Kimia Anorganik Landasan Teori Kerangka Konsep

Tabel 2.1. Daftar Kriteria Kualitas Air Golongan C No. Parameter Satuan Kadar Maksimum Keterangan A. FISIKA 1. Suhu ºC Suhu air normal ± 3ºC 2. Zat padat terlarut MgL 1000 B. KIMIAWI

a. Kimia Anorganik

1. Air Raksa MgL 0,002 - 2. Amoniak bebas MgL 0,02 - 3. Arsen MgL 1,0 - 4. Fluorida MgL 1,5 - 5. Kadmium MgL 0,01 - 6. Klorin bebas MgL 0,003 - 7. Kromium, valensi 6 MgL 0,05 - 8. Nitrit, sebagai N MgL 0,06 - 9. Oksigen terlarut DO MgL - Disyaratkan lebih dari 3 10. pH - 6 - 9 - 11. Selenium MgL 0,05 - 12. Seng MgL 0,02 - 13. Sianida MgL 0,02 - 14. Sulfida, sebagai H2S MgL 0,002 - 15. Tembaga MgL 0,02 - 16. Timbal MgL 0,03 -

b. Kimia Organik

1. BHC MgL 0,21 - 2. DDT MgL 0,002 - 3. Endrine MgL 0,004 - 4. Fenol MgL 0,001 - 5. Minyak dan lemak MgL 1 - 6. Organosfosfat dan carbamate MgL 0,1 - 7. Senyawa aktif biru metilen surfaktan MgL 0,2 - C. RADIOAKTIF 1. Aktivitas Alpha Gross Alpha Activity BqL 0,1 - 2. Aktivitas Beta Gross Beta Activity BqL 1,0 - Sumber : PP N0 20 tahun 1990 Universitas Sumatera Utara

2.5.3. Dampak Pencemaran Air

Air disebut tercemar apabila air itu berubah komposisinya atau keadaannya, secara langsung atau tidak langsung sebagai akibat kegiatan manusia sehingga air itu menjadi kurang berguna bagi kebutuhan tertentu atau semua kebutuhan dibandingkan dengan apabila air itu berada dalam keadaan alamiahnya semula Kusnoputranto, 1986. Air yang telah tercemar dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi manusia. Kerugian yang disebabkan oleh pencemaran air dapat berupa Wardhana, 2000 : A. Air tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan rumah tangga Air yang telah tercemar dan kemudian tidak dapat digunakan lagi sebagai penunjang kehidupan manusia, terutama untuk keperluan rumah tangga, akan menimbulkan dampak sosial yang sangat luas dan akan memakan waktu lama untuk memulihkannya. B. Air tidak dapat digunakan untuk keperluan industri Kalau terjadi pencemaran air yang mengakibatkan air tersebut tidak dapat digunakan untuk keperluan industri berarti usaha untuk meningkatkan kehidupan manusia tidak akan tercapai. C. Air tidak dapat digunakan untuk keperluan pertanian. Air tidak dapat digunakan lagi sebagai air irigasi, untuk pengairan di persawahan dan kolam perikanan karena adanya senyawa-senyawa anorganik yang mengakibatkan perubahan dratis pada pH air. Air yang bersifat terlalu basa atau Universitas Sumatera Utara terlalu asam akan mematikan tanaman dan hewan air. Selain itu banyak senyawa anorganik yang bersifat racun yang menyebabkan kematian. Air yang mengandung racun seringkali justru bening, seolah-olah tidak tercemar. Sudah sering terdengar adanya kematian ikan maupun udang di kolam perikanan dan tambak yang disebabkan air lingkungan yang tercemar.

2.6. Pengertian Air Lindi

Air lindi didefinisikan sebagai suatu cairan yang dihasilkan dari pemaparan air hujan pada timbunan sampah. Dalam kehidupan sehari-hari air lindi ini dapat dianalogikan seperti seduhan air teh. Air lindi membawa materi tersuspensi dan terlarut yang merupakan produk degradasi sampah. Komposisi air lindi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis sampah terdeposit, jumlah curah hujan di daerah TPA dan kondisi spesifik tempat pembuangan tersebut. Air lindi pada umumnya mengandung senyawa-senyawa organik Hidrokarbon, Asam Humat, Sulfat, Tanat dan Galat dan anorganik Natrium, Kalium, Kalsium, Magnesium, Khlor, Sulfat, Fosfat, Fenol, Nitrogen dan senyawa logam berat yang tinggi. Konsentrasi dari komponen-komponen tersebut dalam air lindi bisa mencapai 1000 sampai 5000 kali lebih tinggi dari pada konsentrasi dalam air tanah Maramis, 2008. Cairan pekat dari TPA yang berbahaya terhadap lingkungan dikenal dengan istlah leacheat atau air lindi. Cairan ini berasal dari proses perkolasipercampuran umumnya dari air hujan yang masuk kedalam tumpukan sampah, sehingga bahan- bahan terlarut dari sampah akan terekstraksi atau berbaur. Cairan ini harus diolah dari Universitas Sumatera Utara suatu unit pengolahan aerobik atau anaerobik sebelum dibuang ke lingkungan. Tingginya kadar COD dan ammonia pada air lindi bisa mencapai ribuan mgL, sehingga pengolahan air lindi tidak boleh dilakukan sembarangan Machdar, I, 2008. Menurut Soemirat, 1996, Leachate adalah larutan yang terjadi akibat bercampurnya air limpasan hujan baik melalui proses infiltrasi maupun proses perkolasi dengan sampah yang telah membusuk dan mengandung zat tersuspensi yang sangat halus serta mikroba patogen. Leachate dapat menyebabkan kontaminasi yang potensial baik bagi air permukaan maupun air tanah. Hal ini diakibatkan karena kandungan BOD yang tinggi yaitu sekitar 3.500 mgL.

2.6.1. Sampah Sebagai Sumber Air Lindi

Timbunan sampah yang berasal dari sampah domestik dapat mengganggumencemari karena : lindi air sampah, bau dan estetika. Timbunan sampah juga menutupi permukaan tanah sehingga tanah tidak bisa dimanfaatkan lagi. Selain itu, timbunan sampah dapat menghasilkan gas Nitrogen dan Asam Sulfida, adanya zat Mercury, Chrom dan Arsen pada timbunan sampah dapat menimbulkan gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan, merusak struktur permukaan dan tekstur permukaan tanah menjadi racun Pustekom, 2005. Selayaknya benda cair, air lindi ini akan mengalir ke tempat yang lebih rendah. Air lindi dapat merembes ke dalam dan bercampur dengan air tanah, ataupun mengalir di permukaan tanah dan bermuara pada aliran air sungai. Bisa dibayangkan, air lindi yang mengandung senyawa-senyawa organik dan anorganik dengan Universitas Sumatera Utara konsenterasi sekitar 5000 kali lebih tinggi dari pada dalam air tanah, masuk dan mencemari tanah atau air sungai. Dalam rangka analisis keadaan lingkungan, masalah indikator biologis perlu diketahui dan ditentukan. Indikator biologis dalam hal ini merupakan penunjuk ada tidaknya kenaikan keadaan lingkungan dari garis dasar, melalui analisis kandungan logam atau kandungan senyawa kimia tertentu yang terdapat di dalam hewan maupun tanaman. Beberapa unsur kimia atau jenis logam yang pernah dijumpai sebagai pencemar lingkungan perairan yang terdeteksi melalui indikator biologis antara lain sebagai berikut Wardhana, 2003 : 1. Indikator biologis Phytoplankton : Besi Fe, Kobalt Co, Nikel Ni, plutonim Pu, Cesium Cs, ytrium Y, dan Tritium H3. 2. Indikator biologis Zooplankton : Mangan Mn, Strontium Sr, Ytrium Y, Besi Fe, Nikel Ni, Kobalt Co, Zirkonium Zr. 3. Indikator biologis Mollusca : Seng Zn, Nikel Ni, Tembaga Cu, Kadmium Cd, Kromium Cr, Mangan Mn, Cesium Cs, Kobalt Co. 4. Indikator biologis Crustacea : Strontium Sr, Ytrium Y, Cesium Cs, Kobalt Co, Seng Zn, Mangan Mn, Tritium H3. 5. Indikator biologis ikan dan sejenisnya : Plutonium Pu, Mangan Mn, Cesium Cs, Seng Zn, Besi Fe, Kobalt Co, Zirkonium Zr dan Strontium Sr. Unsur kimia atau sejenisnya yang terkandung di dalam indikator biologis seperti tersebut diatas dapat berupa unsur kimia biasa maupun dalam bentuk unsur Universitas Sumatera Utara radioaktif. Selain itu dalam masalah indikator biologis suatu pengertian yang disebut dengan Biological Magnification, yaitu pelipatan kandungan bahan pencemar oleh organisme yang tingkatannya lebih tinggi.

2.6.2. Proses Pencemaran dari Sumber Pencemar Sampai ke Manusia

Proses perjalanan sumber pencemar hingga sampai ke tubuh manusia dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut : Gambar 2.1. Skema Perjalanan Logam Berat dari Sumber Pencemar Sampai ke Manusia Zulkifli, 1997. Berdasarkan gambar 1 diatas, bahwa manusia juga akan menerima dampak buruk dari pencemaran air. Dimana air juga merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia sebab bukan hanya karena berat badan manusia terdiri atas 60- 70 air, tetapi juga karena air merupakan unsur penting dalam metabolisme di dalam Industri Limbah Logam Berat Sungai Laut Air Minum Irigasi Tambak Fitoplanton, Zooplanton Pertanian Ikan Ikan, Bentos Manusia Universitas Sumatera Utara tubuh, dan pengangkut hasil metabolisme tersebut kekurangan air dalam tubuh 15 akan menyebabkan kematian dan sebaliknya jika kelebihan akan menyebabkan gangguan di dalam tubuh seperti lemas, kejang bahkan koma Zulkifli, 1997. Patogenesis atau proses kejadian penyakit dapat diuraikan ke dalam 4 simpul, yakni simpul 1, kita sebut sebagai sumber penyakit; simpul 2, komponen lingkungan yang merupakan media transmisi penyakit; simpul 3, penduduk dengan berbagai variabel seperti pendidikan, perilaku, kepadatan, jender; sedangkan simpul 4, penduduk yang dalam keadaan sehat atau sakit setelah mengalami interaksi atau exposure dengan komponen lingkungan yang mengandung bibit penyakit atau agent penyakit. Simpul 1 : Sumber Penyakit Sumber penyakit adalah titik yang secara konstan mengeluarkan atau ”mengemisikan” agent penyakit. Agent penyakit adalah komponen lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan penyakit melalui kontak secara langsung atau melalui media perantara yang juga komponen lingkungan. Umumnya melalui produk bahan beracun yang dihasilkannya ketika berada dalam tubuh, atau secara langsung dapat mencederai sebagian atau seluruh bagian tubuh manusia sehingga menimbulkan gangguan fungsi maupun morfologi bentuk organ tubuh. Berbagai agent penyakit yang baru maupun lama dapat dikelompokkan ke dalam 3 besar yaitu : Universitas Sumatera Utara a. Mikroba, seperti virus, amoeba, jamur, bakteri, parasit dan lain-lain. b. Kelompok fisik, misalnya kekuatan radiasi, energi kebisingan, kekuatan cahaya. c. Kelompok bahan kimia toksik, misalnya pestisida, merkuri, cadmium, CO, H 2 S dan lain-lain. Sumber penyakit yaitu titik secara konstan maupun kadang-kadang mengeluarkan satu atau lebih berbagai komponen lingkungan hidup tersebut diatas. Simpul 2 : Media Transmisi Penyakit Komponen lingkungan yang dapat memindahkan agent penyakit pada hakikatnya ada 5 lima komponen lingkungan yang lazim kita kenal sebagai media transmisi penyakit yaitu : udara, air, tanahpangan, binatangserangga dan manusialangsung. Media transmisi tidak akan memiliki potensi penyakit kalau di dalamnya tidak mengandung bibit penyakit atau agent bibit penyakit. Air komponen lingkungan dikatakan memiliki potensi menimbulkan penyakit kalau di dalamnya terdapat bakteri Salmonella typhi, bakteri Vibrio cholerae atau air tersebut mengandung bahan kimia beracun seperti pestisida, logam berat dan lainnya. Simpul 3 : Perilaku Pemajaan Behavioural Exposure Perilaku pemajaan adalah jumlah kontak antara manusia dengan komponen lingkungan yang mengandung potensi bahaya penyakit. Misalnya mengkonsumsi air minum yang mengandung cadmium, jumlah kontak pada setiap orang berbeda satu sama lain. Ada yang mengkonsumsi air yang tercemar logam berat dalam jumlah Universitas Sumatera Utara besar, ada juga dalam jumlah kecil. Semua ditentukan oleh perilaku masing-masing orang yang dipengaruhi pendidikan, pengetahuan dan sebagainya. Masing-masing agent penyakit yang masuk ke dalam tubuh dengan cara-cara yang khas, yaitu : sistem pernafasan, sistem pencernaan, dan kontak kulit. Apabila kita kesulitan mengukur besaran agent penyakit, maka diukur dengan cara tidak langsung yang disebut sebagai biomarker atau tanda biologi. Misalnya kandungan merkuri dalam darah atau urine, kandungan Pb dalam darah disebut biomarker kadar merkuri dalam rambut, begitu juga dengan pencemaran lindi yang mengandung logam berat pada tambak yang mengakibatkan ikan tercemar dan apabila dikonsumsi manusia dapat menimbulkan penyakit.. Simpul 4 : Penyakit Penyakit merupakan outcome hubungan interaktif antara penduduk dengan lingkungan yang memiliki potensi bahaya gangguan kesehatan. Seseorang dikatakan sakit kalau salah satu maupun bersama mengalami kelainan dibandingkan rata-rata penduduk lainnya. Bisa kelainan bentuk, kelainan fungsi, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial Achmadi, 2005.

2.6.3. Pengelolaan Budidaya Tambak

Tambak merupakan salah satu jenis habitat yang dipergunakan sebagai tempat untuk kegiatan budidaya air payau yang berlokasi di daerah pesisir. Secara umum tambak biasanya dikaitkan langsung dengan pemeliharaan udang windu, walaupun sebenamya masih banyak spesies yang dapat dibudidayakan di tambak misalnya ikan bandeng, ikan nila, ikan kerapu, kakap putih dan sebagainya. Tetapi Universitas Sumatera Utara tambak yang ada di dekat TPA Kelurahan Terjun lebih dominan digunakan untuk kegiatan budidaya ikan. Ikan merupakan produk perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi berorientasi eksport. Tingginya harga ikan cukup menarik perhatian para pengusaha untuk terjun dalam usaha budidaya ikan. Kegiatan budidaya menyiratkan semacam intervensi dalam proses pemeliharaan untuk meningkatkan produksi, seperti penebaran yang teratur, pemberian pakan, perlindungan terhadap pemangsa predator pencegahan terhadap serangan penyakit dan sebagainya Pusat Riset Perikanan Budidaya, 2001. Pemilihan lokasi lahan yang akan digunakan untuk tambak harus memperhatikan daya dukung lingkungan carrying capacity. Daya dukung lingkungan dipengaruhi oleh gabungan kualitas air, pasang surut, ketinggian lahan, iklim, dan kondisi tanah Beberapa cara penanganan limbah tersebut antara lain adalah melalui : a Penyaringan air saat dimasukkan ke tambak. b Penggunaan petak perlakuan tandon air. Adapun fungsi tandon adalah : sebagai tempat untuk mempersiapkan air yang berkualitas baik sebelum dimasukkan ke dalam petakan pemeliharaan dan sebagai tempat mengendapkan limbah Model dan perlakuan tandon pasok perlu disesuaikan dengan sumber air. Adapun teknologi yang diterapkan dalam budidaya tambak dapat dibedakan menjadi 3 tiga tingkatan yaitu : pola sederhana, pola madya semi intensif, pola maju intensif. Universitas Sumatera Utara

2.7. Landasan Teori

Tempat pembuangan akhir sampah di TPA Kelurahan Terjun dengan menggunakan metode pengolahan sampah secara open dumping, sehingga dapat mempengaruhi kualitas air tambak yang ada disekitar lokasi serta dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Menurut teori Achmadi 2005, dalam perspektif manusia, lingkungan dapat dikelompokkan berbagai kategori, tergantung keperluan kita. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya, dalam hubungan interaksi tersebut faktor komponen lingkungan seringkali mengandung atau memiliki potensi timbulnya penyakit. Misalnya ketika kita makan makanan yang ternyata tanpa diketahui makanan tersebut mengandung bahan toksik berupa bahan pengawet, bahan berwarna, logam berat, parasit atau bahan radioaktif. Contoh lain ikan yang mengandung merkuri. Universitas Sumatera Utara

2.8. Kerangka Konsep

Dalam mengetahui bagaimana pengaruh pencemaran TPAS terhadap tambak ikan maka dibuat kerangka konsep sebagai acuan kerangka Pemikiran dalam pelaksanaan penelitian sebagai berikut : Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian Mutu Air Tambak Ikan dari Kolam Ikan Parameter Fisik 1. suhu 2. TDS zat padat terlarut Parameter Kimia 1. Amoniak NH 3 2. Nitrat 3. Oksigen terlarut 4. pH 5. Seng Zn

6. Sulfida H

2 S 7.Tembaga Cu 8. Deterjen 9. Minyak dan lemak Memenuhi Syarat PP No.20 tahun 1990 Tidak Memenuhi Syarat PP No.20 tahun 1990 Jarak TPA dengan Tambak ikan 100m, 200m dan 300m Sanitasi TPA : Pengelolaan Air Lindi - SPAL Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah jenis survai bersifat deskriptif analitik yaitu untuk mengetahui pengaruh pencemaran tempat pembuangan akhir sampah TPAS terhadap kualitas air tambak ikan di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Kota Medan.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian