3.6. Metode Pengukuran
1. Status Gizi : diperoleh melalui penilaian nilai Z-Skore dengan indikator Berat badan menurut umur BBU. Data berat badan diperoleh dari hasil penimbangan
di posyandu menggunakan alat penimbangan dacin serta umur dan jenis kelamin bayi diperoleh dari KMS dan wawancara dengan ibu. Cara menghitung Z-Skore :
Z Skore = Nilai Individu Subjek – Nilai Median Baku Rujukan Nilai Simpang Baku Rujukan
Indeks BBU
Gizi lebih : bila nilai Z-skore terletak +2 SD
Gizi baik : bila nilai Z-skore terletak
≥-2 SD s.d +2 SD Gizi kurang
: bila nilai Z-skore terletak -2 SD s.d ≥ -3 SD
Gizi buruk : bila nilai Z-skore terletak -3 SD
Indeks BBU digunakan sebagai indikator untuk menentukan status gizi bayi, karena indeks ini menggambarkan status gizi saat dilakukan penelitian. Dalam
penelitian ini menggunakan ukuran baku yang sudah ada Nyoman.D. dkk, 2002. 2. Pola Asuh makan: diperoleh dari hasil wawancara menggunakan kuesioner
mengacu kepada Budi TP, 2006 dan recall 24 jam konsumsi makanan bayi mengenai jenis makanan, frekuensi makan dan konsumsi energi dan konsumsi
protein. Untuk menggambarkan pola asuh makan diukur dengan 15 pertanyaan didasarkan pada skala ordinal. Setiap pertanyaan diberikan skor, dengan rincian
skor maksimal yaitu 3 Penilaian kategori menggunakan Skala Guttman Nasution,
Yusnidaryani : Pengaruh Pola Asuh Terhadap Status Gizi Bayi Pada Keluarga Miskin Dan Tidak Miskin Di Kabupaten Aceh Utara, 2009
USU Repository © 2008
2003 yaitu dengan kategori Baik dan Tidak Baik. Maka penilaiannya adalah sebagai berikut: Pola asuh makan Baik jika skornya 31 – 45, Pola asuh makan
Tidak Baik jika skornya 15 – 30. Konsumsi Energi dan Protein dibandingkan dengan Widya Karya Nasional Pangan
dan Gizi 1998, yaitu a
Sesuai AKG ≥ 810 kkalhr dan b Tidak sesuai AKG
810 kkalhr, sedangkan untuk protein a Sesuai AKG ≥ 15 gram dan b Tidak
sesuai AKG 15 gram.
3. Pola asuh diri : diperoleh dari wawancara tentang personal higiene, higiene makanan dan higiene lingkungan. Untuk menggambarkan pola asuh diri diukur
dengan 10 pertanyaan dengan skor maksimal 30. Penilaian kategori menggunakan Skala Guttman, yaitu dengan kategori Baik dan Tidak Baik. Maka penilaiannya
adalah sebagai berikut: -
Pola asuh diri Baik jika skornya 21 – 30 -
Pola asuh diri Tidak Baik jika skornya 10 – 20 4. Pola asuh kesehatan diperoleh dari hasil wawancara menggunakan kuisioner
tentang jenis penyakit, frekuensi, lama sakit dan imunisasi yang didapatkan oleh bayi. Untuk menggambarkan pola asuh diri diukur dengan 15 pertanyaan dengan
skor maksimal 30. Penilaian kategori menggunakan Skala Guttman, yaitu dengan kategori Baik dan Tidak Baik. Maka penilaiannya adalah sebagai berikut:
- Pola asuh kesehatan Baik jika skornya 21 – 30
- Pola asuh diri Tidak Baik jika skornya 10 – 20
Yusnidaryani : Pengaruh Pola Asuh Terhadap Status Gizi Bayi Pada Keluarga Miskin Dan Tidak Miskin Di Kabupaten Aceh Utara, 2009
USU Repository © 2008
3.7. Metode Analisis Data