asuh makan, asuh diri dan asuh kesehatan. Tahap selanjutnya ketiga variabel ini dimasukkan sebagai kandidat untuk dilakukan analisis regresi logistik. Analisis multivariat bertujuan mendapatkan model yang terbaik dalam menentukan variabel dominan. Dalam permodelan ini menggunakan metode enter. Hasil uji regresi logistik. Dapat dilihat pada Tabel 4.18. berikut ini Tabel 4.18. Hasil Uji Multivariat Regresi Logistik 95 C.I.for EXPB Variabel Independen Exp p Lower Upper Asuh diri 3.072 0.033 1.097 8.607 Asuh makan 2.671 0.020 1.164 6.132 Asuh kesehatan 9.827 0.000 3.943 24.490 Constant 0,001 0.000 Yusnidaryani : Pengaruh Pola Asuh Terhadap Status Gizi Bayi Pada Keluarga Miskin Dan Tidak Miskin Di Kabupaten Aceh Utara, 2009 USU Repository © 2008 Berdasarkan hasil uji regresi logistik Tabel 4.18. diatas diperolah variabel yang yang dominan mempengaruhi status gizi bayi pada keluarga miskin dan tidak miskin di Kabupaten Aceh Utara adalah asuh kesehatan dengan nilai koefisien Exp . 9,827 dan nilai p=0,000. Berdasarkan nilai koefisien regresi masing-masing variabel independen dapat dibuat model persamaan regresi sebagai berikut: Y = + I X 1 + 2 X 2 + 3 X 3 Y = 0,001 + 9,827 X 1 + 2,671X 2 + 3,072X 3 Secara keseluruhan model ini dapat memprediksi besarnya pengaruh variabel asuh kesehatan, asuh makan dan asuh diri terhadap status gizi bayi pada keluarga miskin dan idak miskin di Kabupaten Aceh Utara sebesar 77,5 overall percentage, sedangkan 22,5 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam uji regresi logistik ini. Yusnidaryani : Pengaruh Pola Asuh Terhadap Status Gizi Bayi Pada Keluarga Miskin Dan Tidak Miskin Di Kabupaten Aceh Utara, 2009 USU Repository © 2008

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Asuh Diri Terhadap Status Gizi Bayi

Hasil penelitian menunjukkan responden yang melakukan asuh diri kategori tidak baik mempunyai bayi dengan status gizi kurang lebih banyak pada keluarga miskin dibandingkan pada keluarga tidak miskin. Asuh diri yang dilakukan terhadap bayi meliputi : orang yang paling sering memandikan anak, frekuensi bayi mandiri sehari, orang yang mengurusi apabila bayi BABkencing, tindakan ibu apabila bayi BABBAK, tindakan ibu bila melihat anak bermain di tanah, penggunaan sabun mandi saat memandikan bayi, frekuensi pembersihan ruangan rumah, frekuensi ganti pakaian bayi dalam satu hari, apakah pakaianselimut anak setelah dicuci pernah diseterika, serta alat yang digunakan dalam membersihkan setiap peralatan makan dan minum. Jumlah dan persentase jawaban responden tentang seluruh kegiatan yang dilakukan dalam asuh diri dominan pada kategori baik, namun persentasenya lebih tinggi pada keluarga tidak miskin dibandingkan keluarga miskin. Secara statistik dengan uji chi-square, terdapat hubungan pola asuh diri dengan status gizi bayi p0,05. Setelah dilakukan uji multivariat regresi logistik menunjukkan faktor asuh diri berpengaruh p0,005 terhadap status gizi bayi pada keluarga miskin dan tidak miskin. Berdasarkan pengamatan di lapangan pada saat penelitian, menunjukkan perilaku keluarga miskin dalam melakukan asuh diri terhadap bayi cenderung kurang baik, khususnya dalam menjaga personal higiene, yaitu frekuensi mandi, frekuensi Yusnidaryani : Pengaruh Pola Asuh Terhadap Status Gizi Bayi Pada Keluarga Miskin Dan Tidak Miskin Di Kabupaten Aceh Utara, 2009 USU Repository © 2008