The Modigliani-Miller Model Pecking Order theory

18

2.1.2 Teori Struktur Modal

Terdapat beberapa teori struktur modal yang digunakan dengan tujuan memberikan landasan berpikir untuk menentukan struktur modal yang optimal.Pada penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teori untuk menjelaskan tentang teori struktur modal.

2.1.2.1 The Modigliani-Miller Model

Teori struktur modal yang dikembangkan oleh Franco Modigliani dan Merton Miller 1958 dalam Setiawan 2014 menyatakan bahwa dengan menggunakan hutang bahkan dalam jumlah yang lebih banyak perusahaan dapat meningkatkan nilainya jika ada pajak. Jika tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan, maka perusahaan tersebut akan membutuhkan hutang. Berikut merupakan asumsi Modigiliani-Miller yang mencakup hal-hal Brigham dan Houston, 2006:623 : a. Tidak ada biaya broker perantaraan. b. Tidak ada pajak perorangan. c. Para investor dapat meminjam dengan suku bunga yang sama dengan perusahaan. d. Investor dan manajemen memiliki informasi yang sama mengenai peluang investasi perusahaan di masa mendatang. e. Semua hutang perusahaan tidak mengandung risiko, berapapun jumlah hutang yang digunakan. f. EBIT tidak dipengaruhi oleh jumlah hutang. Universitas Sumatera Utara 19 Adanya asumsi-asumsi tersebut menyebabkan teori ini dianggap tidak relevan karena asumsi-asumsi tersebut hampir tidak dapat dipenuhi.Namun demikian, peneliti lain termasuk Franco Modigliani dan Merton Miller membuat perbakan atas asumsi-asumsi tersebut. Perbaikan tersebut dapat diringkas sebagai berikut: a. Adanya efek pajak. b. Adanya efek dari biaya kebangkrutan bankruptcy cost. c. Trade off theory, perusahaan membandingkan manfaat penggunaan hutang dengan tingkat Bungan yang lebih tinggi dan biaya kebangkrutan. d. Signaling theory, yaitu pengaruh yang disebabkan akibat adanya informasi asimetris informasi yang hanya diketahui oleh manajemen. Model Modigliani-Miller sebelumnya menyatakan bahwa informasi yang dimiliki investor dan manajemen adalah sama.

2.1.2.2 Pecking Order theory

Pecking order theory yang dikemukakan oleh Myers dan Majluf 1984 dalam Wisnu 2015 merupakan pemilihan pendanaan yang berdasarkan pada risiko.Esensi teori ini adalah adanya dua jenis modal external financing dan internal financing.Pecking order theory mengacu pada teori perusahaan yang bertujuan memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan. Manajer perusahaan yang tidak mengikuti urutan pendanaan akan berdampak pada keberhasilan perusahaan dimasa yang akan datang karena mendapatkan sinyal yang buruk mengenai prospek perusahaan. Universitas Sumatera Utara 20 Menurut Husnan 2004 dalam Wisnu 2015, pecking order theory adalah urutan sumber pendanaan dari internal laba ditahan dan eksternal penerbitas ekuitas baru. Berdasarkan teori ini, tidak suatu target rasio hutang, karena ada dua jenis modal sendiri yaitu internal dan eksternal.Modal sendiri yang berasal dari dalam perusahaan lebih disukai daripada modal sendiri yang berasal dari luar perusahaan.Pecking order theory menjelaskan mengapa perusahaa- perusahaan yang lebih profitable sedikit menggunakan hutang dibandingkan dengan perusahaan yang kurang profitable karena perusahaan yang lebih profitable memiliki dana yang mencukupi dan tidak memerlukan pendanaan eksternal dengan jumlah yang besar. Myers dalam Gitman 2003:532 menjelaskan “asymmetric information” yang terjadi di antara manajer keuangan dan investor. Asimetri informasi terjadi karena pihak manajer perusahaan mempunyai informasi yang lebih banyak mengenai operasi dan prospek masa depan dibandingkan dengan investor. Dengan demikian, pihak manajer perusahaan membuat keputusan dengan tujuan untuk memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham, kemudian asimetri informasi dapat mempengaruhi keputusan struktur modal yang dibuat oleh manajer. Adanya asimetri informasi ini mengakibatkan terjadinya gap antara pengelola dan pemilik perusahaan yang memungkinkan terjadinya moral hazard pengelola, sehingga harga saham tidak mencerminkan informasi secara penuh tentang kondisi perusahaan. Penerbitan saham juga berakibat pada turunnya dividen perlembar saham dan turunya harga atau nilai saham karena jumlah saham Universitas Sumatera Utara 21 bertambah. Akibatnya jika pendanaan eksternal dilakukan dengan penerbitan saham baru akan mendapat apresiasi atau respon negatif oleh pasar.

2.1.2.3 Trade-Off Theory

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Sektor Aneka Industri Dan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 83 97

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Modal Kerja terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur meliputi Sektor Aneka Industri dan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 78 83

Analisis Struktur Modal Optimal Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Analisis Struktur Modal Optimal Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Struktur Modal Optimal Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia

0 0 15

Analisis Struktur Modal Optimal Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

Analisis Struktur Modal Optimal Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Sektor Aneka Industri Dan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN MODAL KERJA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR MELIPUTI SEKTOR ANEKA INDUSTRI DAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 4 11

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ARTIKEL ILMIAH

0 0 17