Perhitungan Nonconforming Per Unit, UCL dan LCL dengan Peta U

Keterangan: ∑ np : Jumlah total kecacatan kertas rokok ∑ n : Jumlah total produk kertas rokok c. Menghitung batas kendali atas atau Upper Control Limit UCL Contoh perhitungan data untuk subgrup 1 dan 2 adalah sebagai berikut : 1. 0,0649 40.781 0,0612 3 0,0612 u 3 1 = + = + = n u UCL 2. 0,0649 40.528 0,0612 3 0,0612 u 3 2 = + = + = n u UCL Keterangan : u : Rata-rata kecacatan per unit n : Jumlah produk kertas rokok d. Menghitung batas kendali bawah atau Lower Control Limit LCL Contoh perhitungan data untuk subgrup 1 dan 2 adalah sebagai berikut : 1. 0,0576 40.781 0,0612 3 0,0612 u 3 1 = − = + = n u LCL 2. 0,0575 40.528 0,0612 3 0,0612 u 3 2 = − = + = n u LCL Keterangan: u : Rata-rata kecacatan per unit n : Jumlah produk kertas rokok Apabila kecacatan per unit dari suatu subgrup berada di bawah nilai LCL maka akan dianggap out of control diluar batas kendali. Berdasarkan perhitungan nilai UCL dan LCL, terlihat bahwa kecacatan per unit u pada subgrup 1 dan 2 masih berada dalam batas kontrol. Hasil perhitungan kecacatan per unit, UCL, dan LCL dapat dilihat pada Tabel 5.15 Tabel 5.15 Hasil Perhitungan Kecacatan Per Unit, UCL, dan LCL Subgrup Jumlah Produksi Kertas Rokok n Jumlah Kecacatan Kertas Rokok c Kecacatan Per Unit u u UCL LCL 1 40.781 2.546 0,0624 0,0612 0,0649 0,0576 2 40.528 2.549 0,0629 0,0612 0,0649 0,0575 3 42.115 2.537 0,0602 0,0612 0,0648 0,0576 4 43.289 2.540 0,0587 0,0612 0,0648 0,0577 5 38.152 2.335 0,0612 0,0612 0,0650 0,0574 6 43.549 2.546 0,0585 0,0612 0,0648 0,0577 7 40.225 2.561 0,0637 0,0612 0,0649 0,0575 8 39.517 2.435 0,0616 0,0612 0,0650 0,0575 9 39.952 2.508 0,0628 0,0612 0,0649 0,0575 10 39.461 2.347 0,0595 0,0612 0,0650 0,0575 11 43.163 2.622 0,0607 0,0612 0,0648 0,0577 12 40.775 2.469 0,0606 0,0612 0,0649 0,0576 13 40.559 2.537 0,0626 0,0612 0,0649 0,0575 14 42.267 2.569 0,0608 0,0612 0,0648 0,0576 15 39.178 2.479 0,0633 0,0612 0,0650 0,0575 16 42.016 2.563 0,0610 0,0612 0,0648 0,0576 17 38.272 2.389 0,0624 0,0612 0,0650 0,0574 18 41.873 2.438 0,0582 0,0612 0,0649 0,0576 19 39.874 2.574 0,0646 0,0612 0,0649 0,0575 20 39.939 2.487 0,0623 0,0612 0,0649 0,0575 21 41.538 2.560 0,0616 0,0612 0,0649 0,0576 22 38.447 2.413 0,0628 0,0612 0,0650 0,0574 23 40.214 2.519 0,0626 0,0612 0,0649 0,0575 24 42.201 2.491 0,0590 0,0612 0,0648 0,0576 25 40.105 2.553 0,0637 0,0612 0,0649 0,0575 26 43.103 2.541 0,0590 0,0612 0,0648 0,0577 27 41.773 2.418 0,0579 0,0612 0,0649 0,0576 Jumlah 1.102.866 67.526 - - - - Dari hasil perhitungan Tabel 5.15, di atas, maka selanjutnya dibuat peta kendali u yang dapat dilihat pada Gambar 5.9 Gambar 5.9 Peta Kontrol U

5.2.7 Diagram Sebab Akibat Cause Effect Diagram

Pada tahap ini, dilakukan analisis penyebab terjadinya wrinkle, cracked dan hole dengan menggunakan fish bone. Dalam hal ini, penyebab masalah ditinjau dari manusia, metode kerja dan mesin. Berikut merupakan uraian masing- masing penyebab masalah: a. Manusia Dalam hal ini, kurangnya ketelitian operator sewaktu mengawasi proses produksi berlangsung serta kurangnya pemahaman operator dalam mensetting mesin dikarenakan tidak adanya briefing sebelum proses operasi dilakukan. b. Metode Kerja Tidak ada standar operasional prosedur dalam penentuan penyetingan mesin, dan lama waktu hisapan mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam memproduksi kertas rokok. c. Mesin Dalam hal ini, penyesuaian setting mesin yang belum sesuai. Tidak adanya standar dalam penentuan setting mesin yaitu pada embosser, dryer, dan vacuum foil. Adapun ringkasan dari penyebab masalah kecacatan diatas dibuat ke dalam gambar fish bone yaitu pada Gambar 5.10, Gambar 5.11, Gambar 5.12 Mesin Manusia Wrinkle W Kurang teliti Settingan embosser tidak sesuai Metode Kurang sosialisasi SOP kerja Gambar 5.10 Fish Bone Kecacatan Wrinkle

Dokumen yang terkait

Penerapan Metode Statistiqal Quality Control (SQC) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Dalam Perbaikan Kualitas Produk di PT. Tirta Sibayakindo

40 207 145

Pengembangan Sistem Pemeliharaan Mesin Dengan Pendekatan Reliability Centered Maintenance (RCM) dan Failure And Mode Effect Analysis (FMEA) Pada Pabrik Kertas Rokok PT. Pusaka Prima Mandiri

11 150 124

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

6 88 125

Usulan Perbaikan Mutu Produk Sarung Tangan dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) dan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) pada PT. Medisafe Technologies

8 46 131

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 9 125

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 1 11

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 0 1

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 0 1

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Usulan Perbaikan Mutu Produk Kertas Rokok (Cigarette Paper) Dengan Metode Statistical Quality Control (Sqc) Dan Failure Mode Effect Analysis (Fmea) Pada Pt. Pusaka Prima Mandiri

0 1 24

Usulan Perbaikan Mutu Produk Kertas Rokok (Cigarette Paper) Dengan Metode Statistical Quality Control (Sqc) Dan Failure Mode Effect Analysis (Fmea) Pada Pt. Pusaka Prima Mandiri

0 0 15