PEMBAHASAN DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.20 merupakan hasil perhitungan prestasi belajar siswa pada siklus II. Nilai rata-rata kelas pada siklus II menjadi 7.86. Siswa yang mencapai KKM pada siklus II berjumlah 28 siswa atau 93.33. Tabel 4.21 Hasil Pencapaian Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan II Indikator dan Variabel Kondisi Awal Target Sikus I Hasil Siklus I Target Siklus II Rata-rata Hasil Siklus II Ket Rata-rata Kelas 7.12 7.50 7.28 7.50 7,86 Tercapai Siswa yang mencapai KKM 60.71 70 76,67 80 93,33 Tercapai Tabel 4.21 menjelaskan nilai rata-rata kelas siklus II meningkat dari siklus I sebesar 0.58. Nilai rata-rata tersebut meningkat dari 7.28 pada siklus I meningkat menjadi 7.86 pada siklus II. Peningkatan tersebut sudah mencapai target capaian siklus II yaitu sebesar 7.50. Peningkatan siswa yang mencapai KKM siklus II adalah sebesar 16.67 dari siklus I. Jumlah siswa yang mencapai KKM tersebut meningkat dari 76.67 pada siklus I menjadi 93.33 pada siklus II. Peningkatan tersebut sudah mencapai target capaian siklus II yaitu sebesar 80.

C. PEMBAHASAN

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dalam penelitian ini menggunakan pendekatan SCL model PBL sebagai upaya untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV SD N Selomulyo tahun pelajaran 20132014. Penelitian yang dilakukan selama 2 siklus ini mengalami peningkatan. Peningkatan terjadi pada siklus I dan terjadi pula pada siklus II. Pembelajaran secara umum dilakukan dengan menerapkan model PBL pada setiap pertemuannya untuk siklus I dan siklus II. Peneliti merancang perangkat pembelajaran siklus I dalam 3 kali pertemuan dan siklus II dalam 2 pertemuan. Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model PBL dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Tabel di bawah ini merupakan data peningkatan minat dan prestasi belajar siswa kelas IV SD N Selomulyo tahun pelajaran 20132014. Tabel 4.22 Data Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD N Selomulyo Tahun Ajaran 20132014 Indikator dan Variabel Deskriptor Kondisi Awal Target Capaian Siklus I Rata-rata Hasil Siklus I Ket. Target Capaian Siklus II Rata-rata Hasil Siklus II Ket. Persentase minat siswa secara keseluruhan Jumlah siswa yang mencapai kriteria cukup berminat dibagi jumlah siswa dikali 100 56.67 71.67 81.99 Tercapai 90 95 Tercapai Skor Rata-rata Indikator Minat Siswa memiliki rasa senang saat pembelajaran IPA Jumlah siswa yang mencapai sangat berminat dan berminat pada setiap indikator dibagi jumlah seluruh siswa dikali 100

3.19 3.69

3.85 Tercapai 4.00 4.34 Tercapai Siswa memperhatikan saat proses pembelajaran IPA

3.21 3.71

3.86 Tercapai 4.01 4.31 Tercapai Siswa terlibat dalam proses pembelajaran IPA

3.22 3.72

3.81 Tercapai 4.31 4.36 Tercapai Siswa berinisiatif mencari informasi baru

3.04 3.54

3.42 Belum Tercapai 3.54 4.21 Tercapai Prestasi Belajar Siswa Rata-rata Kelas Jumlah siswa yang luus KKM dibagi jumlah seluruh siswa dikali 100 7.12 7.50 7.28 Belum Tercapai 7.50 7.86 Tercapai Siswa yang mencapai KKM Jumlah nilai yang diperoleh dibagi jumlah siswa 60.71 70 76.67 Tercapai 80 93.33 Tercapai Tabel 4.22 menjelaskan mengenai data peningkatan minat dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD N Selomulyo tahun pelajaran 20132014 pada siklus I dan siklus II. Data menunjukkan terjadi peningkatan dari setiap indikator minat dan prestasi. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai peningkatan minat dan prestasi siswa pada siklus I dan siklus II. 1. Peningkatan Minat Siswa Peningkatan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA dilihat dari peningkatan rata-rata minat secara keseluruhan. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus yang masing-masing terdiri dari 3 pertemuan untuk siklus 1 dan 2 pertemuan untuk siklus 2. Pada setiap pertemuannya, peneliti menggunakan model pembelajaran PBL. Model pembelajaran PBL menurut Trianto 2009: 90 adalah sebuah model pembelajaran yang berdasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata. Langkah-langkah PBL menurut Domi Severinus 2013: 10 adalah identifikasi masalah, merancang kegiatan pemecahan masalah, melaksanakan kegiatan pemecahan masalah, kegiatan tutorial, melanjutkan kegiatan penyelesaian masalah, menyusun laporan, dan penilaian. Pada siklus I pertemuan 1 kegiatan mengidentifikasi masalah dilakukan siswa dengan cara berdiskusi dengan kelompoknya mengenai permasalahan yang diberikan oleh guru. Permasalahan tersebut mengenai “bagaimana cokelat padat bisa menjadi cair dan begitu juga sebaliknya”. Permasalahan ini menarik bagi siswa karena berhubungan dengan cokelat. Pada kegiatan mengidentifikasi masalah, siswa menuliskan hasil diskusinya pada kolom LKS yang telah disediakan. Contoh lembar LKS yang telah diisi oleh siswa dapat dilihat pada lampiran 17. Selanjutnya siswa merancang kegiatan pemecahan masalah. Siswa memahami alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan. Siswa juga membacakan langkah-langkah percobaan yang akan mereka lakukan. Hal ini dilakukan oleh siswa agar seluruh anggota kelompok memahami tugas masing-masing. Selanjutnya siswa melaksanakan kegiatan pemecahan masalah dengan melakukan percobaan yang telah mereka siapkan sebelumnya. Siswa bersama dengan kelompoknya secara bergantian melakukan percobaan tersebut. Siswa bekerja sesuai dengan tugasnya masing- masing, dimulai dengan menyalakan api dengan korek, menaikkan panci, mengisi panci dengan air, menaruh cokelat dalam wadah kecil, mengaduk-aduk, menunggu cokelat menjadi cair, dan mendinginkannya dengan menggunakan es. Pada saat siswa melakukan percobaan, guru juga melakukan kegiatan tutorial dengan memberikan masukan kepada masing-masing kelompok mengenai percobaan yang telah dilakukan. Siswa selanjutnya menyelesaikan kegiatan percobaan berdasarkan masukan yang diberikan oleh guru. Siswa selanjutnya menyelesaikan LKS yang diperoleh yang akan dilaporkan oleh guru dan melakukan penilaian bersama. Pada pertemuan kedua siswa diberikan permasalahan mengenai “apa yang terjadi dengan air yang dipanaskan, dan apa yang terjadi pada gelas yang diisi dengan es”. Pada kegiatan identifikasi masalah siswa berdiskusi kembali seperti pertemuan pertama mengenai masalah yang diberikan oleh guru. Siswa juga menuliskan jawaban atau hasil diskusi pada kolom yang telah disediakan. Siswa selanjutnya merancang kegiatan pemecahan masalah dengan mendiskusikan alat dan bahan yang diperlukan dan mempersiapkan alat dan bahan tersebut. Siswa juga membagi tugas dari anggota kelompok masing-masing. Siswa dibimbing oleh guru mendiskusikan langkah-langkah kegiatan pemecahan masalah atau percobaan yang akan dilakukan. Pada kegiatan pemecahan masalah, siswa melakukan percobaan dengan panduan LKS. Siswa melakukan percobaan dengan merebus air dan memberikan es yang berisi air ke dalam gelas. Siswa juga melakukan kegiatan tutorial. Melalui kegiatan tutorial ini siswa akan mendapatkan masukan dari guru. Selanjutnya siswa kembali melaksanakan kegiatan pemecahan masalah dengan mengamati percobaan yang telah mereka lakukan. Siswa kemudian menyelesaikan tugas-tugas yang ada di dalam LKS kemudian melaporkannya kepada guru. Siswa dibimbing guru selanjutnya melakukan penilaian bersama. Pada pertemuan terakhir siklus I, guru memberikan sebuah permasalahan mengenai “mengapa pengharum ruangan stella padat dapat menghasilkan bau yang harum”. Siswa melakukan kegiatan identifikasi masalah setelah mendapatkan permasalahan dari guru dengan mendiskusikan masalah tersebut dengan teman-teman kelompoknya. Siswa selanjutnya merancang kegiatan pemecahan masalah dengan mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan pemecahan masalah. Siswa secara berkelompok selanjutnya melaksanakan kegiatan pemecahan masalah dengan melakukan percobaan. Percobaan tersebut adalah memanaskan kapur barus yang ditaruh di atas sendok kemudian dipanaskan di atas api. Pada saat melakukan percobaan siswa juga mendapatkan masukan dari guru mengenai percobaan yang telah dilakukan. Guru selalu mengingatkan kepada siswa agar tidak lupa mencatat waktu yang digunakan untuk percobaan. Selanjutnya, siswa melanjutkan kegiatan percobaan tersebut. Siswa kemudian menyusun laporan dengan cara menyelesaikan tugas-tugas yang ada di dalam LKS dianjutkan dengan melakukan penilaian bersama. Pada siklus II pertemuan 1, siswa mendapatkan sebuah permasalahan mengenai “apakah benda-benda yang ada disekolah terbuat dari bahan yang sama”. Siswa selanjutnya mengidentifkasi masalah tersebut bersama dengan kelompoknya. Siswa berdiskusi mengenai masalah tersebut, dan menuliskannya pada kolom LKS. Siswa selanjutnya merancancang kegiatan pemecahan masalah. Siswa memilih tempat yang akan dikunjungi pada saat melakukan pengamatan. Siswa kemudian melaksanakan kegiatan pemecahan masalah dengan melakukan pengamatan di lingkungan sekolah. Tempat-tempat yang digunakan siswa dalam melakukan pengamatan adalah kantin, toilet, masjid, halaman sekolah, perpustakaan, dan ruang kelas. Siswa secara berkelompok melakukan pengamatan pada tempat-tempat tersebut dan menuliskan hasil pengamatannya pada LKS. Guru selalu membimbing dan memberikan masukan kepada setiap kelompok yang sedang melakukan pengamatan. Siswa yang sudah selesai melakukan pengamatan, kembali ke kelas dan melanjutkan kembali menyelesaikan LKS. Siswa secara berkelompok melaporkan hasil pengamatannya dengan cara melakukan presentasi di depan kelas. Selanjutnya, siswa bersama dengan guru melakukan penilaian tentang kegiatan yang telah dilaksanakan. Pada pertemuan 2 siklus II, siswa diberikan permasalahan mengenai manfaat dan sifat dari benda-benda yang telah dibawa oleh siswa. Siswa menyiapkan alat dan bahan yang telah mereka bawa dari rumah. Siswa kemudian mengidentifikasi masalah yang diberikan oleh guru dengan berdiskusi. Siswa selanjutnya merancang kegiatan pemecahan masalah atau percobaan yang akan dilakukan dengan cara menyiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan dengan cara membaginya menjadi 3. Siswa menggunting atau memotong benda-benda tersebut. Pada kegiatan penyelesaian masalah, benda-benda yang sudah disiapkan oleh siswa selanjutnya dimasukkan ke dalam air, kemudia dibakar, dan terakhir ditekan dengan tangan. Siswa melakukan percobaan ini secara bergantian. Siswa mencatat hasil percobaan yang telah dilakukan di kolom LKS. Siswa juga mendapatkan masukan dari guru tentang percobaan yang dilakukan. Siswa melaporkan hasil percobaan dengan melakukan presentasi di depan kelas. Siswa bersama dengan guru selanjutnya melakukan penilaian bersama. Berdasarkan tabel 4.22, rata-rata persentase jumlah siswa yang berminat siswa yang mencapai minimal cukup berminat dalam pembelajaran IPA sebelum diberikan tindakan adalah 56.67 selanjutnya meningkat menjadi 81.99 pada siklus I dan kembali meningkat menjadi 95 pada siklus II. Peningkatan persentase jumlah siswa yang berminat dalam pembelajaran IPA disajikan dalam gambar 4.1. Gambar 4.1 Grafik Pencapaian Rata-rata Minat Secara Keseluruhan 20 40 60 80 100

56.67 71.67 81.99 90

95 Data Awal Target Capaian Siklus I Capaian Siklus I Target Capaian Siklus II Capaian Siklus II Grafik di atas menjelaskan mengenai peningkatan rata-rata minat siswa secara keseluruhan pada siklus I dan siklus II. Peningkatan persentase jumlah siswa yang berminat mengikuti pembelajaran dari kondisi awal sebesar 56.67 meningkat menjadi 81.99 pada siklus I. Peningkatan persentase minat siklus I sudah mencapai target yang ditentukan sebesar 71.67. Peningkatan persentase kembali terjadi pada siklus II yang mencapai 95. Hasil capaian ini juga sudah dapat mencapai target siklus II yang telah ditetapkan sebesar 95. Meningkatnya minat belajar siswa pada siklus I dan siklus II ini dikarenakan model pembelajaran yang digunakan yaitu PBL. Menurut Slameto 2010: 180 minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu aktifitas. Kegiatan pembelajaran yang menggunakan model PBL ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk memilih aktifitas yang disenanginya. Siswa diberi kesempatan untuk membagi tugas masing-masing anggota kelompok. Selanjutnya Winkel 2004: 212 menyatakan bahwa ciri-ciri siswa yang berminat adalah cenderung tertarik dan senang pada materi yang dipelajarinya. Pada pembelajaran dengan menerapkan PBL, permasalahan yang diberikan guru kepada siswa merupakan permasalahan yang menarik dan dekat dengan kehidupan siswa. Permasalahan-permasalahan tersebut mengenai cokelat, merebus air, membuat air es, pewangi ruangan, dan benda-benda yang ada di sekolah. Pemilihan masalah yang menarik ini menyebabkan siswa senang mempelajari materi tersebut. Slameto 2010: 58 mengungkapkan bahwa siswa yang berminat mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus. Pada kegiatan pembelajaran yang menggunakan PBL seluruh langkah-langkah kegiatan pembelajaran dilakukan oleh siswa sendiri bersama dengan kelompoknya masing-masing. Siswa dituntut untuk selalu memperhatikan kegiatan yang dilakukan. Seluruh siswa dituntut aktif mengikuti pembelajaran dimulai dari kegiatan mengidentifikasi masalah hingga kegiatan penilaian. PBL juga menuntut siswa mencari informasi lain yang berhubungan dengan materi. Siswa dapat mencari informasi dengan membaca buku maupun bertanya dengan orang lain mengenai kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan penyataan Djamarah 2008: 112 minat dapat diekspresikan melalui usaha memahami materi tersebut. Memperkuat peningkatan minat terjadi pada rata-rata minat siswa secara keseluruhan, peningkatan minat juga terjadi pada siklus I dan siklus II dibedakan ke dalam 4 Indikator. Indikator tersebut adalah rasa senang, perhatian, keterlibatan dan inisiatif mencari informasi. a. Peningkatan Minat Indikator Rasa Senang Peningkatan minat siswa pada indikator rasa senang ini ada pada setiap pertemuan pada masing-masing siklus. Menurut Djamarah 2008: 132 menyatakan bahwa minat dapat diekspresikan melalui perasaan senang dalam pembelajaran. Berdasarkan kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran PBL siswa sudah dapat menunjukkan ekspresi ceria mengikuti pembelajaran. Hal ini dibuktikan, ada awal pembelajaran siswa bersama guru bernyanyi dan melakukan tebak-tebakan tentang benda-benda yang ada di dalam kotak. Siswa bersemangat menyanyikan lagu tersebut. Siswa menunjukkan ekspresi ceria saat pembelajaran dimulai. Selanjutnya, siswa diberikan sebuah permasalahan menarik yang ada disekitar siswa yaitu “bagaimana bisa coklat yang berbentuk padat dapat berubah menjadi cair, dan coklat cair dapat berubah menjadi padat”. Pada saat kegiatan pemberian masalah ini, siswa sangat antusias untuk menjawabnya. Gambar 4.2 Siswa Menunjukkan Perasaan Senang Mengikuti Pembelajaran Pada gambar 4.9 dapat dilihat bahwa seluruh siswa bersemangat mengikuti pembelajaran. Siswa kelas IV mengepalkan tangan ke atas sebagai tanda siswa-siswa sudah siap mengikuti pembelajaran. Kegiatan bernyanyi dapat menimbulkan perasaan senang kepada siswa. Siswa selanjutnya dibagi menjadi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 6 orang siswa. Siswa menata tempat duduknya untuk kegiatan diskusi kelompok. Siswa selanjutnya menentukan nama kelompoknya masing-masing yaitu kelompok kucing, naga, burung, harimau, dan kelinci. Setiap kelompok mendapatkan callcard yang berbentuk binatang sesuai dengan nama kelompoknya masing-masing. Siswa sangat senang menerima callcard tersebut. Gambar 4.3 Siswa Mengisi Nama pada Callcard Gambar 4.310 menunjukkan siswa yang sedang mengisi callcard dengan namanya masing-masing. Siswa mendapatkan bentuk callcard sesuai dengan nama kelompok masing-masing. Siswa kemudian mengalungkan callcard tersebut pada leher masing-masing siswa. Pada Siklus I pertemuan 2, kegiatan pembelajaran dimulai dengan melakukan tepuk pisang. Siswa sangat bersemangat melakukan tepuk pisang. Selanjutnya siswa duduk bersama dengan kelompoknya masing-masing. Pada saat siswa menata meja siswa terlihat sangat bergembira. Selanjutnya guru memberikan permasalahan mengenai “Apa yang terjadi dengan air yang sedang direbus, dan apa yang terjadi gelas minuman yang diberi es?”. Permasalahan ini sangat menarik bagi siswa. Siswa menebak jawaban t ersebut secara spontan. Salah satu siswa mengatakan “airnya tumpah bu”. Selanjutnya siswa bersama dengan kelompok melaksanakan kegiatan pembelajaran. Siswa sangat gembira melaksanakan kegiatan pembelajaran tersebut. Berdasarkan tabel 4.6, pada siklus I pertemuan ketiga minat siswa pada indikator rasa senang meningkat menjadi 3.89. Pada awal pembelajaran siswa melakukan apersepsi mengenai pewangi ruangan yang berbentuk padat stella. Siswa menutup mata kemudian mencium bau stella tersebut. Siswa terlihat sangat antusias melakukan kegiatan ini. Selanjutnya siswa bersama dengan guru melakukan tepuk I’m the best. Tepuk ini dilakukan untuk membangkitkan semangat siswa mengikuti pembelajaran. Siswa selanjutnya berkumpul dengan kelompoknya untuk menjawab permasal ahan yang diberikan oleh guru yaitu mengenai “bagaimana bisa benda padat seperti stella bisa mengeluarkan bau harum?”. Siswa selanjutnya melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menerapkan PBL. Pada siklus II pertemuan 1, minat siswa pada indikator rasa senang adalah 4.24. P ada kegiatan awal siswa diajak bernyanyi “di sini senang di sana senang” dengan gerakannya. Seluruh siswa dalam kelas senang melakukan gerakan tersebut. Siswa sudah siap menerima pembelajaran. Siswa sudah mempersiapkan alat tulis mereka masing-masing di atas meja. Siswa selanjutnya dibagi kembali menjadi 6 kelompok yang beranggotakan 5 orang siswa. Nama kelompok yang digunakan dalam siklus II adalah buah-buahan. Kelompok-kelompok tersebut adalah melon, anggur, kurma, semangka, apel, dan jambu. Siswa selanjutnya melakukan pembelajaran dengan menggunakan PBL. Pada siklus II pertemuan 2 minat siswa pada indikator rasa senang mencapai 4.44 sesuai dengan tabel 4.11. Pada awal pertemuan 2 ini siswa sudah menyiapkan alat-alat yang diminta guru pada pertemuan sebelumnya. Siswa juga sudah duduk bersama kelompoknya masing-masing. Siswa bersemangat mengikuti pembelajaran. Suasana kelas sangat menyenangkan. Pada setiap akhir pembelajaran pada setiap pertemuan, siswa diberikan lembar refleksi mengenai perasaan siswa mengikuti pembelajaran. Siswa-siswa menjawab kalau mereka senang mengikuti pembelajaran. Hasil refleksi yang telah dikerjakan oleh siswa dapat dilihat pada lampiran 17 untuk siklus I dan lampiran 18 untuk siklus II. Gambar 4.4 Grafik Hasil Peningkatan Rata-rata SkorMinat Indikator Rasa Senang 1 2 3 4 5

3.19 3.69

3.85 400

4.34 Data Awal

Target Capaian Siklus I Capaian Siklus I Target Capaian Siklus II Capaian Siklus II Gambar 4.4 menjelaskan hasil peningkatan rata-rata skor minat indikator rasa senang. Peningkatan rata-rata skor minat ini mencapai 3.85 pada siklus I, dan kembali meningkat menjadi 4.34 pada siklus II. Peningkatan yang terjadi pada siklus I dan siklus II sudah mencapai target yang ditetapkan setiap siklusnya. b. Peningkatan Minat Indikator Perhatian Berdasarkan tabel 4.22 peningkatan minat pada indikator memperhatikan siklus I adalah 3.71 dan meningkat kembali menjadi 4.31 pada siklus II. Menurut Hilgard dalam Munadi 2010: 27 minat merupakan kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model PBL menyebabkan proses pembelajaran berbeda dari biasanya. Kegiatan Pembelajaran yang menggunakan PBL dapat meningkatkan Minat. Hal ini terbukti pada langkah pertama PBL, siswa secara berkelompok diminta untuk mengidentifikasi masalah yang diberikan oleh guru serta menentukan hipotesis jawaban sementara dari masalah tersebut. Hal tersebut semakin meningkatkan perhatian siswa pada kegiatan pembelajaran. Pada saat kegiatan penyelesaian masalah, siswa melakukan kegiatan tersebut berdasarkan rancangan yang telah disusun sebelumnya. Hal ini menyebabkan siswa berhati-hati untuk melakukan kegiatan penyelesaian masalah. Siswa memperhatikan setiap langkah-langkah kegiatan yang dilakukan. Pada saat kegiatan tutorial, masing-masing kelompok melaporkan hasil kegiatan yang telah mereka lakukan. Siswa memperhatikan arahan dan masukan dari guru sebagai perbaikan laporan yang akan dibacakan di depan kelas. Kegiatan-kegiatan di atas secara tidak langsung menyebabkan siswa harus memperhatikan seluruh kegiatan pembelajaran yang akan digunakan untuk membuat laporan kelompok. Gambar 4.5 Memperhatikan Penjelasan Guru Gambar 4.5 di atas menjelaskan mengenai kegiatan tutorial yang dilakukan oleh guru. Pada gambar di atas siswa terlihat sangat memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru. Pada saat itu siswa merasa kebingungan mengapa cokelat belum dapat membeku. Guru meminta siswa untuk menunggu untuk sementara waktu dikarenakan cokelat kelompok kucing cukup tebal. Hal-hal yang telah dipaparkan di atas merupakan bukti bahwa PBL dapat meningkatkan minat yang dilihat dari perhatian yang ditunjukkan oleh siswa. Hasil peningkatan minat pada siklus I dan siklus II akan disajikan ke dalam grafik di bawah ini. Gambar 4.6 Grafik Hasil Peningkatan Rata-rata Skor Minat Indikator Memperhatikan

0.5 1

1.5 2

2.5 3

3.5 4

4.5 5

3.21 3.71

3.86 4.01

4.31 Data Awal

Target Siklus I Capaian Siklus I Target Siklus II Capaian Siklus II Gambar 4.6 menunjukkan rata-rata skor minat indikator memperhatikan. Peningkatan rata-rata skor minat dari kondisi awal sebesar 3.21 meningkat menjadi 3.86 pada siklus I dan kembali meningkat menjadi 4.31 pada siklus II. Peningkatan rata-rata skor minat indikator memperhatikan sudah mencapai target capaian yang ditentukan pada masing-masing siklus. c. Peningkatan Minat Indikator Keterlibatan Berdasarkan tabel 4.22, peningkatan rata-rata skor minat siswa yang dilihat dari keterlibatan siswa mengikuti pembelajaran sebesar 3.81 pada siklus I dan 4.36 pada siklus II. Menurut Slameto 2010: 58 ciri-ciri siswa yang berminat adalah dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktifitas dan kegiatan. Pada kegiatan pembelajaran yang menggunakan PBL, hal ini dibuktikan pada saat siswa merancang kegiatan pemecahan masalah siswa bersama kelompoknya berdiskusi mengenai langkah-langkah kegiatan percobaannya. Siswa membagi tugas kepada masing- masing anggota kelompok sesuai rangcangan yang telah dibuat. Selanjutnya, siswa secara bergantian melaksanakan percobaan yang mereka rancang yang dimulai dari menyiapkan alat dan bahan, menyalakan api, memanaskan air, mendinginkan kembali, serta membersihkan tempat percobaan yang telah digunakan. Seluruh kegiatan-kegiatan di atas menyebabkan siswa selalu terlibat dalam proses pembelajaran. Gambar 4.7 Keterlibatan dalam Pembelajaran Gambar 4.7 menunjukkan kegiatan penyelesaian masalah yang dilakukan salah satu kelompok. Permasalahan yang diberikan adalah bagaimana benda cair dapat berubah menjadi gas. Siswa membuat minuman berasa strowberi yang diberikan es batu. Siswa mengamati apa yang terjadi pada gelas tersebut. Siswa dalam kelompok terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah. Selain itu, Peningkatan keterlibatan siswa juga terjadi pada siklus II. Hal ini dikarenakan langkah-langkah PBL membuat siswa menjadi aktif dalam kegiatan kelompok. Pada saat kegiatan pengamatan, masing-masing anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk mengamati benda-benda yang ada di sekitar siswa. Berikut ini akan ditampilkan grafik penigkatan minat siswa pada indikator keterlibatan siklus I dan siklus II. Gambar 4.8 Grafik Hasil Peningkatan Minat Indikator Keterlibatan

0.00 1.00

2.00 3.00

4.00 5.00

3.22 3.72

3.81 4.31

4.36 Data Awal

Target Siklus I Capaian Siklus I Target siklus II Capaian Siklus II Tabel 4.8 menjelaskan peningkatan rata-rata skor minat pada indikator pehatian. Peningkatan skor rata-rata minat mencapai 3.81 pada siklus I dan meningkat kembali menjadi 4.36 pada siklus II. Peningkatan rata-rata skor minat tersebut sudah dapat mencapai target yang telah ditentukan pada siklus I dan siklus II. d. Peningkatan Minat Indikator Inisiatif Mencari Informasi Baru Indikator minat yang terakhir adalah siswa berinisitif mencari informasi baru. Kondisi awal sebelum tindakan adalah sebesar 3.04 dan meningkat menjadi 3.42 pada siklus I. Hasil peningkatan rata-rata skor siswa pada siklus I belum dapat mencapai target yang ditentukan sebesar 3.54. Hasil peningkatan rata-rata skor pada siklus II mencapai 4.21, sehingga target capaian sudah dapat tercapai. Gambar 4.9 Grafik Hasil Peningkatan Minat Indikator Berinisiatif

0.5 1

1.5 2

2.5 3

3.5 4

4.5

3.04 3.54

3.42 3.54

4.21 Data Awal

Target Siklus I Capaian Siklus I Target Sijlus II Capaian Siklus II Grafik di atas menunjukkan terjadinya peningkatan dari kondisi awal ke siklus I sebesar 3.42 Kemudian meningkat menjadi 4.21 pada siklus II. Pada siklus I, hasil peningkatan minat belum mencapai target yang telah ditentukan yaitu 3.54 Pada siklus II, hasil peningkatan minat sudah dapat mencapai target yang ditentukan. Hasil penelitian siklus I belum dapat mencapai target capaian yang ditentukan dikarenakan semua alat dan bahan yang diperlukan siswa percobaan telah disiapkan oleh guru sebelumnya. Siswa tidak diberikan tugas untuk membawa bahan-bahan yang diperlukan untuk kegiatan pemecahan masalah. Siswa tinggal mengambil alat dan bahan yang diperlukan di meja belakang kelas. Hal tersebut menyebabkan siswa tidak mempersiapkan apa yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran pada hari sebelumnya. Hal tersebut juga menyebabkan siswa tidak berusaha mencari tahu apa kegunaan dari alat dan bahan yang akan digunakan. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 orang siswa. Jumlah kelompok tersebut terlalu besar untuk sebuah kegiatan percobaan. Hal ini menyebabkan beberapa siswa lebih banyak diam dan menyaksikan teman-temannya. Beberapa siswa ada yang mengganggu temannya yang melakukan percobaan. Siklus II menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang dapat mencapai target capaian yang ditentukan sebelumnya. Guru mempelajari apa yang terjadi pada siklus I. Guru memperkecil kelompok dengan membagi kelas ke dalam 6 kelompok yang terdiri dari 5 orang siswa. Satu hari sebelum kegiatan pembelajaran, guru meminta masing-masing kelompok untuk membawa bahan yang digunakan untuk percobaan. Pada hari sebelumnya, guru membagi siswa ke dalam kelompok yang lebih kecil yaitu terdiri dari 5 orang siswa. Setelah siswa berkumpul dengan kelompoknya, guru meminta masing-masing kelompok untuk membawa benda-benda yang terbuat dari kayu, kaca, karet, logam, kertas, kain, dan plastik dan mencari tahu kegunaannya. Tugas ini secara tidak langsung membuat siswa belajar di rumah sebelumnya mengenai benda apa saja yang terbuat dari kayu, kaca, karet, logam, kertas, kain, dan plastik. Siswa juga bertanya dan meminta bantuan orang lain untuk menentukan benda-benda tersebut. Beberapa orang siswa mencari kegunaan benda tersebut dengan membaca buku, bertanya kepada orang tua, dan mencari di internet. Kegiatan ini menyebabkan siswa berinisiatif untuk mencari informasi yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Gambar 4.10 Siswa Membagi Bahan yang Telah Dibawa dari Rumah Jumlah anggota kelompok yang semakin mengecil menjadi 5 orang menyebabkan tugas masing-masing anggota bertambah banyak. Siswa banyak bertanya dengan teman-temannya apa yang harus mereka lakukan dalam kegiatan pembelajaran. Siswa juga banyak bertanya kepada guru tentang materi pembelajaran yang sedang dipelajari. Hal-hal itulah yang menyebabkan target capaian dapat tercapai pada siklus II. Gambar 4.11 Grafik Peningkatan Rata-rata Skor Minat Siklus I dan Siklus II 1 2 3 4 5 Data Awal Target Siklus I Capaian Siklus I Target Siklus II Capaian Siklus II Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Sesuai dengan data yang ditunjukkan dalam tabel 4.22 bahwa peningkatan persentase jumlah siswa yang berminat atau mencapai minimal cukup berminat dari kondisi awal 56.67 meningkat menjadi 81.99 pada siklus I dan kembali meningkat menjadi 95 pada siklus II. Peningkatan persentase tersebut sudah mencapai target yang telah ditentukan. Peningkatan minat juga terjadi pada skor rata- rata masing-masing indikator. Indikator rasa senang meningkat dari kondisi awal sebesar 3.19 menjadi 3.85 pada siklus I kemudian meningkat kembali menjadi 3.85 pada siklus II. Peningkatan rata-rata skor indikator memperhatikan sebesar 3.21 pada kondisi awal kemudian meningkat menjadi 3.86 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 4.31 pada siklus II. Indikator keterlibatan juga mengalami peningkatan sebesar 3.81 pada siklus I dan 4.36 pada siklus II dari kondisi awal sebesar 3.22. Peningkatan skor rata-rata indikator minat pada siklus I sebesar 3.42 dari kondisi awal 3.04 dan kembali meningkat menjadi 4.21 pada siklus II. Secara umum seluruh indikator minat kecuali indikator siswa berinisiatif mencari inisiatif baru dapat menunjukkan peningkatan yang signifikan. Peningkatan yang signifikan juga terjadi pada siklus II. Seluruh indikator minat pada siklus II dapat mencapai target yang telah ditentukan sebelumnya. Adanya peningkatan minat dan tercapainya target capaian minat ini dikarenakan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran PBL.Perhitungan pencapaian minat siswa berasal dari kuesioner yang diisi oleh siswa. Gambar 4.12 Kuesioner yang Telah Diisi oleh Siswa Gambar 4.12 merupakan contoh kuesioner yang telah diisi oleh siswa pada pertemuan siklus I. Hasil perhitungan kuesioner telah disajikan pada hasil penelitian. Hasil kuesioner inilah yang peneliti hitung untuk mengetahui peningkatan minat siswa dalam pembelajaran. 2. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Prestasi belajar menurut Kusumah dan Dwitagama 2009: 153 menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang biasanya ditunjukkan dengan nilai atau angka oleh guru. PBL sendiri merupakan sebuah model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai titik tolak pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model PBL prestasi belajar siswa juga meningkat. Prestasi belajar pada penelitian ini dilihat dari nilai rata-rata kelas dan presentase siswa yang mencapai KKM. Nilai siswa pada penelitian ini dilihat dari 3 aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Nilai kognitif didapatkan dari lembar evaluasi. Nilai kognitif siswa dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran yang menerapkan pendekatan SCL model PBL. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut siswa melakukan percobaan untuk menyelesaiakan masalah. Pada akhir siklus I atau pertemuan 3 siswa mengerjakan soal evaluasi yang berjumlah 20 soal pilihan ganda. Pada akhir siklus II siswa juga mengerjakan soal evaluasi yang berjumlah 20 soal pilihan ganda. Lembar evaluasi yang telah dikerjakan siswa dapat dilihat pada lampiran 17 untuk siklus I dan lampiran 18 untuk siklus II. Nilai afektif yang diukur dapat penelitian ini adalah minat siswa. Nilai afektif didapatkan dari lembar kuesioner. Kuesioner dibagikan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Kuesioner ini terdiri dari 23 item pernyataan yang merupakan pengembangan dari 4 indikator minat. Indikator tersebut adalah rasa senang, perhatian, keterlibatan, dan inisiatif mencari informasi lain. Nilai psikomotorik siswa didapatkan dari lembar pengamatan psiokomotorik pada saat siswa melakukan percobaan. Lembar pengamatan psikomotorik tersebut memuat 2 aspek yaitu keruntutan dan kelengkapan. Pada saat melakukan percobaan siswa berpedoman dengan langkah-langkah percobaan yang ada pada LKS. Data awal prestasi belajar siswa diperoleh dengan melakukan dokumentasi terhadap nilai ulangan harian siswa pada materi perubahan wujud benda. Dokumentasi penilaian yang digunakan untuk data awal adalah nilai mata pelajaran IPA kelas IV SD N Selomulyo pada 2 tahun terakhir. Yaitu tahun ajaran 20112012 dan tahun 20122013. Nilai rata-rata kelas didapatkan dengan menjumlahkan seluruh nilai siswa dibagi dengan jumlah siswa. Tabel 4.22 juga menunjukkan prestasi belajar siswa kelas IV SD N Selomulyo pada siklus I dan siklus II. Prestasi siswa mengalami peningkatan dari data awal ke siklus I dan siklus II. Peningkatan nilai rata-rata kelas ditunjukkan dengan kondisi awal sebesar 7.12 meningkat menjadi 7.28 pada siklus I. Nilai rata-rata kelas tersebut sudah meningkat namun belum dapat mencapai target capaian sebesar 7.50. Hasil rata-rata kelas pada siklus II meningkat menjadi 7.86. Peningkatan ini juga dapat mencapai target capaian. Siswa yang mencapai KKM sesuai kondisi awal sebesar 60.71 meningkat menjadi 76,67 pada siklus I dan kembali meningkat pada siklus II sebesar 93.33. Gambar 4.13 Grafik peningkatan rata-rata kelas 6,6 6,8 7 7,2 7,4 7,6 7,8 8 7,12 7,50 7,28 7,86 Data Awal Target Capaian Capaian Siklus I Capaian Siklus II Grafik 4.13 menunjukkan prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dari nilai rata- rata kelas belum dapat mencapai target capaian pada siklus I. Rata-rata kelas dari data awal meningkat sebesar 0.16 pada siklus I dan meningkat kembali sebesar 0.58 di siklus II. Selain nilai rata-rata kelas, prestasi belajar juga diukur dengan menlihat peningkatan siswa yang mencapai KKM. Berikut ini juga akan disajikan grafik mengenai peningkatan siswa yang mencapai nilai KKM. Gambar 4.14 Grafik Peningkatan Siswa yang Mencapai Nilai KKM 20 40 60 80 100 60,71 70,00 76,67 77 93,33 Data Awal Target Siklus I Capaian Siklus I Target siklus II Capaian Siklus II Grafik 4.14 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM dalam satu kelas dari kondisi awal sebsesar 60.71 meningkat menjadi 76.67 pada siklus I. Hasil siklus II juga menunjukkan peningkatan menjadi 93.33. Peningkatan kondisi awal ke siklus I sebesar 15.96 dan kembali meningkat sebesar 16.66 pada siklus II. Target capaian yang dibuat pada siklus I dan siklus II dapat tercapai. Peningkatan prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran yang diterapkan yaitu model pembelajaran PBL. Pada proses pembelajarannya, siswa melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang ada di PBL. Menurut Dutch dalam Amir, 2009: 12 PBL merupakan sebuah model instruksional yang menantang siswa untuk bekerja dalam kelompok mencari solusi untuk semuah masalah yang nyata sehingga siswa mempunyai kemampuan menganalisis, mengkritis, dan inisiatif yang baik. Pada proses pembelajaran, model pembelajaran PBL dilaksanakan dengan memberikan sebuah permasalahan yang nyata kepada siswa. Siswa akan mengidentifkasi setiap permasalahan yang diberikan kepada guru, merancang penyelesaian masalah, kemudian memecahkan masalah tersebut. Pada saat yang sama siswa juga akan mendapatkan tutorial dari guru sebagai bahan pertimbangan untuk melanjutkan kegiatan penyelesaian masalah, siswa selanjutnya menyusun sebuah laporan yang akan dijadikan penilian oleh guru. Pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa bekerja dalam kelompok dengan menggunakan LKS sebagai petunjuk melakukan kegiatan. Menurut Margetson dalam Rusman 2012: 230 menyebutkan bahwa PBL membantu untuk meningkatkan perkembangan ketrampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif. PBL juga dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah Tan, Ibrahim, dan Nur dalam Rusman 2012: 242. PBL yang bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan belajar siswa dalam pola piker terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif menyebabkan prestasi belajar siswa meningkat. Minat dan prestasi belajar IPA meningkat dikarenakan kekhasan PBL yang terletak pada tujuh langkah PBL yaitu identifikasi masalah, merancang kegiatan pemecahan masalah, kegiatan pemecahan masalah, kegiatan tutorial, melanjutkan kegiatan penyelesaian masalah, pelaporan, dan penilaian. Kekhasana PBL yang lainnya adalah pemberian sebuah permasalahan yang diakan dijadikan titik tolak pembelajaran materi pembelajaran. Permasalahan yang dipilih merupakan permasalahan yang dekat dengan kehidupan siswa. Selain itu, PBL juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi sosial dengan teman-temannya karena dalam kegiatan pembelajarnnya siswa bekerja secara berkelompok. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh vygotsky dalam Ibrahim dan Nur, 2000: 19 bahwa interaksi sosial dengan teman lain memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual. Berikut ini merupakan langkah-langkah PBL pada kegiatan pembelajaran. Pada tahapan identifikasi masalah. Masalah yang diberikan dekat dengan kehidupan siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat David Ausubel yang menjelaskan bahwa belajar bermakna adalah proses dimana informasi yang baru dihubungkan dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Hal ini menyebabkan informasi yang didapatkan oleh siswa jauh lebih mendalam. Gambar 4.15 Identifikasi Masalah Gambar 4.15 di atas menunjukkan kegiatan identifikasi masalah yang dilakukan oleh siswa. Pada gambar di atas terlihat siswa berdiskusi mengenai permasalahan yang diberikan oleh guru. Seluruh anggota kelompok harus berpikir mengenai masalah yang mereka hadapi. Siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya masing-masing. Salah satu siswa sedang menuliskan hasil identifkasi masalah, anggota kelompok lainnya memperhatikan dengan baik. Berikut juga akan disajikan gambar mengenai kegiatan merancang pemecahan masalah. Gambar 4.16 Merancang Kegiatan Pemecahan Masalah Gambar 4.16 di atas menggambarkan seorang siswa yang sedang membawa air. Siswa tersebut melaksanakan tugasnya mengambil air yang akan digunakan untuk percobaan. Pada gambar di atas terlihat bahwa meja kelompoknya sudah terdapat alat dan bahan lainya yang telah diambil oleh teman-temannya. Berikut juga akan disajikan gambar kegiatan penyelesain masalah. Gambar 4.17 Melaksanakan Kegiatan Pemecahan Masalah Gambar 4.17 menjelaskan mengenai kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa. Pada gambar di atas siswa sedang mengamati perubahan yang terjadi. Salah seorang siswa mencatat, sedangkan anggota kelompok lainnya mengamati percobaan yang mereka lakukan. Seluruh anggota kelompok terlibat dalam kegiatan penyelesaian masalah ini. Berikut juga akan disajikan kegiatan tutorial yang dilakukan oleh guru bersama dengan siswa. Gambar 4.18 Kegiatan Tutorial Gambar 4.18 menjelaskan mengenai kegiatan tutorial yang sedang dilakukan oleh guru kepada kelompok kucing. Guru memberikan masukan kepada kelompok kucing mengenai percobaan yang dilakukan. Siswa memperhatikan masukan yang diberikan oleh guru dengan baik sebagai pertimbangan untuk melanjutkan kegiatan pemecahan masalah. Gambar 4.19 Melanjutkan Kegiatan Penyelesaian Masalah Gambar 4.19 menjelaskan mengenai siswa yang melanjutkan kembali kegiatan pemecahan masalah setelah mendapatkan masukan dari guru. Salah satu siswa mengamati hasil percobaan mereka dengan meletakkan jarinya ke dalam panci. Siswa yang lainnya mencatat hasil pengamatan yang dilakukan temannya. Gambar 4.20 Melaporkan Hasil Penyelesain Masalah Gambar 4.20 menggambarkan perwakilan kelompok melaporkan hasil pekerjaannya. Siswa mengumpulkan lembar LKS yang telah selesai dikerjakan. Berikut ini juga akan disajikan gambar penilaian yang dilakukan guru bersama dengan siswa. Gambar 4.21 Penilaian Gambar 4.21 menggambarkan penilaian yang dilakukan guru oleh siswa. Penilaian dilakukan dengan cara berdiskusi bersama seluruh siswa.Gambar di atas menunjukan bahwa siswa memperhatikan penjelasakan yang diberikan oleh guru. Secara keseluruhan, minat dan prestasi belajar siswa dapat meningkat baik pada siklus I maupun siklus II. Peningkatan minat dan prestasi belajar tersebut sudah mencapai target yang telah ditentukan. Peningkatan minat dan prestasi belajar siswa ini dipengaruhi oleh penerapan pendekatan SCL dan model PBL di dalam kegiatan pembelajaran. 155

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN