Kelompok Partikel Pengelompokan Bahan Kimia Berdasarkan Perbedaan Bentuk Fisik

dikatakan bahwa bahan kimia itu memilii sifat sinergis terhadap bahan kimia yang lain. Apabila dua atau lebih bahan kimia berbahaya terdapat di udara lingkungan kerja, masing-masing bahan kimia tersebut memiliki pengaruh yang berlawanan terhadap organ tubuh tenaga kerja, maka dikatakan bahwa kedua bahan kimia tersebut memiliki sifat antagonis menghambat efek salah satu bahan kimia.

2.5.2.2. Kelompok Partikel

a. Debu Debu adalah partikel padat yang dipancarkan oleh prose salami atau proses mekanis seperti pemecahan, penghalusan, penggilingan, pukulan ataupun peledakan, pemotongan serta penghancuran bahan. Debu yang terhirup melalui pernafasan sebagian akan ditahan atau tinggal didalam paru- paru. b. Fume Fume atau uap logam sebenarnya adalah partikel benda padat, yang terbentuk sebagai hasil kondensasi uap logam di udara. c. Kabut Kabut adalah partikel-partikel yang sangat halus, tidak lain adalah titik-titik air yang mengambang di udara yang terbentuk oleh proses pemecahan suatu cairan menjadi butir-butir kecil, seperti proses splashing, foaming atau proses atomizing. Universitas Sumatera Utara d. Serat Serat merupakan bahan yang tipis dan panjang, misalnya serat asbes. Serat yang menyerupai benang ini dipisahkan dari batu aslinya selama pemecahan, pemotongan dan penambangan.

2.6. Quality Control

Quality Control merupakan adalah suatu pengawasan dan pengendalian mutu yang dilakukan pada setiap tahap atau stasiun proses produksi dalam sebuah industri. Dari tahap bahan baku yang datang dari supplier, sampai produk jadi yang siap dikonsumsi. Tujuan dilaksanakannya Quality Control adalah untuk mengawasi dan mengendalikan proses produksi dalam sebuah industri sehingga dihasilkan produk jadi yang sesuai dengan standar mutu atau persyaratan yang telah ditetapkan Ajisetiawan,2010.

2.7. Crude Palm Oil dan proses uji mutunya

Crude palm oil adalah minyak kelapa sawit yang diolah oleh industri-industri kelapa sawit di Indonesia untuk dijadikan bahan pokok rumah tangga seperti minyak goreng dan margarin. CPO yang telah mengalami pemurnian akan menjadi RBDPO Refinery Bleeching Deodorasi Palm Oil. Setelah mengalami fraksinasi, RBDPO akan diproses menjadi ROlein minyak goreng dan RStearin margarin. Untuk setiap tahap,uji mutu yang dilakukan adalah sama. Sedangkan Lebih lengkap tahapnya dapat dilihat pada bagan dibawah ini: Universitas Sumatera Utara Fraksinasi Gambar 2.2. Tahap-tahap produksi minyak goreng dan margarin Adapun proses uji mutunya adalah: 1. uji DOBI Determinasi of Bleeching Index Uji DOBI merupakan proses yang dilakukan pada saat sampel datang pertama kali ke laboratorium dan masih dalam bentuk CPO dan diuji setiap 4 jam. Pada proses yang pertama ini, sampel hanya diberi larutan hexane dan ditentukan penyerapannya dengan menggunakan spectrophotometer. 2. Uji FFA Free Fatty Acid Uji FFA merupakan uji asam lemak bebas yang dipantau dan terus diuji setiap jam sampai mendapatkan tingkat asam lemak bebas yang serendah-rendahnya. Semakin rendah nilainya, maka semakin bagus kualitasnya. Nilai FFA sendiri ditentukan oleh customer sesuai dengan permintaannya. Untuk minyak goreng yang dijual di Indonesia, nilai FFA harus dibawah 5. Sedangkan untuk minyak goreng eksport, kualitas FFA harus dibawah 3. Adapun proses ujinya adalah: Sampel CPO + isopropyl alcohol + NaOH CPO Crude Palm Oil RBDPO Refinery Bleeching Deodorasi Palm Oil ROlein Minyak goreng Rstearin Margarin 24 Universitas Sumatera Utara 3. Uji IV Iodine Value Uji IV merupakan uji tingkat iodine yang juga diuji setiap jam. Tetapi nilai IV berbanding terbalik dengan FFA. Semakin tinggi tingkat nilai IV, maka semakn baik kualitasnya. Adapun proses uji mutunya: Sampel + pelarut x + wijs diperam selama 15 menit di ruang gelap + KI 15 + aquades Pelarut x merupakan campuran siklohexana dan asam asetat dengan perbandingan 1 : 1 4. Uji PV Peroxide Value Uji PV merupakan uji untuk melihat bilangan peroxide atau tingkat ketengikan minyak. PV diuji setiap 4 jam sekali, dan tingkat PV dengan kualitas yang bagus adalah tingkat yang rendah. Artinya, semakin rendah nilai PV maka semakin bagus kualitas minyak tersebut. Adapun proses ujinya: Sampel 5 gram + pelarut x Pelarut x merupakan campuran asam asetat dan klroform dengan perbandingan 3 : 2. Sampel dan pelarut tersebut diaduk selama 1 menit + aquades + indicator amilum dan dititrasi dengan Na 2 S 2 O 3. 5. Uji Warna Untuk uji warna, yang dilihat adalah moisture dengan menggunakan alat Lovibond Tintometer model F.

2.8. Bahan Kimia Yang Digunakan Pada Proses Uji Mutu Minyak CPO

Dari keseluruhan proses uji mutu pada laboratorium tersebut, maka bahan kimia yang selalu digunakan oleh pekerja adalah : Universitas Sumatera Utara 1. Isopropil Alkohol Isopropyl alcohol atau isopropanol adalah nama lain dari senyawa kimia C 3 H 8 O dan merupakan turunan dari alkohol. Tidak berwarna, mudah terbakar, dan memiliki bau yang kuat, serta sangat larut dalam air. Efek akut yang dapat terjadi adalah iritasi pada mata, ganguan pada saraf dan pernafasan. Iritasi pada kulit juga dapat terjadi akibat kontak dengan kulit. Sedangkan efek kronisnya dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, sistem reproduksi, hati, kulit, sistem saraf pusat, bahkan kanker pada bagian-bagian yang dilaluinya OHSA,2012. 2. NaOH NaOH atau natrium hidroksida merupakan larutan yang bersifat korosifmerusak jaringan hidup. Dari segi fisik, NaOH tidak berwarna, tidak berbau, larut dalam air, Apabila terpapar dapat menyebabkan mata dan kulit terbakar, dan iritasi pada saluran pernafasan. Efek jangka panjang jika terhirup dapat menyebabkan pneumonitis dan edema paru. Penyebab parah iritasi saluran pernafasan bagian atas adalah batuk, luka bakar pada saluran pernafasan, kesulitan bernafas, dan koma International Programme on Chemical Safety, 2012. 3. Asam Asetat Asam asetat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Memiliki rumus empiris C 2 H 4 O 2. Asam asetat murni adalah adalah cairan higroskopis tidak berwarna dan merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industry yang penting. Umumnya, asam asetat digunakan dalam produksi polimer maupun berbagai macam serat dan kain. Asam asetat cair adalah pelarut polar, mirip seperti air dan etanol dan dapat Universitas Sumatera Utara bercampur dengan mudah dengan pelarut seperti kloroform dan heksana. Efek pada kesehatan akibat paparan asam asetat adalah luka bakar,kerusakan mata permanen, dan iritasi pada membran mukosa NIOSH, 2011. 4. Heksana Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia C 6 H 14 . Seluruh isomer heksana amat tidak rektif, dan sering digunakan sebagai pelarut organik yang inert. Heksana juga umum terdapat pada bensin dan lem sepatu, kulit dan tekstil. Dalam keadaan standar, senyawa ini merupakan cairan tak berwarna yang tidak larut dalam air. Pada keadaan akut, heksana dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan. Sedangkan pada keadaan kronik dapat menyebabkan kerusakan jaringan paru NIOSH, 2011. 5. Sikloheksana Sikloheksana digunakan sebagai pelarut nonpolar pada industri kimia, dan juga merupakan bahan mentah dalam pembuatan asam adipat dan kaprolaktam, keduanya juga merupakan bahan produksi nilon. Sikloheksana memiliki bau seperti detergen NIOSH, 2011. 6. Wijs Wijs adalah pelarut Acetic acid dengan konsentrasi ≥ 90 yang mengandung iodine, berwarna cokelat dan berbau pedih. Wijs dapat menyebabkan efek pada kesehatan yang cukup parah seperti luka bakar yang parah. Menyebabkan gejala iritasi pada saluran pernafasan, uapnya bisa membentuk odema paru dan merusak mata. Untuk itu, penyimpanan dan penggunaan larutan wijs harus menggunakan lemari asam MERCK, 2011. Universitas Sumatera Utara 7. Kloroform Kloroform atau triklorometana dikenal karena sering digunakan sebagai bahan pembius, meskipun kebanyakan digunakan sebagai pelarut nonpolar di laboratorium dan industri. Wujdnya pada suhu ruang berupa cairan, namun mudah menguap. Kloroform bersifat penekan pada sistem saraf pusat, toksik terhadap hati dan ginjal, embriotoksik dan terbukti bersifat karsinogen pada hewan. Kloroform juga berpotensi menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan NIOSH, 2011. Berdasarkan data MSDS Material Safety Data Sheet, maka keseluruhan bahan kimia tersebut berpotensi menyebabkan gejala-gejala pernafasan sebelum pada akhirnya menyebabkan gangguan dan iritasi saluran pernafasan, baik saluran pernafasan atas maupun bawah. Selain itu berpotensi menyebabkan kerusakan jaringan pada saluran pernafasan.

2.9. Kerangka Konsep

Berdasarkan teori-teori yang telah dijabarkan, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah: Pekerja Quality Control - Umur - Masa kerja - Penggunaan APD Pernafasan Gejala-gejala pernafasan Bahan Kimia Laboratorium Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran gejala pernafasan pada pekerja bagian Quality Control pabrik pengolahan Crude Palm Oil CPO PT.Smart,tbk di Belawan tahun 2013.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian