PENDAHULUAN Pengaruh humanitarian intervention PBB terhadap politik dalam negeri Myanmar paska bencana cyclone nargis tahun 2008

19

BAB II Politik Domestik Myanmar dan Bencana

Cyclone Nargis Pada bab ini penulis akan menggambarkan tentang Myanmar secara umum. Diantaranya tentang kondisi sosial kemasyarakatan, suku, ras serta kehidupan beragama di Myanmar. Penulis juga akan menjelaskan situasi dan perkembangan pembangunan politik di Myanmar sejak awal Myanmar merdeka hingga terjadinya bencana Cyclone Nargis pada tahun 2008. Selain itu, penulis akan menjelaskan bagaimana situasi perkembangan politik negara Myanmar khususnya paska bencana Cyclone Nargis .

A. Identitas Bangsa Myanmar

Myanmar adalah negara yang terletak di ujung barat wilayah Asia Tenggara dan merupakan negara terbesar di kawasan Asia Tenggara dengan luas wilayah sekitar 676,578 km 2 dengan jumlah penduduk sekitar 50 juta. Secara geografis Myanmar memiliki letak yang cukup strategis, karena berbatasan dengan 5 negara yakni dengan Cina di sebelah utara; Laos di sebelah timur; Thailand di sebelah tenggara; Bangladesh di sebelah barat dan India disebelah barat laut Irewati 2007, h.6. Selain itu, letak Myanmar juga berhadapan dengan Laut Andaman dan Teluk Bengal di sebelah barat dayanya. Dengan memiliki wilayah yang subur, sebagian besar masyarakat Myanmar melakukan kegiatan ekonomi dibidang pertanian. Penduduk Myanmar terbagi ke dalam beberapa kelompok suku bangsa yang memiliki perbedaan baik dalam bahasa maupun agama. 20 Menurut Zahler 2010, h.14 penduduk Myanmar terbagi ke dalam 8 besar kelompok etnis yang kemudian terbagi lagi ke dalam 135 kelompok etnis kecil. Kelompok etnis pertama adalah Burman BamarBirma yang merupakan kelompok etnis terbesar dan mendominasi Myanmar dengan hampir 23 penduduk atau 68 atau sekitar 30 juta penduduk dari seluruh populasi Myanmar. Suku Burman awalnya berasal dari Timur Himalaya yang datang dan mendiami kawasan delta Irrawaddy lebih dari 1200 tahun yang lalu. Suku Burman beragama Budha, dan mereka berbicara bahasa yang mirip dengan bahasa Cina dan Tibet. Selanjutnya, ada suku Shan yang penduduk aslinya juga berasal dari Cina. Suku Shan kurang lebih berjumlah 9-15 dari total populasi Myanmar. Mereka tinggal di wilayah bagian Shan, berbahasa Shan atau Burmese. Suku Shan kebanyakan beragama Budha dan yang lainnya menganut kepercayaan aminisme yang percaya akan roh yang mendiami alam semesta. Warga Shan bermata pencaharian sebagai petani yang biasa menanan padi, buah, sayur dan kedelai dan sebagian lagi bermatapencaharian sebagai penambang. Suku ketiga adalah suku Karen Kayin yang berjumlah sekitar 6 dan datang ke Myanmar dari daerah Tibet. Suku Karen sebagian tinggal di wilayah timur dari negara bagian Karen yang berbatasan dengan Thailand. Sebagian besar suku Karen beragama Budha dan beberapa diantaranya juga ada yang menganut animisme. Sebagian suku Karen lainnya beragama Kristen yang dibawa oleh pemuka agama Kristen dari Amerika Serikat pada abad ke 19. Warga suku Karen berprofesi sebagai petani. Selanjutnya, suku Arakanese Rakhine yang tinggal di negara bagian Rakhine dan berjumlah sekitar 4 dari populasi Myanmar. Suku Rakhine beragama Budha