Gejala Pernafasan Gambaran Gejala Pernafasan Pada Pekerja Bagian Quality Control Pabrik Pengolahan Crude Palm Oil (Cpo) Pt.Smart,Tbk Di Belawan Tahun 2013

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Gejala Pernafasan

Berdasarkan kuesioner yang diajukan kepada responden didapatkan hasil bahwa seluruh pekerja bagian quality control yang berjumlah 36 orang 100 sedang dalam keadaan sehat. Dari keseluruhan pekerja, sebanyak 29 orang 80,6 sering mencium aroma khas bahan kimia yang digunakan pada proses uji mutu laboratorium seperti Isopropyl alcohol, Natrium hidroksida, asam asetat, kloroform, heksana, sikloheksana atau wijs. Hal tersebut menunjukkan bahwa bahan-bahan kimia yang keseluruhannya merupakan cairan yang dapat menguap pada keadaan tertentu dan secara tidak sengaja akan terhirup oleh pekerja. Adapun aroma khas bahan kimia yang dimaksud adalah bau menyengat yang keluar dari bahan kimia dan terhirup oleh hidung pekerja saat menggunakannya. Bau menyengat tersebut berbeda- beda dan aroma yang paling khas adalah wijs dan asam asetat karena bersifat asam. Sebanyak 14 orang 38,9 pekerja sering mengalami pusing saat mencium aroma khas bahan kimia laboratorium, hal ini menunjukkan bahwa bahan kimia yang digunakan untuk uji mutu juga dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang berakibat pusing bagi orang yang terpapar. Memang tidak semua pekerja yang merasakan pusing saat terhirup bahan kimia tersebut, namun ada beberapa faktor yang menyebabkan pekerja dapat merasakan pusing, diantaranya sensitifitas tubuh pekerja terhadap bahan kimia dan kekebalan tubuh pekerja itu sendiri. Menurut Universitas Sumatera Utara Hueston 2003, pusing dan sakit kepala merupakan salah satu tanda-tanda atau gejala adanya infeksi saluran pernafasan atas. Sehingga walaupun bukan merupakan satu- satunya indikator, dengan adanya pekerja yang mengalami pusing saat mencium aroma khas bahan kimia maka dapat dicurigai pekerja tersebut memiliki gejala pernafasan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada sebanyak 27 orang pekerja 75 yang mengalami gejala pernafasan ringan, dan sebanyak 3 orang pekerja 8,3 yang mengalami gejala pernafasan berat. Gejala pernafasan yang paling banyak terjadi pada pekerja adalah batuk saat bekerja yang berjumlah 22 orang 61,1 dan bersin saat menggunakan bahan kimia yang berjumlah 16 orang 44,4. Sebagian besar pekerja yang mengalami bersin mengatakan bahwa bersin yang mereka alami dikarenakan terhirup bahan kimia NaOH, kloroform, atau Isopropil alcohol. Batuk merupakan gejala yang tidak spesifik tetapi selalu menyatakan sesuatu yang tidak normal. Selama terjadinya batuk, glottis mendekat sampai otot-otot ekspirasi membangun tekanan positif. Glottis kemudian membuka dan tekanan yang dihasilkan meningkatkan kecepatan linier aliran udara. Adanya benda asing seperti partikel-partikel, cairan atau gas menstimulasikan batuk sebagai mekanisme pertahanan Cade Pain, 1988. Pada dasarnya, mekanisme terjadinya refleks batuk dimulai dari terangsangnya bagian-bagian yang peka pada saluran pernafasan. Rangsang Universitas Sumatera Utara ditangkap oleh sensor taktil dan kemoreseptor aferen melalui Nervous Vagus menuju pusat pernafasan medulla oblongata, misal rangsang yang berupa benda asing yang memasuki saluran pernafasan bawah. Selanjutnya pusat pernafasan memerintahkan tubuh untuk melakukan refleks batuk agar benda asing tersebut dapat dikeluarkan Somantri, 2008. Ada lebih dari 100 kondisi yang menyebabkan batuk. Hal tersebut termasuk hal-hal yang menyebabkan inflamasi saluran pernafasan seperti infeksi atau paparan bahan-bahan beracun, bahan kimia iritan seperti cairan atau gas yang bersifat iritan, dan suhu seperti udara dingin Hueston, 2003. Berbeda dengan refleks batuk, pada refleks bersin rangsang yang ada ditangkap oleh reseptor taktil di hidung. Rangsang kemudian diteruskan ke Nervous Trigeminus dan dilanjutkan ke pusat pernafasan di medulla oblongata. Urutan mekanisme refleks bersin sama dengan mekanisme refleks batuk, namun pada refleks bersin uvula dikondisikan kebawah, sehingga memungkinkan aliran udara ekspirasi menjadi kuat dan dapat melalui rongga mulut dan rongga hidung. Refleks bersin bermanfaat untuk mengeluarkan benda asing yang masuk rongga hidung atau saluran pernafasan bagian bawah Somantri, 2008. Pada kasus bersin yang dialami pekerja saat mencium bahan kimia, NaOH merupakan jawaban terbanyak oleh pekerja sebagai alasan mereka mengalami bersin. NaOH merupakan sejenis alcohol yang memberikan rasa sensitifitas yang tinggi terhadap hidung, oleh karena itu dapat menyebabkan bersin bagi pekerja yang Universitas Sumatera Utara menghirupnya. Di dalam MSDS, NaOH dikatakan sebagai bahan kimia yang dapat menyebabkan bersin-bersin apabila terpapar, sedangkan didalam MSDS bahan kimia lainnya tidak disebutkan demikian. Sehingga wajar saja sebagian besar pekerja menjawab NaOH sebagai bahan kimia yang dapat menyebabkan bersin. NaOH yang sering digunakan sebagai pembuatan sabun atau pembentukan soda merupakan kontak antara bahan dasar natrium dengan air. NaOH merupakan bahan kimia yang sangat korosif, yang dapat mengiritasi hidung, tenggorokan, kulit dan mata. Paparan terhadap NaOH dapat menyebabkan batuk dan bersin, sedangkan paparan yang berlebihan akan menyebabkan kesulitan bernafas, kulit melepuh dan kerusakan yang bersifat permanen Taslim, 2011. Menurut Cahyono 2004, NaOH tergolong bahan kimia iritan yang dengan reaksi kimia dapat menimbulkan kerusakan atau sensitisasi apabila kontak dengan permukaan tubuh yang lembab seperti saluran pernafasan. Hal tersebut dapat menyebabkan reaksi bersin pada pekerja. Pada pertanyaan tentang perih pada hidung dan tenggorokan, dari 11 orang yang mengalami perih selama 60 hari bekerja ada sebanyak 4 orang yang juga mengalami perih pada hidung dan tenggorokan yang semakin perih setelah seminggu. Hal tersebut menunjukkan bahwa perih yang dirasakan oleh keempat pekerja tersebut sudah lebih parah daripada yang hanya mengalami perih hidung dan tenggorokan yang terjadi hanya pada 8 jam bekerja saja. Perih atau iritasi memang merupakan tanda atau gejala. Namun jika tingkat keparahannya sudah tinggi, hal tersebut berarti Universitas Sumatera Utara bahan kimia yang digunakan memang mengiritasi kepada hidung dan tenggorokan pekerja. Didalam MSDS, seluruh bahan kimia yang digunakan tersebut berpotensi menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan. Pada 12 kasus sesak dada yang dialami oleh pekerja saat bekerja, sebanyak 6 orang yang mengalaminya disebabkan penggunaan bahan kimia asam asetat, 3 orang yang mengalaminya disebabkan penggunaan NaOH, dan selebihnya merasa sesak dada saat menggunakan beberapa bahan kimia seperti wijs, NaOH dan asam asetat. Didalam MSDS dijelaskan bahwa seluruh bahan kimia yang digunakan untuk uji mutu berpotensi menyebabkan sesak dada bagi penggunanya. Pada keadaan tertentu, bahan kimia asam asetat yang digunakan pada uji mutu minyak CPO adalah asam asetat pekat yang tidak dicampur dengan pelarut lainnya. Hal tersebut berarti asam asetat yang digunakan merupakan bahan kimia dengan kosentrasi yang sangat tinggi sehingga sangat berpeluang menyebabkan sesak dada akut pada pekerja. Menurut Cahyono 2004, bahaya utama karena terhirup asam asetat dapat merusak saluran pernafasan bagian atas sehingga dalam keadaan cairan pekat asam asetat dapat lebih mengiritasi dan menyebabkan sesak dada yang sangat cepat. Adapun dari 14 orang pekerja yang mengalami sesak dada saat menggunakan bahan kimia, ada sebanyak 5 orang yang merasakan sesak dadanya semakin parah setelah selesai bekerja. Adapun satu diantaranya telah berumur 44 tahun dan memiliki masa kerja selama 20 tahun. Jika dilihat dari segi umur dan masa kerja pekerja tersebut, hal tersebut dapat menunjukkan bahwa bahan-bahan kimia tersebut telah sangat lama terpapar kepada Universitas Sumatera Utara saluran pernafasannya, sehingga menyebabkan sesak dada yang dialami semakin parah pula. Demikian pula halnya dengan kasus nyeri dada yang dialami pekerja, sebanyak 5 orang mengalaminya disebabkan mencium asam asetat, dan 1 orang merasakan nyeri dada disebabkan mencium Isopropyl alcohol. Selain itu juga ada sebanyak 3 orang yang masih merasakan nyeri dada setelah bekerja. Seperti halnya pada pembahasan tentang sesak dada, nyeri dada yang dialami pekerja sebagian besar karena terpapar asam asetat yang pada keadaan tertentu, asam asetat yang digunakan adalah asam asetat pekat dengan konsentrasi yang sangat tinggi. Nyeri dada dapat dibedakan menjadi 2 penyebab, yaitu karena penyakit jantung dan paru-paru. Penyakit jantung bukan merupakan bagian dalam pernafasan, tetapi jika pekerja merasakan nyeri dada pada saat menggunkan bahan kimia, hal tersebut menunjukkan bahwa bahan kimia yang digunakan untuk uji mutu tersebut telah melukai paru-paru pekerja dan bersifat kronis.

5.2. Gejala Pernafasan Berdasarkan Umur