Hakekat Pencatatan Kelahiran terhadap Administrasi Kependudukan Fungsi Akta Kelahiran

D. KEASLIAN PENULISAN

Berdasarkan penelusuran penulis di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dan di perpustakaan Fakultas hukum Universitas Sumatera Utara, penulis tidak menemukan adanya judul skripsi mengenai “Pencatatan Kelahiran di Kabupaten Dairi Dalam Rangka Pelaksanaan Administrasi Kependudukan Menurut Undang - Undang Nomor 23 tahun 2006” Sehingga penulis dapat menjamin keaslian penulisan yang dilakukan oleh penulis. E .TINJAUAN KEPUSTAKAAN

1. Hakekat Pencatatan Kelahiran terhadap Administrasi Kependudukan

Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pada hakikatnya berkewajiban untuk memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status hukum setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialami oleh penduduk yang berada di dalam dan atau di Luar Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Peristiwa kependudukan yang antara lain adalah perubahan alamat, pindah datang untuk menetap, tinggal terbatas, serta perubahan status orang asing tinggal terbatas menjadi tinggal tetap dan peristiwa kependudukan lainnya harus dilaporkan karena membawa implikasi perubahan data identitas atau surat keterangan kependudukan. Untuk itu, setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting memerlukan bukti yang sah untuk dilakukan pengadministrasian dan pencatatan sesuai dengan undang- Universitas Sumatera Utara undang. Administrasi kependudukan diarahkan untuk: Pertama, memenuhi hak asasi setiap orang di bidang administrasi kependudukan tanpa diskriminasi dengan pelayanan publik yang professional. Kedua, meningkatkan kesadaran penduduk akan kewajibannya untuk berperan serta dalam pelaksanaan administrasi kependudukan. Ketiga, memenuhi data statistik secara nasional mengenai peristiwa penting kependudukan dan peristiwa penting lainnya. Keempat, mendukung perumusan kebijakan dan perencanaan pembangunan secara nasional, regional serta lokal. Kelima, mendukung pembangunan sistem administrasi kependudukan. 5

2. Fungsi Akta Kelahiran

Istilah perkataan “ akta” yang dalam bahasa belanda disebut “ acte” “akte” dan yang dalam Bahasa Inggris disebut “ act” “deed”, pada umumnya menurut pandangan umum mempunyai dua arti yaitu : 1. Perbuatan handeling perbuatan hukum rechtsandeling; 2. Suatu tulisan yang dibuat untuk dipakaidigunakan sebagai bukti perbuatan hukum tersebut, yaitu berupa tulisan yang ditujukan kepada pembuktian sesuatu. 5 Penjelasan atas Undang- undang nomor 23 tahun 2006, Tambahan Lembaran Negara Nomor 124 tentang Administrasi Kependudukan. Universitas Sumatera Utara S. J. Fockema Andreae, dalam bukunya, “ Rechstage Leerd Handwoorddenboek”, kata akta berasal dari bahasa latin yaitu “acta” yang berarti geschrift atau surat. 6 Menurut R. Subekti dan Tjitrosoebidio dalam bukunya Kamus Hukum, bahwa kata “acta” merupakan bentuk jamak dari kata “atum” yang berasal dari bahasa latin dan berarti perbuatan- perbuatan. 7 A. Pitlo, mengartikan akta itu sebagai “surat yang ditandatangani, diperbuat untuk dipakai sebagai bukti, dan untuk dipergunakan oleh orang, untuk keperluan siapa surat itu diperbuat. 8 R. Subekti dalam bukunya Pokok- Pokok Hukum Perdata 9 Sehubungan dengan adanya dualisme dalam peraturan perundang- undangan kita, maka penulis maksudkan dengan akta dalam pembahasan ini adalah akta dalam arti surat yang sengaja dibuat dan diperuntukkan sebagai alat bukti. Kemudian menurut Sudikno Mertokusumo bahwa Akta adalah Surat yang diberi tanda tangan yang memuat peristiwa- peristiwa yang menjadi , kata akta dalam pasal 108 KUHPerdata harus diartikan dengan perbuatan hukum, berasal dari kata “acte” yang dalam bahasa prancis berarti perbuatan. 6 Fockema, S. J Andreae, dalam Eka Subrata Gantara, Studi Kasus tentang Penerbitan Akta Catatan Sipil oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan berdasarkan Undang- Undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, skripsi, Fakultas Hukum USU, hlm. 18. 7 R. Subekti dan R. Tjitrosoebidio, Kamus Hukum, Jakarta, Pradnya Paramita, 1980, hlm. 9. 8 A. Pitlo, dalam Eka Subrata, Op.cit, hlm. 19. 9 R. Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta, Intermasa, 1980, hlm. 29. Universitas Sumatera Utara dasar dari pada suatu hak atau perikatan, yang dibuat sejak semula dan sengaja untuk pembuktian. 10 Disamping itu, akta kelahiran merupakan bukti kewarganegaraan dan identitas diri awal anak dilahirkan dan diakui oleh negara. Dengan adanya akta kelahiran ini, anak secara yuridis berhak mendapatkan perlindungan hak-hak kewarganegaraannya seperti hak atas pendidikan, hak atas kesehatan, hak atas pemukiman, dan hak atas sistem perlindungan sosial dan Diketahui bahwa Surat Kelahiran adalah suatu syarat untuk mendapatkan akta kelahiran yang dikeluarkan oleh Dinas Pencatatan Sipil, dengan demikian akta kelahiran menjadi sangat penting sebagai sebuah identitas awal yang wajib dimiliki oleh setiap Warga Negara Indonesia WNI. Pembuatan akta kelahiran menjadi salah satu kewajiban negara untuk melindungi dan menyejahterakan seluruh penduduknya. Akta kelahiran merupakan suatu bentuk akta yang wujudnya berupa selembar kertas yang diterbitkan oleh Catatan Sipil yang berisi informasi mengenai identitas anak yang dilahirkan yaitu nama, tanggal lahir, nama orangtua, dan tanda tangan pejabat yang berwenang. Dengan memiliki akta kelahiran ini, setiap orang dapat menunjukkan hubungan hukum dengan kedua orangtuanya. Meskipun si anak lahir diluar perkawinan, akta kelahiran tetap harus diurus walaupun secara hukum si anak hanya memiliki hubungan keperdataan dengan ibunya. 10 Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta, Liberty, 2002, hlm. 7. Universitas Sumatera Utara sebagainya. Sebelum berlakunya Undang- undang nomor 23 tahun 2006, dikenal tiga jenis akta kelahiran yaitu: 1. Akta Kelahiran Umum yaitu akta yang dibuat berdasarkan laporan kelahiran yang diperoleh sebelum lewat batas waktu pelaporan peristiwa kelahiran. Batas waktu pelaporan adalah 60 hari kerja sejak peristiwa kelahiran, kecuali Warga Negara Asing WNA adalah 10 hari kerja sejak peristiwa kelahiran. Ketentuan hukum yang mengatur hal ini adalah : a. Staatsblaad 1917 Nomor 13 Jo. 1919 Nomor 81 untuk WNI keturunan, jangka waktu pendaftaran 60 hari kerja dan WNA Cina jangka waktu pendaftaran 10 hari kerja. b. Staatsblaad 1920 Nomor 751 Jo. 1927 Nomor 564 untuk WNI pribumi non nasrani, jangka waktu pendaftarannya 60 hari kerja. c. Staatsblaad 1933 Nomor 750 Jo. 1936 Nomor 607 untuk WNI pribumi nasrani, jangka waktu pendaftarannya adalah 60 hari kerja. d. Staatsblaad 1984 Nomr 25 untuk WNI keturunan Eropa, jangka waktu pendaftarannya 60 hari kerja dan WNA Eropa jangka waktu pendaftarannya 10 hari kerja. e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 tahun 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. Universitas Sumatera Utara 2. Akta Kelahiran Istimewa yaitu akta yang diterbitkan khusus bagi orang-orang yang memang sudah diwajibkan membuat Akta- Akta Catatan Sipil, tetapi sampai saat ini terlambat pencatatannya sudah melewati batas waktu yang ditentukan yaitu bagi WNI keturunan asing kecuali keturunan India dan Arab dan WNI itu sendiri. Penerbitan Akta Kelahiran harus melalui sidang Pengadilan Negeri. Berdasarkan penetapan pengadilan tersebut, diterbitkanlah Akta Kelahiran istimewa oleh Dinas Catatan Sipil. Ketentuan hukum yang mengatur hal ini adalah: a. Staatsblaad 1920 Nomor 751 Jo. 1927 Nomor 564 untuk WNI pribumi non nasrani, jangka waktu pendaftarannya 60 hari kerja sampai dengan kelahiran 1 Januari 1986. b. Staatsblaad 1933 Nomor 750 Jo. 1936 Nomor 607 untuk WNI pribumi nasrani, untuk kelahiran yang didaftarkan lewat 60 hari kerja, dan seterusnya Dasar hukum Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 474.1-781 tanggal 14 Oktober 1989 tentang Penerbitan Akta Kelahiran bagi yang terlambat pencatatannya dan tidak berlaku untuk Staatsblaad. 1917 dan Staatsblaad 1949 c. Akta Kelahiran Dispensasi yaitu akta Kelahiran yang diperoleh melalui dispensasi oleh Menteri Dalam Negeri. Yang dimaksud dengan dispensasi disini adalah penyelesaian Akta Kelahiran yang terlambat bagi WNI asli yang lahir dan belum memiliki Akta Kelahiran sampai batas 31 Desember 1985. Ketentuan hukum Universitas Sumatera Utara yang mengatur hal ini adalah: “Staatsblaad 1920 Nomor 751 Jo. 1927 Nomor 564 untuk WNI pribumi non nasrani untuk kelahiran minimal 31 Desember 1985 Staatsblaad lainnya tidak berlaku dan keterangan dasar hukum Keputusan Menteri dalam Negeri Nomor 474.1-311 tanggal 5 April 1988 tentang Pelaksanaan Dispensasi Akta Kelahiran. Dalam administrasi kependudukan, yang berwenang menyelenggarakan register dan penerbitan kutipan akta- akta pencatatan sipil adalah instansi pelaksana yang dalam hal ini adalah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. register pencatatan sipil ini berisikan daftar pencatatan sipil yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, sedangkan akta catatan pencatatan sipil adalah suatu surat autentik yang dibuat dan ditandatangani oleh pegawai luar biasa catatan pencatatan sipil yang memuat keterangan-keterangan yang berhubungan dengan peristiwa kelahiran, perkawinan, perceraian, pengakuan dan pengesahan anak, serta kematian. Akta-akta pencatatan sipil ini melekat atau menjadi bagian dari register pencatatan sipilnya, kepada yang berkepentingan biasanya diberikan kutipan atau salinan akta catatan pencatatan sipil. Akta-akta yang terdapat dalam pencatatan kependudukan adalah: akta kelahiran, akta pemberitahuan perkawinan, akta izin perkawinan, akta perkawinan dan perceraian, akta kematian. 11 11 Rachmadi Usman, Aspek- Aspek Hukum Perorangan dan Kekeluargaan di Indonesia, Jakarta, Sinar Grafika, 2006 hlm. 202. Universitas Sumatera Utara

3. Pelayanan Publik

Dokumen yang terkait

Implementasi Kebijakan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Terhadap Partisipasi Masyarakat Untuk Mengurus Akta Kelahiran di Kabupaten Tapanuli Selatan

0 54 86

UNDANG UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

0 0 43

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

0 0 44

Implementasi Kebijakan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Terhadap Partisipasi Masyarakat Untuk Mengurus Akta Kelahiran di Kabupaten Tapanuli Selatan

0 2 7

Implementasi Kebijakan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Terhadap Partisipasi Masyarakat Untuk Mengurus Akta Kelahiran di Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 17

Implementasi Kebijakan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Terhadap Partisipasi Masyarakat Untuk Mengurus Akta Kelahiran di Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 2

PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 37 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

0 0 7

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

0 0 44

BAB II PENGATURAN PENCATATAN KELAHIRAN BAGI ANAK DITINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN A. Pencatatan Kelahiran Menurut KUHPerdata - Analisis Yuridis Tentang Akta Kelahiran Bagi Anak Yang Belum Terdaftar Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 200

0 0 27

Pencatatan Kelahiran Di Kabupaten Dairi Dalam Rangka Pelaksanaan Administrasi Kependudukan Menurut Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2006 Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara

0 0 9