Dividend Yield Ratio= Dividen Per Share
Market Price Per Share x 100
Rasio kedua adalah rasio pembayaran dividen dividend payout ratio. Rasio ini merupakan rasio yang paling penting diperhatikan dalam penentukan kebijkan
dividen perusahaan. Dividend payout ratio DPR merupakan proporsi laba bersih yang dibagikan secara kas kepada pemegang saham. Rasio ini adalah
perbandingan antara dividen yang dibagikan dengan laba bersih yang diperoleh perusahaan, biasanya disajikan dalam bentuk presentase Sitanggang 2012: 6.
Dividend Payout Ratio= Dividend Per Share
Earning Per Share x 100
Semakin tinggi dividend payout ratio berarti semakin menguntungkan bagi investor, tetapi bagi pihak manajemen, hal tersebut akan mengurangi sumber
modal internal perusahaan karena akan mengurangi laba ditahan.
2.1.1.7. Teori Kebijakan Dividen
Menurut preferensi investor ada tiga teori yang mendasari kebijakan dividen Brigham dan Houston 2011:211, yaitu:
1. Dividend Irrelevence Theory
Teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh pada harga saham maupun terhadap biaya modalnya. Teori ini dikemukakan oleh
Merton Miller dan Franco Modigliani MM. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan ditentukan pada kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba, bukan pada bagaimana laba tersebut dibagi menjadi
Universitas Sumatera Utara
dividen dan laba ditahan. Sehingga kebijakan dividen merupakan suatu yang tidak relevan untuk dipersoalkan. Teori MM menyatakan bahwa nilai
perusahaan tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya dividend payout ratio, tetapi hanya ditentukan oleh profitabilitas dasar dan risiko usahanya, dengan
asumsi bahwa tidak ada pajak yang dibayarkan atas dividen, saham dapat dibeli dan dijual tanpa adanya biaya transaksi, semua pihak baik manajer
maupun pemegang saham memiliki informasi yang sama tentang laba perusahaan di masa yang akan datang.
2. Bird in the Hand Theory
Teori ini dikemukakan oleh Gordon dan Lintner yang menyatakan bahwa para investor lebih menyukai dividen dibandingkan dengan capital gain.
Dividen memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan capital gain, oleh karenanya investor akan merasa lebih aman untuk mengharapkan
dividen saat ini dibandingkan menunggu capital gain yang di masa depan. 3.
Tax Differential Theory Teori ini didasarkan atas pada perbedaan pajak antara dividen dengan
keuntungan modal capital gain. Pajak atas dividen harus dibayarkan pada tahun saat dividen tersebut diterima, sedangkan pajak atas capital gain tidak
dibayarkan sampai saham dijual. Adanya keunggulan pajak tersebut maka membuat investor lebih menyukai capital gain dibandingkan karena dapat
menunda pembayaran pajak dibandingkan dengan dividen.
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.8. Bentuk Kebijakan Dividen
Menurut Tampubolon 2005:185 ada beberapa bentuk kebijakan dividen yang dapat dilakukan, antara lain sebagai berikut:
1. Kebijakan dividen yang stabil
Kebijakan dividen yang stabil biasanya dilakukan oleh perusahaan yang mempunyai tingkat resiko yang rendah. Kebijaksanaan pembayaran dividen
yang stabil juga diperlukan untuk perusahaan yang ditempatkan dalam daftar saham-saham, dimana lembaga-lembaga keuangan yang akan
menanamkan modalnya. 2.
Rasio konstan pembayaran dividen Dalam kebijakan dividen ini, suatu presentase yang tetap dari pendapatan
akan dibayarkan sebagai dividen. Dengan pendekatan ini maka dividen yang akan dibayarkan akan berbeda-beda karena net income yang selalu berbeda.
3. Kebijakan secara kompromi
Dengan pendekatan ini, kebijakan dividen ditentukan dengan cara yang terbaik yang saling menguntungkan baik bagi pihak manajemen perusahaan
maupun bagi pemegang saham. 4.
Kebijakan dividen secara residu Dalam kebijakan ini, jumlah penghasilan yang ditahan tergantung pada
adanya kesempatan-kesempatan investasi dalam suatu tahun tertentu. Dividen yang dibayarkan merupakan jumlah residu dari pendapatan setelah
kebutuhan investasi.
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.9. Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen