Peralatan Utilitas Super vibrator chest digunakan menampung broke dari super vibrator

Fungsi : Memompakan larutan bubur kertas melalui pipa-pipa dari tangki yang satu ke tangki yang lain. Kapasitas : 1,5 m 3 mnt Putaran : 980 rpm Arus : 33,2 A Jumlah : 28 Unit 2. Hinged Forklift Forklift digunakan untuk mengangkut jumbo roll ke daerah finishing untuk dipotong pada mesin-mesin roll slitter. Selain itu juga digunakan untuk mengangkut barang jadi ke gudang jadi. 3. Hoist Crane Crane digunkan untuk mengangkut jumbo roll ke daerah repping machine. Operasi pemakaiannya dikendalikan dengan switch gantung dari lantai.

2.7.3 Utilitas

Utilitas dalam sebuah pabrik adalah unit pembantu produksi yang tidak terlibat secara langsung terhadap bahan baku, tetapi penunjang proses agar produksi dapat berjalan lancar. Sarana pendukung yang ada di pabrik PT. PPM terdiri dari listrik, kebutuhan air dan boiler. Penghancuran Bahan Baku Pelarutan Bahan Baku Penghalusan Bahan Baku Pencampuran Bahan Baku Pembersihan Bubur Kertas Fourdriner Pressing Embossing Pengeringan I Pemberian Zat Kimia Pengeringan II Penggulungan Kertas Pencetakan Logo Pemotongan Kertas Bentuk Ream Bentuk Bobbin Packing Tahap Persiapan Bahan Tahap Pembuatan Kertas Tahap Penyelesaian Produk Sumber: PT. Pusaka Prima Mandiri Gambar 2.2 Blok Diagram Pembuatan Kertas

BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Pengertian Kualitas

Meskipun tidak ada defenisi kualitas yang bisa diterima secara universal, dari defenisi- defenisi yang ada terdapat beberapa kesamaan yaitu dalam elemen- elemen sebagai berikut: 1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. 2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan. 3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah misalnya apa yang dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang. Dengan berdasarkan elemen-elemen tersebut, Goetsch dan Davis 1994 membuat defenisi mengenai kualitas yang lebih luas cakupannya. Defenisi tersebut adalah “Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”

3.2 Pengendalian Kualitas

Juran 1962 mendukung pendelegasian pengendalian kualitas kepada tingkat paling bawah dalam organisasi melalui penempatan karyawan ke dalam swakendali self-control. Pengendalian kualitas melibatkan beberapa aktivitas yaitu : 1. Mengevaluasi kerja aktual actual performace 2. Membandingkan aktual dengan target sasaran. 3. Mengambil tindakan atas perbedaan antara aktual dan target. Pada dasarnya performansi kualitas dapat ditentukan dan diukur berdasarkan karakteristik kualitas terdiri dari beberapa sifat atau dimensi yaitu: 1. Fisik seperti panjang, berat, diameter, tegangan, kekentalan, dan lain-lain. 2. Sensoris berkaitan dengan panca indera seperti rasa, penampilan, warna dan bentuk, model. 3. Orientasi waktu seperti keandalan, kemampuan pelayanan, kemudahan pemeliharaan, ketepatan waktu penyerahan produk, dan lain-lain. 4. Orientasi biaya seperti berkaitan dengan dimensi biaya yang menggambarkan harga atau ongkos dari suatu produk yang harus dibayarkan oleh konsumen. Pada dasarnya suatu pengukuran performansi kualitas dapat dilakukan pada tiga tingkat yaitu tingkat proses, tingkat output dan tingkat outcome. Pengendalian proses statistika dapat diterapkan pada ketiga tingkat pengukuran performansi kualitas itu. Bagaimanapun, pengukuran performansi kualitas yang akan dilakukan seharusnya memepertimbangkan setiap aspek dari proses operasional yang mempengaruhi persepsi pelanggan tentang nilai kualitas. Perlu dicatat pula bahwa informasi tentang kebutuhan pelanggan yang diperoleh melalui riset pasar harus didefenisikan dalam bentuk yang tepat dan pasti melalui atribut- atribut dan variabel-variabel itu. Selanjutnya atribut-atribut dan variabel-variabel dari produk inilah yang kemudian merupakan basis dari pengendalian proses statistika. Atribut – atribut dan variabel – variabel yang sesuai dalam pengukuran akan berbeda untuk setiap organisasi, tetapi pada umumnya atribut – atribut dan

Dokumen yang terkait

Penerapan Metode Statistiqal Quality Control (SQC) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Dalam Perbaikan Kualitas Produk di PT. Tirta Sibayakindo

40 207 145

Pengembangan Sistem Pemeliharaan Mesin Dengan Pendekatan Reliability Centered Maintenance (RCM) dan Failure And Mode Effect Analysis (FMEA) Pada Pabrik Kertas Rokok PT. Pusaka Prima Mandiri

11 150 124

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

6 88 125

Usulan Perbaikan Mutu Produk Sarung Tangan dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) dan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) pada PT. Medisafe Technologies

8 46 131

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 9 125

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 1 11

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 0 1

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 0 1

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Usulan Perbaikan Mutu Produk Kertas Rokok (Cigarette Paper) Dengan Metode Statistical Quality Control (Sqc) Dan Failure Mode Effect Analysis (Fmea) Pada Pt. Pusaka Prima Mandiri

0 1 24

Usulan Perbaikan Mutu Produk Kertas Rokok (Cigarette Paper) Dengan Metode Statistical Quality Control (Sqc) Dan Failure Mode Effect Analysis (Fmea) Pada Pt. Pusaka Prima Mandiri

0 0 15