2. Pengertian Prestasi Belajar
Wingkel 1987: 294 menerangkan bahwa prestasi diperoleh pada akhir proses belajar. Prestasi belajar membuktikan bahwa hasil
belajar sudah diperoleh atau tujuan instruksionalnya sudah tercapai.
3. Prinsip-prinsip Belajar:
Dimyati 2006 mengungkapkan tentang tujuh prinsip-prinsip belajar.
a. Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa
apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan. Motivasi mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar.
Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Minat terhadap suatu bidang timbul cenderung karena motivasi yang
datang baik dari dalam atau dari luar.
b. Keaktifan
Belajar akan terjadi jika ada keaktifan yang muncul dari siswa. Keaktifan bisa dibedakan menjadi dua hal, yaitu keaktifan
fisik dan non-fisik. Keaktifan fisik lebih pada gerak, tingkah laku, dan motorik tubuh, misalnya aktif berjalan, aktif bekerja.
Sedangkan keaktifan non-fisik lebih cenderung datang dari otak atau pikiran. Bisa dicontohkan siswa aktif berpikir menemukan
jawaban dari soal diskusi kasus. Keaktifan non-fisik atau psikis lebih sulit diukur atau diamati daripada keaktifan fisik.
c. Keterlibatan langsung atau bepengalaman
Dalam belajar, keterlibatan siswa secara langsung akan menumbuhkan pengalaman yang berdampak positif bagi siswa.
Dengan pengalaman, maka siswa lebih banyak mengalami secara langsung sehingga ketelibatan emosi dan fisik bisa mendukung
dalam proses perolehan pengetahun, proses mempelajari suatu materi, proses memahami suatu masalah dan lain sebagainya.
d. Pengulangan
Prinsip dari Dimyati sejalan dengan pendapat dari golongan skolastik dimana mereka menyampaikan bahwa belajar itu
hakekatnya ialah mengulang-ulang bahan yang harus dipelajari. Dengan diulang-ulang itu maka bahan pelajaran akan makin di
ingat dikuasai . Dalam kaitan ini pula ahli psikologi juga menyatakan
pendapat yang
sama mengenai
perlunya pengulangan. Ada tiga teori yang menyampaikan tentang
pentingnya pengulangan yaitu, Psikologi Daya, Psikologi Asosiasi, Psikologi Conditioning.
Psikologi daya mengungkapkan “belajar adalah melatih
daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkayal, merasakan,
berpikir, dan sebagainya. Kita bisa menganalogikan dengan pisau yang diasah terus menerus maka akan semakin tajam, begitu juga
air yang jatuh pada pada batu secara terus menerus maka akan timbul cekungan bahkan lobang di batu tersebut. Pada psikologi
asosiasi dan psikologi conditioning juga dipaparkan beberapa hal yang sama berkaitan dengan pengulangan.
e. Tantangan