Equipment Failures Breakdowns Idling dan Minor Stoppages

Tabel 5.11. Perhitungan Overall Equipment Effectivenes OEE Mesin Hammer Mill 2 Periode Maret - Mei 2008 Bulan Availability Performance Efficiency Rate of Quality Product OEE Maret 92,47 77,60 99,96 71,72 April 92,97 67,76 99.96 62,97 Mei 92,48 74,47 99,96 69,84 Sumber : Hasil Pengolahan Data .

5.2.12. Perhitungan OEE Six Big Losses

5.2.12.1. Downtime Losses

1. Equipment Failures Breakdowns

Kegagalan mesin melakukan proses equipment failure atau kerusakan breakdown yang tiba-tiba dan tidak diharapkan terjadi adalah penyebab kerugian yang terlihat jelas, karena kerusakan tersebut akan mengakibatkan mesin tidak menghasilkan output. Besarnya persentase efektivitas mesin yang hilang akibat faktor breakdowns loss dapat dihitung dengan menggunakan rumusan sebagai berikut : 100 × = Time Loading time Breakdown Total Loss Breakdowns Dengan menggunakan rumusan di atas, maka diperoleh perhitungan breakdowns loss mesin Hammer Mill 2 periode Maret, sebagai berikut : 5,35 100 jam 1 , 362 jam 4 , 19 = × = Loss Breakdowns Universitas Sumatera Utara Dengan cara perhitungan yang sama maka nilai persentase breakdown loss mesin Hammer Mill 2 dapat dilihat pada Tabel 5.12. Tabel 5.12. Breakdown Loss pada mesin Hammer Mill 2 Periode Maret-Mei 2008 Bulan Total Breakdown jam Loading Time jam Breakdown Loss Maret 19,4 362,1 5,35 April 19 355 5,24 Mei 19,6 364,4 5,37 Sumber : Hasil Pengolahan Data

2. Setup dan Adjustment

Penggantian suku cadang yang mengalami kerusakan pada mesin maupun pemeliharaan mesin secara keseluruhan akan mengakibatkan mesin tersebut harus dihentikan terlebih dahulu. Sebelum mesin difungsikan kembali akan dilakukan penyesuaian terhadap fungsi mesin tersebut yang dinamakan dengan waktu setup dan adjustment mesin. Dalam perhitungan setup dan adjustment loss dipergunakan data waktu setup mesin yang mengalami kerusakan dan pemeliharaan mesin secara keseluruhan di mesin Hammer Mill 2. Untuk mengetahui besarnya persentase downtime loss yang diakibatkan oleh waktu setup dan adjustment tersebut digunakan rumusan sebagai berikut 100 × = time Loading time ustment Setupadj Total Loss stment Setupadju Perhitungan persentase setup dan adjustment loss dilakukan dengan menggunakan rumusan di atas untuk periode Maret 2008 adalah sebagai berikut : 2,16 100 jam 362,1 jam 7,85 = × = Loss stment Setupadju Universitas Sumatera Utara Dengan cara yang sama dilakukan untuk periode berikutnya dan dapat dilihat pada Tabel 5.13. berikut ini : Tabel 5.13. Set up and Adjustment Losses di mesin Hammer Mill Periode Maret-Mei 2008 Bulan Set up Time jam Loading Time jam Set up and Adjustment Losses Maret 7,85 362,1 2,16 April 6,95 355 1,95 Mei 7,18 364,4 1,97 Sumber : Hasil Pengolahan Data

5.2.12.2. Speed Loss

Speed loss terjadi pada saat mesin tidak beroperasi sesuai dengan kecepatan produksi maksimum yang sesuai dengan kecepatan mesin yang dirancang. Faktor yang mempengaruhi speed losses ini adalah idling and minor stoppages dan reduced speed.

1. Idling dan Minor Stoppages

Jika mesin tidak beroperasi dengan lancar pada kecepatan yang tetap, maka kecepatannya akan berkurang dan aliran produksi akan terganggu. Idling and minor stoppages terjadi tidak disebabkan oleh kesalahan teknikal,akan tetapi akibat gangguan eksternal seperti komponen yang tesangkut dan lain-lain. Untuk mengetahui besarnya faktor efektivitas yang hilang karena faktor idling dan minor stoppages digunakan rumusan sebagai berikut : 100 × = time Loading time ive Nonproduct stoppages minor and Idling Universitas Sumatera Utara Perhitungan persentase idling dan minor stoppages dilakukan dengan menggunakan rumusan di atas untuk periode Maret 2008 adalah sebagai berikut : 0,86 100 1 , 362 jam 3,15 = × = jam stoppages minor and Idling Dengan cara yang sama dilakukan untuk periode berikutnya dan dapat dilihat pada Tabel 5.14. berikut ini : Tabel 5.14. Idling an Minor Stoppages di Mesin Hammer Mill 2 Periode Maret-Mei 2008 Bulan Loading Time jam Nonproductive Time jam Idling and Minor Stoppages Maret 362,1 3,15 0,86 April 355 5,01 1,41 Mei 364,4 11,7 3,2 Sumber : Hasil Pengolahan Data

2. Reduced Speed

Dokumen yang terkait

Peningkatan Efektifitas Mesin Blowing Berdasarkan Evaluasi Overall Equipment Effectiveness dan FMEA pada Industri Manufaktur Plastik

13 124 92

Integrasi Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis untuk Meningkatkan Efektivitas Mesin Hammer Mill di PT. Salix Bintama Prima

12 167 136

Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Pada Pabrik RSS PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Batang Serangan.

1 52 148

Study Peningkatan Overall Equipment Effectiveness Melalui Penerapan Total Productive Maintenance Di PTPN IV PKS Pasir Mandoge

19 90 160

Penerapan Total Productive Maintenance Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Dengan Meggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness DI PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para

2 46 124

Studi Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi di PT. Sinar Sosro

11 118 155

IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DALAM PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DI PT. MULTI BINTANG INDONESIA

1 6 69

Penerapan Total Productive Maintenance untuk Peningkatan Efisiensi Produksi dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness Pada Turbin Uap Type C5DS II - Gvs di PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk Begerpang POM

1 9 92

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Thermoforming Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

10 85 86

Analisis Total Productive Maintenance untuk Peningkatan Efisiensi Produksi dengan Menggunakan Metode Overall

2 5 11