Latar Belakang Pengaruh Laba Bersih, Arus Kas Operasi, Current Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dividen merupakan bagian dari keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan yang didistibusikan kepada para pemegang sahamnya. Dalam pembayarannya perusahaan dapat melakukan dengan dua cara yaitu dalam bentuk dividen kas cash dividend dan dividen non kas stock dividend. Umumnya perusahaan melakukan pembayaran dalam bentuk dividen kas yaitu pembayaran dalam bentuk uang tunai. Sedangkan cara lain adalah dalam bentuk dividen non kas yaitu dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham atau proporsi tertentu yang biasa disebut stock dividend. Pemegang saham yang telah menanamkan modalnya pada suatu perusahaan mengharapkan pembayaran dividen kas yang tinggi untuk dapat meningkatkan tingkat pengembalian return atas investasinya. Namun di sisi lain, untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan, pihak manajemen berusaha untuk menahan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Bagi pihak manajemen, dividen merupakan arus kas keluar yang mengurangi kas perusahaan, yang berarti dapat mengurangi kesempatan perusahaan dalam melakukan investasi. Oleh sebab itu, untuk dapat memperkuat pembentukan dana internal perusahaan umumnya pihak manajemen perusahaan berusaha menahan kas. Kebijakan dividen menjadi salah satu perhatian penting dalam keuangan perusahaan karena dividen adalah pengeluaran kas utama pada banyak Universitas Sumatera Utara perusahaan. Kebijakan dividen adalah keputusan perusahaan mengenai laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham atau akan ditahan sebagai laba ditahan retained earning guna pembiayaan internal perusahaan. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, hal ini berarti akan mengurangi laba ditahan retained earning, yang berarti juga akan mengurangi total sumber dana internal perusahaan. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba, maka perolehan dana internal perusahaan akan semakin besar pula yang dapat digunakan untuk kepentingan pertumbuhan perusahaan. Pembayaran dividen yang lebih besar cenderung akan meningkatkan harga saham. Meningkatnya harga saham akan meningkatkan nilai suatu perusahaan. Namun, semakin besar pembayaran dividen maka dapat mengurangi kemampuan perusahaan untuk melakukan investasi sehingga dapat menurunkan tingkat pertumbuhan perusahaan yang selanjutnya akan menurunkan harga saham. Kebijakan dividen suatu perusahaan dapat dianalisis melalui rasio pembayaran dividen dividend payout ratio. Dividend payout ratio menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Menurut Sartono 2001: 294, faktor stabilitas dividen juga akan menarik perhatian pemegang saham daripada perusahaan dengan dividend payout ratio yang tinggi, karena pembayaran dividen yang stabil merupakan indikator kondisi keuangan dan prospek perusahaan yang stabil sehingga risiko perusahaan tersebut juga lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan lain yang membayar dividen tidak stabil. Universitas Sumatera Utara Diantara banyaknya sektor industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, perusahaan yang termasuk dalam sektor industri barang konsumsi merupakan perusahaan yang dianggap stabil dan mempunyai prospek yang baik. Hal ini dapat dikarenakan sifatnya yang merupakan kebutuhan pokok, sehingga walau di tengah krisis ekonomi, perusahaan-perusahaan ini dianggap masih tetap dapat bertahan karena kondisi tersebut tidak akan langsung menurunkan keinginan masyarakat untuk tetap membeli produk yang dihasilkannya. Pada tahun 2012 total laba bersih yang diperoleh dari sektor industri barang konsumsi diketahui meningkat sebesar 6,08 dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 30.942 Milyar. Sedangkan pada tahun 2011 laba bersih yang diperoleh juga meningkat sebesar 28,29 dari tahun 2010 yaitu sebesar Rp 29.167,36 Milyar, yang tertera dalam Tabel 1.1 berikut ini. Tabel 1.1. Laba Bersih Sektor Industri Barang Konsumsi Tahun Laba Bersih Rp. Milyar Perubahan NaikTurun 2010 22.734 - 2011 29.167,36 28,29 2012 30.942 6,08 Sumber: www.idx.co.id Data Diolah Dalam sektor industri barang konsumsi juga diketahui ada beberapa perusahaan besar yang cukup berpengaruh pada peningkatan IHSG, tiga perusahaan industri barang konsumsi yang termasuk dalam sepuluh besar perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar tertinggi pada tahun 2012 adalah PT HM Sampoerna Tbk, PT Unilever Indonesia Tbk dan PT Gudang Garam Tbk, tiga perusahaan tersebut juga diketahui merupakan perusahaan yang memberikan dividen kas terbesar dalam sektor industri barang konsumsi pada tahun 2012, Universitas Sumatera Utara besarnya dividen kas masing-masing perusahaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini. Tabel 1.2. Perusahaan yang Membagikan Dividen Terbesar pada Sektor Industri Barang Konsumsi No. Nama Perusahaan Kode Dividen Kas Rp. Milyar 2012 2011 1 HM Sampoerna Tbk HMSP 6.794,65 8.065,72 2 Unilever Indonesia Tbk UNVR 4.547,48 4.532,22 3 Gudang Garam Tbk GGRM 1.982,63 1.727,45 Sumber: www.idx.co.id PT HM Sampoerna Tbk adalah perusahaan yang membagikan dividen kas terbesar pada tahun 2012 dalam sektor industri barang konsumsi, namun besarnya dividen kas yang dibagikan tersebut menurun dari tahun sebelumnya. Sementara itu dividen kas yang dibagikan oleh PT Unilever Indonesia Tbk dan PT Gudang Garam Tbk juga mengalami peningkatan pada tahun 2012. Pada tahun sebelumnya ketiga perusahaan yang membagikan dividen kas terbesar pada industri ini juga menghasilkan laba bersih yang meningkat. Disamping itu, arus kas operasi dan likuiditas pada PT HM Sampoerna Tbk juga mengalami peningkatan. Sementara itu PT Unilever Tbk mengalami peningkatan pula pada arus kas operasi dan rasio leverage dan PT Gudang Garam Tbk juga mengalami peningkatan pada rasio leverage, yang terlihat pada Tabel 1.3 berikut. Tabel 1.3. Nilai Laba Bersih, Arus Kas Operasi, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio Kode Laba Bersih Rp. Milyar Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Rp. Milyar CR DER 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 1 HMSP 8.051 6.421 11.088 7.060 174,9 161,3 89,00 100,00 2 UNVR 4.164 3.387 5.462 3.620 68,8 85,1 185,00 115,00 3 GGRM 4.958 4.146 90,307 2.872 224,5 270,1 59,00 44,00 Sumber : www.idx.co.id Data Diolah Universitas Sumatera Utara Disamping tiga perusahaan yang membagikan dividen kas paling besar pada sektor industri barang konsumsi tersebut, diketahui pula ada tiga perusahaan yang membagikan dividen kas paling rendah dalam sektor tersebut, yaitu PT Mustika Ratu Tbk, PT Kimia Farma Tbk dan PT Mandom Indonesia Tbk, yang terlihat pada Tabel 1.4. Tabel 1.4. Perusahaan yang Membagikan Dividen Terendah pada Sektor Industri Barang Konsumsi No. Nama Perusahaan Kode Dividen Kas Rp. Milyar 2012 2011 1 Mustika Ratu Tbk MRAT 6,966 4,883 2 Kimia Farma Tbk KAEF 34,353 27,743 3 Darya Varia Tbk DVLA 35,280 33,600 Sumber: www.idx.co.id Pada tahun 2012 PT Mustika Ratu Tbk adalah perusahaan yang membagikan dividen kas paling rendah pada sektor industri barang konsumsi. PT Kimia Farma Tbk dan PT Darya Varia Tbk juga termasuk diantara tiga perusahaan yang membagikan dividen kas paling rendah pada sektor industri barang konsumsi, perusahaan tersebut masing-masing mengalami peningkatan pada jumlah dividen kas. Pada Tabel 1.5 dapat pula dilihat bagaimana laba bersih, arus kas operasi, likuiditas serta financial leverage masing-masing perusahaan tersebut pada tahun sebelumnya dapat mempengaruhi dividen kasnya. Tabel 1.5. Nilai Laba Bersih, Arus Kas Operasi, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio No. Kode Laba Bersih Rp. Milyar Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Rp. Milyar CR DER X 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2012 2011 1 MRAT 26 24 1,143 4,613 627,1 761,4 18,00 14,00 2 KAEF 172 139 81,553 139,119 274,8 242,5 43,00 48,00 3 DVLA 121 111 72,518 130,614 483 371,7 28,00 33,00 Sumber: www.idx.co.id Data Diolah Universitas Sumatera Utara Pada tahun 2011 ketiga perusahaan tersebut mengalami peningkatan pada laba bersih. Selain itu, PT Mustika Ratu Tbk juga mengalami peningkatan pada rasio leverage sedangkan PT Kimia Farma Tbk dan PT Darya Varia Tbk juga mengalami peningkatan pula pada rasio likuiditas. Berdasarkan fenomena yang terjadi, dapat diketahui bahwa ternyata disamping laba bersih yang dihasilkan dan profitabilitas yang dicapai perusahaan, banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kebijakan dalam pembagian jumlah dividen suatu perusahaan, diantaranya faktor kebutuhan dana perusahaan, likuiditas, kemampuan meminjam, dan stabilitas dividen. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh laba bersih, arus kas operasi, current ratio, dan debt to equity ratio terhadap kebijakan dividen perusahaan khususnya pada sektor industri barang konsumsi. Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba merupakan indikator utama dari kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Meskipun demikian, pada kenyataannya adakalanya bahwa tidak semua perusahaan yang mengalami kenaikan laba membayar dividen. Arus kas operasi juga mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba karena arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan dana yang bersumber dari internal. Kas perusahaan yang dihasilkan melalui aktivitas operasi mengartikan bahwa perusahaan tersebut mampu menghasilkan kas untuk perusahaan yang selanjutnya dapat dibagikan kepada pemegang sahamnya. Darvil et al. 2012 di dalam penelitiannya mengemukakan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara arus kas operasional terhadap dividen kas. Namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian Universitas Sumatera Utara Irawan dan Nurdhiana 2012 yang menemukan bahwa arus kas operasi tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Selain itu, likuiditas perusahaan pun diduga menjadi salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi keputusan kebijakan dividen perusahaan. Bagi perusahaan, dividen merupakan kas keluar, semakin tinggi likuiditas perusahaan secara keseluruhan maka diharapkan semakin tinggi kemampuannya dalam membayar dividen. Likuiditas perusahaan dapat diukur dengan current ratio rasio lancar. Angka rasio ini akan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya sebesar rasio tersebut. Suharli 2007 di dalam penelitiannya menyatakan bahwa kebijakan pembagian jumlah dividen suatu perusahaan dipengaruhi oleh return on investment dan diperkuat oleh current ratio suatu perusahaan, sementara itu Deitiana 2009 menemukan hal yang sebaliknya bahwa current ratio tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Disamping itu, financial leverage juga diduga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi keputusan kebijakan dividen. Financial leverage menunjukkan proporsi penggunaan hutang dalam membiayai investasinya. Financial leverage dapat diukur dengan debt to equity ratio yaitu rasio hutang terhadap modal. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar kewajibannya dan risiko yang dihadapi. Meningkatnya penggunaan hutang oleh suatu perusahaan akan mempengaruhi pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham, yang berarti juga dapat mengurangi kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividen, hal ini sejalan dengan penelitian Dewi 2008, namun bertentangan Universitas Sumatera Utara dengan hasil penelitian Rafique 2012 yang menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara debt to equity ratio dengan kebijakan dividen. Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut dan adanya beberapa hasil penelitian terdahulu yang masih belum menunjukkan hasil yang konsisten, maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor- faktor yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen yang dilakukan pada perusahaan sektor industri barang konsumsi, dengan judul “Pengaruh laba bersih, arus kas operasi, current ratio dan debt to equity ratio terhadap kebijakan dividen pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” .

1.2. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Dan Deviden Kas Terhadap Growth Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 18 73

Pengaruh retrun on asset,current ratio,debt to equity ratio,dividen,laba bersih dan divide pay out ratio terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di jakarta islamic index periode 2009-2014

0 7 0

Pengaruh return on asset,current ratio,debt to equity ratio,dividen,laba bersih dan dividend payout ratio terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta islamic index periode 2009-2014

1 26 123

Pengaruh Laba Bersih dan Current Ratio terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Pertambangan Batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

8 35 68

Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 23

Data Variabel Dividend Payout Ratio (2009-2012), Laba Bersih Arus Kas Operasi, Current Ratio dan Debt to Equity Ratio (2008-2011) : Data Variabel Dividend Payout Ratio () Tahun 2009-2012 Perusahaan Sampel Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI: No

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Dividen - Pengaruh Laba Bersih, Arus Kas Operasi, Current Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Laba Bersih, Arus Kas Operasi, Current Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 9

Pengaruh Laba Bersih, Arus Kas Operasi, Current Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN TOTAL ASSET TURN OVER TERHADAP PEROLEHAN LABA BERSIH PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Repository UM Pontianak

0 0 82