BAB III GAMBARAN UMUM MENGENAI KEADAAN PENCATATAN KELAHIRAN DI
KABUPATEN DAIRI DAN PERATURAN SERTA MEKANISME PENCATATAN KELAHIRAN YANG TERDAPAT DI KABUPATEN DAIRI
A. Pengertian Umum
Maksud dari keadaan pencatatan kelahiran di Kabupaten Dairi adalah bahwa semua kelahiran bayi di Kabupaten Dairi wajib dilaporkan agar dicatatkan di Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil untuk mendapatkan akta kelahiran. Adapun maksud dari peraturan serta mekanisme pencatatan kelahiran yang terdapat di Kabupaten Dairi adalah bahwa untuk
mendapatkan akta kelahiran diatas berlaku peraturan dan mekanisme pencatatan kelahiran yang tertuang dalam Peraturan Bupati Dairi Nomor 3 tahun 2010 tentang Pedoman dan Tata
Cara Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk yang merupakan penjelasan lebih lanjut dari
Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 8 tahun 2009. B. Otonomi Daerah Dan Daerah Otonom
Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang- undangan.
59
Menurut Nihin, Otonomi Daerah adalah kewenangan dari daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat sesuai dengan pengaturan Perundang – Undangan.
60
59
Pasal 1 ayat 5 Undang- undang Nomor 32 Tahun 2004, Lembaran Negara Nomor 125 tentang Otonomi Daerah.
43
Universitas Sumatera Utara
Selain Otonomi Daerah ada juga yang disebut dengan Daerah Otonom atau yang selanjutnya disebut Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas
daetah tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
61
a. Kewenangan Otonomi Luas
Pelaksanaan otonomi daerah disamping harus sesuai dengan konstitusi negara sehingga tetap menjamin hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah
juga harus lebih meningkatkan kemandirian daerah otonom, dan karenanya dalam daerah kabupaten dan kota tidak ada lagi wilayah administrasi. Dengan undang- undang ini sangat
menuntut keutuhan daerah sebagai daerah otonom, sehingga kawasan- kawasan khusus yang dibina oleh pemerintah atau pihak lain, seperti badan otorita, kawasan pelabuhan dan lainnya
berlaku ketentuan peraturan daerah otonom. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan peranan dan fungsi badan
legislatif daerah, baik sebagai fungsi legislatif, fungsi pengawasan maupun fungsi anggaran atas penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada
prinsip otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab.
Kewenangan Otonomi Luas adalah keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang mencakup semua bidang pemerintahan
kecuali bidang politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, peradilan,
60
Haji A. Dj. Nihin, Paradigma Baru Pemerintahan Daerah Menyongsong Millennium Ketiga, Palangkaraya, PT. Mardi Mulyo, 1999, hlm. 25.
61
Pasal 1 ayat 6 Undang- undang Nomor 32 Tahun 2004, Lembaran Negara Nomor 125 tentang Otonomi Daerah.
Universitas Sumatera Utara
moneter dan fiscal agama serta kewenangan dibidang lainnya ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.
b. Otonomi Nyata
Otonomi Nyata adalah kekuasaan daerah untuk menyelenggarakan kewenangan pemerintah di bidang tertentu secara nyata ada dan diperlukan
serta tumbuh hidup dan berkembang di daerah. c.
Otonomi Yang Bertanggung Jawab Otonomi Yang Bertanggung Jawab adalah berupa perwujudan pertanggung
jawaban sebagai konsekuensi pemberian hak dan kewenangan kepada daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi berupa peningkatan dan
kesejahteraan masyarakat yang semakin baik, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan serta pemeliharaan hubungan yang sehat
antara pusat dan daerah serta antar daerah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
62
• Desentralisasi: Penyerahan wewenang pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus pemerintah dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Berdasarkan Undang- undang Nomor 32 tahun 2004 Pasal 1 ayat 7, 8 dan ayat 9 tentang
Pemerintahan Daerah, ada 3 sistem hubungan antara pusat dan daerah yaitu :
• Dekonsentrasi: Pelimpahan wewenang pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.
62
Haji A. Dj. Nihin, op.cit, hlm. 26.
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan Azas Dekonsentrasi ini dilaksanakan pada daerah provinsi dalam kedudukannya sebagai wilayah administrasi untuk melaksanakan kewenangan
pemerintah tertentu yang dilimpahkan kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah.
• Tugas Pembantuan: Penugasan dari pemerintah kepada daerah atau desa atau sebutan lain dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggung jawabkan
pelaksanaannya kepada yang menugaskan. Pelaksanaan tugas pembantuan dimungkinkan tidak hanya dari pemerintah
kepada daerah tetapi juga dari pemerintah dan daerah kepada desa yang disertai dengan pembiayaan, sarana dan prasarana serta Sumber Daya Manusia dengan
kewajiban melaporkan pelaksanaan dan mempertanggungjawabkan kepada yang menugaskannya.
Otonomi untuk daerah provinsi diberikan secara terbatas yang meliputi kewenangan yang tidak atau belum dilaksanakan oleh daerah kabupaten dan daerah kota serta kewenangan bidang
pemerintahan lainnya. Daerah otonom dibentuk dengan Undang- Undang berdasarkan pertimbangan kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah
penduduk, luas daerah dan pertimbangan lain yang memungkinkan terselenggaranya otonomi daerah. syarat- syarat pembentukan daerah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
63
Daerah provinsi dengan kedudukan sebagai daerah otonom dan sekaligus wilayah administrasi melaksanakan kewenangan pusat yang didelegasikan kepada Gubernur. Daerah
provinsi bukan merupakan pemerintah atasan dari daerah kabupaten dan daerah kota.
63
Ibid, hlm. 27.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian Daerah otonom provinsi dan daerah kabupaten dan daerah kota tidak mempunyai hubungan Hirarki, yang dimaksud dengan Daerah Hirarki adalah Daerah otonom
provinsi tidak menaungi daerah kabupaten dan daerah kota, tetapi dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan terdapat hubungan koordinasi atau kerjasama danatau kemitraan
dengan daerah kabupaten dan daerah kota dalam kedudukan masing-masing sebagai daerah otonom.
C. Gambaran Umum Kabupaten Dairi