berpengaruh secara signifikan dalam memprediksi tingkat kesehatan bank
pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” ditolak artinya secara
parsial rasio NIM berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat kesehatan bank.
g Pengaruh variabel CAR terhadap Tingkat Kesehatan Bank
Dari hasil penelitian diperoleh variabel CAR memiliki nilai signifikan sebesar 0.002 lebih kecil atau kurang dari 0.05 dan t hitung 4.043 yang
lebih besar daripada t tabel 1.796 maka Hipotesis 7 H7 yang berbunyi
“CAR berpengaruh secara signifikan dalam memprediksi tingkat kesehatan bank pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
diterima artinya secara parsial rasio CAR berpengaruh signifikan terhadap
tingkat kesehatan bank.
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai R Square 0.815 hal ini berarti 81.5 tingkat kesehatan bank dapat dijelaskan oleh ketujuh variabel independen
yang diteliti yaitu CKPN terhadap Total Kredit, Posisi Devisa Neto, NPL Bruto, LDR, ROA, NIM dan CAR sedangkan sisanya sebesar 18.5 dijelaskan oleh
sebab-sebab lain di luar model penelitian. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa secara simultan variabel
CKPN terhadap Total Kredit, Posisi Devisa Neto, NPL Bruto, LDR, ROA, NIM dan CAR secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap Tingkat Kesehatan
Bank. Sedangkan secara parsial variabel CKPN terhadap Total Kredit, Posisi
Universitas Sumatera Utara
Devisa Neto, NPL Bruto, ROA dan CAR berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Kesehatan Bank. Variabel LDR dan NIM berpengaruh tidak signifikan terhadap
Tingkat Kesehatan Bank. Sedangkan hasil analisis regresi linier berganda menyatakan Posisi Devisa
Neto, NPL Bruto, LDR, ROA dan CAR memiliki pengaruh positif terhadap Tingkat Kesehatan Bank dimana bila variabel-variabel tersebut naik maka Tingkat
Kesehatan Bank akan mengalami peningkatan. CKPN terhadap Total Kredit dan NIM memiliki pengaruh negatif terhadap Tingkat Kesehatan Bank dimana bila
variabel-variabel tersebut naik maka Tingkat Kesehatan Bank akan mengalami penurunan.
Dari hasil pengujian tersebut, maka hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh CKPN terhadap Total Kredit X
1
terhadap Tingkat Kesehatan Bank Y
Hasil analisis uji t menyatakan secara parsial rasio CKPN terhadap Total Kredit berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan bank dan hasil
analisis regresi linier berganda menyatakan CKPN terhadap Total Kredit X
1
memiliki pengaruh negatif terhadap Tingkat Kesehatan Bank Y dimana bila variabel CKPN terhadap Total Kredit naik 1 maka Tingkat Kesehatan Bank
akan mengalami penurunan sebesar 35.4 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Hal ini sesuai dengan praktek di lapangan dimana bila bank
meningkatkan nilai CKPN berarti tingkat kepercayaan bank kepada kreditor
Universitas Sumatera Utara
menurun risiko kredit meningkat dan berpengaruh negatif terhadap tingkat kesehatan bank.
2. Pengaruh Posisi Devisa NetoX
2
terhadap Tingkat Kesehatan Bank Y
Hasil analisis uji t menyatakan secara parsial rasio Posisi Devisa Neto berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan bank dan hasil analisis
regresi linier berganda menyatakan Posisi Devisa NetoX
2
memiliki pengaruh positif terhadap Tingkat Kesehatan Bank Y dimana bila variabel
Posisi Devisa Neto naik maka Tingkat Kesehatan Bank akan mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia Peraturan
Bank Indonesia Nomor 1210PBI2010 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 513PBI2003 Tentang Posisi Devisa Neto
Bank Umum yang mengatur secara ketat agar bank wajib mengelola dan memelihara PDN pada akhir hari kerja secara keseluruhan setinggi-tingginya
20 dari modal.
3. Pengaruh NPL Bruto X
3
terhadap Tingkat Kesehatan Bank Y
Hasil analisis uji t menyatakan secara parsial rasio NPL Bruto berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan bank. Penelitian ini selaras dengan
penelitian sebelumnya yaitu Titik Aryati dan Shirin Balafif 2007 yang menunjukkan bahwa rasio NPL Bruto merupakan satu-satunya rasio yang
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kesehatan bank. Sedangkan hasil analisis regresi linier berganda menyatakan NPL Bruto X
3
memiliki pengaruh positif terhadap Tingkat Kesehatan Bank Y dimana bila variabel NPL Bruto naik maka Tingkat Kesehatan Bank akan mengalami
Universitas Sumatera Utara
kenaikan. Hal ini bertentangan dengan kenyataan karena peningkatan NPL dalam jumlah yang banyak dapat menimbulkan masalah bagi kesehatan bank,
oleh karena itu bank dituntut untuk selalu menjaga kredit tidak dalam posisi NPL yang tinggi.
4. Pengaruh LDR X
4
terhadap Tingkat Kesehatan Bank Y
Hasil analisis uji t menyatakan secara parsial rasio LDR berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat kesehatan bank. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya yaitu Titik Aryati dan Shirin Balafif 2007 dan Welthi Sugiarti 2012 yang menyatakan LDR berpengaruh tidak signifikan terhadap
tingkat kesehatan bank. Sedangkan hasil analisis regresi linier berganda menyatakan LDR X
4
memiliki pengaruh positif terhadap Tingkat Kesehatan Bank Y dimana bila variabel LDR naik 1 maka Tingkat Kesehatan Bank
akan mengalami kenaikan sebesar 17 . Hal ini sesuai karena jika bank dapat menyalurkan seluruh dana yang dihimpun memang akan menguntungkan,
namun hal ini terkait risiko apabila sewaktu-waktu pemilik dana menarik dananya atau pemakai dana tidak dapat mengembalikan dana yang
dipinjamnya. Sebaliknya, apabila bank tidak menyalurkan dananya maka bank juga akan terkena resiko karena hilangnya kesempatan untuk
memperoleh keuntungan, batas minimum pinjaman yang diberikan bank adalah 80 dan maksimum 110.
5. Pengaruh ROA X
5
terhadap Tingkat Kesehatan Bank Y
Hasil analisis uji t menyatakan secara parsial rasio ROA berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan bank. Penelitian ini bertentangan
Universitas Sumatera Utara
dengan penelitian Luciana Spica Almilia dan Winny Herdiningtyas 2005 dan Titik Aryati dan Shirin Balafif 2007 yang menyatakan ROA
berpengaruh tidak signifikan terhadap Tingkat Kesehatan Bank. Sedangkan hasil analisis regresi linier berganda menyatakan ROA X
5
memiliki pengaruh positif terhadap Tingkat Kesehatan Bank Y dimana bila variabel
ROA naik 1 maka Tingkat Kesehatan Bank akan mengalami kenaikan sebesar 53.8. Hal ini sangat sesuai karena semakin tinggi laba yang
dihasilkan, maka semakin tinggi pula ROA, hal itu berarti bahwa perusahaan semakin efektif dalam penggunaan aktiva untuk menghasilkan keuntungan.
Yang berarti semakin tinggi ROA maka semakin sehat suatu bank.
6. Pengaruh NIM X
6
terhadap Tingkat Kesehatan Bank Y
Hasil analisis uji t menyatakan secara parsial menyatakan rasio NIM berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat kesehatan bank. Penelitian ini
juga didukung oleh penelitian Luciana Spica Almilia dan Winny Herdiningtyas 2005 dan Titik Aryati dan Shirin Balafif 2007 yang
menyatakan NIM berpengaruh tidak signifikan terhadap Tingkat Kesehatan Bank. Tetapi penelitian Welthi Sugiarti 2012 menyatakan NIM
berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Kesehatan Bank. Sedangkan hasil analisis regresi linier berganda menyatakan NIM memiliki pengaruh negatif
terhadap Tingkat Kesehatan Bank dimana bila variabel NIM naik 1 maka Tingkat Kesehatan Bank akan mengalami penurunan sebesar 11.
Universitas Sumatera Utara
7. Pengaruh CAR X
7
terhadap Tingkat Kesehatan Bank Y
Hasil analisis uji t menyatakan secara parsial menyatakan rasio CAR berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan bank. Penelitian ini
didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan Luciana Spica Almilia dan Winny Herdiningtyas 2005 yang menyatakan rasio CAR berpengaruh
secara signifikan untuk menentukan tingkat kesehatan bank tetapi bertentangan dengan penelitian Titik Aryati dan Shirin Balafif 2007 dan
Welthi Sugiarti 2012 yang menyatakan CAR berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat kesehatan bank. Sedangkan hasil analisis regresi linier
berganda menyatakan CAR memiliki pengaruh positif terhadap Tingkat Kesehatan Bank dimana bila variabel CAR naik 1 maka Tingkat Kesehatan
Bank akan mengalami peningkatan sebesar 19.5 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Hal ini sesuai karena CAR menjadi pedoman bank dalam
melakukan ekspansi di bidang perkreditan karena menyangkut kecukupan modal bank. Berarti semakin tinggi CAR maka semakin sehat bank tersebut.
Analisis dilanjutkan pada penetapan kesimpulan peringkat komposit tingkat kesehatan bank yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.14 Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank Pemerintah
yang terdaftar di BEI periode 2011-2012
No. BANK
TAHUN PERINGKAT KOMPOSIT
1 BNI
2011 2 sehat
2012 1 sangat sehat
2 BRI
2011 2 sehat
2012 2 sehat
3
BTN
2011 3 cukup sehat
2012 2 sehat
4 MANDIRI
2011 1 sangat sehat
2012 1 sangat sehat
Universitas Sumatera Utara
No. BANK
TAHUN PERINGKAT KOMPOSIT
5 BJB
2011 2 sehat
2012 2 sehat
6 BDKI
2011 3 cukup sehat
2012 2 sehat
7 BSSB
2011 3 cukup sehat
2012 3 cukup sehat
8 BSMT
2011 2 sehat
2012 1 sangat sehat
9 BMLK
2011 2 sehat
2012 2 sehat
Tabel tersebut menunjukkan bahwa seluruh bank pemerintah yang terdaftar di BEI periode 2011-2012 memiliki peringkat komposit paling rendah 3
Cukup Sehat. Bahkan di tahun 2012 kebanyakan dari bank pemerintah memiliki peringkat komposit 2 Sehat dan tiga bank yaitu BNI, Mandiri dan Bank Sumut
memiliki peringkat komposit 1 Sangat Sehat yang berarti bank tersebut telah memiliki penanganan risiko yang semakin baik, tata kelola GCG yang lebih baik
ataupun rentabilitas dan permodalan yang lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis yang telah dilakukan kepada sembilan bank pemerintah baik BUMN maupun BUMD yang terdaftar dan tidak keluar delisting di Bursa
Efek Indonesia pada periode tahun 2011-2012 yang menjadi sampel, yang bertujuan untuk mengetahui Kinerja Keuangan dan Tingkat Kesehatan Bank
Menggunakan Pendekatan Berdasarkan Risiko Risk-based Bank Rating pada
Bank Pemerintah yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia , dapat ditarik beberapa
kesimpulan yaitu : 1. Secara simultan variabel CKPN terhadap Total Kredit, Posisi Devisa Neto,
NPL Bruto, LDR, ROA, NIM dan CAR secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap Tingkat Kesehatan Bank.
2. Secara parsial variabel CKPN terhadap Total Kredit, Posisi Devisa Neto, NPL Bruto, ROA dan CAR berpengaruh signifikan terhadap Tingkat
Kesehatan Bank. Variabel LDR dan NIM berpengaruh tidak signifikan terhadap Tingkat Kesehatan Bank. Sejalan dengan penelitian Luciana
Spica Almilia dan Winny Herdiningtyas 2005, Titik Aryati dan Shirin Balafif 2007 dan Welthi Sugiarti 2012 yang menyatakan LDR dan
NIM berpengaruh tidak signifikan terhadap Tingkat Kesehatan Bank. 3. Uji hipotesis menggunakan analisis regresi berganda menunjukkan bahwa
variabel Posisi Devisa Neto, NPL Bruto, LDR, ROA dan CAR memiliki pengaruh positif terhadap Tingkat Kesehatan Bank dimana bila variabel-
Universitas Sumatera Utara