Pengaruh Asuh Kesehatan Terhadap Status Gizi Bayi

5.3. Pengaruh Asuh Kesehatan Terhadap Status Gizi Bayi

Hasil penelitian menunjukkan responden yang melakukan pola asuh kesehatan kategori tidak baik mempunyai bayi dengan status gizi kurang lebih banyak pada keluarga miskin dibandingkan pada keluarga tidak miskin. Asuh kesehatan yang dilakukan terhadap bayi meliputi : pernah tidaknya bayi mengalami penyakit diare atau penyakti ISPA dalam satu bulan, jika bayi ibu sakit, tindakan pengobatan, sarana pelayanan kesehata yang digunakan untuk bayi berobat, seperti puskesmas, posyandu, an sebagainya, keterjangkauan pos pelayanan tersebut, apakah ibu menggunakn pos pelayanan tersebut untuk berobat. Tanggapan terhadap pelayanan di pos pelayananan, seperti tenaga pelayanan memberikan pelayanan yang memuaskan. pemberian imunisasi sesuai dengan umur bayi, tindakan yang dilakukan ibu bila bayi sakit, orang yang membawa anak ke posyandu, kepemilikan KMS bayi, pemberian PMT di posyandu, serta apakah bayi ditimbang setiap bulan. Jumlah dan persentase jawaban responden tentang seluruh kegiatan yang dilakukan dalam asuh kesehatan dominan pada kategori baik, namun persentasenya lebih tinggi pada keluarga tidak miskin dibandingkan keluarga miskin. Secara statistik dengan uji chi-square, terdapat hubungan pola asuh kesehatan dengan status gizi bayi p0,05. Setelah dilakukan uji multivariat regresi logistik menunjukkan faktor asuh kesehatan berpengaruh p0,005 terhadap status gizi bayi pada keluarga miskin dan tidak miskin serta merupakan faktor dominan mempengaruhi status gizi bayi. Berdasarkan pengamatan di lapangan pada saat penelitian, menunjukkan kegiatan asuh kesehatan pada keluarga miskin masih rendah, khususnya dalam Yusnidaryani : Pengaruh Pola Asuh Terhadap Status Gizi Bayi Pada Keluarga Miskin Dan Tidak Miskin Di Kabupaten Aceh Utara, 2009 USU Repository © 2008 tindakan pengobatan bayi yang mengalami penyakit diare maupun ISPA. Persentase bayi yang menderita diare dan ISPA yang lebih banyak pada keluarga miskin juga menunjukkan kualitas asuh kesehatan yang dilakukan pada bayi sejak lahir juga lebih rendah pada keluarga miskin, sehingga daya tahan bayi tingkat imunitas terhadap kuman penyakit juga lebih rendah. Kemauan ibu yang memiliki bayi untuk memanfaatkan pelayanan posyandu sebagai sarana imunisasi bayi juga lebih rendah pada keluarga miskin, hal ini menyebabkan persentase bayi yang diimunisasi secara lengkap pada keluarga miskin lebih rendah. Dengan kondisi keluarga miskin tersebut, sangat sulit untuk dapat diharapkan mampu melakukan asuh kesehatan dengan baik. Oleh karena upaya perbaikan dari aspek ekonomi keluarga merupakan sesuatu yang mutlak untuk dilakukan, hal ini sudah diupayakan pemerintah melalui program jaminan pelayanan kesehatan masyarakat miskin. Mendukung pendapat Budi 2006, bahwa perilaku ibu dalam menghadapi bayi yang sakit dan pemantauan kesehatan terprogram adalah pola pengasuhan kesehatan yang sangat mempengaruhi tumbuh kembang bayi. Bayi yang mendapatkan imunisasi akan lebih rendah mengalami risiko penyakit. Bayi yang dipantau pertumbuhan di Posyandu melalui kegiatan penimbangan akan lebih dini mendapatkan informasi akan adanya gangguan pertumbuhan. Sakit yang lama, berulang akan mengurangi nafsu makan yang berakibat pada rendahnya asupan gizi. Yusnidaryani : Pengaruh Pola Asuh Terhadap Status Gizi Bayi Pada Keluarga Miskin Dan Tidak Miskin Di Kabupaten Aceh Utara, 2009 USU Repository © 2008 Penelitian ini juga mendukung hasil penelitian Mustafa 2006, yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh antara pola asuh dengan status gizi balita, dimana keluarga dengan berpenghasilan cukup maupun tidak cukup dengan pola asuh yang memadai cenderung mengalami perbaikan status gizi. Demikian juga dengan penelitian Sandjaja 2001, bahwa pada beberapa keluarga dengan sosial ekonomi rendah mempunyai daya adaptasi yang tinggi sehingga mampu tumbuh dan berkembang walaupun menghadapi tekanan ekonomi, sosial dan lingkungan. Faktor yang berperan adalah faktor ibu, pola asuh anak, kesehatan anak dan konsumsi makanan pada balita. Sesuai penelitian Widayani et al 2001, bahwa ada pengaruh yang sangat nyata antara waktu tani dengan status gizi. Semakin sedikit waktu asuh keluarga terhadap bayi maka semakin rendah kualitas pengasuhan yang diberikan kepada bayinya. Demikian halnya dengan kondisi di lokasi penelitian bahwa sebagian besar orangtua bekerja sebagai petani, serta ibu yang status pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga juga ikut membantu pekerjaan suami sebagai petani maka waktu yang digunakan untuk pengasuhan bayi semakin sedikit, hal ini berdampak terhadap status gizi bayi itu sendiri. Hal ini juga mendukung konsep yang dikembangkan Depkes RI 2000, bahwa interaksi antara ibu dengan bayi akan mendapatkan status gizi bayi yang baik. Anak yang mendapat perhatian lebih baik secara fisik dan emosional, misalnya selalu Yusnidaryani : Pengaruh Pola Asuh Terhadap Status Gizi Bayi Pada Keluarga Miskin Dan Tidak Miskin Di Kabupaten Aceh Utara, 2009 USU Repository © 2008 mendapat senyuman, mendapat respon ketika berceloteh, dan mendapat makanan yang seimbang, maka keadaan gizinya akan lebih baik. Mengacu kepada konteks utama dalam penelitian ini bahwa faktor kemiskinan sebagai indikator yang menjadi pengamatan utama yang berpengaruh terhadap status gizi bayi, maka dapat dijelaskan bahwa kemampuan keluarga dalam melakukan pola asuh diri, asuh makan dan asuh kesehatan yang baik terhadap bayi dalam keluarga sangat ditentukan dari aspek pendapatan, artinya tanpa adanya dukungan yang cukup dari aspek pendapatan akan sulit untuk melakukan asuh diri, asuh makan dan asuh kesehatan yang baik. Penanggulangan masalah gizi buruk dan kurang pada keluarga miskin dapat diupayakan melalui program revitalisasi posyandu yang sedang dilaksanakan saat ini, yaitu dengan Pemberian Makanan Tambahan PMT untuk bayi. Menurut pedoman umum revitalisasi posyandu Depkes RI, 2007, bahwa PMT yang disediakan di posyandu hanya bersifat penyuluhan, artinya pemberiannya hanya sebagai contoh bagi ibu, selanjutnya di kembangkan di dalam keluarganya. Namun mengingat kondisi keluarga yang miskin, hal ini dapat lebih ditingkatkan dengan mengalokasikan dana khusus dari APBD atau anggaran program yang terkait dengan Kesehatan Ibu dan Anak KIA di puskesmas. Yusnidaryani : Pengaruh Pola Asuh Terhadap Status Gizi Bayi Pada Keluarga Miskin Dan Tidak Miskin Di Kabupaten Aceh Utara, 2009 USU Repository © 2008

5.4. Keterbatasan Penelitian