Gejala Pernafasan Berdasarkan Umur

saluran pernafasannya, sehingga menyebabkan sesak dada yang dialami semakin parah pula. Demikian pula halnya dengan kasus nyeri dada yang dialami pekerja, sebanyak 5 orang mengalaminya disebabkan mencium asam asetat, dan 1 orang merasakan nyeri dada disebabkan mencium Isopropyl alcohol. Selain itu juga ada sebanyak 3 orang yang masih merasakan nyeri dada setelah bekerja. Seperti halnya pada pembahasan tentang sesak dada, nyeri dada yang dialami pekerja sebagian besar karena terpapar asam asetat yang pada keadaan tertentu, asam asetat yang digunakan adalah asam asetat pekat dengan konsentrasi yang sangat tinggi. Nyeri dada dapat dibedakan menjadi 2 penyebab, yaitu karena penyakit jantung dan paru-paru. Penyakit jantung bukan merupakan bagian dalam pernafasan, tetapi jika pekerja merasakan nyeri dada pada saat menggunkan bahan kimia, hal tersebut menunjukkan bahwa bahan kimia yang digunakan untuk uji mutu tersebut telah melukai paru-paru pekerja dan bersifat kronis.

5.2. Gejala Pernafasan Berdasarkan Umur

Dari hasil tabulasi silang antara umur responden dengan gejala pernafasan, dari 30 orang pekerja 83,4 yang berumur ≤ 31 tahun, sebanyak 24 pekerja 66,7 mengalami gejala pernafasan ringan dan tidak ada pekerja yang mengalami gejala pernafasan berat. Dari 6 pekerja 16,6 yang berumur 31 tahun, sebanyak 3 pekerja 8,3 mengalami gejala pernafasan ringan dan berat. Hal ini menunjukkan tingkat keparahan gejala pernafasan yang dialami pekerja berada pada kategori umur 50 Universitas Sumatera Utara 31 tahun. Peningkatan umur sangat berbanding lurus dengan penurunan fungsi organ-organ tubuh manusia, sehingga pekerja yang berumur 31 tahun sangat berpeluang mengalami gejala pernafasan. Menurut Lorriane 1995, fungsi paru biasanya menurun mulai pada umur 30 tahun. Menurut Notoatmodjo 2002, faal paru pada tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh usia tenaga kerja itu sendiri. Meningkatnya umur seseorang maka kerentanan terhadap penyakit akan bertambah, khususnya gangguan saluran pernafasan pada tenaga kerja. Hasil penelitian Budiono 2007 menunjukkan bahwa proporsi subyek dengan faktor resiko umur ≥ 30 tahun yang mengalami gangguan fungsi paru lebih besar 61,7 daripada proporsi subyek tanpa faktor resiko umur 30 tahun yang mengalami gangguan fungsi paru. Dari hasil penelitian Afdhal 2012 menunjukkan bahwa dari 23 orang responden yang mengalami keluhan pernafasan, sebanyak 13 orang 56,5 diantaranya berada pada usia 30 tahun, dan sisanya berada pada usia ≤ 30 tahun. Hasil penelitian Mengkidi 2006 pada gangguan fungsi paru pekerja PT.Semen Sentosa juga menunjukkan bahwa proporsi gangguan fungsi paru pekerja yang berumur 40 tahun lebih besar 65,9 daripada pekerja yang berumur 40 tahun. Universitas Sumatera Utara Beberapa penelitian diatas juga menunjukkan bahwa umur berpengaruh besar terhadap penurunan fungsi paru seseorang yang ditandai dengan adanya penyakit- penyakit paru, keluhan dan gejala-gejala adanya gangguan pernafasan.

5.3. Gejala Pernafasan Berdasarkan Masa Kerja