Iklan pada Provider AXIS dan TELKOMSEL di Televisi

(1)

(STUDI DESKRIPTIF KOMPARATIF PENYAJIAN IKLAN PADA PROVIDER AXIS DAN TELKOMSEL DI TELEVISI DITINJAU DARI

PERSPEKTIF KOMUNIKASI PEMASARAN)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Program Strata 1 (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

PERDANA TUA SIMATUPANG

070904086

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Perdana Tua Simatupang

Nim : 070904086

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : Iklan pada Provider AXIS dan TELKOMSEL di Televisi

( Studi Deskriptif Komparatif Penyajian Iklan pada Provider AXIS dan TELKOMSEL di Televisi Ditinjau dari Perspektif

Komunikasi Pemasaran)

Medan, 22 Juli 2013

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Dra. Dayana, M.Si

NIP.196007281987032002 NIP. 196208281987012001 Dra. Fatma Wardy Lubis, MA

Dekan Fisip USU

NIP. 196805251992032001 Prof. Dr. Badarudin, Msi


(3)

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Perdana Tua Simatupang

NIM : 070904086

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul Skripsi : Iklan Pada Provider AXIS dan TELKOMSEL di Televisi

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Majelis Penguji

Ketua Penguji : ... (...) Penguji : ... (...) Penguji Utama : ... (...)

Ditetapkan di : ... Tanggal : ...


(4)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika di kemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya

bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Nama : Perdana Tua Simatupang

NIM : 070904086

Tanda Tangan :


(5)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Perdana Tua Simatupang

NIM : 070904086

Departemen : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Judul Skripsi : Iklan Pada Provider AXIS dan

TELKOMSEL di Televisi

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Ekslusif (Non-ekslusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Iklan pada Provider AXIS dan TELKOMSEL di Televisi (Studi Deskriptif Komparatif Penyajian Iklan pada Provider AXIS dan TELKOMSEL di Televisi Ditinjau dari Perspektif Komunikasi Pemasaran)

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.


(6)

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan Pada Tanggal : 22 Juli 2013

Yang Menyatakan


(7)

ABSTRAK

Perdana Tua Simatupang. Ilmu Komunikasi. Penelitian ini berjudul “Iklan pada Provider AXIS dan TELKOMSEL di Televisi”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana komunikasi pemasaran yang dilakukan provider AXIS dan TELKOMSEL melalui iklan televisi. Penelitian ini menggunakan teori komunikasi pemasaran dan iklan televisi . Analisis yang digunakan adalah analisis data tabel tunggal dan proses hierarki analitik (PHA). Objek penelitian ini adalah iklan televisi provider AXIS versi “Group Hug” dan TELKOMSEL versi “Aku Ga Punya Pulsa”. Kriteria komunikasi pemasaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi tertuju dan komunikasi tidak tertuju. Sedangkan untuk iklan televisi memiliki elemen: video,audio, talent, props, setting, lighting, dan pacing.Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa masing-masing provider memiliki keunggulan masing-masing. Untuk provider AXIS memiliki keunggulan pada kriteria setting, sedangkan pada provider TELKOMSEL memilki keunggulan pada kriteria audio, talent dan props. Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan sumbangsih kepada para pembaca dan pihak-pihak terkait dalam penelitian ini.

Kata Kunci : Iklan Televisi AXIS dan TELKOMSEL

Perdana Tua Simatupang. Communication Science. The title of the study is “AXIS and TELKOMSEL provider Television Commercial”. The goal of this study is to see the communication advertisement by AXIS and TELKOMSEL provider through television commercial. This study is using communication advertising theory and television commercial theory. Analysis used is single table data analysis and analytic hierarchy process(AHP). The object of the study is AXIS provider television commercial “Group Hug” version and TELKOMSEL provider television commercial “Aku Ga Punya Pulsa”. A communication advertisment criterion in this research is intended communication and unintended communication. While the television commercial criteria are video, audio, talent, props, setting, lighting, and pacing.The result of this study is every provider have their own strength. AXIS provider has the strength in setting criteria, while TELKOMSEL provider have the strength in audio, talent, and props criteria. Researcher hopes this study can give benefits to the reader and stakeholders related in this study.


(8)

KATA PENGANTAR/ UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya yang memampukan peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU). Adapun judul penelitian ini adalah “Iklan pada Provider AXIS dan TELKOMSEL di Televisi”.

Peneliti menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof.Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU

2. Ibu Fatma Wardi Lubis, MA selaku Ketua Jurusan Departemen Ilmu Komunikasi USU

3. Ibu Dra.Dayana,M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan kesabarannya untuk memberikan pengarahan, bimbingan, diskusi, serta masukan selama proses penulisan skripsi ini. 4. Kedua orang tua saya: Ayah S.T. Simatupang dan Ibu E.Sibarani yang

telah memberikan dorongan berupa doa dan semangat bagi penulis dalam proses penyusunan skripsi. Semoga peneliti bisa menjadi satu kebanggaan tersendiri di hati Ayah dan Ibu tercinta.

5. Kepada kakak dan adik-adik peneliti, Stevanie Theodora Simatupang, Agustine Maranata Simatupang, Andi Salomo Simatupang, yang selalu memberikan semangat dan doa.

6. Kepada seluruh Staf Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU yang telah banyak membantu mengurus administrasi peneliti sejak masa kuliah. Kak Icut dan Kak Maya.

7. Saudara-saudara kembar peneliti, Herbin Rajagukguk dan Tabita Silitonga sekeluarga atas doa, dukungan, dan nasehatnya.


(9)

8. Ibu Clara br.Marpaung atas dukungan moralnya dan materil selama ini.

9. Keluarga kecil Laboratorium Komunikasi FISIP USU, Ibu Yovita Sitepu, kak Farida Hanim, dan Kak Puan Masril, serta bang Gede atas pelajaran, dan dukungan, dan tempat perlindungan.

10. Kak Ilma Tamsil atas pertemanan dan pelajaran berharga yang diajarkan selama ini.

11. Sarah M.S. atas kesabaran dan dukungan kepada peneliti.

12. Teman-teman seperjuangan Ilmu Komunikasi 07 Romi , Nata, Inggrid, Firman, Inggit, Angga, Anggi, Iqbal, Ade, Dino. Terima kasih atas suka dan duka selama ini. Kalian luarbiasa.

13. Sahabat-sahabat (David, Ezra, Zego, Silvia) yang jauh di perantauan atas semangat dan nasehatnya selama ini.

14. Penemu mie instan yang oleh karenanya peneliti bisa bertahan dikala malam hari selama penulisan skripsi ini.

15. Kepada teman-teman dan pihak-pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu, tapi yakinlah, setiap kebaikan dan keikhlasan, Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.

Penulis juga menyadari bahaw skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penulisan ke depan. Akhir kata, peneliti berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Medan, 22 Juli 2013


(10)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Konteks Masalah ... 1

1.2 Fokus Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

2.1 Paradigma Kajian ... 7

2.2 Kajian Pustaka ... 8

2.2.1 Perspektif Komunikasi Pemasaran ... 8

2.2.2 Iklan ... 15

2.2.3 Televisi ... 18

2.2.4 Iklan Televisi ... 20

2.2.5 Provider AXIS dan TELKOMSEL ... 21

2.2.5.1 Sejarah Perusahaan ... 21

2.2.5.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 24

2.2.5.3 Manajemen Perusahaan ... 24

2.2.5.4 Prestasi Perusahaan ... 28

2.2.5.5 Profil Perusahaan ... 32

2.2.5.6 Struktur Organisasi Perusahaan ... 34

2.3 Model Teoretik ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37

3.1 Metode Penelitian ... 37

3.2 Objek Penelitian ... 37

3.3 Kerangka Analisis ... 37

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.5 Teknik Analisis Data ... 38

3.5.1 Analisis Tabel Tunggal ... 38

3.5.2 Proses Hierarki Analitik ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40

4.1 Proses Pengumpulan Data ... 40

4.2 Hasil Penelitian ... 40


(11)

4.2.2 Iklan Provider TELKOMSEL Versi “Aku Ga Punya Pulsa” ... 45

4.3 Kriteria Penilaian Elemen-elemen Komunikasi Pemasaran dan Iklan Televisi ... 47

4.3.1 Komunikasi Pemasaran ... 47

4.3.2 Iklan Televisi ... 47

4.4 Analisis Tabel Tunggal ... 49

4.4.1 Provider AXIS ... 49

4.4.2 Provider TELKOMSEL ... 50

4.5 Proses Hierarki Analitik ... 52

4.5.1 Struktur Proses Hierarki Analitik ... 52

4.5.2 Rangking Kriteria ... 54

4.5.2.1 Komunikasi Pemasaran ... 54

4.5.2.2 Iklan Televisi ... 57

4.5.3 Rangking Alternatif ... 60

4.5.3.1 Komunikasi Pemasaran ... 60

4.5.3.2 Iklan Televisi ... 62

4.6 Pembahasan Akhir ... 72

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 76

5.1 Simpulan ... 76

5.2 Saran Penelitian ... 77

5.3 Saran Dalam Kajian Akademis ... 77

5.4 Saran Dalam Kajian Praktis ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... xii


(12)

DAFTAR TABEL

2.1 Relasi Antara Bauran Pemasaran dan Bauran Komunikasi ... 10

4.2 Analisis Tabel Tunggal TELKOMSEL ... 50

4.3 Skala Perbandingan Tingkat Kepentingan Antar Variabel ... 53

4.4 Perbandingan Antar Kriteria Komunikasi Pemasaran ... 54

4.5 Nilai Random Indeks ... 56

4.6 Perbandingan Antar Kriteria Komunikasi Iklan Televisi ... 57

4.7 Nilai Random Indeks ... 59

4.8 Rangking Alternatif Komunikasi Pemasaran ... 60

4.9 Rangking Alternatif Komunikasi Tertuju ... 61

4.10 Rangking Alternatif Komunikasi Tidak Tertuju... 62

4.11 Rangking Alternatif Iklan Televisi ... 63

4.12 Rangking Alternatif Video ... 63

4.13 Rangking Alternatif Audio ... 64

4.14 Rangking Alternatif Talent ... 65

4.15 Rangking Alternatif Properties ... 67

4.16 Rangking Alternatif Setting ... 68

4.17 Rangking Alternatif Lighting ... 68

4.28 Rangking Alternatif Pacing ... 70

4.19 Rangking Kriteria Komunikasi Pemasaran provider AXIS dan TELKOMSEL ... 71

4.20 Rangking Kriteria Iklan Televisi provider AXIS dan TELKOMSEL ... 71

4.21 Perbandingan Kepentingan Komunikasi Pemasaran dan Iklan Televisi ... 71


(13)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Model Teoretik Penelitian ... 37

4.1 Iklan AXIS : Cerita 1 ... 41

4.2 Iklan AXIS : Cerita 2 ... 42

4.3 Iklan AXIS : Cerita 3 ... 43

4.4 Iklan AXIS : Cerita 4 ... 43

4.5 Iklan AXIS : Cerita 5 ... 44

4.6 Iklan AXIS : Cerita 6 ... 44

4.7 Iklan TELKOMSEL 1 ... 45

4.8 Iklan TELKOMSEL 2 ... 46

4.9 Struktur Proses Hierarki Analitik ... 52

4.10 Rangking Alternatif Komunikasi Pemasaran ... 60

4.11 Rangking Alternatif Komunikasi Tertuju ... 61

4.12 Rangking Alternatif Komunikasi Tidak Tertuju... 62

4.13 Rangking Alternatif Iklan Televisi ... 63

4.14 Rangking Alternatif Video ... 64

4.15 Rangking Alternatif Audio ... 65

4.16 Rangking Alternatif Talent ... 66

4.17 Rangking Alternatif Properties ... 67

4.18 Rangking Alternatif Setting ... 68

4.19 Rangking Alternatif Lighting ... 69


(14)

ABSTRAK

Perdana Tua Simatupang. Ilmu Komunikasi. Penelitian ini berjudul “Iklan pada Provider AXIS dan TELKOMSEL di Televisi”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana komunikasi pemasaran yang dilakukan provider AXIS dan TELKOMSEL melalui iklan televisi. Penelitian ini menggunakan teori komunikasi pemasaran dan iklan televisi . Analisis yang digunakan adalah analisis data tabel tunggal dan proses hierarki analitik (PHA). Objek penelitian ini adalah iklan televisi provider AXIS versi “Group Hug” dan TELKOMSEL versi “Aku Ga Punya Pulsa”. Kriteria komunikasi pemasaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi tertuju dan komunikasi tidak tertuju. Sedangkan untuk iklan televisi memiliki elemen: video,audio, talent, props, setting, lighting, dan pacing.Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa masing-masing provider memiliki keunggulan masing-masing. Untuk provider AXIS memiliki keunggulan pada kriteria setting, sedangkan pada provider TELKOMSEL memilki keunggulan pada kriteria audio, talent dan props. Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan sumbangsih kepada para pembaca dan pihak-pihak terkait dalam penelitian ini.

Kata Kunci : Iklan Televisi AXIS dan TELKOMSEL

Perdana Tua Simatupang. Communication Science. The title of the study is “AXIS and TELKOMSEL provider Television Commercial”. The goal of this study is to see the communication advertisement by AXIS and TELKOMSEL provider through television commercial. This study is using communication advertising theory and television commercial theory. Analysis used is single table data analysis and analytic hierarchy process(AHP). The object of the study is AXIS provider television commercial “Group Hug” version and TELKOMSEL provider television commercial “Aku Ga Punya Pulsa”. A communication advertisment criterion in this research is intended communication and unintended communication. While the television commercial criteria are video, audio, talent, props, setting, lighting, and pacing.The result of this study is every provider have their own strength. AXIS provider has the strength in setting criteria, while TELKOMSEL provider have the strength in audio, talent, and props criteria. Researcher hopes this study can give benefits to the reader and stakeholders related in this study.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Konteks Masalah

Perkembangan teknologi yang semakin pesat seiring perkembangan zaman memberikan banyak kemudahan bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan, terutama dalam bidang komunikasi. Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap masyarakat manusia, baik yang primitif maupun yang modern, berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Dikatakan vital karena setiap individu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu–individu lainnya sehingga meningkatkan kesempatan individu itu untuk tetap hidup (Rakhmat, 1998:1).

Kebutuhan akan komunikasi sudah menjadi kebutuhan yang krusial karena manusia adalah makhluk sosial yang butuh untuk berinteraksi dan dalam situasi apa pun akan dihadapkan dengan orang lain. Kehadiran teknologi komunikasi menjadi jawaban atas sulitnya berkomunikasi dengan orang lain yang berada di tempat lain. Mulai dari surat, telegraf, radio, telepon, sampai pada internet. Hal ini membuat jarak tidak lagi menjadi halangan bagi orang untuk berkomunikasi. Bukan hanya tulisan atau suara, bahkan kita bisa berbicara sambil melihat lawan bicara seakan mereka berada di dekat kita.

Saat ini, masyarakat bisa berbicara dengan para kerabat tanpa harus bertatap muka melalui telepon seluler. Telepon seluler atau handphone sebagai salah satu teknologi komunikasi yang dulu merupakan barang mewah saat ini sudah menjadi barang yang dimiliki semua kalangan. Hal yang wajar bila kita melihat pedagang kaki lima, buruh bangunan, atau anak SD sekalipun sudah memiliki Handphone. Jadi tidak heran apabila perusahaan-perusahaan kartu seluler atau provider berlomba-lomba untuk merebut hati para pengguna Handphone. Berbagai cara dilakukan perusahaan tersebut untuk memasarkan produk mereka. Cara-cara tersebut dinamakan pemasaran. Bagaimana suatu provider memasarkan produknya dengan strategi komunikasi pemasaran yang


(16)

tepat sasaran dan menarik, menjadi suatu tolak ukur yang penting untuk peningkatan loyalitas konsumen atau pengguna provider tersebut.

Komunikasi pemasaran adalah salah satu kegiatan pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan maupun produk agar bersedia menerima, membeli, dan setia kepada produk yang ditawarkan produsen. Ada banyak bentuk komunikasi pemasaran yang biasa dilakukan dalam kegiatan pemasaran. Salah satu bentuk komunikasi pemasaran tersebut akan menjadi teori dasar penelitian ini, yaitu: Iklan.

Iklan menurut KBBI adalah “berita atau pesan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan.” Dari definisi di atas, terdapat beberapa komponen utama dalam sebuah iklan yakni “mendorong dan membujuk”. Dengan kata lain, sebuah iklan harus memiliki sifat persuasi. Industri periklanan di Indonesia meningkat pesat setelah munculnya televisi swasta. Dengan adanya televisi swasta masyarakat bisa menikmati berbagai tayangan hiburan, informasi, olahraga, kesenian dan sebagainya. Hampir semua acara televisi swasta padat dengan iklan. Sekali “break” bisa 10 jenis iklan dimunculkan.

Televisi adalah media massa yang merakyat dengan kemampuan publikasi yang maksimal sehingga televisi juga disebut sebagai saluran budaya massa. Ketika televisi menjadi institusi kapitalis yang menjual jasa informasi, maka iklan televisi komersial adalah bagian produk dalam kategori komersial. Televisi menggantungkan hidupnya untuk mengait sebanyak-banyaknya sumber dari periklanan atau acara yang diiklankan. Iklan televisi menjadi bagian utama dalam semua acara televisi, dia adalah urat nadi televisi (Bungin,2001).

Televisi masih mendominasi pangsa iklan di Indonesia dewasa ini. Kendati begitu, surat kabar tetap menjadi pilihan pemasang iklan untuk memasarkan produk mereka, membidik konsumen yang sedang naik kelas. Belanja iklan di Indonesia pada kuartal I/2011 meningkat tumbuh 20% menjadi Rp 15,6 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 13,0 triliun. Setidaknya itulah yang diungkapkan hasil survei The Nielsen Indonesia, Advertising Information Services Nielsen, awal Mei lalu. Sepanjang tahun lalu,


(17)

total belanja iklan senilai Rp 59,844 triliun. Data yang dilansir Nielsen itu merupakan angka gross rate card dengan tidak memperhitungkan diskon, promo, paket bundling, atau lainnya.(www.tnol.co.id)

Demi mencapai tujuan pemasarannya, provider-provider yang ada masing-masing memberikan penawaran yang berbeda. Mulai dari perang tarif hingga perang gratisan. Hal tersebut yang menjadi alasan mengapa ada begitu banyak iklan provider yang saling menyindir.

Pada skripsi ini, peneliti akan menggambarkan dan membandingkan iklan dari dua provider yang berbeda yaitu AXIS dan TELKOMSEL. Peneliti memilih provider AXIS dan TELKOMSEL karena sama-sama memiliki iklan-iklan yang kreatif tetapi kedua provider ini muncul pada masa yang berbeda. Provider TELKOMSEL lebih dulu ada dan merajai pasar sebelum provider AXIS ikut meramaikan persaingan.

Kita tahu bahwa TELKOMSEL merupakan provider pertama yang muncul di Indonesia pada tahun 1995. TELKOMSEL merupakan salah satu operator telekomunikasi seluler GSM di Indonesia yang pernah meluncurkan layanan paskabayar pertamanya sekitar tanggal 26 Mei 1995. Pada saat itu kepemilikan saham TELKOMSEL dikuasai oleh PT. Telkom (51%) dan PT. Indosat (49%), dan TELKOMSEL pernah berhasil menjadi sebuah operator seluler pertama yang menawarkan layanan prabayar GSM di Asia pada November 1997. Sepanjang sejarah TELKOMSEL, operator ini memiliki tiga produk GSM, yaitu simPATI (prabayar), KartuAS (prabayar) dan kartuHALO (paskabayar). Saat ini saham TELKOMSEL dimiliki oleh TELKOM (65%) dan perusahaan telekomunikasi Singapura SingTel (35%). Telkom merupakan BUMN Indonesia yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, sedangkan SingTel merupakan perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Singapura. Slogan yang dimiliki oleh PT.TELKOMSEL adalah “Begitu Dekat Begitu Nyata”. Dengan slogan ini pula diharapkan dapat menjadikan TELKOMSEL sebagai perusahaan jasa telekomunikasi bergerak yang paling banyak jumlah pelanggannya serta selalu mengutamakan kualitas dan ketersediaan kapasitas jaringan terluas dalam menyediakan jasa pelayanan yang terbaik kepada pelanggannya.(m.paseban.com)


(18)

AXIS hadir sebagai salah satu jaringan operator seluler baru dengan slogan “GSM YANG BAIK”. AXIS adalah satu-satunya operator seluler yang memiliki hubungan dengan STC, operator terbesar di Arab Saudi, yang memberi kenyamanan maksimal konsumennya pada saat menjalankan ibadah Haji maupun Umrah. AXIS sendiri didukung oleh Saudi Telecom Company, penyedia layanan telekomunikasi nasional Arab Saudi, dan MAXIS Communications Berhad, penyedia layanan telekomunikasi terbesar di Malaysia. Sepanjang tahun 2011 AXIS telah banyak mendapatkan penghargaan dari organisasi nasional dan internasional. Penghargaan tersebut antara lain Best Marketing Program dan Best Mobile Data Service for GSM pada Selular Award 2011, Best Growth Story of The Year di TMT Finance and Investments Middle East 2011 Conference, 2011 Frost & Sullivan Indonesia Excellence Award sebagai Most Promising Mobile Provider of The Year. (www.axisworld.co.id)

Kedua provider ini sudah menampilkan banyak iklan-iklan yang berhasil menarik perhatian pemirsa televisi. Contohnya iklan AXIS versi “Joni edisi lebaran” dan iklan TELKOMSEL versi “Aku Ga Punya Pulsa” . Peneliti akan menyajikan beberapa iklan baik dari TELKOMSEL maupun AXIS untuk menggambarkan komunikasi pemasarannya. Iklan-iklan yang dibahas adalah iklan yang dipublikasikan pada bulan Maret 2012, ini mengingat begitu banyaknya iklan dari kedua provider maka untuk hasil yang maksimal, peneliti akan memilih beberapa iklan saja untuk diteliti.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti komunikasi pemasaran pada provider AXIS sebagai pendatang baru dalam bisnis kartu seluler dan provider TELKOMSEL yang sudah berkecimpung sangat lama dalam bisnis ini.

1.2. Fokus Masalah

Persaingan para pengusaha provider kartu seluler melalui media cetak, maupun media elektronik merupakan hal yang wajar dalam dunia bisnis. Saat ini bahkan dapat kita lihat antar provider terjadi sikut-menyikut dengan menggunakan iklan. Persaingan ini terlihat jelas di layar kaca televisi, yaitu lewat iklan televisi. Adapun segala kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan


(19)

memasarkan produk atau jasa merupakan bagian dari strategi komunikasi pemasaran. Hal ini memicu ketertarikan dari penulis untuk menjadikannya sebuah penelitian.

“Bagaimanakah komunikasi pemasaran iklan pada provider AXIS dan TELKOMSEL di televisi?”

Agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas dan permasalahan yang diteliti menjadi jelas, terarah dan lebih spesifik, maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini adalah studi deskriptif komparatif, yaitu melihat perbandingan secara deskriptif. Dikatakan deskriptif karena hanya menggambarkan situasi atau peristiwa. Tidak menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

2. Objek penelitian adalah iklan provider AXIS versi “Group Hug” dan provider TELKOMSEL versi “Aku Ga Punya Pulsa” di televisi yang ditayangkan pada bulan Maret 2012.

3. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2012 sampai Juli 2013.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana komunikasi pemasaran iklan provider AXIS di televisi.

2. Untuk mengetahui bagaimana komunikasi pemasaran iklan provider TELKOMSEL di televisi.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk memperkaya sumber bacaan, referensi dan bahan penelitian di lingkungan Ilmu Komunikasi FISIP USU.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan peneliti khususnya tentang komunikasi pemasaran pada provider AXIS dan TELKOMSEL.


(20)

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak yang berkaitan dengan penelitian ini.


(21)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Paradigma Kajian

Paradigma bukanlah teori-teori, namun lebih merupakan cara berfikir atau pola-pola untuk penelitian yang diperluas dan dapat menuju pembentukan suatu teori. Jadi, paradigma merupakan keseluruhan susunan kepercayaan dan asumsi yang dipegang bersama yang dipakai oleh peneliti dalam memandang fokus masalah penelitiannya.

Penelitian pada hakikatnya merupakan wahana untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih mudah membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh para filsuf, peneliti maupun para praktisi melalui model-model tertentu. Model-model tersebut biasanya disebut dengan paradigma. Paradigma merupakan model atau pola tentang bagaimana sesuatu distruktur (bagian dan hubungannya) atau bagaimana bagian-bagian berfungsi.

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis dan menggunakan pendekatan kualitatif. Paradigma konstruktivis ini dipakai pada penelitian kualitatif, karena dalam penelitian ini peneliti berusaha melihat, menggambarkan, dan pada akhirnya memperbandingkan bagaimana penyajian iklan oleh provider AXIS dan TELKOMSEL di televisi dari perspektif komunikasi pemasaran.

Dari paradigma konstruktivis yang mengarah pada skema interpretif dapat dikaji perbandingan komunikasi pemasaran iklan provider AXIS dan TELKOMSEL peneliti dapat melihat bagaimana masing-masing provider memasarkan produk mereka untuk mempengaruhi interpretif dari pelanggan, disamping itu dalam melakukan penelitian ini peneliti juga mengidentifikasikan, menggambarkan dan membandingkan komunikasi pemasaran iklan kedua provider menurut kesamaan dan perrbedaan.


(22)

2.2. Kajian Pustaka

2.2.1. Perspektif Komunikasi Pemasaran Sejarah Komunikasi Pemasaran

Sejarah menunjukkan, bahwa Butler dari University of Chicago adalah orang yang pertama mengadopsi konsep pemasaran dari riset-riset penjualan pada tahun 1906. Beliau mengambil istilah-istilah tersebut dari kajian ilmu ekonomi dari pemikiran teoritik Ricardo dan Adam Smith. Pada perkembangannya semenjak tahun 1949, pemasaran (marketing) dianggap lebih luas, tidak hanya menyangkut unsur-unsur penjualan saja, maka kemudian mulailah masuk berbagai unsur didalamnya. Kemudian Borden pada tahun 1964 memperkenalkan konsep barunya tentang marketing mix. Setelah itu, kajian komunikasi pemasaran sudah dipastikan dikenal banyak orang, setelah terdapat pengembangan dan penemuan-penemuan, baru diketahui bahwa komunikasi pemasaran itu bersifat multidisipliner (Prisgunanto, 2006:28).

Pada pertengahan abad ke-18, seorang pelaku pasar (marketer) bernama Josiah Wedgwood membangun program perluasan promosi penjualan dengan mengirimkan semacam hadiah-hadiah pada acara makan malam ala Cina kepada raja-raja Eropa. Kegiatan ini akhirnya menjadi kegiatan rutin dan gaya sajian tradisi istana yang diikuti oleh kalangan bangsawan dan kerabat istana waktu itu (Prisgunanto, 2006:29).

Komunikasi pemasaran berkembang pada masa Romawi karena pada waktu itu masyarakat disana sudah memiliki kesadaran bahwa berkomunikasi yang baik itu adalah jangkauannya luas dan mengutamakan efektivitas daripada hanya lewat orang perorangan atau individu. Selain itu, pada masa Romawi sudah mengetahui bahwa bila orang tidak tahu akan produk , maka tidak akan ada maksud atau perhatian utuk membeli. Sebaliknya, jika mereka tidak ada maksud untuk membeli, pertukaran (jual beli) tidak akan berlangsung dan aktivitas ekonomi akan berhenti. Pada perkembangan berikutnya, komunikasi pemasaran bukan saja dihubungkan dalam penggunaan media, melainkan mencakup peningkatan perolehan dan distribusi produk (Prisgunanto, 2006: 32).


(23)

Pengertian Komunikasi Pemasaran.

Komunikasi pemasaran merupakan aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Komunikasi dan pemasaran merupakan hal yang tidak terpisahkan.

Kotler (2001) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, serta diatribusi sejumlah barang dan jasa, untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi (Rangkuti, 2009: 18).

Menurut Sutisna dalam buku Amir Purba, dkk (2006: 126-127) menyatakan komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk meyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai perbedaaan produk di pasar. Kegiatan komunikasi pemasaran merupakan rangkaian kegiatan untuk mewujudkan suatu produk, jasa, ide, dengan menggunakan bauran pemasaran (marketing mix) yaitu iklan (advertising), penjualan tatap muka (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat dan publisitas (public relation and publicity) serta pemasaran langsung (direct marketing).

Kotler menyebutkan bahwa marketing mix terdiri dari produk, harga, promosi, dan distribusi (product, price, promotion, dan place). Atau yang biasa dikenal dengan istilah ‘Four of P’s’. Dalam konsep komunikasi, product dihubungkan dengan solusi pelanggan (customer cost), price dihubungkan dengan biaya pelanggan (customer cost), place dihubungkan dengan kenyamanan (convenience), sedangkan promotion dihubungkan dengan sebuah komunikasi (communication). Empat konsep ini sering diistilahkan dengan bauran komunikasi (communication mix) ‘Four C’s (Soemangara, 2006: 3 ).

Bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix) merupakan penggabungan dari lima model komunikasi dalam pemasaran, yaitu: advertising, sales promotion, public relations, personal selling, dan direct marketing. Demikian pula halnya dengan event dan exhibition. Keduanya merupakan bagian dari marketing communication mix yang dikembangkan oleh bagian sales promotion. Komunikasi yang digunakan dalam kegiatan sales promotion membutuhkan media promosi seperti flier, banner, poster, catalogue dan corporate profile. Sedangkan pada personal selling, media tersebut juga


(24)

dibutuhkan khususnya dalam penawaran suatu produk kepada konsumen secara tatap muka (Soemanagara, 2006: 1).

Hubungan antara pemasaran dengan komunikasi merupakan hubungan yang erat. Komunikasi merupakan proses pengoperan lambang-lambang yang diartikan sama antara individu kepada individu, individu kepada kelompok, kelompok kepada kelompok dan kelompok kepada massa. Komunikasi dalam pemasaran bersifat kompleks. Bentuk komunikasi yang lebih rumit mendorong penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dilakukan melalui sejumlah strategi komunikasi yang canggih, setelah melewati perencanaan yang matang (Soemanangara, 2006: 3).

Tabel 2.1

Relasi Antara Bauran Pemasaran dan Bauran Komunikasi

Four of P’s Four of C’s

Product Customer Solutions

Price Costumer Cost

Place Convinience

Promotion Communications

Penggabungan dari dua kajian : pemasaran dan komunikasi menghasilkan kajian “baru” yang diberi nama komunikasi pemasaran (marketing communication). Komunikasi pemasaran adalah kegiatan pemasaran dengan menggunakan teknik-teknik komunikasi yang ditujukan untuk memberikan informasi kepada orang banyak dengan harapan agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadinya peningkatan pendapatan (laba). Komunikasi pemasaran merupakan bentuk komunikasi yang ditujukan untuk memperkuat strategi pemasaran guna meraih segmentasi luas (Soemanagara, 2006: 4-5 ).

Kebanyakan orang mungkin menempatkan komunikasi pemasaran berada di bawah periklanan dan promosi, namun pada perkembangannya saat ini, komunikasi pemasaran muncul sebagai suatu bentuk komunikasi yang lebih kompleks dan berbeda. Pada akhirnya, banyak akademisi dan praktisi mendefinisikan pemasaran yaitu semua elemen-elemen promosi dari marketing


(25)

mix yang melibatkan komunikasi antar organisasi dan target khalayak pada segala bentuknya yang ditujukan untuk performance pemasaran (Prisgunanto, 2006: 8).

Tujuan Komunikasi Pemasaran

Marketing communication atau komunikasi pemasaran bertujuan untuk mencapai tiga tahap perubahan yang ditujukan bagi konsumen. Tahapan pertama yang ingin dicapai dari strategi marketing communication adalah tahap perubahan pengetahuan. Dalam perubahan ini, konsumen mengetahui keberadaan sebuah produk, untuk apa produk diciptakan, dan ditujukan pada siapa. Dengan demikian, pesan yang disampaikan menunjukkan informasi penting dari produk itu. Tahap kedua adalah tahapan perubahan sikap, yang ditentukan oleh tiga unsur oleh Schiffman dan Kanuk (1994: 242) disebut sebagai tricomponent attitude change yang menunjukkan bahwa tahap perubahan sikap ditentukan oleh tiga komponen yaitu cognition (pengetahuan), affection (perasaan), dan conation (perilaku). Jika ketiga komponen ini menunjukkan adanya kecenderungan perubahan (cognition, affection, dan conation) maka akan mungkin sekali akan terjadi perubahan sikap berupa keinginan mencoba produk. Pada tahap yang ketiga, yaitu tahap perubahan, dimaksudkan agar konsumen tidak beralih pada produk lain, dan terbiasa menggunakannya atau yang biasa disebut dengan loyalitas pelanggan (Soemanagara, 2006: 63)

Sifat Dasar komunikasi Pemasaran

Satu hal yang harus dipahami adalah bagimana komunikasi pemasaran itu bekerja dan adakah sifat dasar serta karakteristik yang dibawanya. Pemahaman kepada keunikan-keunikan dan karakteristik komunikasi adalah awal dari dasar keberhasilan komunikasi pemasaran itu sendiri. Pada kenyataanya, banyak perusahaan dan institusi yang mengabaikan atau menyepelekan aspek-aspek yang mendasar ini. Alhasil, tanpa disadari, malah komunikasi pemasaran yang mereka lakukan menyimpang dan menimbulkan efek-efek negatif yang bertentangan dengan yang diinginkan. Hal yang menjadi inti permasalahan komunikasi pemasaran disini adalah sesuatu yang klasik, yakni disinterpretasi dan penyimpangan pesan komunikasi pemasaran yang ada dalam aktivitas komunikasi


(26)

tersebut. Tetap saja disini masalah penyimpangan pemahaman pesan oleh komunikator tidak sesuai dengan komunikan. Kondisi inilah yang perlu dihindari oleh mereka yang melakukan aktivitas komunikasi. Oleh sebab itu, diperlukan strategi dan taktik yang matang dalam efektivitas dan efisiensi sebuah komunikasi pemasaran (Prisgunanto, 2006: 13).

Satu hal lagi yang perlu ditekankan dalam melihat sifat dari komunikasi pemasaran disini, yaitu komunikasi pemasaran bukanlah suatu proses sistem yang berjalan satu arah, tetapi dua arah. Misalnya sebuah perusahaan melakukan aktivitas strategi pemasaran dengan pemasangan iklan. Di sini, perusahaan sudah berusaha memberikan informasi kepada pelanggan dalam keperluan untuk mendapatkan masukan akan produk mereka. Masukan dari pelanggan, baik secara langsung ataupun tidak, akan sangat berarti dan berguna bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk yang mereka miliki (Prisgunanto, 2006: 14).

Ada dua sifat dasar dari komunikasi pemasaran, yaitu komunikasi tertuju (intended) dan tidak tertuju (unintended). Orang dalam berkomunikasi pada umumnya ingin agar pesan yang disampaikan kepada orang yang tertuju atau dimaksudkan diterima dan dipahami sepenuhnya. Disini, pesan (message) diartikan tidak asal diterima saja, tetapi memiliki interpretasi dengan maksud yang sama dengan apa yang diinginkan atau disampaikan komunikator. Bentuk komunikasi semacam ini adalah model paling ideal yang memang diinginkan dalam proses komunikasi pemasaran. Hal ini tentu sesuai dengan pendapat Shannon bahwa komunikasi harus tidak ada penyimpangan (noise) sehingga akan membuat kesalahan interpretasi dan pemahaman. Dalam komunikasi pemasaran, masalah intentional dan unintentional menjadi dasar dari berhasil tidaknya pesan sampai ke khalayak. Hal yang sering terjadi adalah munculnya disinterpretasi pesan oleh komunikan karena pesan tidak tertuju dan pihak tertuju tidak tepat. Semua ini bisa terjadi, berangkat dari ketidakmengertian akan strategi dan taktik si komunikator dalam berkomunikasi. Hasilnya, komunikasi dianggap sebagai seseuatu yang rutin saja, padahal komunikasi tersebut perlu distrategikan agar dapat berjalan efektif dan seefisien mungkin (Prisgunanto, 2006: 14-15).

Inti dari dua sifat pemasaran di atas yaitu bila pesan unintended dan intended diberikan secara konsisten, maka pesan akan diterima dan makin


(27)

dipercaya. Dan bila pesan unintended tidak konsisten diberikan atau kontradiktif dengan pesan intended, maka kredibilitas akan berkurang dan pesan tidak akan dipercaya (Prisgunanto, 2006: 17).

Komunikasi pemasaran tertuju (intentional) memang dimaksudkan diterima oleh pelanggan tertuju dinamakan komunikasi sentripetal. Komunikasi sentripetal didefinisikan bila segala usaha komunikasi dilakukan untuk perbaikan dan dikoordinasikan agar memberikan citra baik dan tetap dipasaran, lebih fokus pada tujuan dan maksud yang khusus dengan khalayak sasaran yang khusus juga. Proses yang demikianlah dapat didefinisikan dengan komunikasi sentripetal. Komunikasi pemasaran sentripetal akan lebih berfokus untuk menggunakan komunikasi pesan dari pelanggan guna memperbesar konsistensi antar pesan yang dimaksud (intentional). Bila berkaitan dengan komunikasi pemasaran yang tidak tertuju dengan pelanggan atau komunikan yang tidak tertuju, maka juga akan dikaitkan dengan komunikasi sentripugal. Komunikasi pemasaran sentripugal didefinisikan bila pesan yang terkirim unintentional dan kontradiktif dengan apa yang dimaksudkan perusahaan di pasar. Kontradiksi ini bila tidak dijaga, lambat laun akan menghancurkan kredibilitas produk perusahaan di pasar (Prisgunanto, 2006: 18).

Intinya, bila atribusi pesan intended dengan strategi kreatif konsisten, maka komunikasi pemasaran akan diterima dan dipercaya. Sebaliknya, bila atribusi negatif, pesan unintended dan kontradiktif, maka kredibilitas dan perusahaan akan rusak dan bisnis (pemasaran) perusahaan tidak akan dipercaya (Prisgunanto, 2006: 20).

Kegunaan Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran memiliki dua kegunaan, yaitu langsung dan tidak langsung, namun inti dari kegunaanya tersebut sama, yaitu untuk mendekatkan pelanggan sehingga akan ada keputusan untuk membeli, meski masih dalam rencana jangka panjang. Memang sedemikianlah kegunaan klasik dan dasar dari komunikasi pemasaran, begitu mudah dan sedehana, tetapi pada kenyataanya sulit untuk diwujudkan.


(28)

Di samping hal tersebut di atas, ada juga kegunaan lain yang dikategorikan tidak langsung dalam komunikasi pemasaran. Tujuan-tujuan ini sebenarnya menyangkut dalam upaya menjaga hubungan dengan pelanggan. Pola pemasaran tidak langsung erat dan dekat dengan kerja public relations, yang pada perkembangan selanjutnya akan memunculkan kajian-kajian baru dalam perpaduan ilmu pemasaran dengan public relations, yakni public relations. Adapun keguanaan komunikasi pemasaran akan dijelaskan sebagai berikut dibawah ini (Prisgunanto, 2006 : 59-60) :

1. Kegunaan Langsung (Direct Benefit)

Komunikasi pemasaran memiliki kegunaan agar dari hasil transfer pesan dan persuasi tersebut tercipta gambaran yang mengarah kepada hasrat atau keinginan beli atau menggunakan produk dan jasa yang ditawarkan. Artinya, upaya mengarahkan langsung kepada keputusan untuk membeli adalah dasar pemikiran dari kegunaan pemasaran. Memang pandangan ini masih kuno dan klasik sekali, tetapi demikianlah pada kenyataanya, walu dimodifikasi seperti apa pun juga, akan bermuara sedemikian.

2. Kegunaan Tidak Langsung (Indirect Benefit)

Dalam kegunaan tidak langsung, melakukan komunikasi pemasaran merupakan keinginan untuk mendapatkan suatu tambahan yang dapat dicapai oleh perusahaan, selain mengarahkan sikap pembelian. Jadi, jelas bahwa alasan perusahaan merancang strategi pemasaran tidak hanya ‘melulu’ karena perubahan sikap beli pelanggan, tetapi juga membina hubungan antara pelanggan dengan perusahaan atau dengan kata lain, perusahaan berupaya menggunakan nilai apa saja yang membuat pelanggan memilih produk mereka dari sisi hubungan masyarakat (kehumasan).


(29)

2.2.2. Iklan Pengertian Iklan

Iklan adalah salah satu komponen marketing mix yang umum dilakukan oleh perusahaan. Iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi seseorang pembeli potensial dan mempromosikan penjual suatu produk atau jasa, untuk mempengaruhi pendapat publik, memenangkan dukungan publik untuk berpikir atau bertindak sesuai dengan keinginan si pemasang iklan. Selain itu, semua iklan dibuat dengan tujuan yang sama yaitu untuk memberi informasi dan membujuk para konsumen untuk mencoba atau mengikuti apa yang ada di iklan tersebut, dapat berupa aktivitas mengkonsumsi produk dan jasa yang ditawarkan.

Menurut Suyanto (2005:3) periklanan merupakan penggunaan media bayaran oleh seorang penjual untuk mengkomunikasikan informasi persuasive tentang produk (ide, barang, jasa) ataupun organisasi sebagai alat promosi yang kuat. Iklan mempunyai berbagai macam bentuk (industri, konsumen, merek, produk, lokal dan sebagainya) yang dirancang untuk mencapai berbagai macam tujuan (penjualan seketika, pengenalan merek, preferensi dan sebagainya).

Wright mengemukakan bahwa iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan sangat penting sebagai alat pemesaran yang membantu menjual barang, memberikan pelayanan serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif (Liliweri, 2001: 20).

Definisi iklan menurut AMA (The American Marketing Association), bahwa iklan adalah “setiap bentuk pembayaran terhadap suatu proses penyampaian dan perkenalan ide-ide, gagasan layanan yang bersifat non personal atas tanggungan sponsor tertentu” (Liliweri, 2001: 21).

Baik definisi Wright maupun AMA iklan tetap dipandang dari dua sisi, alat marketing dan komunikasi. Pengertian iklan dipandang sebagai alat pemasaran adalah (Liliweri, 2001: 21):

1. Bentuk pembayaran

2. Penyampaian bersifat non personal 3. Produk barang, jasa, layanan dan gagasan


(30)

4. Dibiayai oleh sponsor

Pengertian iklan dipandang sebagai komunikasi adalah (Liliweri, 2001: 23): 1. Informasi dan persuasi

2. Informasi dikontrol

3. Teridentifikasinya informasi 4. Media komunikasi massa

Fungsi Iklan

Iklan sebagai teknik penyampaian pesan dalam bidang bisnis yang sifatnya non personal secara teoritik melaksanakan fungsi-fungsi seperti yang dimuat di media massa lainnya (Liliweri, 2001: 47).

a. Fungsi Pemasaran

Fungsi pemasaran adalah fungsi untuk memenuhi permintaan para pemakai ataupun pembeli terhadap barang-barang ataupun jasa serta gagasan yang diperlukannya.

b. Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi adalah semua bentuk iklan memang mengkomunikasikan melalui media berbagai pesan dari komunikator kepada komunikan yang terdiri atas sekelompok orang yang menjadi khalayaknya. Sebagai fungsi komunikasi, iklan berisi cerita mengenai suatu produk sehingga harus memenuhi syarat-syarat pemberitaan.

c. Fungsi Pendidikan

Fungsi pendidikan merupakan sebagian fungsi komunikasi. Secara khusus sebenarnya dalam setiap ulasan efek komunikasi maka efek pendidikan lebih diutamakan. Hal ini disebabkan karena semua orang ingin menghindari terbentuknya suatu sikap yang negatif. Dalam periklanan hal ini demikian sangat diperhatikan dan melalui fungsi pendidikan untuk membentuk sikap setiap orang dapat meningkatkan aspek-aspek kognisinya, kemudian aspek afeksinya dan


(31)

aspek psikomotor. Fungsi pendidikan dalam komunikasi harus memberikan pilihan yang bebas dari khalayak untuk mengambil keputusan.

d. Fungsi Ekonomi

Iklan mengakibatkan orang semakin tahu tentang produk-produk tertentu, bentuk pelayanan jasa, maupun kebutuhan serta memperluas ide-ide yang mendatangkan keuntungan finansial.

e. Fungsi Sosial

Iklan juga mempunyai fungsi sosial membantu menggerakkan suatu perubahan standar hidup yang ditentukan oleh kebutuhan manusia di seluruh dunia. Misalnya melalui iklan dapat digerakkan bantuan keuangan, bahan-bahan makanan. Melalui publikasi iklan mampu menggugah pandangan orang tentang suatu peristiwa, kemudian meningkatkan sikap, afeksi yang positif dan diikuti tindakan pelaksanaan nyata atau tindakan sosial.

Jenis Iklan

Menurut Bittner dalam bukunya Mass Communication an Introduction, secara umum iklan terdiri dari dua jenis, yaitu (Liliweri, 2001: 31-32):

1. Iklan Standar (Komersil)

Iklan standar adalah iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan mengenal barang, jasa pelayanan untuk konsumen melalui sebuah media. Tujuan iklan standar adalah merangsang motif dan minat para pembeli atau para pemakai. 2. Iklan Layanan Masyarakat

Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang bersifat non profit, jadi iklan ini tidak mencari keuntungan akibat pemasangannya kepada khalayak. Hal ini berbeda dengan iklan standar yang mengharapkan dari pemasangan iklannya mendapat keuntungan atas penjualan barang produksinya. Umumnya iklan layanan masyarakat bertujuan memberikan informasi dan penerangan serta pendidikan kepada masyarakat dalam rangka pelayanan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi, bersikap positif terhadap pesan yang disampaikan.


(32)

Jenis-jenis Media Iklan

Adapun jenis-jenis media iklan adalah sebagai berikut:

1. Iklan media cetak: surat kabar, majalah, jurnal, tabloid dan lain-lain 2. Iklan media elektronik: televisi, radio (jingle dan sound) dan lain-lain 3. Iklan media online: internet

4. Poster, papan reklame dan media ruang lainnya 5. Brosur, booklet, catalog dan lain-lain

6. Surat penawaran melalui direct mail

7. Pemberian sponsor dengan penekanan pada tujuan pemasaran dan periklanan 8. Bentuk-bentuk iklan khusus, seperti tas belanja, balon udara dan lain-lain

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis iklan media elektronik televisi yaitu iklan televisi kartu seluler AXIS dan TELKOMSEL.

2.2.3. Televisi

Televisi merupakan media komunikasi yang menyediakan berbagai informasi yang update, dan menyebarkannya kepada khalayak umum. Dalam Baksin (2006: 16) mendefinisikan bahwa: “Televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audiovisual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak individu”.

Menurut ensiklopedia Indonesia dalam Parwadi (2004: 28) lebih luas lagi dinyatakan bahwa: “Televisi adalah sistem pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik. Gambar tersebut ditangkap dengan kamera televisi, diubah menjadi sinyal listrik, dan dikirim langsung lewat kabel listrik kepada pesawat penerima”.

Berdasarkan kedua pendapat di atas menjelaskan bahwa televisi adalah sistem elektronis yang menyampaikan suatu isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak dan merupakan sistem pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik. Dengan demikian, televisi sangat berperan dalam mempengaruhi mental, pola pikir khalayak umum. Televisi karena sifatnya


(33)

yang audiovisual merupakan media yang dianggap paling efektif dalam menyebarkan nilai-nilai yang konsumtif dan permisif.

Stasiun televisi merupakan lembaga penyiaran atau tempat berkerja yang melibatkan banyak orang, dan yang mempunyai kemampuan atau keahlian dalam bidang penyiaran yang berupaya menghasilkan siaran atau karya yang baik.

Dalam Morissan (2004: 9) dinyatakan bahwa: Stasiun Televisi adalah tempat kerja yang sangat kompleks yang melibatkan banyak orang dengan berbagai jenis keahlian. Juru kamera, editor gambar, reporter, ahli grafis, dan staf operasional lainnya harus saling berintraksi dan berkomunikasi dalam upaya untuk menghasilkan siaran yang sebaik mungkin

Dari penjelasan di atas maka dapat diuraikan bahwa televisi sangat berpengaruh terhadap stasiun, karena stasiun merupakan suatu tempat atau kantor yang mengupayakan untuk menghasilkan siaran yang sebaik mungkin, dengan demikian melibatkan banyak orang dalam pengelolaan berita atau informasi yang akan di publikasikan.

Umumnya siaran bertujuan untuk memberi informasi yang dapat dinikmati dan dapat diterima dikalangan masyarakat, menurut Morissan (2004: 2) bahwa: “Siaran televisi merupakan pemancaran sinyal listrik yang membawa muatan gambar proyeksi yang terbentuk melalui pendekatan sistem lensa dan suara”.

Sedangkan Sumadiria (2005: 5) menyatakan bahwa: Siaran televisi adalah merupakan gabungan dari segi verbal, visual, teknologial, dan dimensi dramatikal. Verbal, berhubungan dengan kata-kata yang disusun secara singkat, padat, efektif. Visual lebih banyak menekankan pada bahasa gambar yang tajam, jelas, hidup, memikat. Teknologikal, berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas suara, kualitas suara dan gambar yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat televisi penerima di rumah-rumah. Dramatikal berarti bersinggungan dengan aspek serta nilai dramatikal yang dihasilkan oleh rangkaian gambar yang dihasilkan secara simultan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat didefinisikan bahwa siaran televisi adalah suatu pemancar yang diproyeksikan melalui pendekatan sistem lensa, suara, dan menghasilkan gambar yang bergerak dan berisikan suatu informasi yang beranekaragam yang dapat diterima oleh setiap kalangan masyarakat.


(34)

2.2.4. Iklan Televisi

Menurut Gilson & Berkman (1980), Iklan merupakan media komunikasi persuasif yang dirancang untuk menghasilkan respon dan membantu tercapainya objektifitas atau tujuan pemasaran.

Secara garis besar terdapat 2 jenis iklan, yaitu iklan standar atau biasa juga disebut iklan komersil dan iklan layanan masyarakat. Iklan standar adalah iklan yang ditata secara khusus untuk memperkenalkan barang maupun jasa untuk konsumen melalui media. Tujuan iklan ini adalah merangsang minat dan motif para pembeli.

Iklan layanan masyarakat adalah jenis iklan yang bersifat non profit. Umumnya iklan layanan masyarakat bertujuan memberikan informasi atau penerangan serta pendidikan kepada masyarakat dalam rangka pelayanan dengan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi serta bersikap positif terhadap iklan yang ditayangkan.

Televisi merupakan media yang sangat efektif untuk berkomunikasi secara realis. Bahkan televisi adalah media yang menyajikan fakta secara hiperrealis, sudut pandangnya adalah fakta audio dan visual ataupun yang bersifat simulasi disajikan lewat gelombang elektromagnetis yang melewati ruang dan waktu melebihi apa yang mampu diperkirakan manusia. Jika menilik karakter media yang luar biasa tersebut, maka upaya manusia untuk berkomunikasi dengan lebih efektif serta efisien akan semakin terbuka lebar. Dalam bisnis periklanan hal ini dapat memungkinkan untuk membidik pangsa pasar atau target audience secara luas dengan segmentasi yang lebih heterogen. Satu keuntungan bagi para pemilik modal dalam menggunakan televisi sebagai media siarnya, adalah bagaimanapun juga televisi bukan lagi barang lux, dan sudah sedemikian merakyat di penjuru tanah air, sehingga besar kemungkinan arus informasi yang disiarkan akan dilihat oleh masyarakat luas.

Berikut ini adalah elemen-elemen yang harus ada di dalam iklan televisi (Wells, et al, 1992: 459-460) :

Video, yakni yang menyangkut segala visualisasi yang muncul pada iklan televisi.


(35)

Audio, merupakan keseluruhan unsur audio yang ditampilkan pada iklan televisi yang biasanya berupa musik, suara, efek suara, ataupun yang berupa voice over dari talent yang tampil di iklan ataupun dari narator yang tidak kelihatan.

Talent, merupakan pameran ataupun tokoh-tokoh yang muncul pada sebuah iklan televisi.

Props, merupakan produk yang diiklankan pada iklan televisi.

Setting, merupakan lokasi pembuatan suatu iklan televisi, baik di dalam studio ataupun di luar studio.

Lighting, merupakan efek pencahayaan yang ditampilkan dalam iklan televisi yang digunakan sebagai pelengkap iklan ataupun mempertegas suatu adegan yang muncul dalam iklan televisi.

Pacing, merupakan kecepatan dari setiap frame ataupun adegan yang ditampilkan dalam sebuah iklan televisi.

2.2.5 Provider AXIS dan TELKOMSEL 2.2.5.1 Sejarah Perusahaan

a. Provider AXIS

Perjalanan Provider AXIS dimulai dari Februari 2008, Axis meluncurkan layanannya secara komersial di Jawa Timur. Lalu dilanjutkan dengan peluncuran di Jawa Barat serta Grand Launch Jabodetabek pada bulan Maret dan April di tahun yang sama. Kemudian pada bulan Juni 2011, perubahan nama perusahaan secara resmi menjadi PT AXIS Telekom Indonesia (AXIS). Perusahaan ini memperkenalkan pendekatan yang berbeda pada penawarannya melalui produk dan layanan yang sederhana, mudah dipahami dan tarif yang transparan. AXIS juga menantang norma pasar dengan menghadirkan penawaran yang jujur tanpa syarat dan ketentuan tersembunyi.

AXIS adalah operator GSM nasional dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia. Perusahaan ini menyediakan layanan 2G, 3G, dan BlackBerry® secara nasional dan menjangkau seluruh dunia melalui lebih dari 370 mitra roaming internasional di lebih dari 155 negara. Saat ini AXIS telah menjangkau lebih dari 80% populasi di Indonesia, yang meliputi Jawa, Bali, Lombok,


(36)

Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi dan tersedia di lebih dari 400 kota. Layanan HSPA+ AXIS kini dapat dinikmati di kota-kota utama di Pulau Jawa, seperti Jabodetabek, Serang, Cilegon, Bandung, Semarang, Jogjakarta, Solo, dan akan dilanjutkan ke kota-kota besar lainnya.

b. Provider TELKOMSEL

PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) didirikan yang ditandai dengan peluncuran kartuHALO pascabayar.

Tabel 2.2

Sejarah TELKOMSEL

Tahun Kegiatan

1996 Telkomsel menyatukan negeri dengan menghadirkan layanan telekomunikasi selular ke seluruh propinsi di Indonesia.

1997 Pertama di Asia yang memperkenalkan layanan prabayar, simPATI. 1998 Menjadi pemimpin industri selular di Indonesia.

2000 Pertama di Indonesia meluncurkan layanan Mobile Banking.

2001 Pertama di Indonesia mengoperasikan GSM dualband pada frekuensi 900 dan 1.800 MHz.

2002 Meluncurkan layanan WAP, web dan data mobile berbasis SMS, dilanjutkan dengan GPRS.

2003 Pertama di Indonesia memperkenalkan layanan roaming internasional prabayar.

2004 • Meluncurkan Kartu As prabayar.

• Menerapkan teknologi EDGE, sebagai teknologi roadmap berikutnya setelah GPRS.

• Bergabung dengan Bridge Alliance, aliansi regional telekomunikasi selular, untuk memberi manfaat lebih bagi pelanggan.

• Meluncurkan layanan Nada Sambung Pribadi. 2005 Call Center meraih sertifikasi ISO 9001:2000. 2006 Pertama di Indonesia meluncurkan layanan 3G.


(37)

Tahun Kegiatan

2007 • Pertama di Indonesia meluncurkan layanan Telkomsel Flash HSDPA.

• Pertama di Indonesia meluncurkan Telkomsel cash layanan uang digital melalui telepon selular.

2008 • Pertama di Asia menggunakan energi terbarukan untuk BTS.

• Pertama di dunia menyediakan layanan suara dan data mobile di atas kapal PELNI yang memungkinkan pelanggan dapat berkomunikasi di tengah laut.

• Meluncurkan program Telkomsel Merah Putih dalam rangka memberikan layanan telekomunikasi bagi pulau-pulau, desa-desa terpencil dan daerah perbatasan.

2009 Meningkatkan jaringan Telkomsel menjadi HSPA+, dengan kecepatan akses data mencapai 21 Mbps guna memberikan layanan mobile broadband yang lebih baik.

2010 • Telkomsel menjadi satu-satunya operator selular yang menyediakan akses telekomunikasi di lebih dari 25.000 desa melalui Program Desa Berdering.

• Pertama di Indonesia meluncurkan Langit Musik layanan toko musik digital yang menyediakan fasilitas unduh lagu secara penuh. • Pertama di Indonesia meluncurkan aplikasi Mobile Newspaper

yang memungkinkan pelanggan membaca berita melalui telepon selular.

• Pertama di Indonesia memperkenalkan layanan iklan mobile, yang terarah sehingga memungkinkan pengiklan mencapai para pengguna Telkomsel.

• Pertama di Indonesia melakukan ujicoba teknologi jaringan pita lebar LTE.


(38)

2.2.5.2 Visi dan Misi Perusahaan

a. Provider AXIS

Tujuan utama AXIS adalah untuk menciptakan nilai lebih bagi para pemilik saham, pelanggan dan mitra mereka pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Kerja keras yang mereka lakukan adalah agar dapat menjadi kekuatan pendorong bagi penciptaan, penyerdehanaan dan perkenalan komunikasi bergerak dan solusi-solusi kandungan seluler ke pasar.

Brand AXIS, mengartikulasikan ambisi perusahaan dan logonya sebagai simbol dari pergerakan dan perubahan evolusi tanpa henti AXIS guna lebih mendukung pelanggan untuk mendapatkan keuntungan penuh dari layanan komunikasi bergerak dalam kehidupan mereka sehari-hari. AXIS ingin agar para pelanggan dengan mudah mendapatkan apa yang mereka inginkan, kapanpun mereka menginginkannya dan terus menerus memberikan inovasi dalam menyampaikan ide-ide segar. AXIS memiliki misi untuk mewujudkan layanan telepon, SMS, data dan fitur-fitur layanan lain tersedia dan terjangkau bagi semua masyarakat Indonesia.

b. Provider TELKOMSEL

Menjadi Mobile Lifestyle Terbaik

Telkomsel siap melakukan lompatan besar dalam evolusi telekomunikasi selular yang sejalan dengan perubahan gaya hidup. Jaringan Telkomsel menghadirkan dunia dengan konektivitas tanpa batas, ragam aplikasi untuk memfasilitasi gaya hidup modern serta rangkaian produk untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Layanan multimedia dengan teknologi terdepan membuka peluang kreatif yang memperkaya sendi-sendi kehidupan bangsa Indonesia. Inilah masa depan Telkomsel sebagai persembahan terbaik bagi negeri.

2.2.5.3 Manajemen Perusahaan

a. Provider AXIS

Peraturan dan ketentuan perusahaan AXIS meliputi keterbukaan dan transparansi kepada para pemegang saham, manajemen dan juga pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti karyawan, pembuat regulasi, pelanggan, para vendor dan supplier, pihak pemerintah yang berwenang dan masyarakat pada umumnya.


(39)

Perusahaan juga menyediakan lingkungan kerja yang unik, yang memungkinkan profesional muda di dalamnya untuk mengembangkan diri dalam lingkungan yang mengutamakan gairah, inspirasi, akuntabilitas, kecepatan dalam bekerja, dan motivasi. Saat ini, AXIS memiliki lebih dari 800 karyawan profesional, baik karyawan lokal maupun internasional, yang tersebar di seluruh nusantara.

AXIS didukung oleh dua operator terkemuka di Asia sebagai pemegang saham mereka: Saudi Telecom Company (STC), penyedia layanan telekomunikasi nasional terdepan di Kerajaan Arab Saudi. Perusahaan ini memiliki beberapa perusahaan yang tersebar di Kuwait, Bahrain, India, Indonesia, Malaysia, Turki, dan Afrika Selatan; serta Maxis Communications Berhad (Maxis), penyedia layanan telekomunikasi terbesar di Malaysia. Kedua investor utama kami bertekad memberikan kontribusi penuh bagi pengembangan industri telekomunikasi di Indonesia.

Didirikan pada tahun 1998, Saudi Telecom Company (STC) menyediakan layanan komunikasi lengkap seperti telepon tetap dan bergerak, internet, dan layanan data. Perusahaan ini beroperasi melalui empat anak usahanya (Alhatif, Aljawal, Saudi Data, and Saudinet) dan adalah satu-satunya penyedia layanan telepon tetap, data, dan internet di Arab Saudi.

Maxis Communications adalah perusahaan penyedia telekomunikasi terbesar di Malaysia, yang memiliki investasi di industri telekomunikasi di India dan Indonesia. Maxis menyediakan layanan telepon seluler dan tetap, serta layanan gateway internasional.

b. Provider TELKOMSEL

Departemen Corporate Communication

a. Mengimplementasikan program komunikasi untuk mendukung image perusahaan Telkomsel.

b. Mengimplementasikan program komunikasi untuk mengelola dan memperbaiki komunikasi internal/ mendukung penciptaan kondisi kondusif di Telkomsel.


(40)

1. Manajemen Hubungan Eksternal

a. Mengelola hubungan baik dengan media channel (melalui wartawan dan secara institutional), dengan stakeholder ( pemerintah & badan regulasi lainnya, badan non-pemerintahan yang relevan secara manajemen dan korporat,dsb ), public opinion maker.

b. Menganalisa strategi marketing dan image perusahaan dan menghubungkannya dengan visi dan misi public relation. c. Membina hubungan dengan pihak eksternal (Pres, Investor, Pemerintah dan badan-badan Regulasi, serta Shareholder Utama) dengan menyediakan dan meng-update informasi mengenai Telkomsel.

2. Manajemen Komunikasi Internal

a. Mengumpulkan permasalahan-permasalahan, informasi, dan feedback dari karyawan dan seluruh departemen.

b. Menganalisa permasalahan organisasi dan informasi penting lainnya berdasarkan strategi perusahaan yang dibuat oleh Divisi Coporate Planning, visi dan misi perusahaan dari BoD, dan masukan dari VP Corporate Secretary mengenai strategi dan kebijakan SDM.

c. Menyusun rencana/ program kerja seperti pembuatan, penerbitan, dan memelihara media internal dengan menggunakan informasi dan feedback dari User.

d. Membuat pesan yang akurat/ penting untuk disebarluaskan

e. Mengaplikasikan program, menyebarkan pesan dan mengidentifikasikan barang/jasa yang dibutuhkan untuk penyusunan dan penerbitan pesan melalui media internal dengan melakukan kerjasama dengan Departemen Procurement

f. Memastikan efektivitas komunikasi internal perusahaan. 3. Manajemen Hubungan Eksternal

a. Mengumpulkan semua pertanyaan dan informasi mengenai Telkomsel dari pihak eksternal (Pers, Investor, Pemerintah & Badan-badan Regulasi, Shareholder Utama, dan Pelanggan).

b. Mendiskusikan pertanyaan dan infornasi dengan departemen /fungsi lain yang relevan dan menganalisanya.


(41)

c. Mengatur materi informasi/event/souvernis dan informasi yang di release/ tanggapan kepada pihak eksternal sebagai tindak lanjut (secara langsung maupun melalui media komunikasi).

d. Memonitor dan mengevaluasi perkembangannya serta melakukan perbaikan jika diperlukan.

4. Mediator untuk Investor Relation Group dan Pemerintahan

a. Menerima permintaan dari Investor untuk bertemu dengan pihak Pemerintah atau sebaliknya.

b. Membantu Investor Relation Group untuk bertemu dengan pemerintah, dengan menghubungi dan mengirim surat formal yang ditandatangani oleh BOD.

c. Mendampingi Investor Relation Group saat bertemu dengan pemerintah dan memperkenalkannya kepada pemerintah.

5. Company Image Management

a. Menganalisa visi dan misi dari BOD serta tema perusahaan dari VP Corporate Secreatry untuk mengembangkan dan menjaga image perusahaan. b. Menyelaraskan image dengan Marketing Plan dari Departemen marketing

Communication, Planning Development dari Divisi Corporate Planning, serta Sales Strategy dari Distribution Channel management.

c. Melakukan koordinasi dengan Marketing Communication Department dalam memperoleh hasil survei dari customer dalam rangka mempelajari image dari target audience mengenai bisnis organisasi saat ini.

d. Menganalisa hasil survei, melakukan revisi yang diperlukan serta mengkomunikasikan image perusahaan yang baru / revisi kepada umum ( internal dan eksternal ).

6. Rencana komunikasi Krisis

a. Membuat rencana manajemen krisis untuk menyediakan kebijakan dan prosedur untuk mengkoordinasikan komunikasi di dalam organisasi, media dan public pada saat ada kejadian yang emergency atau masalah yang kontroversial.


(42)

c. Menganalisa dan mengidentifikasi tingkat krisis dan kondisi melalui panduan komunikasi berdasarkan diskusi dengan departemen lain dalam situasi emergency yang secara potensial bisa terjadi.

d. Mengembangkan rencana termasuk menentukan area utama yang harus diberitahu mengenai adanya krisis, strategi komunikasi internal dan komunikasi alternative berdasarkan image perusahaan, dengan melakukan kerjasama dengan departemen terkait serta mendapatkan legal advice dari Corporate Counsel Departement jika diperlukan.

e. Mengkomunikasikan Crisis Communication Plan kepada departemen lainnya f. Mengadministrasikan dan memfasilitasi implementasi Crisis Communication

Plan kepada public/media publik

2.2.5.4 .Prestasi Perusahaan

a. Provider AXIS

Tabel 2.3 Prestasi AXIS

Tahun Prestasi Perusahaan

2008 • November, Masuk dalam nominasi GSMA's Asia Mobile Awards 2008 dalam kategori 'Green Mobile Award'

2009 • Mei, "AXIS Salam" mendapat pengakuan dari Museum Record Indonesia (MURI) sebagai "Kartu GSM pertama yang memberikan SMS terbanyak secara gratis"

2010 • Juli, Menerima penghargaan Selular Award untuk kategori "Best Marketing Programs"

2011 • April, AXIS memenangkan penghargaan “Best Marketing Program” selama dua tahun berturut-turut dan “Best Mobile Data Service for GSM” pada Selular Award 2011

• Mei, AXIS memenangkan penghargaan “Best Growth Story of the Year” pada konferensi TMT Finance and Investments Middle East 2011 untuk pencapaian AXIS di tahun 2010 di bidang pertumbuhan dan ekspansi jumlah pelanggan


(43)

Sullivan Indonesia Excellence Award untuk Kategori “Most Promising Mobile Provider of the Year”

2012 • Februari, Pendanaan AXIS senilai USD 1.2 milyar meraih penghargaan "Deal of The Year" pada Euromoney Islamic Finance Awards 2012

• Mei, AXIS memenangkan penghargaan “Best Marketing Program” selama tiga tahun berturut pada Selular Award 2011

b. Provider TELKOMSEL

Sepanjang perjalanan di tahun 2011, perolehan 41 Awards merupakan pengakuan akan kualitas jasa layanan telekomunikasi selular. TELKOMSEL juga meraih berbagai penghargaan dalam bidang teknologi, ekonomi, pendidikan, sosial, lingkungan hidup, serta pengabdian terhadap Negara. TELKOMSEL selalu menunjukkan kesungguhan bagi 105 juta lebih pelanggannya. Semua ini adalah bukti bahwa TELKOMSEL sebuah perusahaan yang menyatukan negeri, karena TELKOMSEL Paling Indonesia.

Berikut ke-41 penghargaan yang diterima Telkomsel selama 2011: Tabel 2.4

Prestasi TELKOMSEL

Bidang Prestasi Perusahaan

kualitas jasa layanan komunikasi

• Call Center Award 2011 untuk Achieving Excellence Service Performance dari Marketing & CCSL

• Service Quality Award untuk GraPARI Telkomsel dari Marketing & CCSL

• Service Star Award 2011 dari Carre-CCS

• Yahoo Big Idea Chair Regional Award 2011 untuk TELKOMSELSiaga Campaign sebagai The Best ROI Combine of Display and Search

• Top Brand Award untuk kartuHALO, Postpaid SIM Card dari Marketing & Frontier

• Top Brand Award untuk simPATI, prepaid simcard dari Marketing & Frontier


(44)

• Top Brand Award untuk Telkomsel Flash, Mobile Internet Service Provider dari Marketing & Frontier

• Top Brand Award untuk Telkomsel, BlackBerry Service Provider dari Marketing & Frontier

• Brand Equity Champion of Cellular Operator, Indonesia Brand Champion Award 2011 untuk simPATI dari Marketeers & Markplus

• Brand Equity Champion of Mobile Internet Provider, Indonesia Brand Champion Award 2011 untuk Telkomsel Flash dari Marketeers & Markplus

• Indonesia's Most Favorite Youth Brand 2011 untuk Telkomsel (provider category) dari Marketeers & Markplus

• Indonesia's Most Favorite Women Brand 2011 untuk Telkomsel (Kategori Penyedia Layanan Selular) dari Marketeers & Markplus

• Selular Award untuk Telkomsel, Best Customer Care Operator dari Majalah Selular

• Selular Award untuk Telkomsel, Best GSM Operator dari Majalah Selular

• Selular Award untuk Telkomsel, Operator of The Year dari Majalah Selular

• WOMM Award 2011 untuk kartuHALO sebagai The Most Recommended Postpaid GSM Card dari SWA & onbee Marketing Research

• WOMM Award 2011 untuk Telkomsel sebagai The Most Recommended BlackBerry Internet Service dari SWA & onbee Marketing Research

• Indonesia Cellular Award 2011 sebagai The Best Bundling Phone dari Tabloid Sinyal

• Indonesia Cellular Award 2011 sebagai The Best Value Added Service dari Tabloid Sinyal


(45)

Operator Product dari Wartawan Telekomunikasi Indonesia • Golden Ring Award 2011 untuk Telkomsel sebagai Best

BlackBerry Internet Service dari Wartawan Telekomunikasi Indonesia

• Golden Ring Award 2011 untuk LangitMusik Telkomsel sebagai Best Value Added Service dari Wartawan Telekomunikasi Indonesia

• Golden Ring Award 2011 untuk Telkomsel sebagai Best Operator dari Wartawan Telekomunikasi Indonesia

• Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA) 2011 untuk kartuHALO, post paid Sim Card Category dari SWA & Frontier

• Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA) 2011 untuk simPATI, pre paid Sim Card Category dari SWA & Frontier • Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA) 2011 untuk

TELKOMSELFlash, Mobile Internet Service Category dari SWA & Frontier

• IBBA Award 2011 untuk simPATI, Most Valuable Brand untuk GSM SIM Card Product Category dari SWA & MARS • Techlife Innovation Award 2011 untuk Telkomsel sebagai Best

Innovative Operator of the Year dari majalah Techlife

• Techlife Innovation Award 2011 untuk TCASH sebagai Best Innovative Mobile Payment dari majalah Techlife

• Techlife Innovation Award 2011 untuk LangitMusik sebagai Best Innovative VAS dari majalah Techlife

• Techlife Innovation Award 2011 untuk BlackBerry Internet Service (BIS) Telkomsel sebagai Best Innovative BlackBerry Services dari majalah Techlife

Teknologi • ICT PURA & USO Award 2011 untuk Telkomsel • Man of the Year in ICT Industry dari TechLife Award

• Bubu Award V.07 untuk The Best Web Award 2011 (Corporate)


(46)

Ekonomi • Frost & Sullivan Indonesia Excellence Awards 2011 untuk T-CASH sebagai Most Innovative Application of the Year • CEO Idaman 2011 hasil survey Indonesia Most Admired CEO

oleh Warta Ekonomi

Pendidikan • Indonesia CSR Award 2011 untuk Program ICT Guru serta ICT Murid dan Sekolah dari dari Corporate Forum for Community Development

• Best Mobile Learning Innovation, Global Mobile Awards 2011 untuk Urban English Telkomsel

Sosial • Indonesia CSR Award 2011 untuk Program Teknisi Handphone Bagi Anak Jalanan, Penyandang Cacat dan Peserta Rehabilitasi Narkotika dari Corporate Forum for Community Development

Lingkungan Hidup

• Indonesia Green Awards 2011 dari Kementerian Kehutanan Republik Indonesia

Pengabdian pada Negara

• Dua bintang penghargaan Satya Lencana Pembangunan dari Pemerintah RI

Sumbe

2.2.5.5 Profil Perusahaan

a. Provider AXIS

AXIS adalah satu-satunya operator seluler yang memiliki hubungan dengan STC, operator terbesar di Arab Saudi, yang memberi kenyamanan maksimal konsumennya pada saat menjalankan ibadah Haji maupun Umrah. Memasuki tahun keempat operasinya AXIS telah menyediakan dana lebih dari USD 1,2 milyar untuk melakukan ekspansi jaringan dan infrastrukturnya, memperluas wilayah layanan mobile broadband, serta mengimplementasikan teknologi HSPA+ selama tiga tahun kedepan. Saat ini AXIS telah menjangkau lebih dari 80% populasi dan tersedia di lebih dari 400 kota utama di Indonesia

Ekspansi agresif AXIS juga diikuti dengan kinerja perusahaan yang sangat baik dimana pertumbuhan AXIS di tahun 2011 meningkat 120% dibandingkan


(47)

tahun sebelumnya. Bertekad untuk memperkuat sumber daya manusia dan menciptakan lebih banyak kesempatan kerja untuk anak bangsa baik langsung maupun tidak langsung. Rencana konkret dan pendanaan disiapkan untuk membangun lebih dari 6.000 Base Transceiver Station (BTS) dalam tiga tahun kedepan.

Beberapa produk GSM prabayar dan paskabayar AXIS adalah sebagai berikut:

• Layanan GSM suara, SMS, MMS, dan internet yang berkualitas • 'Internet untuk Rakyat' dari AXIS, terdiri dari:

o Internet Hemat o AXIS Pro o Internet Gaul

• Sambungan langsung internasional, VOIP dan layanan roaming dengan lebih dari 370 operator di hampir 155 negara

• Jaringan 3G dan HSPA+ memungkinkan sambungan internet dari rumah maupun saat bepergian

• Layanan BlackBerry® "AXIS Worry-Free"” – tersedia paket harian, mingguan, dan bulanan

• Layanan tambahan seperti layanan download fitur-fitur, nada sambung, dan SMS Facebook

Layanan Pelanggan yang dapat diakses melalui: • Gerai AXIS Shop

• Hotline 838 atau 08388000838

• Portal AXIS ne

• Internet Contact Center : akun twitter @ask_AXIS, dan facebook AXISgsm

b. Provider TELKOMSEL

Telkomsel didirikan pada tahun 1995 sebagai wujud semangat inovasi untuk mengembangkan telekomunikasi Indonesia yang terdepan. Untuk mencapai visi tersebut, Telkomsel terus memacu pertumbuhan jaringan telekomunikasi di seluruh penjuru Indonesia secara pesat sekaligus memberdayakan masyarakat. Telkomsel menjadi pelopor untuk berbagai teknologi telekomunikasi selular di


(48)

Indonesia, termasuk yang pertama meluncurkan layanan roaming internasional dan layanan 3G di Indonesia. Telkomsel merupakan operator yang pertama kali melakukan ujicoba teknologi jaringan pita lebar LTE. Di kawasan Asia, Telkomsel menjadi pelopor penggunaan energi terbarukan untuk menara-menara Base Transceiver Station (BTS). Keunggulan produk dan layanannya menjadikan Telkomsel sebagai pilihan utama pelanggan di seluruh Indonesia.

Memasuki era ICT (Information and Communication Technology), Telkomsel terus mengoptimalkan pengembangan layanan di Indonesia dengan memanfaatkan potensi sinergi perusahaan induk yaitu PT Telkom (65%) dan SingTel Mobile (35%). Telkomsel terus mengembangkan layanan telekomunikasi selular untuk mengukuhkan posisi sebagai penyedia layanan gaya hidup selular, a truly mobile lifestyle.

Dari Telkomsel untuk Indonesia

Telkomsel memiliki komitmen untuk menghadirkan layanan mobile lifestyle unggulan sesuai dengan perkembangan jaman dan kebutuhan pelanggan. Telkomsel menghadirkan teknologi agar bangsa Indonesia dapat menikmati kehidupan yang lebih baik di masa mendatang dengan tetap mendukung pelestarian negeri.

Untuk itulah, Telkomsel secara aktif mendorong pemanfaatan energi terbarukan sebagai sumber energi untuk menara BTS serta menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi remaja dan masyarakat yang kurang mampu. Melalui peningkatan kualitas masyarakat dan pelestarian lingkungan, Telkomsel berpartisipasi aktif untuk masa depan bangsa yang lebih baik. "Telkomsel Paling Indonesia"

2.2.5.6 Struktur Organisasi Perusahaan

a. Provider AXIS

- Jajaran Eksekutif

Erik Aas, President Direktur dan CEO Syakieb Ahmad Sungkar, Direktur Sales Daniel Horan, Chief Marketing Officer Steven Collins, Chief Finance Officer


(49)

Michael McPhail, Chief Technology Officer

Wahyudin Adikusumah, Direktur Human Resources - Karyawan

Perusahaan mempekerjakan lebih dari 800 profesional yang memusatkan perhatian mereka pada pelanggan, perkembangan bisnis dan teknologi.

- Pemegang Saham

AXIS didukung oleh dua perusahaan komunikasi internasional terkemuka: • Saudi Telecom Company (STC), perusahaan telekomunikasi internasional

yang memiliki jaringan dan infrastruktur terbesar untuk layanan seluler di Timur Tengah dan Afrika Utara

• Maxis Communications Berhad (Maxis), operator seluler terdepan di Malaysia

b. Provider TELKOMSEL

Secara struktural, Telkomsel terbagi menjadi 3 unit kerja yaitu Directorate, Non-Directorate dan Area. Ketiga unit kerja ini kemudian bertanggungjawab langsung kepada direksi. Area merupakan unit kerja yang berada di wilayah regional. Telkomsel terbagi menjadi 4 Area, yaitu Area 1 ,Area 2, Area 3, dan Area 4.

Sedangkan Directorate merupakan unit kerja yang dikepalai oleh direktur. Direktur bertanggungjawab kepada Direktur Utama. Directorate membawahi unit kerja yang terdiri dari Planning and Development Directorate, Operation Directorate, Commerce Directorate, Finance Directorate. Untuk Sub-Directorate, merupakan unit kerja yang tanggungjawabnya dipegang oleh Vice Precident bukan oleh Direktur. Vice Precident ini yang bertanggungjawab langsung kepada Direktur Utama. Unit kerja Sub-Directorate terdiri dari Corporate Secretary Sub Directorate, Sub Directorate, Legal and Compliance Sub Directorate, Internal Audit Sub Directorate, HR Management Sub Directorate, Enterprise Risk Management Sub Directorate.


(50)

2.3. Model Teoretik

Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan model teoretik sebagai berikut:

Gambar 2.1

Model teoretik penelitian

Sumber : Diimplikasikan dari teori-teori yang digunakan Komunikasi

Pemasaran

• Komunikasi Tertuju • Komunikasi Tidak Tertuju

VideoAudio Talent Props Setting Lighting Pacing

Hasil analisis tabel tunggal dan proses hierarki analitik Penyajian iklan provider AXIS dan


(1)

sedang naik daun. Iklan menjadi lebih menarik dan mudah diingat oleh penonton. Kemudian provider TELKOMSEL cukup berani menggunakan talent etnis Tionghoa yang tidak biasa dilakukan oleh provider yang lain. Keberanian ini bisa menjadi daya tarik buat etnis Tionghoa yang semakin lama semakin bertumbuh di Indonesia ini untuk menggunakan provider TELKOMSEL sebagai pilihan pertama. Keunggulan provider pada kriteria props adalah pemilihan pakaian Sule yang serba Merah, begitu juga pakaian para penari, hingga warna atap tenda yang akan mengingatkan penonton akan warna provider TELKOMSEL tersebut.

Provider AXIS dan TELKOMSEL memiliki kekuatan yang sama pada

kriteria video, lighting, dan pacing, serta pada kedua kriteria komunikasi pemasaran, yakni komunikasi tertuju dan komunikasi tidak tertuju. Selain itu peneliti juga memperoleh hasil bahwa perbandingan kepentingan antara karakteristik komunikasi pemasaran dan elemen-elemen iklan televisi sama pentingnya. Secara keseluruhan provider TELKOMSEL mendapat nilai 0,5435, sedangkan provider AXIS mendapat nilai 0,4565.

Berdasarkan langkah-langkah yang telah dilakukan mulai dari awal pengumpulan data, penggunaan analisis tabel tunggal, sampai kepada proses hierarki analitik peneliti telah menyajikan hasil dari perbandingan penyajian iklan televisi pada provider AXIS dan provider TELKOMSEL dari perspektif komunikasi pemasaran. Hasil ini sudah melalui uji konsistensi dimana pengukuran dan langkah-langkah yang diambil sudah tepat adanya sesuai dengan kajian pustaka, baik buku maupun jurnal penelitian yang telah ada.


(2)

76

Universitas Sumatera Utara BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis akan menyampaikan kesimpulan mengenai hasil dari penelitian studi deskriptif komparatif penyajian iklan pada provider AXIS dan TELKOMSEL di televisi ditinjau dari perspektif komunikasi pemasaranini: 1. Adapun pesan yang terkandung dalam iklan provider AXIS ini adalah

dengan menggunakan provider AXIS pengguna bisa berbagi kebahagiaan dengan siapa saja, kapan saja, dan dimana saja.

2. Adapun pesan yang terkandung dalam iklan provider TELKOMSEL ini adalah provider TELKOMSEL berupaya memberikan solusi buat pengguna dan calon pengguna providernya yang memiliki masalah terhadap pulsa kartu seluler dengan memberikan tarif “paling murah”.

3. Urutan elemen-elemen terpenting iklan televisi adalah video, audio, talent, properties, setting, lighting, pacing. Sedangkan karakteristik komunikasi pemasaran yang terperpenting adalah komunikasi tertuju, kemudian komunikasi tidak tertuju.

4. Masing-masing provider memiliki keunggulan pada kriteria tertentu, yakni sebagai berikut:

a. Provider AXIS memiliki keunggulan pada kriteria setting. Provider AXIS dinilai lebih baik adalah karena mereka mampu membuat iklan yang lebih kompleks dengan adanya penggunaan tempat yang lebih banyak dan melakukan penyesuaian yang tepat dengan tiap ceritanya, yang tentunya bukan pekerjaan mudah.

b. Provider TELKOMSEL memiliki keunggulan dalam kriteria audio atas penyampaian kalimat “aku ga punya pulsa” dalam iklan ini dinilai sangat unik, mudah untuk diingat, dan lucu untuk disampaikan. Apalagi dengan adanya Sule yang memiliki suara yang khas iklan ini tentunya lebih mudah dikenali oleh penonton.


(3)

c. Provider TELKOMSEL memiliki keunggulan pada kriteria talent pemilihan Sule sebagai bintang iklan ini merupakan keputusan tepat, apalagi saat ini namanya sedang naik daun. Iklan menjadi lebih menarik dan mudah diingat oleh penonton. Provider TELKOMSEL cukup berani menggunakan talent etnis Tionghoa yang tidak bisaa dilakukan oleh provider yang lain. Keberanian ini bisa menjadi daya tarik buat etnis Tionghoa yang semakin lama semakin bertumbuh di Indonesia ini untuk menggunakan provider TELKOMSEL sebagai pilihan pertama.

d. Provider AXIS dan TELKOMSEL memiliki kekuatan yang sama pada kriteria video, lighting, dan pacing, serta pada kedua kriteria komunikasi pemasaran, yakni komunikasi tertuju dan komunikasi tidak tertuju.

e. Perbandingan kepentingan antara karakteristik komunikasi pemasaran dan elemen-elemen iklan televisi sama pentingnya.

f. Secara keseluruhan provider TELKOMSEL mendapat nilai 0,5435, sedangkan provider AXIS mendapat nilai 0,4565.

5. Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti menarik kesimpulan bahwa diperlukan kreativitas dan ketelitian yang tinggi untuk melakukan komunikasi pemasaran yang baik seperti iklan provider AXIS dan TELKOMSELyang dibahas pada penelitian ini.

6. Peneliti menarik kesimpulan bahwa tiap elemen yang digunakan dalam kegiatan komunikasi pemasaran dan iklan, terutama iklan televisi adalah penting dan masing-masingnya saling melengkapi.

5.2. Saran Penelitian

1. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna. Peneliti juga menyadari akan ada kritik dan saran atas penelitian ini. Peneliti berharap setelah penelitian ini peneliti bisa menghasilkan karya yang lebih baik lagi dan lebih akurat lagi.

5.3. Saran Dalam Kaitan Akademis

1. Metode Proses Hierarki Analitik(PHA) baik untuk penelitian yang bertujuan untuk perbandingan dan pengambilan keputusan dengan memiliki banyak


(4)

78

Universitas Sumatera Utara kriteria atau alternatif untuk diperbandingkan karena bisa digunakan baik dalam penelitian kuantitatif, maupun kualitatif. Metode ini juga memiliki skala pengukuran yang sudah ditetapkan.

2. Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan sumbangsih buat semua pembaca, terutama buat mahasiswa dan Departemen Ilmu Komunikasi USU.

5.4. Saran Dalam Kaitan Praktis

1. Peneliti berharap kedua provider tetap melanjutkan kerja baik seperti yang telah dilakukan pada kedua iklan ini dan terus mengembangkannya.

2. Peneliti berharap kedua provider tetap menjaga itikad baik tanpa saling menyinggung satu sama yang lain.

3. Peneliti berharap penelitian ini bisa menjadi gambaran positif dan memberi masukan yang baik bagi provider AXIS dan TELKOMSEL.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Birowo,M.Antonius. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Yogyakarta:Gitanyali.

Bungin, Burhan. 2001. Imaji Media Massa Konstruksi dan Makna Realitas Sosial Iklan Televisi dalam Masyarakat Kapitalistik. Yogyakarta: Jendela. Jalaludin Rakhmat. 1998. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja. Jefkins, Frank, 1997, Periklanan, Erlangga, Jakarta

Kennedy, John. E; R Dermawan Soemanagara., 2006. Marketing Communication – Taktik dan Strategi. Jakarta. PT Buana Ilmu Populer (kelompok Gramedia)

Kotler, P., & Armstrong, G. (2001). Prinsip – Prinsip Pemasaran, edisi kedelapan, jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Kriyantono,Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Morissan. (2004) Jurnalistik Televisi Mutakhir.Jakarta: Penerbit Ghalia

Indonesia

Mulyana,Dedi. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nawawi, H. (2001). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Piliang, Yasraf, Amir 2003, HIPERSEMIOTIKA : Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna, pengantar : bambang Sugiharto. Jalasutra, Yogyakarta. Prisgunanto, Ilham. (2006). Komunikasi Pemasaran: Strategi dan Taktik. Bogor: Ghalia Indonesia

Purba, Amir, dkk. (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Medan: Pustaka Bangsa Press.

Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rangkuti, Freddy. ((2009). Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis

Kasus Integrated Marketing Communication. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Saaty, T.L., Fundamental Of Decision Making and Priority Theory With The Analytic Hierarchy Process, University of Pittsburgh, RWS publication, 1994.

Singarimbun dan Effendi. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.

Sumadiria, Haris, 2005, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature . Bandung:SRM.


(6)

xii

Universitas Sumatera Utara Sumber Internet

23 Juni 2012)

Juni 2012)