BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Segala macam organisme yang ada di alam ini selalu menghasilkan limbah atau bahan buangan. Walaupun sudah disediakan tempat pembuangan akhir untuk
menimbun limbah yang dihasilkan oleh wargamanusia, namun karena limbah yang dihasilkan terus bertambah maka tempat pembuangan akhir TPA makin meluas.
Mengingat akan hal ini, maka perlu pemikiran lebih lanjut bagaimana mengurangi jumlah limbah padat dengan memanfaatkan kembali limbah padat tersebut unntuk
kepentingan manusia melalui proses daur ulang, sekaligus sebagai usaha untuk mengurangi pencemaran Wardhana, 2000.
2.1. Sampah dan TPA
Secara terbatas yang disebut sampah hanya merupakan tumpukan bekas dan sisa tanaman daun-daun gugur, sisa sayuran, sisa pertanian ataupun sisa dan kotoran
hewan, serta benda-benda lain yang setiap saat dibuang. Tetapi secara luas, segala benda yang akhirnya dibuang disebut sampah dan dikumpulkan pada suatu tempat
penampungan yang sering disebut TPA Tempat Pembuangan Akhir atau Dump Station Suriawiria, 2003.
2.1.1. Pengertian Sampah dan TPA
Sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh
Universitas Sumatera Utara
manusia termasuk kegiatan industri tetapi yang bukan biologis karena human waste tidak termasuk didalamnya dan umumnya bersifat padat karena air bekas tidak
termasuk di dalamnya Azwar, 1990. Menurut Kusnoputranto, 2000, sampah adalah sesuatu bahanbenda padat
yang terjadi karena berhubungan dengan aktivitas manusia yang tak dipakai lagi, tak disenangi dan dibuang dengan cara-cara saniter kecuali buangan yang berasal dari
tubuh manusia. Sampah bisa didefinisikan sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak
dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat membuat batasan,
sampah adalah waste adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan dan tidak terjadi
dengan sendirinya Dengan demikian sampah mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Adanya sesuatu benda atau bahan padat
b. Adanya hubungan langsungtak langsung dengan kegiatan manusia.
c. Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi Notoatmodjo, 2000.
Menurut Maramis, 2008, sampah didefinisikan sebagai segala macam buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia atau hewan yang sudah tidak dapat
digunakan lagi. Untuk pengelolaan sampah agar tidak menimbulkan dampak terhadap lingkungan dan kesehatan, maka sampah harus dikelola oleh suatu likasobadan yang
disebut TPA.
Universitas Sumatera Utara
Dirjen PPM dan PLP Departemen Kesehatan RI 1989, mengemukakan pengertian TPA adalah upaya untuk memusnahkan sampah pada tempat tertentu.
A. Lokasi untuk penempatan TPA harus memenuhi persyaratan teknis sebagai berikut:
1. Jarak terhadap pemukiman minimal 3 km. 2. Jarak terhadap sumber air baku untuk air minum mata air, sumur, danau dan
lain-lain minimal 200 meter. Hal ini mengingat, bahwa hasil dekomposisi sampah dapat meresap melalui lapisan tanah dan menimbulkan pencemaran
terhadap sunber air tersebut. 3. Tidak terletak pada daerah banjir, hal ini mengingat kemungkinan terbawanya
sampah TPA oleh air yang akan mengakibatkan pencemaran terhadap lingkungan.
4. Tidak terletak pada lokasi yang permukaan air tanahnya tinggi, hal ini mengingat bahwa lokasi TPA pada tempat yang air tanahnya tinggi akan
berakibat pencemaran air tanah baik kualitas maupun jumlahnya. Bila sampah langsung kontak dengan air tanah, pencemarannya akan meluas dan terjadi
dalam waktu yang lama. 5. Jarak tepi paling dekat terhadap jalan besarumum, sedikitnya 200 meter, hal
ini mengingat alasan estetika, tidak terlihat dari jalan umum. Ini bisa dilakukan dengan membangun pagar atau penanaman pepohonan dan
sebagainya
Universitas Sumatera Utara
6. Tidak merupakan sumber bau, kecelakaan serta memeperhatikan aspek estetika.
7. Jarak dari bandara tidak kurang dari 5 km. B. Pengelolaan sampah di TPA harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. Diupayakan agar lalat, nyamuk, tikus, kecoa tidak berkembangbiak dan tidak menimbulkan bau.
2. Memiliki drainase yang baik dan lancar. 3. Leachate harus diamankan sehingga tidak menimbulkan masalah pencemaran.
4. TPA yang digunakan untuk membuang bahan beracun dan berbahaya, lokasinya harus diberi tanda khusus dan tercatat di Kantor Pemda.
5. Dalam hal tertentu jika populasi lalat melebihi 20 ekor per blok gris atau tikus terlihat pada siang hari atau nyamuk Aedes, maka harus dilakukan
pemberantasan dan perbaikan cara-cara pengelolaan sampah. C. TPA yang sudah tidak digunakan :
1. Tidak boleh untuk pemukiman 2. Tidak boleh mengambil air untuk keperluan seharĂ-hari
Untuk mengantisipasi dampak negatif yang diakibatkan oleh metode pembuangan akhir sampah yang tidak memadai seperti yang selalu terjadi di berbagai
kota di Indonesia, maka langkah terpenting adalah memilih lokasi yang sesuai dengan persyaratan. Sesuai dengan SNI No. 03-3241-1997 tentang Tata Cara Pemilihan
Lokasi TPA, bahwa lokasi yang memenuhi persyaratan sebagai tempat pembuangan akhir sampah adalah :
Universitas Sumatera Utara
- Jarak dari perumahan terdekat 500 m - Jarak dari badan air 100 m
- Jarak dari airport 1500 m pesawat baling-baling dan 3000 m pesawat jet - Muka air tanah 3 m
- Jenis tanah lempung dengan konduktivitas hidrolik 10
-6
- Merupakan tanah tidak produktif cm det
- Bebas banjir minimal periode 25 tahun
2.1.2. Sampah Menurut Sumbernya